Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa kaitannya modal sosial dengan pengembangan masyarakat


Modal sosial mencakup berbagai elemen, seperti kepercayaan, norma sosial, jaringan sosial,
partisipasi politik, dan kerjasama di antara anggota masyarakat. Kaitan modal sosial dengan
pengembangan masyarakat adalah dalam aspek non fisik dalam hal interaksi antar elemen.
Hal ini mencerminkan kualitas hubungan sosial sebab melibatkan adanya interaksi,
kepercayaan dan juga kerjasama antar pihak. Modal sosial dapat diartikan sebagai pondasi
dasar dalam mengeratkan antar elemen/pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan
masyarakat

2. Apa bedanya PRA dan RRA


RRA (Rapid Rural Appraisal) dan PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah dua metode
penelitian partisipatif yang sering digunakan dalam konteks pengembangan pedesaan.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang serupa, yaitu untuk memahami kondisi dan
kebutuhan masyarakat di daerah pedesaan, terdapat beberapa perbedaan antara RRA dan
PRA, yang meliputi:

1. Pendekatan: RRA adalah pendekatan yang lebih terstruktur dan top-down, di mana para
peneliti atau pengamat berperan penting dalam mengumpulkan data dan menganalisis
informasi. Di sisi lain, PRA merupakan pendekatan yang lebih partisipatif dan bottom-up,
dengan melibatkan langsung masyarakat dalam proses pengumpulan data, analisis, dan
pengambilan keputusan.

2. Fokus: RRA lebih berfokus pada pemahaman kondisi fisik dan ekonomi di daerah
pedesaan, termasuk infrastruktur, sumber daya alam, dan aspek ekonomi. PRA lebih
berfokus pada pemahaman kondisi sosial, budaya, dan dinamika komunitas, serta melibatkan
masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan potensi yang ada.

3. Metode: RRA menggunakan berbagai metode penelitian seperti survei terstruktur,


wawancara, observasi langsung, dan analisis data sekunder. PRA menggunakan metode yang
lebih partisipatif, seperti diskusi kelompok, pemetaan partisipatif, permainan peran, cerita
hidup, dan diagram Venn.

4. Peran peneliti: Dalam RRA, peneliti memainkan peran yang lebih dominan dalam
mengumpulkan dan menganalisis data. Mereka sering kali memiliki kontrol penuh atas
proses penelitian. Dalam PRA, peneliti berperan sebagai fasilitator dan pendukung dalam
memfasilitasi partisipasi aktif masyarakat dalam seluruh proses penelitian.

5. Hasil dan pengambilan keputusan: RRA cenderung menghasilkan data dan informasi yang
lebih objektif dan berfokus pada aspek fisik dan ekonomi. Hasil RRA sering digunakan oleh
lembaga pengambil keputusan untuk perencanaan dan pengembangan program. PRA, di sisi
lain, menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perspektif masyarakat dan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa RRA dan PRA memiliki pendekatan yang berbeda dalam
melibatkan masyarakat dalam penelitian dan pengembangan pedesaan. PRA lebih
menekankan pada partisipasi aktif masyarakat dan memahami konteks sosial, budaya, dan
komunitas secara lebih komprehensif.
Dari video di atas, jelaskan inti dari implementasi RRA dan PRA sesuai studi kasus
Dari video diatas studi kasus yang dibahas adalah implementasi program 1000 desa
bambu yang melibatkan penerapan metode RRA dan PRA didalamnya. Implementasi
kedua metode tersebut disesuaikan dengan kondisi eksisiting baik secara fisik maupun
non fisik yang meliputi sumber daya manusianya dan keterlibatan pihak-pihak dalam
implementasi program. Metode PRA merupakan metode yang jika diartikan setiap
katanya menggambarkan keterkaitan antara partisipasi antar pihak desa dan proses
pengkajian. PRA adalah salah satu bagian dari riset aksi yang akan dilakukan didesa yang
bersangkutan artinya PRA dilakukan ketika sudah mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak untuk pelaksanaan program baik dalam bentuk dukungan kebijakan, pembiayaan
dan sumber daya. Hal itu membuat pelaksanaan PRA membutuhkan waktu yang lebih
lama dibanding RRA. PRA membutuhkan waktu sekitar 7-14 hari yang dimana
didalamnya juga melibatkan instrumen RRA lalu dikolaboriasikan dengan instrumen
PRA. Metode PRA merupakan metode yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat
sehingga aspek desentralisasi dan pemberdayaan dengan kepemilikan dankontrol aset
produksi sebagai elemen kunci. Oleh karena itu PRA juga dikatakan dapat menjadi titik
masuk pemberdayaan,

Berbeda dengan PRA yang membutuhkan waktu yang realtif lama, metode RRA hanya
memerlukan waktu yang singkat yaitu sekitar 3-5 hari. Metode ini cocok digunakan pada
kondisi ketika program belum sepenuhnya mendapatlan dukungan dari pihak terkait
namun memiliki potensi untuk tetap direalisasikan dengan catatan kondisi eksisting baik
dari ketersediaan sumber daya dan SDMnya mumpuni. Metode RRA digambarkan
sebagai tahap penjajakan awal untuk menilai kelayakan suatu desa terhadap indikasi
program yang melibatkan instrumen observasi agroekosistem, berkenalan dengan bambu
didesa dan sensus. Namun dikarenakan waktu yang digunakan singkat RRA memiliki
konsekuensi yaitu harus lebih partisipatif dalam setiap proses untuk melengkapi tahap
kajian yang kurang dalam melibatkan parttisipasi masyarakat.
Baik dari metode PRA maupun RRA keduanya memiliki salah satu kesamaan yaitu peran
seorang fasilitator untuk menjembatani interaksi dan komunikasi antar pihak serta
memberikan pendampingan untuk pelaksaan program dengan meotde terpilih. Pada
intinya program 1000 desa bambu ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan melalui pengolahan bambu secara berkelanjutan
dan metode PRA serta RRA digunakan untuk menjembatani masyarakat dalam pelaksaan
program sekaligus mewujudkan pemberdayaan masyarakat.
3. PermalinkShow parentReply

4. Lokal ekonomi development (LED)

Anda mungkin juga menyukai