Anda di halaman 1dari 1

Permasalahan yang mungkin terjadi

1. Adanya banyak pihak kontra dalam pelegalan cantrang

Diberlakukannya kebijakan tersebut mengakibatkan berbagai macam respon dari berbagai


pihak, apabila dilihat dari sisi tingkat manfaat dari alat tangkap cantrang, alat tangkap cantrang
adalah salah satu alat tangkap yang efektif, yang berarti dalam satu kali beroprasi maka akan
mendapatkan banyak hasil. Disisi lain cantrang memiliki kelemahan yaitu tidak selektif dalam
proses penangkapan ikan, dan akhirnya para nelayan akan membuang hasil tangkapan yang
dirasa tidak mereka inginkan, oleh karena itu dampak negatif penggunaan cantrang terhadap
ekosistem antara lain eksploitasi ikan kecil, rusaknya terumbu karang, dll. Kebijakan tersebut
dinilai hanya melayani nelayan berskala besar.

2. Ekspor benih lobster

KIARA menginginkan bahwa tidak hanya pelarangan tetapi juga pencabutan Permen KP 59 tahun
2020 yang dinilai merupakan langkah yang baik apabila memang dari pemerintah ingin
menghentikan proses ekspor benih lobster. Jika KKP serius mau melarang ekspor benih lobster,
perlu ada pendataan yang jelas mengenai sentra-sentra budidaya lobster di seluruh Indonesia
yang dikelola oleh nelayan atau pembudidaya skala kecil atau tradisional di Indonesia.
Pendataan mengenai berapa banyak nelayan atau pembudidaya skala kecil atau tradisional di
Indonesia sangat penting karena budi daya atau pembesaran benih lobster di dalam negeri harus
melibatkan mereka. Terakhir, KIARA mendesak kepada KKP untuk serius memperkuat koperasi-
koperasi nelayan yang selama ini terbukti menjadi wadah bagi pengembangan sosial-ekonomi
para nelayan dan pembudidaya skala kecil atau tradisional dalam mengembangkan usaha budi
daya lobster.

Anda mungkin juga menyukai