Anda di halaman 1dari 53

PENGORGANISASIAN

DAN PENGEMBANGAN
MAYARAKAT
OLEH KELOMPOK 6
DOSEN :
BUNDA PS KURNIAWATI, M.KES
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

• Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran


utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah
satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan
empowerment, sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting
untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki
kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri.
• Tujuan
• Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan dalam
membandingkan antara teori dan praktek konsep
pemberdayaan masyarakat, serta untuk mengetahui
informasi-informasi mengenai konsep pemberdayaan
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT


• Pengertian dan Konsep Pengorganisasian Masyarakat
• Pengorganisasian Masyarakat adalah suatu proses dimana
masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan - kebutuhan dan
menentukan prioritas dari kebutuhan - kebutuhan tersebut, dan
mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan -
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber -
sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal
dari luar dengan usaha secara gotong royong (Ross Murray,2000).
TUJUAN PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT

• Membangun kekuatan masyarakat


• Memperkokoh kekuatan komunitas basis
• Membangun jaringan
• Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan
masalah.
ASPEK-ASPEK PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT

1. Proses
2. Masyarakat
3. Berfungsinya masyarakat
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT

Pengorganisasian masyarakat berorientasi pada proyek/kegiatan tertentu


untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan
pengorganisasian masyarakat dalam komunitas dikenal dengan analisis
resiko komunitas, terdiri dari :
• Identifikasi faktor resiko kesehatan dalam komunitas
• Menentukan besarnya gangguan ( scoring)
• Hubungan dengan faktor lingkungan/etiologi.
• Indikator kesehatan keberhasilan suatu pendekatan pengorganisasian
masyarakat diperlukan partisipasi aktif masyarakat.
Perencanaan pengorganisasian masyarakat (Subiyakto.A
,1978)
• Bentuk langsung (direct) :
• Bentuk tidak langsung ( indirect )
• Bentuk kemampuan mandiri ( self health ) menuju
peningkatan derajat kesehatan
PENDEKATAN PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT

• Integrasi
• Penyelidikan sosial
• Program percobaan
• Landasan kerja
• Pertemuan teratur
• Permainan peran
• Mobilisasi atau aksi
PERAN PETUGAS DALAM
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai :

• Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangandalam bidang-


bidang yang dikuasainya.
• Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan
keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki.
• Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat
mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri
dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri
oleh masyarakat bukan oleh petugas.
KONSEP PERSIAPAN SOSIAL, PARTISIPASI
KADERISASI DALAM PPM

a. Konsep Sosial
Konsep sosial merupakan sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat, misalnya hubungan individu dengan
individu, individu dengan kelompok, ataupun hubungan
antar kelompok manusia.
PERSIAPAN SOSIAL

Tujuan persiapan sosial adalah agar masyarakat mau


berpartisipasi secara aktif dari awal hingga akhir
program.
TIGA TAHAP DALAM PERSIAPAN SOSIAL :

• Tahap Pengenalan Masyarakat


• Tahap Pengenalan Masalah
• Tahap Penyadaran Masyarakat
1. TAHAP PENGENALAN MASYARAKAT

• Datang ke masyarakat dengan hati terbuka, tanpa


prasangka dan sikap apriori. Sebaiknya datang ke
masyarakat melalui jalur formal, yaitu melalui sistim
pemerintahan setempat, atau melalui jalur non formal,
yaitu melalui tokoh masyarakat atau tokoh agama.
2. TAHAP PENGENALAN MASALAH

• Pada tahap ini petugas dituntut untuk mampu mengenal


masalah yang benar-benar menjadi kebutuhan
masyarakat sendiri. Untuk itu dibutuhkan interaksi yang
mendalam dengan anggota masyarakat sehingga bisa
menggali kebutuhan yang dirasakan masyarakat.
3. TAHAP PENYADARAN MASYARAKAT
Tujuan tahap ini adalah agar masyarakat sadar akan :
• keadaaan dan kebutuhan mereka,
• perlunya mereka ikut serta memenuhi kebutuhan tersebut,
• potensi mereka untuk memenuhi kebutuhan
• Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan dalam bentuk
diskusi, penyuluhan, survey, dll.
B. KONSEP PARTISIPASI

• Menurut Rogers, partisipasi adalah tingkat keterlibatan


anggota dalam mengambil keputusan, termasuk dalam
perencanaan. Namun pada dasarnya Partisipasi berarti
ikut serta, tetapi dalam bahasa kita hampir tidak ada
perbedaan antara kata tersebut sebagai kata kerja (to
participate) atau kata benda (participation)
1. URGENSI PARTISIPASI

Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-155) sebagai berikut:


a. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
b. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika
merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena
mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai
rasa memiliki terhadap proyek tersebut.
c. Suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat mereka sendiri.
Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut, sebagaimana tertuang
dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif yang disusun
oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique
Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:

a. Cakupan
b. Kesetaraan dan kemitraan (equal partnership)
c. Transparani
d. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership)
e. Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility).
f. Pemberdayaan (Empowerment).
g. Kerjasama
2. ESENSI PARTISIPASI

Jenis-jenis partisipasi yang dikemukakan oleh sastropoetro,


sebagai berikut:
• Partisipasi dalam pikiran
• Partisipasi dalam tenaga
• Partisipasi dalam keahlian
• Partisipasi dalam fasilitas.
3. METODE PENDEKATAN PARTISIPASI

• Pendekatan pasif, pelatihan dan informasi


• Pendekatan partisipasi aktif
• Pendekatan partisipasi dengan keterikatan
masyarakat atau individu
• Pendekatan dengan partisipasi setempat
4. MEWUJUDKAN MASYARAKAT
PARTISIPASI
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menumbuhkan
partisipasi di masyarakat:
a. Mengeksplorasi nilai-nilai yang berkaitan dengan
semangat partisipasi (kebersamaan dan solidaritas,
tanggung jawab, kesadaran kritis, sensitif perubahan,
peka terhadap lokalitas dan keberpihakan pada
kelompok marginal, dll).
b. Menghidupkan kembali institusi-institusi volunteer
sebagai media kewargaan yang pernah hidup dan
berfungsi untuk kemudian dikontekstualisasi dengan
perkembangan yang terjadi di masyarakat terutama
dinamika kontemporer (Mis. forum rembuk desa/dusun).
c. Memfasilitasi tebentuknya asosiasi-asosiasi kewargaan
yang baru berbasiskan kepentingan kelompok
keagamaan, ekonomi, profesi, minat dan hobi, dan politik
maupun aspek-aspek kultural lainnya yang dapat
dimanfaatkan sebagai arena interaksi terbuka.
d. Mengkampanyekan pentingnya kesadaran inklusif bagi
warga desa dalam menyikapi sejumlah perbedaan yang
terjadi dengan mempertimbangkan kemajemukan.
e. Memperluas ruang komunikasi publik atau semacam
public sphere yang dapat dimanfaatkan warga desa
untuk melakukan kontak-kontak sosial dan kerjasama.
(IRE, 2003).
5. PERAN ORGANISASI DALAM
PARTISIPASI
• Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan
semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara
tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih.Agar dapat
berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada
organisasi yang bersangkutan.Dengan berpartisipasi setiap individu
dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
• Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental
atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
C. KADERISASI
• Kader berasal dari bahasa Yunani, yaitu cadre, yang
berarti bingkai. Sementara secara terminologi, kader
adalah subyek yang berada dalam suatu organisasi
yang bertugas mewujudkan visi-misi organisasi tersebut.
1. Konsep kaderisasi

• Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah


organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan
perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi,
rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi
dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas
keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi
adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur
kerja yang mandiri dan berkelanjutan
Dalam beberapa buku yang membahas sistem kaderisasi dalam
sebuah lembaga, terdapat sebuah proses yang hampir sama
antara satu sama lain yaitu empat proses kaderisasi.
1. Pengenalan
2. Training
3. Pengarahan
4. Pemantauan Kinerja
2. Pengertian peran kader

• Dalam sebuah organisasi ada yang dinamakan kader.


Definisi kader menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia(KBBI) adalah orang yang akan diharapkan
untuk memegang peranan penting dalam
pemerintahan,institusi,atau organisasi. Namun dalam
kenyatannya kader lebih diidentikkan sebagai sosok
yang masuk kedalam organisasi tetapi mereka belum
menjadi pengurus dalam organisasi tersebut.
PERAN KADERISASI:

• Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik


• Penjamin keberlangsungan organisasi
• Sarana belajar bagi anggota
MACAM-MACAM DAN PERAN
KADER DALAM KESEHATAN
Saat ini pada umumnya kader kesehatan ada beberapa kelompok, misalnya:
• Kader Posyandu Balita
• Kader Posyandu Lansia
• Kader Gizi
• Kader Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kader KPKIA
• Kader Keluarga Berencana (KB)
• Kader Juru Pengamatan Jentik (Jumantik)
• Kader Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
• Kader Promosi Kesehatan (Promkes) atau KADER PHBS
• Kader Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
• Karena peran yang sangat krusial ini, para kader kesehatan
dapat dikatakan sebagai pelopor/ pelaku pembangunan
masyarakat. Sebagai pelopor atau pelaku pembangunan
masyarakat di desanya, berarti Kader telah ikut serta dalam
pembangunan. Namun semua ini bisa terjadi jikalau kader
kesehatan mempunyai sikap yang baik kepada
masyarakatnya. Sikap kader yang baik di
masyarakat diantaranya adalah:
• S emangat, E mpati, P eduli, E mosi, N alar, U paya, H andal
• C erdas, I nisiatif dan inovatif, N urani (ikhlas) , T erampil, A sa
STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

• Masyarakat Proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara


kolektif dan tidak ada literatur yang menyatakan bahwa
proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu
antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan
perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien, hal
ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian,
tidak semua intervensi pekerja sosial dapat dilakukan melalui
kolektivitas
• Dalam konteks pekerjaan sosial,
pemberdayaan (Suharto, 2005)
dapat dilakukan melalui tiga aras
atau matra pemberdayaan
(empowerment setting): mikro,
mezzo, dan makro.
• . Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis
intervention.
• Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok
klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
kelompok sebagai media intervensi
• Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi
Sistem Besar (large-system-strategy), karena sasaran
perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas.
PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN (POLICY
AND PLANNING)
• Untuk mengembangkan perubahan struktur dan institusi
sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengakses
berbagai sumber kehidupan untuk meningkatkan taraf
kehidupannya. Perencanaan dan kebijakan yang
berpihak dapat dirancang untuk menyediakan sumber
kehidupan yang cukup bagi masyarakat untuk
menyediakan sumber kehidupan yang cukup bagi
masyarakat untuk mencapai keberdayaan. Misalnya,
kebijakan membuka peluang kerja yang luas, UMR yang
tinggi (poverty dan pengangguran).
AKSI SOSIAL DAN POLITIK (SOCIAL DAN
POLITICAL ACTION)

• Diartikan agar sistem politik yang tertutup dapat diubah


sehingga memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam sispol. Adanya keterlibatan masyarakat secara
politik membuka peluang dalam memperoleh kondisi
keberdayaan.
•LOBBYING DITUJUKAN PADA
UPAYA PELAYANAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PENGERTIAN LOBBYING

Lobi (lobbying) adalah, usaha-usaha yang dilakukan untuk


dapat mempengaruhi pihak-pihak tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh hasil yang di inginkan pelobi
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN IBU
DAN ANAK
• Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
•Tujuan umum dari program
kesehatan ibu dan anak adalah:
• Tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu
dan keluarganya
Tujuan Khusus
• Meningkatnya kemampuan ibu
• Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah
• Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak,
balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
• Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
SISTEM KESIAGAAN DI BIDANG KIA DI
TINGKAT MASYARAKAT TERDIRI ATAS

• Sistem pencatatan-pemantauan
• Sistem transportasi-komunikasi
• Sistem pendanaan
• Sistem pendonor darah
• Sistem Informasi KB
UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN MELIPUTI :
• Upaya Promotif
• Upaya Preventif
• Upaya Kuratif
• Upaya Rehabilitatif
STRATEGI
PEMBERDAYAAN KADER
DAN DUKUN
Strategi pemberdayaan kader dan dukun Strategi
pemberdayaan kader dan dukun. Dikaitkan dengan
kontek pekerjaan sosial, bahwa pemberdayaan dapat
dilakukan melalui aras atau mata pemberdayaan
(empowerment setting)
PEMBINAAN KADER DAN DUKUN

Survey kebutuhan kader dan dukun


Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama
tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan
dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader.
Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader
di desa yang telah ditetapkan.
PENYUSUNAN MATERI PELATIHAN
PEMBERDAYAAN KADER DAN DUKUN

• Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor.


Camat otomatis bertanggung jawab terhadap pelatihan
ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas.
Pelaksaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas
yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihnya adalah
tenaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama,
PKK dan sector lain.
PENDAMPINGAN SOSIAL KADER DAN
DUKUN
• Pengembangan Masyarakat adalah proses membantu orang-
orang biasa agar dapat memperbaiki masyarakatnya melalui
tindakan-tindakan kolektif (Twelvetrees, 1991:1). Secara
akademis, pengembangan masyarakat dikenal sebagai salah
satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk
memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta
menekankan pada prinsip partisipasi sosial (Suharto,
1997:292).
Materi yang disampaikan pada pembinaan kader dan dukun
bayi sebagai berikut
1. Promosi Bidan Siaga
2. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan,Persalinan dan Nifas
a)Tanda-tanda bahaya kehamilan
b) Tanda-tanda kegawatan dalam persalinan
c) Kegawatan masa nifas
d) Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada bayi
e)Tetanus neonatorum
f) Penyuluhan Gizi dan KB
• Pendampingan sosial kader dan dukun
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai