200401110299
Psikologi G
a. Pendekatan Transaksional
Pandangan dari Felner, Felner dan Silvermen (1999) mencoba untuk menempatkan
psikologi komunitas di dalam kerangka ilmu sains dan praktis yang bergerak dalam
upaya pencegahan terjadinya gangguan klinis. Pendekatan ini merupakan sebuah
konsep yang menjembatani kerangka berpikir konsep kesehatan mental klinis
tradisional dengan konsep kesehatan mental komunitas. Pandangan penting yang
dijelaskan di dalam pendekatan ini adalah bahwa kerentanan yang terjadi adalah
sesuatu yang bersifat konstekstual. Tidak ada istilah individu dengan kerentanan
yang tinggi, namun kerentanan akan terkait dengan konsep perkembangan dan
konsep ekologis, mengenai bagaimana seorang individu belajar untuk beradaptasi
dengan lingkungan aktual yang ia hadapi. Cara pandang ini dikenal dengan
pendekatan transaksional yang menekankan pada pentingnya konsep sosial dalam
memahami tahapan perkembangan dan perilaku.
Tidak semua perilaku bersifat dua arah, yaitu adanya pengaruh timbal balik yang
sederhana antara individu dengan lingkungan terdekatnya. Beberapa perilaku
adalah fungsi dari kondisi sosial yang lebih jauh dan luas. hukum yang demikian,
menjadi sebuah penghubung bagi seorang ilmuwan maupun praktisi psikologi
dengan sistem sosial yang lebih besar, termasuk budaya, tradisi, organisasi, dan
keyakinan serta praktik yang dilembagakan di dalam sebuah sistem sosial. Banyak
dari kondisi sosial yang berada diluar kemampuan individu untuk mengontrolnya.
Seringkali kasus-kasus yang terjadi dikarenakan adanya perubahan konteks sosial
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
Tanpa adanya intervensi dari manajemen, manusia akan menjadi pasif dan tidak
responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan kelompok.
c. Model Tindakan Sosial (The Social Action Model).
Model ini menerapkan pendekatan dengan cara berpartisipasi langsung terhadap
kondisi yang menyebabkan timbulnya gangguan atau masalah di dalam masyarakat.
Misalnya : mengatasi permasalahan kemiskinan yaitu dengan cara memobilisasi
dan mengkoordinasikan sumber-sumber yang ada dalam komuniti; keterlibatan
langsung dalam mengatasi kemiskinan, misalnya dengan cara menciptakan
lapangan kerja, merangsang pertumbuhan usaha wiraswasta ataupun memberikan
pinjaman modal.
d. Model ekologi (The Ecological Model).
Model ini dipengaruhi oleh Teori Kurt Lewin yang menekankan saling
ketergantungan antara manusia dengan lingkungan. Model ini beranggapan bahwa
prinsip-prinsip ekologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah
yang timbul serta untuk menciptakan proses intervensi yang dibutuhkan. Dalam
memahami sebuah komunitas, psikolog komunitas perlu memperhatikan tingkat
ekologi komunitas tersebut sebelum melakukan intervensi atau pendekatan,
diantaranya yaitu:
• Tingkat individual
• Mikrosistem;
Merupakan lingkungan terdekat individu, yang berulang digunakan individu
secara langsung untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Dalam
mikrosistem, individu membentuk hubungan interpersonal; mengambil peran
sosial dan berbagai kegiatan. Mikrosistem meliputi; keluarga, ruang
kelas,kelompok diskusi, teman dan lain sebagainya.
• Organisasi;
Merupakan kumpulan mikrosistem yang lebih kecil yang mana memiliki
struktur formal yaitu adanya peraturan, kebijakan, waktu pertemuan, dsb.
Contohnya, sekolah, tempat kerja, kelompok paduan suara, dan sebagainya.
• Locality/lokasi;
Merupakan sekumpulan organisasi atau mikrosistem yang mana tiap-tiap
individu berpartisipasi bagi kehidupan daerah mereka melalui kelompok-
kelompok yang lebih kecil. Contohnya, pedesaan,kota kecil, lingkungan
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
urbanisasi ataupun kota besar. Beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh
seorang psikolog komunitas meliputi:
a) Menemukan cara untuk membantu orang yang kurang beruntung atau
kehilangan haknya merasa lebih terhubung dengan komunitas lokal mereka.
b) Memahami masalah sosial di antara kelompok minoritas
c) Mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi program-program
d) berbasis masyarakat yang berorientasi pada tindakan
e) Membangun hubungan antara individu dan kelompok komunitas
f) Mengevaluasi organisasi, pemerintah, dan komunitas untuk
mempromosikan partisipasi dan keragaman
Psikolog komunitas dapat dipekerjakan di sejumlah bidang termasuk pendidikan,
pemerintah, kelompok nirlaba, organisasi komunitas dan konsultasi pribadi. Dalam
sistem pendidikan, psikolog komunitas sering bekerja di perguruan tinggi dan
universitas untuk mengajar kursus dan melakukan penelitian asli. Dalam pengaturan
pemerintah, mereka dapat bekerja dalam layanan kesehatan dan manusia untuk
pemerintah lokal, negara bagian dan federal.
Psikologi komunitas cukup populer dengan definisi sebagai ilmu yang mempelajari
efek-efek sosial dan faktor-faktor lingkungan terhadap perilaku yang terjadi pada
individu, kelompok, organisasi, dan tingkatan sosial yang lain. Definisi tersebut
mengungkapkan bahwa fokus psikologi komunitas adalah isu-isu sosial, institusi-
institusi sosial, dan setting lain yang mempebgaruhi kelompok-kelompok dan
oraganisasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan serta mengoptimalkan
kesejahteraan (wellbeing) dari komunitas dan individu dengan penanganan alternatif
yang inovatif dengan berkolaborasi bersama anggota komunitas serta disiplin ilmu yang
terkait baik di dalam maupun di luar psikologi.
Adapun Tujuan Psikologi Komunitas adalah berupaya mengatasi masalah masyarakat
secara meluas (komunal) dan menekankan pada upaya pencegahan prevensi dan
promosi dalam mengembangkan kompetensi sosial dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan kekuatan positif yang dimiliki bersama. Korchin (Hidayah, 2007)
menjelaskan bahwa pendekatan psikologi komunitas menggunakan upaya preventif ini
dalam tiga tingkatan, yaitu :
• Prevensi primer
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
c) Pencegahan tertier
Pencegahan Tertier merupakan usaha untuk mengurangi kuatnya masalah
yang sekali muncul dari suatu kejadian yang terus menerus.
• Penekanan pada kekuatan dan kompetensi
Konsep dari kompetensi dimunculkan oleh psikolog komunitas mula-mula.
Pertama, ini berkaitan dengan setting ekologis, atau lingkungan dan implikasi-
implikasinya untuk mengoptimalkan kompetensi individu dalam komunitas.
Kedua, kompetensi dikaitkan dengan konsep pencegahan. Jika seseorang makin
kuat di awal kehidupan individu atau kelompok maka permasalahan dapat
dihindari lebih mudah.
• Pentingnya Perspektif
Ekologis Perspektif ekologis memiliki arti suatu tes dari hubungan diantara
orang-orang dan lingkungan mereka (sosial maupun fisik) dan membangun
suatu kecocokan yang optimal diantara setting lingkungan dengan orang-orang
didalamnya.
• Menghargai Perbedaan
Dalam psikologi komunitas ada penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan
yang ada. Setiap orang memiliki hak untuk berbeda dan perbedaan tersebut
bukan berarti menunjukkan posisi yang lemah (inferior). Bilamana perbedaan
ini ditangkap sebagai suatu fakta yang tidak pernah lepas dari bagian hidup
maka akan ada usaha mengenai kesamaan bagi semua perbedaanperbedaan
yang ada. Dari keyakinan mengenai perbedaan ini pula muncul suatu
pengenalan dan pemahaman mengenai perbedaan gaya hidup, pandangan dunia,
tatanan sosial yang bukan pokok utama dari kehidupan sosial tetapi dapat
diterima sebagai bagian dari karakteristik sosial kita yang berbeda.
• Kekuasaan (empowerment)
Zimmerman menjelaskan empowerment sebagai suatu konstruk yang
menghubungkan kekuatan individu dan kompetensi-kompetensi, sistem
bantuan yang alami, dan perilaku proaktif terhadapa kebijakan serta perubahan
sosial. Teori Empowerment, penelitian, serta intervensi menghubungkan
kesejahteraan individu dengan sosial yang lebih besar dan lingkungan politik
• Pilihan-pilihan diantara alternative Aspek penting
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
Referensi
Afiatin, T. (1997). PENDEKATAN PSIKOLOGI KOMUNITAS. Psikologika, 39-40.
Wahyuningsih, s. (2013). metode penelitian studi kasus. madura: universitas turnojoyo.
Yuli, A. ,. (2018). Psikologi Komunitas. Riau: Al-Mujtahadah Press.