Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi masyarakat dalam kebijakan pembangunan di negara–

negara yang menerapkan sistem demokrasi termasuk di Indonesia bukanlah

hal yang baru. Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk

memberikan kesempatan dan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat

secara bersama – sama untuk memecahkan berbagai persoalan yang ada.

Sebagai salah satu konsep dan praktek pembangunan, konsep partisipasi baru

dibicarakan pada masa orde baru ketika berbagai lembaga internasional

mempromosikan partisipasi dalam praktek perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembangunan. Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam

pembangunan desa, dikarenakan masyarakat desa itu sendiri yang lebih

mengetahui berbagai permasalahan seperti halnya, pembangunan infrasrtuktur

sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang ada sehingga

memudahkan proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Landasan yuridis pelaksanaan partisipasi masyarakat tertuang dalam

UUD 1945 yang menyebutkan bahwa partisipasi adalah hak dasar warga

negara, dan partisipasi politik sebagai prinsip dasar demokrasi. Dalam Pasal

78 ayat 1 dan 2 UU No. 6 Tahun 2014 dikatakan bahwa pembangunan desa

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas

1
hidup manusia, penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan

dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi

ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan. Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari

keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun

yang sifatnya tidak langsung seperti sumbangan dana, tenaga, pikiran,

maupun pendapat atau bahkan penolakan dalam pembuatan kebijakan

pemerintah.

Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan

dalam pelaksanaan program-program atau kegiatan pemerintah, padahal

partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan, tetapi

juga mulai dari tahap perencanaan pengambilan keputusan. Dalam kaitannya

dengan partisipasi masyarkat desa sebagai salah satu faktor pendukung

keberhasilan program-program pembangunan desa, maka dapat dipastikan

bahwa partipasi masyarakat akan dapat diperoleh jika program-program

dalam pembangunan memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan

masyarakat tersebut. Selanjutnya dapat dipastikan pula bahwa tujuan

pembangunan akan tercapai pula.

Bertolak pada gambaran di atas maka yang menjadi pusat perhatian dan

telaah dalam penelitian ini adalah sejauh mana partisipasi masyarakat dalam

pembangunan infrastruktur yang ada di pedesaan. Secara khusus tahap

perencanaan dan implementasi pembangunan yang berlangsung di Desa

Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Keberhasilan

2
pembangunan desa yang berlangsung di desa disamping di tentukan oleh

partisipasi masyarakat juga nilai-nilai tradisional yang mendasari keterlibatan

masyarakat sebagai potensi yang dapat digerakan dalam pembangunan

melalui strategi manajemen yang sesuai. Untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan di suatu daerah, diperlukan komponen penduduk yang

berkualitas. Karena dari penduduk yang berkualitas itulah memungkinkan

untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik,

tepat, efesien dan maksimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Salah satu bentuk program pemerintah dalam mempercepat

pembangunan khususnya di pedesaan adalah adanya program Alokasi Dana

Desa atau ADD. ADD merupakan dana bantuan langsung yang dialokasikan

kepada Pemerintah Desa yang digunakan untuk meningkatkan sarana

pelayanan masyarakat, kelembagaan dan prasarana desa yang diperlukan serta

diprioritaskan oleh masyarakat. Berdasarkan observasi di Desa Nanjung

Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung jumlah ADD yang diberikan

dapat terealisasi sebesar 100%. Tetapi tingkat partisipasi masyarakatnya

dalam pengelolaan ADD belum maksimal. Hal tersebut tercermin dari sikap

masyarakat yang masih kurang terlibat dalam mengajukan ide dan saran di

forum musbangdes. Ketidaktahuan sebagian masyarakat atas program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan serta kurang terlibatnya masyarakat pada

saat pelaksanaan pembangunan sehingga dukungan yang diberikan oleh

mayarakat tidak maksimal.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan

permasalah sebagai berikut :“Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan infrastruktur di Desa Nanjung Kecamatan Margaasih

Kabupaten Bandung ?.”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis secara

mendalam bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

infrastruktur di Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten

Bandung.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik

secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek

teoritis (keilmuan) yaitu bagi pengembangan ilmu administrasi

negara/publik melalui pendekatan serta metode-metode yang

digunakan dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan dalam

aspek partisipasi masyarakat dalam program pembangunan

inprastruktur desa.

4
b) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan juga memberikan sumbangan dalam aspek

praktis (guna laksana) yaitu masukan kepada Pemerintah Desa

Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi atau

dijadikan acuan dan sekaligus untuk memberikan dorongan dalam

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai partisipasi masyarakat

dalam program pembangunan inprastruktur desa.

D. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam program pembangunan

inprastruktur desa di desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten

Bandung menggunakan metode penelitian kualitatif (Qualitative Research).

Qualitative Research merupakan pendekatan dalam suatu penelitian yang

digunakan untuk mendeskripsikan dan memahami makna yang dianggap oleh

sejumlah individu atau sekelompok orang yang berasal dari masalah sosial

atau kemanusiaan. Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian

kualitatif adalah dimana gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan

parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut penelitian kualitatif

dapat menentukan dimensidimensi yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan

5
induktif. Dimana dengan melalui metode kualitatif, penulis berusaha mencari

pemahaman terhadap suatu objek. Teori yang ada akan dikembangkan dengan

data yang dikumpulkan. Adapun mengenai penelitian kualitatif, Sugiyono

(2014:1) menyatakan bahwa:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang


digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana adalah peneliti
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dapat
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.”

Penulisan menggunakan metode kualitatif menguraikan data dan fakta

dalam bentuk kata-kata. Lebih lanjut mengenai penelitian kualitatif, penulis

mengetengahkan pendapat Moleong (2010:4) yaitu “metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Pemilihan penelitian kualitatif dipilih dengan alasan penelitian kualitatif

merupakan pendekatan penelitian yang mengutamakan penggalian obyek dan

subyek permasalahan secara mendalam untuk mengungkap berbagai aspek

yang tercakup dalam obyektivitas permasalahan partisipasi masyarakat dalam

program pembangunan inprastruktur desa di desa Nanjung Kecamatan

Margaasih Kabupaten Bandung.

2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh untuk

mempermudah dalam pengklasifikasi data. Disini yang menjadi sumber

data adalah informan. Dalam hal ini, jumlah sampel (informan) bisa

6
sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari subyek yang

ditentukan dengan cara menetapkan informan kunci (key informan).

Dalam penelitian ini, pemilihan narasumber dilakukan dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik purposive sampling

adalah teknik pengambilan sumber data yang berdasarkan dengan

pertimbangan tertentu. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah :

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dalam penelitian,

diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan pengamatan secara

langsung terhadap sumber data primer. Sumber data primer dalam

penelitian ini terdiri atas :

1. Key Informan, yaitu Kepala Desa Dan Sekretaris Desa, dipilih

dengan menggunakan teknik penentuan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalnya orang tersebut yang dianggap paling mengetahui

mengenai apa yang kita harapkan, atau mungkin orang tersebut

sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.

2. Informan, yaitu Anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat,

Anggota Badan Permusyawaratan Desa, Ketua RT/RW dan

warga masyarakat yang dipilih dengan menggunakan teknik

Accidental Sampling. Teknik Accidental Sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang

7
secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti yang

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

b) Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti sendiri,

walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli,

antara lain melalui :

1. Dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan laporan-laporan.

2. Buku-buku referensi yang terdapat di perpustakaan sesuai

dengan fokus penelitian.

3. Internet.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014:62) bahwa “teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan”. Dalam pengumpulan data yang

diperlukan, penulis melakukan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan

data dan fakta yang berhubungan dengan apa yang diteliti.

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

8
a. Studi Pustaka, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan

data melalui bahanbahan tertulis yang berkaitan dengan topik penelitian

seperti berbagai literatur, peraturan tertulis, teori-teori, dokumen-

dokumen serta sumber tertulis lain yang mendukung terhadap objek

kajian yang diteliti.

b. Studi lapangan, dilakukan dengan teknik:

1) Observasi

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung atau

observasi terhadap fenomena atau gejala yang terjadi di lapangan

terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi juga dimaksudkan

untuk lebih mengetahui kondisi yang dilaksanakan dan sedang

terjadi.

2) Wawancara

Wawancara digunakan dengan maksud untuk mendapatkan

informasi atau data tentang partisipasi masyarakat dalam program

pembangunan inprastruktur desa di desa Nanjung Kecamatan

Margaasih Kabupaten Bandung, dengan mengajukan pertanyaan

langsung kepada informan dengan menggunakan instrumen

penelitian pedoman wawancara.

Anda mungkin juga menyukai