Anda di halaman 1dari 61

METODE PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

JAMHARIYAH,SST.,M.Kes.
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Metode Pemberdayaan


Masyarakat :
1. Rapid Rural Apraisal (RRA)
2. Participatory Rural apraisal (PRA)
3. Participatory Learning and Action (PLA)
4. Participatory Assessment and Planning (PAP)
5. Participatory Higiene and Sanitation Transformation (PHAST)
6. Communication for Behavior Impact (COMBI)
METODE PEMBERDAYAAN

PENGERTIAN
• Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pemberdayaan
agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

• Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan


pemberdayaan guna mencapai tujuan yang ditentukan
Memberdayakan keluarga & masy
• upaya mendampingi (fasilitasi non instruktif) keluarga & masy scr sistematis

• Tingkatkan pengetahuan, sikap,sadar,mau,mampu utk:


• Punya daya utk bertahan kembangkan diri mandiri
• Memberikan kesempatan & kemauan bersuara
• Kemampuan dan hak utk memilih.
• Proses belajar melalui siklus pemecahan masalah.
• Kembangkan potensi kelg,masy,gt royong & kemitraan.
• Mendorong kemandirian kelg & masyarakat.
• Upaya tingkatkan peran aktif ind, kelg & masy utk cegah & atasi masalah dg
kegiatan dari, oleh, untuk kelg & masy.
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI SIKLUS PEMECAHAN MASALAH

MENGIDENTIFIKASI
FASILITASI MASALAH
& PENYEBABNYA FASILITASI

PROSES
PEMBELAJARAN
MEMANTAU & MASY DESA MERUMUSKAN
EVALUASI UTK BINA (SPIRAL ALTERNATIF2
KELESTARIAN PEME-CAHAN PEMECAHAN
MASALAH)
FASILITASI MENETAPKAN
& MELAKSANAKAN FASILITASI
PEMECAHAN
POTENSI UNTUK PEMBERDAYAAN
Potensi yang dimiliki keluarga:
• SDM dlm keluarga (pendidikan, pekerjaan, dll)
• Nilai dan fungsi serta hubungan dalam keluarga.
• Prasarana, Sarana, dana yang dimiliki keluarga
• Pengetahuan dan tehnologi yang dimiliki keluarga
• Kegiatan atau perilaku dalam keluarga

Potensi yang dimiliki masy


• Tokoh masy, kader, TOGA, dll
• Organisasi kemasyarakatan
• Dana, sarana dan material yang dimiliki masy
• Pengetahuan dan teknologi yang dimiliki masy
• Kegiatan dan sistem yang berkembang di masy
MACAM-MACAM METODE
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
YANG BERSIFAT PARTISIPATIF
1. RAPID RURAL APPRAISAL (RRA)
• Kegiatan penelitian dan pengkajian pedesaan.
• RRA dg analisis kualitatif sbg jembatan metode kuantitatif (kuesioner
terstruktur & perlu waktu panjang dg proses sulit diterapkan di lapangan).
RRA cepat & efisien dlm melakukan identifikasi issue lokal, tidak kaku.
• Penelitian multi disiplin, menggambarkan berbagai persepsi secara holistik,
oleh Tim.
• Lahir RRA(Rapid Rural Appraisal) th 1970-an dg prinsip:
• Kami datang ke masyarakat, kami libatkan masy
• Mencari pengetahuan dari mereka
• Kembali ke kantor utk analisis & menyusun program
• Kami kembali ke desa, serahkan hasil rumusan program
• Merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat.
• Dalam praktek kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar”
dengan atau sedikit melibatkan masyarakat setempat

Metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan


oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar
belakang akademis yang berbeda
(James Beebe, 1995)
Meskipun sering dikatakan sebagai tehnik penelitian yang
“cepat dan kasar/kotor”, tetapi Rapid Rural Appraisal (RRA)
dinilai masih lebih baik dibanding tehnik-tehnik kuantitatif
klasik. Tentang hal ini, Chambers, menyatakan bahwa
dibanding tehnik-tehnik yang lain, Rapid Rural Appraisal
(RRA) merupakan tehnik penilaian yang relatif “terbuka, cepat
dan bersih” (fairly-quickly-clean) dibanding tehnik yang “cepat
dan kotor” (qickly-and-dirty) berupa sekedar kunjungan yang
dilakukan secara singkat oleh seorang “ahli” dari kota.
• Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi
keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya
penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

• Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar;


(a) perspektif sistem,
(b) triangulasi dari pengumpulan data
(c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
Rapid Rural Appraisal (RRA) merupakan suatu tehnik
penilaian yang menggabungkan beberapa tehnik yang terdiri dari:

1. Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah dan


pengamatan lapang secara ringkas.
2. Observasi/ pengamatan lapang secara langsung.
3. Wawancara yg di desain utk individu, kelg, informan kunci
4. Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.
5. Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.
6. Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat
7. Pembuatan laporan lapang secara cepat
Keunggulan dalam Metode RRA
1. Waktu cepat, biaya murah dan hasil tidak bias.
2. Dpt melayani policy makers yang ingin memutuskan suatu hal dg segera dan mereka
memerlukan informasi terakhir sebelum keputusan tsb diambil.
3. Mampu memonitor dan mengevaluasi proyek atau program pembangunan.
4. Mampu melakukan identifikasi dan mendiagnosa masalah atau isu baik dibidang penelitian
maupun perencanaan.
5. Dpt membantu dlm pemecahan cara penyebaran tekhnologi (terutama karena kendala sos.ek.)
dan bgmn mengakomodasi keinginan masy. sebagai pengguna teknologi.
6. Mampu memahami suatu permasalahan atau isu dng perspektif lintas disiplin.
7. Data membantu dlm menginterprestasikan data kuantitatif yg telah dikumpulkan sebelumnya.
Jumlah data yg banyak dan sulit dihubungkan satu dng lainnya, dapat dipecahkan dengan
metode RRA.
Kelemahan dalam Metode RRA
1. Metode sampling diabaikan.
2. Reliabilitas dan validitas informasi dikumpulkan secara cepat. Yang
lebih menonjol expert judgement peneliti (berorientasi
kepentingan peneliti).
3. Tidak mampu mengungkapkan data kuantitatif.
4. Banyak pengambil kebijakan lebih tertarik dengan data konkret,
misalnya suatu teknologi telah diadopsi masy. sebesar 70%,
daripada informasi ttg adopsi teknologi meningkat.
2. PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (
PRA)
• PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari
kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh
masyarakat desa.

• Dengan kata lain PRA adalah pendekatan yang memungkinkan


masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan
menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan
kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak

• (Chambers, 1995).
• Participatory = partisipasi masy = keikut sertaan masy
• Penilaian/Pengkajian utk memahami keadaan/ kondisi di masy/kelg
oleh masy/kelg setempat yg terkait, dipandu/ difasilitasi petugas scr
partisipatip dg bantuan diagram, peta, alat2 ttt, & upaya utk
mengatasi scr partisipatif.
• Metode penelitian & mengumpulkan data metode pembelajaran
masyarakat.
• Pendekatan & teknik pelibatan masy dlm proses pemikiran yg
berlangsung selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program di masy.
• Pelaku : dilakukan antar pelaku/partisipan scr bersama dg
pendamping dari luar.
TUJUAN
Utk pengumpulan data akurat/mendalam berbagai informasi yg
perlu mengeksplorasi masalah mendasar & potensi
• Pengetahuan, pemahaman keadaan/kondisi
• Kebutuhan & prioritas
• kedekatan fisik & kedekatan psikis
• komunikasi, perasaan yg tersirat, nilai, dll
Memfasilitasi kelg/masy utk memahami keadaan/kondisi mereka
sendiri & lingk. proses pembelajaran kelg/ masy sbg peneliti bagi
pengembangan kegiatan mereka sendiri proses pembelajaran
penguatan/ pemberdayaan.
PRA menghasilkan rancangan program yg sesuai dg keadaan masy.
Prinsip-prinsip PRA :

1. Saling belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman


dengan masyarakat
2. Keterlibatan semua anggota kelompok, menghargai
perbedaan, dan informal
3. Orang luar sebagai fasilitator, masyarakat sebagai pelaku
4. Konsep triangulasi, yang merupakan bentuk pemeriksaan
dan pemeriksaan ulang (check and recheck).
5. Optimalisasi hasil, orientasi praktis, dan keberlanjutan
program
TAHAPAN
Persiapan.:
a. Koordinasi dgn kelg atau desa lokasi PRA.
• Menjelaskan rencana PRA
• Menentukan tempat, waktu.
• Menentukan peserta.
• Menyiapkan penyelenggaraan
• Menentukan informasi yg akan dikaji.
b. Menentukan teknik, siapkan alat, instrumen.
c. Pembentukan & pengembangan tugas TIM.
Pelaksanaan PRA utk akurasi data
manfaatkan data dasar yg dikumpulkan ptg (data primer oleh ptg &
data sekunder oleh lembaga potret menurut analisis petugas)
utk akurasi data thd data seb proses partisipatif
• Potret yg sebenarnya
• Potret yg diharapkan kebutuhan nyata dibanding
kenyataan MASALAH.
• Upaya yg diharapkan pecahkan masalah mereka
sendiri.
Data akan > akurat bila melibatkan orang yg tekait dg masalah
tsb / masy setempat.
Utk perencanaan memfasilitasi kelg/masy:
• identifikasi & mengkaji masalah yg mengganggu kesejahteraan mereka
• mencari penyebab terjadinya masalah, & analisis mendalam bahan menyusun
rencana kegiatan secara riil /nyata.
• Identifikasi & mengkaji potensi yg dimiliki menjawab bagaimana cara
atasinya sendiri.
Utk evaluasi keg memfasilitasi kelg/masy
• Lakukan penilaian keg, diselenggarakan scr swadaya
• Perbandingan seb & setelah keg dilakukan
• Masalah & kebutuhan apa yg diselesaikan, & yg masih dibutuhkan.
• Potensi yg masih dapat dikembangkan.
Alat dan Teknik Pelaksanaan PRA

• Observasi (kunjungan)
• Visualisasi
• Peta (peta desa, peta lingkungan)
• Diagram venn
• Kegiatan harian, musim
• Pembobotan.
• Dialog/diskusi & Wawancara Semi terstruktur
Dialog/wawancara antar anggota kelg/orang terkait masalah
Observasi langsung Transek
perlu didampingi nara sumber yg memahami
disusun peta /situasi fisik lainnya
pembuktian kondisi & situasi yg nyata thd kondisi rumah, lingk,
sumber penularan/ sebaran peny, akses pelayanan, akses fasilitas ttt,
dll.
Diagram peran (lingk besar/sedang/kecil, jauh & dekat kontak fisik &
psikis, kedekatan penyebab)
• peran anggota kelg hub thd or yg terkena masalah
• peran lembaga/petugas dlm hub dg keluarga
• peran masalah dg sebab masalah
• peran dlm pengambilan keputusan, dll.
Secara ringkas Langkah PRA

Dalam PRA terdapat 5 kegiatan pokok yaitu


penjajakan/pengenalan kebutuhan, perencanaan
kegiatan, pelaksanaan/pengorganisasian kegiatan,
pemantauan kegiatan dan evaluasi kegiatan.
Langkah PRA
1. Penelusuran sejarah desa
2. Pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan
3. Penyusunan kalender musim dan profil perubahan
4. Analisis pola penggunaan waktu (jadwal sehari-hari)
5. Observasi langsung terhadap dinamika sosial
6. Transect (penelusuran desa) dan pembuatan gambar lingkungan
(pemetaan prasarana, bangunan, ruangan, sumber daya alam dan
lokasi)
Lajutan

7. Pembuatan diagram kajian lembaga desa


8. Pembuatan bagan alur input-output
9. Bagan hubungan antar pihak (diagram venn)
10. Mengkaji mata pencaharian masyarakat
11. Membuat matrik dan peringkat permasalahan yang dihadapi dan ditemukan
masyarakat
12. Wawancara semi-terstruktur atau diskusi kelompok terarah
13. Analisis pola keputusan
14. Studi kasus atau cerita tentang kehidupan, peta mobilisasi masyarakat.
15. Pengurutan potensi atau kekayaan
16. Pengorganisasian masalah
Keunggulan PRA

1. Melibatkan seluruh kelompok masyarakat.


2. Keikutsertaan masyarakat miskin.
3. Rasa tanggung jawab masyarakat akan keberlangsungan program
lebih besar.
4. Melibatkan gender pada program.
5. Cocok diterapkan dimana saja.
Kelemahan PRA

1. Tidak semua fasilitator program memiliki kemampuan yang baik


dalam memfasilitasi masyarakat.
2. Pendekatan PRA identik dengan rapat-rapat,
pertemuan-pertemuan, dan musyawarah-musyawarah yang sifatnya
umum.
3. Sebagian fasilitator belum terampil dalam memfasilitasi pengolahan
dan analisis informasi.
Perbedaan RRA denga PRA
RRA PRA
Kurun waktu perkembangan Akhir tahun 1970-an Akhir tahun 1980-an
(awal 1980-an) (awal 1990-an)
Pembaharu Kalangan universitas Kalangan LSM/ornop
Pengguna utama (main users) Kalangan universitas, donor Kalangan LSM/ornop
Sumber pengetahuan Pengetahuan masyarakat Kemampuan masyarakat setempat
setempat
Inovasi ditujukan pada Metode/teknik Perilaku
Digunakan orang luar untuk Menggali (ekstraktif) Memfasilitasi partisipasi
Tujuan Pengumpulan data (penelitian) Pemberdayaan masyarakat
Pelaku utama (main actors) Orang luar (peneliti) Masyarakat setempat
Hasil-hasil jangka panjang Perencanaan, proyek, publikasi Pengembangan kelembagaan dan tindakan
masyarakat lokal yang berkelanjutan
3. PARTICIPATORY LEARNING AND ACTION
(PLA)
• Mendorong partisipasi melalui belajar & bertindak bersama.
• Masyarakat membangun karsa untuk menyelesaikan masalah sendiri. Dan
orang luar mendorong terwujudnya mimpi tsb
• Tujuan: Masyarakat diberi tempat untuk ememahami masalahnya,
fasilitator membantu untuk mendorong agar mereka keluar dari persoalan
yang dihadapi.
• Komunikasi dua arah, kesetaraan,
• Menemukan cara untuk mengembalikan pengambilan keputusan pada
masyarakat
• Untuk membangun bersama dan untuk bertindak bersama.
• Masyarakat berbicara dan fasilitator luar mendengarkan.
PLA merupakan metode pemberdayaan masyarakat yang terdiri
dari proses belajar (melalui ceramah, curah pendapat, diskusi)
tentang sesuatu topik. Yang segera setelah itu diikuti dengan aksi
atau kegiatan riil yang relevan dengan materi pemberdayaan
masyarakat tersebut dengan prinsip-prinsip:
1. Merupakan proses belajar secara berkelompok yang dilakukan
oleh Stakeholder secara interaktif dalam suatu proses analisis bersama.
2. Multi Perspective Mencerminkan keragaman interpretasi dari para pihak.
3. Spesifik lokasi Sesuai dengan kondisi para pihak yang terlibat.
4. Difasilitasi oleh ahli dan stakeholder yang bertindak sebagai katalisator
dan fasilitator dalam pengambilan keputusan, serta meneruskannya
kepada pengambil keputusan.
5. Pemimpin perubahan Keputusan yang diambil melalui PLA akan
dijadikan acuan bagi perubahan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat
setempat
Participatory Learning and Action (PLA) merupakan metoda penilaian keadaan
secara partisipatif, yang dilakukan pada tahapan awal perencaanaan kegiatan.
Melalui PLA,dilakukan kegiatan-kegiatan:
1. Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian keadaan.
2. Analisis keadaan yang berupa:
• Keadaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di masa depan
• Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan-alasan atau penyebabnya.
• Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan masalah
• Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau analisis strength, weaknes, opportunity,
and threat (SWOT) terhadap semua alternatif pemercahan masalah
3. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak
atau dapat dihandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan
diterima oleh sistem sosialnya).
4. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari
para pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan
yang dapat diharapkan untuk melaksanakan program/kegiatan
yang akan diusulkan/direkomendasikan.
4. PARTICIPATORY ASSESSMENT AND
PLANNING (PAP)

PAP sejalan bahkan serupa dengan metode PRA.


Metode ini diadopsi dari 2 sumber yaitu Field Book dan
Partisipatory Analysis Techniques
Metode PAP terdiri atas 4 langkah yaitu:

a. Menemukan masalah
Langkah ini dimaksudkan agar masyarakat mengidentifikasi kondisi,
situasi dan masalah sosial di sekitar masyarakat setempat.

b. Menemu Kenali Potensi


Potensi yang dimiliki masyarakat ini merupakan sistem sumber yang dapat
dikelola secara optimal guna mengatasi permasalahan sosial maupun
pemberdayaan masyarakat setempat.
c. Menganalisis masalah dan potensi
Mengkaji berbagai masalah, penyebab, hubungan kausalitas serta
fokus masalah, mencari prioritas masalah, faktor pendukung maupun
penghambat.

d. Memilih solusi pemecahan masalah


Langkah ini merupakan upaya-upaya kongkrit untuk memecahkan
masalah melalui kegiatan :
1) mencegah timbulnya masalah lebih jauh,
2) memobilisasi sistem sumber dan potensi,
3) menentukan alternatif pemecahan masalah dan
4) pertemuan masyarakat untuk menentukan skenario tindakan
5. PARTICIPATORY HIGIENE AND SANITATION
TRANSFORMATION (PHAST)

PHAST merupakan metode pembelajaran partisipatif dalam


membangun kemampuan swadaya masyarakat untuk
memecahkan masalah masyarakat.
Tujuan PHAST adalah untuk memberdayakan masyarakat
dalam mengelola air dan mengendalikan penyakit yang
berhubungan dengan sanitasi melalui peningkatan
kesadaran terhadap kesehatan serta perbaikan dan perilaku
Prinsip – prinsip pemberdayaan masyarakat pada
PHAST:

1. Warga masyarakat menentukan prioritas pencegahan


penyakit,
2. warga masyarakat secara kolektif telah memiliki
pengalaman dan pengetahuan kesehatan yang sangat
hebat, dalam dan luas
3. Masyarakat mampu untuk mencapai kesepakatan
mengenai perilaku- perilaku hygiene dan system sanitasi
yang lebih tepat dengan lingkungan ekologis dan budaya,
4. Bila warga masyarakat mengerti bahwa sanitasi itu
menguntungkan, maka mereka akan bertindak,
5. Warga masyarakat dapat mengelola seperangkat
penghalang atau barrier yang dapat membantu
untuk menghambat penularan penyakit, masyarakat
dapat mengidentifikasi penghalang yang tepat
berdasarkan pada persepsi efektifitas dan menurut
sumber daya setempat.
Memahami tahapan-tahapan PHAST

a. Cerita masyarakat
• Mengungkapkan masalah yg penting
P 1 • Menghasilkan kreativitas – PHAST utk semua
STE ikasi orang dan semua tingkatan
nt i f • Membangun semangat kerjasama tim
Ide salah
Ma b. Masalah kesehatan yg ada di
masyarakat
• Membantu masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatan yang prioritas
• Mengidentifikasi hal yg dapat dilakukan oleh
masyarakat utk memecahkan permasalahan
kesehatan mereka
a. Membuat peta masyarakat
• Pemetaan masalah air dan sanitasi di masyarakat
b. Perilaku kebersihan diri yg baik dan buruk
• Apa sebenarnya yang dilihat masyarakat sebagai
E P 2 perilaku yg baik dan buruk
ST a l a h
M a s • Pemeriksaan kebiasaan masyarakat sehari-hari
al i s a
An • Perbedaan antara pengetahuan dan perilaku
c. Bagaimana penyakit menyebar
• Mengenal dan menganalisa bagaimana penyakit itu
menyebar/menular
• Memperagakan hubungan antara perilaku, fasilitas
yg ada dan penyakit
STEP 3
Perencanaan untuk solusi
a. Menghentikan penyebaran penyakit
Mengidentifikasi kejadian yang dpt menghambat penyebaran penyakit
b. Menseleksi hambatan-hambatan yg ada
Menganalisa efektifitas dan efisiensi dari penghambatan penyakit
yang direncanakan
c. Tugas dari laki2 dan perempuan di masyarakat
Tugas yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di tingkat rumah
tangga
Mengidentifikasi segala kemungkinan perubahan penugasan
a. Memilih perbaikan sanitasi
Menggambarkan situasi saat ini
Mengidentifikasi pilihan air bersih & sanitasi yang
diinginkan di kemudian hari
b. Memilih perbaikan perilaku kebersihan diri
STEP 4 Perilaku kebersihan diri yang ingin dikerjakan oleh
Pemilihan masyarakat
Opsi-opsi c. Menyediakan waktu untuk pertanyaan
Mengajukan pertanyaan2 tentang proses dan
umpan balik dari sesama peserta yang dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan
kelompok
STEP 5: Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan
perubahan perilaku

a. Perencanaan untuk perubahan


Mengembangkan rencana untuk perubahan

b. Perencanaan siapa melakukan apa cara mengatasinya


Membantu mengidentifikasi siapa yg bertanggungjawab
Jadual kerja untuk implementasi
Mengidentifikasi apa yg mungkin tidak berjalan sebagaimana
mestinya
Memikirkan masalah yang mungkin terjadi dalam implementasi dan
STEP 6 – Perencanaan untuk pemantauan dan
evaluasi
Menyiapkan cara utk menilai kemajuan kita
Menyiapkan metoda untuk menilai kemajuan di masyarakat
Menugaskan orang 2 yg bertanggungjawab utk menilai
kemajuan tsb
Tentukan waktu untuk evaluasi pelaksanaan proyek

STEP 7. Evaluasi yang Partisipatif


Menilai kemajuan
Melihat tujuan yang di tentukan dulu, apa yang sudah tercapai.
6. COMMUNICATION FOR BEHAVIOR
IMPACT (COMBI)

COMBI merupakan mobilisasi yang diarahkan pada penggerakan


tugas semua masyarakat dan perorangan yang
mempengaruhi tindakan tepat secara perorangan dan keluarga.
COMBI merupakan proses dengan strategi campuran berbagai
intervensi komunikasi yang dimaksudkan untuk mengikut sertakan
perorangan dan keluarga dalam mempertimbangkan
perilaku-perilaku sehat yang direkomendasikan dan untuk
mendorong penerimaan dan pemeliharaan perilaku
COMBI merupakan metode penggerakan masyarakat yang mengintegrasikan
pendidikan kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), teknik pemasaran
sosial dan mobilisasi masyarakat, untuk mengubah perilaku yang berlandaskan
pada perubahan pengetahuan, sikap dan praktik/tindakan.

Metode ini adalah salah satu metode penggerakan masyarakat yang dipilih dalam
rangka menanggulangi masalah-masalah kesehatan misalnya; pencegahan
penyakit demam berdarah (Dengue), eliminasi penyakit kaki gajah dll
Adapun langkah-langkah kunci dalam merancang
rencana COMBI meliputi :

1) mengidentifikasi tujuan yang berhubungan dengan


perilaku,
2) analisis situasi pasar,
3) strategi komunikasi dan campuran,
4) implementasi, pemantauan dan penilaian, serta
anggaran.
Tujuan COMBI
• Menggerakkan berbagai sektor komunitas untuk
menangani isu dalam komunitas.

• Mewujudkan tanggungjawab bersama dalam


komunitas.

• Mempengaruhi serta memperkuat keputusan / perilaku


/ norma sosial dalam masyarakat.
Program COMBI merupakan satu pendekatan yang berorientasi dari
komunitas untuk komunitas. Kelompok sasaran bagi pelaksanaan proyek ini
berpandukan kepada situasi berikut:
• Wabah berulang,
• Wabah tidak terkendali atau
• Lokalitas wabah
• Lokalitas yang pernah terjadi kejadian kasus
• Lokalitas yang memiliki Indeks Entomologi tinggi
• Lokalitas yang sukarela untuk mendirikan proyek COMBI
Contoh program COMBI

Program COMBI untuk pengendalian penyakit tertentu maka


hal tehnis yang dilakukan secara berturut mengukur
indikator-indikator ttg pengendalian penyakit yg sudah dikenal
secara tehnis, dengan melakukan identifikasi wilayah yang
akan di intervensi berdasar atas tingginya angka kesakitan,
tingginya tingkat kematian, tingginya resiko terhadap penyakit,
pengamatan perilaku masyarakat atau pengumpulan data
tentang perilaku tersebut.
• Survey sederhana ttg perilaku masy. perilaku yg ada
hubungannya dg program yg akan dijalankan, mis. utk
pemberantasan DBD maka perilaku yang diamati:
perilaku yg ada hubungan dg container air yg menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk penyebar virus dengue
bgmn mereka bersikap jika ada anggota keluarga yang
terkena DB,
• Survei dilakukan secara kualitatif dng memilih lokasi dan
kelompok masy. tertentu, mengumpulkan istilah-istilah yang
dipakai sehari-hari atau demam berdarah versi masyarakat,
nyamuk dan jentik dalam bahasa lokal, media komunikasi
yang digemari oleh masyarakat.
Mencari perilaku baru mencari dan menentukan kegiatan
perilaku positif yang akan diperkenalkan atau
mengidentifikasi perilaku negatif yang akan dihilangkan.

Contoh dalam penanggulangan DBD maka survey tehnis


dibutuhkan untuk mengidentifikasi jenis kontainer atau
tempat penampungan air yang paling banyak mengandung
jentik nyamuk aedes atau kontainer air yang potensial untuk
menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.
Membuat daftar perilaku negatif:

Perilaku negatif sikap perilaku perorangan maupun masy. yg berpengaruh thd


peningkatan resiko terhadap suatu penyakit, perilaku negatif di catat dalam daftar
perilaku negatif yg sudah disetujui bersama oleh anggota team, mis. untuk perilaku
negatif yg ada hub. dg perkembangan penyakit DBD :
• Membiarkan jentik berkembang biak pada bak mandi
• Membiarkan kaleng bekas/botol/wadah berisi air sehingga jadi tempat nyamuk
berkembang biak
• Membuat wadah/tatakan pot kembang yang menjadi tempat nyamuk berkembang
• Tidak membersihkan kontainer penampungan air pada lemari es
• Tidak membersihkan buangan sisa air dispenser
• Membiarkan anggota keluarga yang sakit tidak berobat ke Puskesmas/dokter
Daftar perilaku positif

Perilaku positif perilaku yg dianggap dpt membantu


mengurangi resiko timbulnya suatu penyakit atau menghindari
dampak buruk suatu penyakit.
Secara tidak sengaja biasanya ditemukan perilaku positip
dalam masy. yg sudah merup. kebiasaan turun temurun atau
kebiasaan yang berhub. dengan budaya setempat maupun
akibat dari penyuluhan kes., atau iklan yg pernah diterima
sebelumnya; atau sebagai akibat dari meniru perilaku anggota
masyarakat lainnya.
Misalnya daftar perilaku positif yg dpt mengurangi penyebaran
DBD:
• Mencuci dan menguras air bak mandi sekali seminggu
• Mengubur dan menyingkirkan kaleng/botol bekas/ban bekas
• Membersihkan dan mengeringkan tatakan kembang sekali
seminggu/tidak memakai tatakan pot kembang
• Membersihkan sisa buangan air lemari es setiap minggu
• Membersihkan sisa buangan air dispenser setiap minggu
• Anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke Puskesmas
• Menyemprot rumah dengan semprotan pembunuh nyamuk
Perilaku baru perilaku yang belum diketahui secara umum,
perilaku ini adalah perilaku positif yang dianggap sangat perlu
dilakukan untuk membantu mengatasi suatu masalah
misalnya perilaku mencuci tangan setiap habis bepergian atau
mencuci tangan setiap sampai dikantor.
Perilaku ini diperkenalkan kepada masyarakat agar dapat
dilakukan oleh masyarakat karena bermanfaat dalam
menghindari penularan penyakit, flu burung, diare dan penyakit
perut lainnya
Pendekatan penyampaian pesan yang dilakukan pada
“COMBI” adalah pendekatan komunikatif yang menyeluruh
dan melibatkan sebanyak mungkin orang dan tokoh yaitu:
mulai dari para pengambil keputusan, tokoh masyarakat,
celebrity, masyarakat awam dan tokoh organisasi lainnya
serta pihak swasta.
Filosofi yang dianut oleh “COMBI” adalah mengajak individu atau
kelompok masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan yang positif
secara terus menerus sehingga masyarakat maupun orang perorangan
menjadi terbiasa melakukan kegiatan positif sampai dengan
terciptanya suatu “gaya hidup” atau “Life style” tertentu.
Contoh lain??

COVID-19

Anda mungkin juga menyukai