Anda di halaman 1dari 25

Konsep Pemberdayaan Masyarakat

• Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan


sebagai suatu upaya untuk memulihkan atau
meningkatkan keberdayaan suatu komunitas
agar mampu berbuat sesuai dengan harkat
dan martabat mereka dalam melaksanakan
hak – hak dan tanggung jawab mereka sebagai
komunitas manusia dan warga negara.
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program


Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan
Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dinyatakan
bahwa
“Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan
keberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga dan
organisasi masyarakat setempat, penanggulangan
kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat,
peningkatan kswadayaan masyarakat luas guna membantu
masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial
dan politik”.
Sasaran Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat yang lemah berbagai bidang baik


bidang ekonomi, sosial maupun bidang lainnya
Indikator Keberdayaan

Menurut Suhendra (2006: 86) terdapat beberapa indikator


masyarakat yang berdaya, antara lain:
• (1) Mempunyai kemampuan menyiapkan dan
menggunakan pranata dan sumber-sumber yang ada di
masyarakat
• (2) Dapat berjalan “buttomupplanning”
• (3) Kemampuan dan aktivitas ekonomi
• (4) Kemampuan menyiapkan hari depan keluarga
• (5) Kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi
tanpa adanya tekanan.
Menurut Widjajanti (2011:18) Keberdayaan
masyarakat diukur melalui tiga aspek:
(a) kemampuan dalam pengambilan keputusan
(b) Kemandirian
(c) kemampuan memanfaatkan usaha untuk
masa depan
Strategi Pemberdayaan Masyarakat

• 1. Membangun relasi pertolongan yang: (a) Merefleksikan respon empati, (b)


Menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri, (c) Menghargai
perbedaan dan keunikan individu, (d) Menekankan kerjasama klien.
• 2. Membangun komunikasi yang: (a) Menghormati martabat dan harga diri klien,
(b) Mempertimbangkan keragaman individu, (c) Berfokus pada klien, (d) Menjaga
kerahasiaan klien.
• 3. Terlibat dalam pemecahan masalah yang: (a) Memperkuat partisipasi klien
dalam semua aspek proses pemecahan masalah, (b) Menghargai hak-hak klien, (c)
Merangkai tantangan sebagai kesempatan belajar, (d) Melibatkan klien dalam
pembuatan keputusan dan evaluasi.
• 4. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui: (a) Ketaatan
terhadap kode etik profesi, (b) Keterlibatan dalam pengembangan profesional,
riset, dan perumusan kebijakan, (c) Penerjemahan kesulitan-kesulitan pribadi
kedalam isu-isu publik, (d) Penghapusan segala bentuk diskriminasi dan
ketidaksetaraan kesempatan.
Proses Pemberdayaan

• proses pemberdayaan merupakan proses yang


melibatkan masyarakat untuk bekerjasama
dalam kelompok formal maupun nonformal
untuk melakukan kajian masalah,
merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
evaluasi terhadap program yang telah
direncanakan bersama.
Proses pemberdayaan diukur melalui

(a) kualitas dan kuantitas keterlibatan


masyarakat mulai dari kegiatan kajian atau
analisis masalah
(b) perencanaan program
(c) pelaksanakan program
(d) keterlibatan dalam evaluasi secara
berkelanjutan.
Dalam proses tersebut masyarakat
bersama-sama melakukan hal-hal
berikut:
• Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan,
potensinya serta peluang
• Menyusun rencana kegiatan kelompok,
berdasarkan hasil kajian
• Menerapkan rencana kegiatan kelompok
• Memantau proses dan hasil kegiatan secara
terus menerus (Monitoring dan Evaluasi
Partisipatif/M & EP)
Strategi Pemberdayaan Masyarakat

• Mengedepankan fasilitasi untuk meningkatkan partisipasi dan kemandirian


masyarakat dalam pengelolaan program/kegiatan pemberdayaan masyarakat.
• Mengembangkan komunikasi, konsultasi, dan diskusi publik bersama masyarakat
dalam menjaring aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan.
• Membangun kemitraan dengan seluruh pelaku pembangunan untuk secara sinergis
melakukan upaya bersama dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
• Memotivasi tokoh-tokoh masyarakat, baik yang berada di ranah maupun di rantau
untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan
masyarakat.
• Mengembangkan komunikasi, konsultasi dan koordinasi antar SKPD baik  propinsi
maupun kabupaten dan kota.
• Mengutamakan peranserta masyarakat dari pada peran pemerintah.
• Mengembangkan komunikasi, konsultasi, dan koordinasi dengan pusat dan
kabupaten dan kota dalam memantapkan pelaksanaan program-program
pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Berbicara tentang pendekatan, bila dilihat dari proses
dan mekanisme perumusan program pembangunan
masyarakat, pendekatan pemberdayaan cenderung
mengutamakan alur dari bawah ke atas atau lebih
dikenal pendekatan bottom-up. Pendekatan ini
merupakan upaya melibatkan semua pihak sejak
awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam
perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan
mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya
untuk melaksanakannya.
Metode Pemberdayaan Masyarakat

• RRA (Rapid RuralAppraisal)


• PRA (ParticipatoryRural Appraisal)
• Action Research
RRA (Rapid RuralAppraisal)

• RRA (Rapid RuralAppraisal) merupakan metode penilaian


keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan
RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan
tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat.

• Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu:


(a) perspektif sistem
(b) triangulasi dari pengumpulan data
(c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang
(iterative).
• Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam RRA,
yaitu:
• Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu,
dengan perolehan informasi yang dapat dipercaya yang
dapat digunakan dibanding sekadar jumah dan
ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan.
• Hindari bias, melalui: introspeksi, dengarkan, tanyakan
secara berulang-ulang, tanyakan kepada kelompok
termiskin.
• Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-
disiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.
• Belajar dari dan bersama masyarakat.
• Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan
terpaku pada bekuan yang telah disiapkan.
PRA (ParticipatoryRural Appraisal)

• PRA adalah suatu metode pendekatan untuk


mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari,
dengan, dan oleh masyarakat desa.
• Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan
yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat
dalam keseluruhan kegiatan.
• Metode PRA bertujuan menjadikan warga
masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan
pelaksana program pembangunan dan bukan
sekedar obyek pembangunan.
ActionResearch
Beberapa faktor yang melatarbelakangi dipilihnya pendekatan research dalam
pengembangan masyarakat dapat dijelaskan sebagaiberikut :
• Pengembangan masyarakat membutuhkan adanya cara/pendekatan yang mampu
mengungkapkan kebutuhan masyarakat.
• Pengembangan masyarakat pedesaan membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan
masyarakat, pengembangan yang tidak melibatkan seluruh lapisan sulit “tercipta
rasa handarbeni” terhadap program-program yang dirumuskan dan tidak akan
terjadi proses internalisasi. Adanya partisipasi mereka merupakan syarat
tercapainya pengembangan masyarakat.
• Dalam pengembangan masyarakat dibutuhkan adanya situasi yang demokratis
dan partisipatif.
• Perubahan masyarakat pedesaan tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai/ budaya
lokal.
• ActionResearch adalah merupakan mekanisme penyadaran masyarakat dalam
rangka membebaskan diri dari kungkungan sosio-psikologis dan cultural yang
semula membelenggu.
• Dalam rangka pengembangan masyarakat yang mandiri dibutuhkan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya lokal baik potensi alam, ketrampilan, pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masyarakat.
Hambatan-hambatan pemberdayaan

enam faktor utama hambatan dalam inovasi pemberdayaan, yaitu


1) kurang tepatnya peencanaan atau estimasi dalam proses difusi
inovasi
2) adanya konflik dan motivasi, disebabkan karena adanya
masalah-masalah pribadi seperti pertentangan antar anggota
tim pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan berbagai
macam sikap pribadi yang menganggu kelancaran proses inovasi
3) inovasi tidak berkembang
4) masalah finansial
5) penolakan dari kelompok tertentu
6) kurang adanya hubungan sosial.
Pengertian Partisipasi Masyarakat

• Menurut WHO (2002) partisipasi masyarakat


adalah proses di mana masyarakat dimungkinkan
menjadi aktif dan terlibat dalam mendefinisikan
isu-isu di masyarakat, pengambilan keputusan
tentang faktor yang berdampak pada kehidupan,
menyusun dan mengimplementasikan kebijakan,
merencanakan, mengembangkan dan
memberikan pelayanan dan mengambil tindakan
untuk mencapai perubahan.
Konsep Partisipasi Masyarakat

Konsep partisipasi dapat diuraikan lebih lanjut dalam pengertian


berikut ini:
• Partisipasi masyarakat mengimplikasikan perbedaan tipe dan
tingkatan partisipasi (contoh konsultasi dan pemberdayaan).
• Partisipasi masyarakat merepresentasikan metode kerja yang
prioritasnya agar memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi
(membangun kapasitas masyarakat dan pengembangan
masyarakat).
• Partisipasi masyarakat menjelaskan atau mempetakan interaksi
dan hubungan dengan masyarakat yang dipengaruhi oleh
partisipasi dan hubungannya dengan kesehatan dan
kesejahteraan
Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat

• Tahap Perencanaan
• Tahap Pelaksanaan
• Tahap Penilaian
Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

• Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi


masyarakat yaitu keinginan, motivasi,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dari
masyarakat itu sendiri.
• Faktor eksternal yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat yaitu peran serta
pemerintah daerah dan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Hambatan-hambatan yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan

• Hambatan struktural yang membuat iklim atau


lingkungan menjadi kurang kondusif untuk
terjadinya partisipasi
• Hambatan internal masyarakat sendiri,
Hambatan karena kurang terkuasainya
metode dan teknik partisipasi.
Perencanaan Tingkat Partisipasi Masyarakat

• Perencanaan dengan pendekatan partisipatif


sebagai strategi pembangunan dan proses
penentuan keputusan publik sangat
bergantung pada kesadaran masyarakat untuk
mau melibatkan diri dalam proses
pembangunan.
Peningkatan Tingkat Partisipasi Masyarakat

Strategi peningkatan partisipasi masyarakat sebagai berikut :


• strategi pemberdayaan terus menerus, terarah dan terencana dari pemerintah untuk
mendorong masyarakat agar mampu mengembangkan prakarsanya.
• Untuk meningkatkan pembiayaan masyarakat, strategi yang disarankan adalah mendorong
masyarakat untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada pemerintah untuk
pemeliharaan skala berat.
• Untuk meningkatkan pembuatan keputusan oleh masyarakat, strategi yang disarankan adalah
memperkuat posisi modal sosial yang ada di masyarakat dan juga menekankan pada
fasilitator untuk terus menerus mengingatkan masyarakat akan pentingnya peranan mereka
dalam membuat kputusan.
• Untuk meningkatkan ataupun mempertahankan kemampuan memobilisasi tenaga, strategi
yang disarankan adalah menetapkan sanksi yang adil kepada masyarakat yang tidak terlibat
aktif dalam memobilisasi tenaga, menghidupkan kembali organisasi kemasyarakatan sebagai
sarana untuk memobilisasi tenaga.
• Untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, strategi yang disarankan adalah
perlu adanya pedoman teknis yang memberi arahan bagi semua pihak yang berkepentingan
dalam berpartisipasi berupa hak, kewajiban, sanksi apabila terjadi pelanggaran dalam
berpartisipasi.
Hubungan Partisipasi dengan Program Pemberdayaan Masyarakat

• Partisipasi masyarakat dalam terlaksananya


program pemberdayaan masyarakat sangatlah
penting. Jika partisipasi masyarakat dapat
berjalan dengan baik maka program-program
pemberdayaan pun akan berjalan dengan baik
karena pada dasarnya partisipasi adalah kunci
dari pemberdayaan.

Anda mungkin juga menyukai