Anda di halaman 1dari 1

Prinsip dan Pendekatan Psikologi Komunitas

Prinsip Komunitas
Prinsip - prinsip psikologi komunitas ada 6, yakni :
a. Apa yang menjadi penyebab dari masalah
Berbicara masalah komunitas, tidak lepas dari interaksi. Setiap masyarakat
melakukan interaksi. Interaksi ini nantinya akan saling berpengaruh. Penurunan
kualitas kehidupan individual terlihat pada adanya dua pihak yang tidak berimbang
yang menyebabkan pihak yang kuat akan memberikan pengaruh besar terhadap
yang lemah, padahal pengaruh itu tidak sesuai dengan identitas dan potensi yang
dimilikinya. Misalnya, seseorang yang memiliki kecerdasan rendah mendapat
pengaruh dari orang yang pandai sehingga berkembanglah dalam dirinya suatu cita-
cita yang tinggi, padahal kemampuan pikirnya terbatas dan tidak memadai untuk
mencapai cita-cita itu.
b. Bagaimana mengartikan permasalahan itu
Dalam taraf individual, psikolog komunitas mempelajari hubungan antara individu-
individu dengan lingkungannya, di antara mereka terdapat saling pengaruh. Dari
saling pengaruh ini, baik individu maupun lingkungan, berubah. Psikologi
komunitas berbicara mengenai bagaimana interaksi itu dapat bersifat positif, saling
dukung, untuk mengembangkan kualitas keseluruhan maupun individual.
c. Dimanakah psikologi komunitas diterapkan
Psikologi komunitas tidak secara tipikal dilakukan di klinik-klinik, melainkan lebih
banyak dilakukan di lapangan atau dilingkungan dan organisasi sosial tertentu,
seperti organisasi masyarakat yang didasarkan agama, lokasi, bahkan bisa jadi
lingkungan politik. Psikologi komunitas merupakan pendekatan terhadap kesehatan
mental yang menekankan peranan kekuatan-kekuatan lingkungan dalam
menciptakan kenyamanan dan meredakan masalah.
d. Bagaimana pelayanan direncanakan
Pelayanan terhadap masyarakat atau yang lain tentunya membutuhkan perencanaan
yang matang agar pelaksanaan intervensi dapat terkontrol dan dikelola dengan baik.
e. Apakah penekanan prevensi psikologi komunitas
Yang paling ditekankan dalam prevensi psikologi komunitas adalah upaya
pencegahan, ada tiga jenis pencegahan: primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan
primer adalah upaya yang melawan keadaan yang memungkinkan timbulnya
gangguan sebelum gangguan itu terjadi. Termasuk pencegahan primer antara lain
pemberian gizi pada balita, imunisasi, konseling pernikahan, dan pengadaan rumah
sehat. Sedangkan pencegahan sekunder adalah usaha diagnosis dini atas suatu
keadaan dan bertujuan agar dapat dilakukan terapi atau treatment pada tahap dini
atau tahap awal gangguan. Sedangkan pencegahan tersier adalah upaya rehabilitas
terhadap terhadap orang-orang yang memerlukan penyesuaian kembali karena
penyakit atau trauma yang pernah dialami. Rehabilitasi ini bisa berupa konseling,
pelatihan, dan lain-lain.
f. Peka terhadap kebutuhan dan keadaan komunitas
Dengan cara memaksimalkan dan membangun kapasitas sumber daya lokal
Menggunakan pendekatan berlapis dan melibatkan semua dan juga melibatkan
inisiatif sosial dan peka pada budaya lokal (Poerwandari, dkk., 2003).

Anda mungkin juga menyukai