Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shella Atika Pramestasari

NIM : 185040101111009
Kelas : F

1. Jelaskan pengertian metode RRA (Rapid Rural Appraisal) dan PRA (Participatory
Rural Appraisal)
Jawab :
Metode RRA (penilaian perdesaan secara cepat) adalah metode yang digunakan
untuk memperoleh informasi dalam waktu cepat, hemat biaya, akurat dan mendalam,
sebagai basis untuk perencanaaan pembangunan dan tindakan. Metode RRA memerlukan
peneliti untuk berbicara secara ekstensif dan secara informal dengan orang perdesaan dan
untuk mengamati kondisi-kondisi lokal. (Chambers, 1992)

Sedangkan metode PRA merupakan sebuah metode pengembangan dari metode RRA
yang digunakan untuk memahami desa secara partisipatif memberikan sebuah gambaran
tentang adanya perkembangan kelompok pendekatan dan metode yang memberikan
kesempatan kepada masyarakat desa untuk turut ambil bagian dalam menambah dan
menganalisis pengetahuan tentang kondisi dalam rangka menyusun perencanaan dan
aksi/tindakan. (Chambers, 1992)

2. Jelaskan prinsip-prinsip metode RRA dan PRA


Jawab :
Sedikitnya ada 5 (lima) prinsip utama metode RRA/PRA menurut AR Noor (2003) yaitu:
 Partisipatif : masyarakat setempat diperlakukan sebagai mitra dalam
pengumpulan dan analisis data;
 Luwes : bukan sebagai metode baku, tergantung pada tujuan, sumberdaya,
keterampilan, keahlian dan waktu;
 Bekerjasama: antara pihak luar dan masyarakat, laki-laki maupun perempuan,
dan gabungan berbagai bidang disiplin ilmu;
 Hemat: menghemat biaya dan waktu, tetapi memadai untuk analisis dan
perencanaan;
 Sistematis: pengambilan sampel ter-strata agar memperbesar tingkat keabsahan
dan kepercayaan; untuk memeriksa ulang hasil survei dasar
Sedangkan menurut Dunn McMillan (1991), adapun prinsip kedua metode ini :
1) Suatu proses pembalikan pemahaman, yaitu belajar dari masyarakat setempat tentang
suatu isu-isu.
2) Belajar dengan cepat dan progresif melalui eksplorasi yang terencana
3) Menyeimbangkan bias
4) Optimalisasi pertukaran, mengaitkan biaya pemahaman dengan informasi yang
bermanfaat.
5) Membuat network mengenai pengukuran :metode, jenis informasi, peneliti
6) Mencari keanekaragaman informasi dan kekayaan informasi dengan jalan mencari
dan meneliti
3. Jelaskan perbedaan RRA dan PRA

Jawab :
Menurut Chambers (1992), perbedaan RRA dan PRA :

Perbedaan mendasar antara RRA dan PRA adalah RRA belum banyak
memasukkan aspek partisispasi dalam pelaksanaannya. Tingkat partisipasi dalam
PRA tidak sama, ada kalanya diperlukan tingkat partisipasi tinggi, kadang rendah.
4. Jelaskan kelemahan dan kelebihan RRA dan PRA
Jawab :
Menurut Chambers (1992), ada lima kelemahan RRA dan PRA yaitu :
Pertama, kemungkinan fadisme. RRA dan PRA dapat didiskreditkan akibat adanya
penyalahgunaan serta adopsi yang terlalu cepat, dan memberikan label tanpa makna yang
jelas. Gejalanya adalah adanya permintaan pelatihan yang melebihi tenaga pelatih yang
tersedia dan memiliki kopetensi, permintaan bahwa konsultan menerapkan PRA atau
sekarang menggunakan PRA dan kemudian disanggupi konsultan, sementara konsultan
tidak tahu tentang PRA dan RRA, atau mereka adalah orang yang tidak memiliki
kompetensi tentang metode ini.

Kedua, terlalu cepat mengambil kesimpulan (tergesa-gesaan). Kata rapid dalam RRA
sering dibuat alasan untuk melakukan segala sesuatu secara cepat tanpa
mempertimbangkan berbagai faktor. Sebagai misal dalam melakukan program coastal
management yang dicari hanya masyarakat yang levelnya rendah atau sebaliknya.
Akibatnya banyak waktu yang tersisa, sementara sebenarnya RRA dapat saja
memerlukan waktu yang relatif lebih lama mengingat sistem belajar dan aksi yang
digunakan untuk RRA dan PRA adalah beragam.

Ketiga, formalisme. Adanya dorongan untuk membakukan dan menyusun strategi


dalam penerapan RRA dan PRA membuat orang mencari dan menyusun buku pedoman
atau manual. Biasanya berupa pengalaman, resep-resep praktis RRA dan PRA. Buku
manual diperingkas, tetapi volumenya berkembang sangat pesat, karena adanya berbagai
edisi. Bahayanya adalah jika pelatihan hanya berdasarkan teks tanpa diikuti praktek
lapangan yang lebih nyata.

Keempat, adalah kebiasaan. Para praktisi dan pelatih menjadi jenuh karena rutinitas
dan kebiasaan. Ada beragam cara untuk melakukan pemetaan dan pembuatan model
partisipatif. Untuk mengurangi kejenuhan atau memelihara semangat, perlu dilakukan
pertukaran pelatih antar benua, saling berbagi pendekatan, metode dan pengalaman di
lapangan.

Kelima, adalah penolakan. Diantara para pelopor yang telah memberikan sumbangan
pada PRA, penelitian partisipatif, penelitian kerja partisipatif, antropologi terapan,
analisis agroekosistem, penelitian sistem usahatani dan RRA itu sendiri yang telah
memperkaya PRA merasa bahwa mereka tidak mendapatkan pengakuan hak, ketika apa
yang seharusnya merasa dihargai. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan yang begitu
pesat dalam PRA terutama adanya pemikiran konstruktif dan kritis terhadap pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam PRA. Lebih tegasnya, PRA di masa kini merupakan
sebuah pendekatan partisipatif yang terbuka, saling berbagi dan rasa memiliki yang kuat
akan isu yang dihadapi, menuju perbaikan yang dikehendaki.

Kelebihan metode RRA :

a. Waktu cepat, biaya murah dan hasil tidak bias.


b. Dapat melayani policy makers yang ingin memutuskan suatu hal dengan segera dan
mereka memerlukan informasi terakhir sebelum keputusan tersebut diambil.
c. Mampu memonitor dan mengevaluasi proyek atau program pembangunan.
d. Mampu melakukan identifikasi dan mendiagnosa masalah atau isu baik dibidang
penelitian maupun perencanaan.
e. Dapat membantu dalam pemecahan cara penyebaran teknologi (terutama karena kendala
sosial dan ekonomi) dan bagaimana mengakomodasi keinginan masyarakat sebagai
pengguna tekhnologi.
f. Mampu memahami suatu permasalahan atau isu dengan perspektif lintas disiplin.
g. Data membantu dalam menginterprestasikan data kuantitatif yang telah dikumpulkan
sebelumnya. Jumlah data yang banyak dan sulit dihubungkan satu dengan lainnya, dapat
dipecahkan dengan metode RRA. (Zakaria Z, 2010)
Kelebihan PRA adalah sebagai berikut :
a. Melibatkan seluruh kelompok masyarakat.
b. Keikutsertaan masyarakat miskin.
c. Rasa tanggung jawab masyarakat akan keberlangsungan program lebih besar.
d. Melibatkan gender pada program.
e. Cocok diterapkan dimana saja. (Zakaria Z, 2010)
5. Apakah metode RRA dan PRA harus digunakan semua untuk mengidentifikasi
masalah sosial di masyarakat? Atau cukup menggunakan salah satu saja untuk
mengidentifikasi masalah sosial? Berikan alasannya!
Jawab :
Menurut saya metode PRA mampu mengidentifikasi masalah sosial di masyarakat.,
karena metode ini merupakan penyempuranaan dari metode RRA. Dalam metode PRA
masyarakat memainkan peranan yang lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis
data dan pengembangan intervensi seperti pengembangan-pengembangan masyarakat
yang didasarkan pada pengertian terhadap program keseluruhan. Proses ini akan
memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan dalam memecahkan masalah
mereka sendiri yang lebih baik dibanding melalui intervensi dari luar.

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan


masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga
masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan
sekedar obyek pembangunan. (Gitosaputro, 2006)
DAFTAR PUSTAKA

AR.Noor; ìCommunity Need Assessment dan Metode PRA Dalam Pelaksanaan Penilaian
Kondisi Desa Pesisir Secara Partisipatip, PPNPS ñ Jakarta, 2003

Chambers, R. 1992. Rural Appraisal: Rapid, Rilex and Participat0I-y. institute of


Development Studies, Brighton. Dm, T and McMillan, A., 1991. 'Nction
Research: The Application of Rapid Rml Appraisal to Learn about Issues of
Concern in Landcare Areas Near Wagga Wagga, NSW", Paper presented to a
Conference on Agricultural, Education and Information Transfer, Murrumbigee
College of Agriculture, NSW, Septernber30toOctober2,1991.

Dm, T and McMillan, A., 1991. 'Nction Research: The Application of Rapid Rml
Appraisal to Learn about Issues of Concern in Landcare Areas Near Wagga
Wagga, NSW", Paper presented to a Conference on Agricultural, Education and
Information Transfer, M igee College of Agriculture, NSW,
Septernber30toOctober2,1991.

Gitosaputro, S. 2006. Implementasi Participatory Rural Appraisal (Pra) Dalam


Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam.
Lampung.
Zakaria, Z. 2010. Model STARLET, Suatu Usulan Untuk Mitigasi Bencana Longsor
dengan Pendekatan Genetika Wilayah. Jurnal Geologi Indonesia. Vol. 5, No. 2.
Juni 2010. hal. 93-112

Anda mungkin juga menyukai