Anda di halaman 1dari 22

Model Adaptasi Stress

Stuart
Oleh:
RENI HERTINI
Asumsi Teoritis
Asumsi dari teori ini adalah :
1. Asumsi pertama, bahwa alam diatur dalam suatu hiraki sosial dari unit tersederhana
hingga yang paling komplek. Individu adalah bagian dari keluarga, kelompok,
komunitas, masyarakat, dan lingkungan yang lebih besar
2. Asumsi kedua, asuhan keperawatan diberikan dalam konteks biologis, psikologis,
sosial budaya, legal, etik, kebijakan dan advokasi.
3. Asumsi ketiga, sehat/sakit dan adaptasi/maladaptasi merupakan dua rentang yang
berbeda, dimana : Rentang sehat/sakit berasal dari pandangan dunia medis.
Sedangkan Rentang adaptasi/maladapptasi berasal dari pandangan dunia keperawatan
Lanjutan….

4. Pencegahan, tritmen dan pemulihan dengan menguraikan empat tahap


asuhan kesehatan jiwa : krisis , akut, mempertahankan kesehatan, dan
promosi kesehatan.
5. Penggunaan proses keperawatan dan standar asuhan serta kinerja
professional perawat kesehatan jiwa.
Uraian Tentang Kesehatan Jiwa dan Gangguan Jiwa

• Definisi Kesehatan Jiwa


Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan sejahtera dikaitkan dengan
kebahagiaan, kegembiraan, kepuasan, pencapaian, optimisme atau harapan.
• Enam kriteria sehat jiwa, sebagai indikator sehat jiwa, diantaranya:
1. Sikap positif terhadap diri sendiri, meliputi penerimaan diri sendiri dan
kesadaran diri
2. Berkembang, aktualisasi diri dan ketahanan diri.
3. Integrasi, keseimbangan antara apa yang diekspresiakan dan apa yang
dirasakan, antara konflik dalam diri sendiri dan di luar diri sendiri
Lanjutan….
4. Otonomi, suatu keseimbangan antara ketergantungan dan ketidak
tergantungan serta penerimaan konsekuensi atas tindakan sendiri
5. Persepsi sesuai realitas, kemampuan individu untuk menguji asumsi
tentang dunia dan perubahan persepsi berdasarkan informasi baru.
6. Penguasaan lingkungan, memungkinkan seseorang yang berjiwa sehat
untuk merasa berhasil dan peran yang diterima masyarakat.

• Definisi Ganguan Jiwa


Ganguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologis yang ditunjukan oleh
individu yang menyebabkan distress,disfungsi dan menurunkan kualitas
kehidupan
KOMPOEN BIOPSIKOSOSIAL

a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor resiko, protektif, memengaruhi jenis dan jumlah sumber
yang dapat digunakan seseorang untuk mengatasi stress. Faktor predisposisi tersebut terdiri dari:
1. Predisposisi biologis meliputi latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis,
kesehatan secara umum dan keterpaparan pada racun.
2. Predisposisi psikologis meliputi intelegensi, keterampilan verbal, moral, kepribadian,
pengalaman masa lalu, konsep diri dan motivasi. Pertahanan psikologis, dan lokus kendali
atau suatu perasaan pengendalian terhadap nasib diri sendiri.
3. Prdisposisi sosial budaya meliputi usia, gender, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, latar
belakang budaya, keyakinan religi, afiliasi politik, pengalaman sosialisasi, dan tingkat
integrasi sosial atau keterhubungan.
Lanjutan….

b. Stressor Presipitasi
Stressor presipitsi adalah stimulus yang menantang, mengancam atau menuntut individu. Stimulus ini
bisa berasal balik dari lingkungan internal atau lingkungan eksternal manusia.
• Ada tiga cara untuk mengkategorikan peristiwa kehidupan :
1. Melaluai kehidupan sosial. Hal ini meliputi krisis keluarga, pekerjaan, pendidikan sosial,
kesehatan, finansial, legal atau komunitas.
2. Melalui lahan sosial. Peristiwa ini diidentifikasi sebagai pintu masuk dan keluar. Pintu masuk
adalah pengenalan orang baru kedalam lahan sosial individu; pintu keluar adalah
pemberangkatan orang yang berarti dari lahan sosial seseorang.
3. Melalui keinginan sosial. Dalam norma sosial peeristiwa dapat dipandang secara umum sebagai
sesuatu yang diinginkan, seperti promosi, pertunangan, dan pernikahan atau secara umum tidak
menyenangkan seperrti kematian, masalah finansial, dipecat, dan perceraian.
Lanjutan….

• Ketegangan dan kesulitan hidup


Kesulitan menimbulkan iritasi, frustasi, atau distress yang terjadi dalam
kehidupan sehari hari. Hal ini dapat meencakup ketidaksepakatan,
kekecewaan, dan kejadian yang tidak menyenangkan seperti kehilangan
benda kesayangan, macet atau bertengkar dengan anggota keluarga.
Penilaian Terhadap Stressor

a. Respon Kognitif
Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam adaptasi. Faktor-faktor yang
dianggap berdampak pada kejadian yang dapat menimbulkan stress; pilihan pola
koping yang digunakan dan reaksi emosional, fisiologis, perilaku dan sosial.
• Tiga jenis respon kognitif terhadap stress adalah sebagai berikut :
1. Bahaya/kehilangan yang sudah terjadi
2. Ancaman tentang antisipasi bahaya atau bahaya yang akan terjadi
3. Tantangan yang lebih fokus pada potensi pertumbuhan atau penguasaan
dari pada resiko yang mungkin terjadi
Lanjutan….

b. Respon Afektif
Respon afektif adalah suatu perasaan yang muncul. Pada penilaian
stressor, respon afektif yang utama adalah reaksi gembira, sedih, takut,
marah, menerima, tidak percaya, antisipasi atau takjub
c. Respon Fisiologis
Respon fisiologis merefleksikan interaksi dari beberapa akses
neuroendokrin yang melibatkan pertumbuhan berbagai hormon.
Lanjutan….

d. Respon Perilaku
Respon perilaku sebagai hasil dari respons fisiologis dan emosional, begitu juga analisis kognitif dari
suatu situasi yang menimbulkan stress.
• Caplan (1981) menguraikan empat fase respon perilaku individu terhadap peristiwa yang
menimbulkan stress:
- Fase 1 adalah perilaku yang mengubah lingkungan yang menimbulkan stress atau memungkinkan
individu untuk menghindarinya
- Fase 2 adalah perilaku yang memungkinkan individu untuk mengubah lingkungan eksternal dan
hasilnya
- Fase 3 adalah perilaku intrapsikis yang berguna untuk mempertahankan suasana emosi yang tidak
menyenangkan
- Fase 4 adalah perilaku intrapsikis yang membantu seseorang untuk memahami kejadian melalui
penyesuaian internal
Lanjutan….

e. Respon sosial
Respon sosial yang mungkin di tampilkan terhadap stress dan penyakit cukup
banyak dan dibagi tiga aktifitas (Mechanic, 1977);
1. Mencari makna, individu mencari informasi tentang masalah mereka. Hal ini
diperlukan untuk menyiapkan strategi koping, Karena hanya dengan memiliki
pandangan tentang apa yang terjadi, seseorang dapat berespon dengan tepat
2. Atribusi sosial, dimana seseorang mencoba untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mendukung pada situasinya.
3. Perbandingan sosial, dimana orang membandingkan keterampilan dan kapasitas
dengan orang lain yang mempunyai masalah yang sama.
Lanjutan….

f. Sumber Koping
• Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi-strategi yang
membantu menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang beresiko
• Hal yang termasuk sumber koping diantaranya asset finansial/kemampuan
ekonomi, kemampuan dan keterampilan yg dimiliki, dukungan keluarga
dan social, dimana sumber koping lain meliputi kesehatan, dukungan
spiritual, keyakinan positif, keterampilan penyelesaian masalah dan
keterampilan sosial dan sumber materi serta kesehatan fisik.
Lanjutan….

g. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah semua upaya yang diarahkan untuk mengelola stress yang
dapat bersifat konstruktif atau destruktif. Tiga jenis utama mekanisme koping adalah
sebagai berikut:
• Mekanisme koping berfokus pada masalah yang melibatkan tugas dan upaya langsung
untuk mengancam. Contoh meliputi negosiasi, konfrontasi dan mencari saran
• Mekanisme koping berfokus secara kognitif, dimana seseorang mencoba untuk
mengendalikan makna dari suatu masalah lalu menetralisirnya.
• Mekanisme koping berfokus pada emosi, dimana klien diorientasi untuk mengurangi
stress emosional
Pola Respon
Respon koping klien dievaluasi dalam suatu rentang adaptasi/maladaptasi
• Respon yang mendukung fungsi terintegrasi dianggap sebagai respon
adaptif. Respon tersebut mengarahkan pada pertumbuhan, pembelajaran
dan pencapaian tujuan.
• Respon yang menghambat fungsi terintegrasi dianggap sebagai respons
maladaptive. Respon tersebut mencegah pertumbuhan, mengurangi
otonomi dan menghalangi penguasaan terhadap lingkungan
a. Diagnosis Keperawatan
Respon terhadap stress, apakah actual atau potensial, merupakan subjek diagnosis keperawatan.
Diagnosisi keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas
terhadap stress. Perumusan diagnosis dan implementasi tindakan keperawatan merupakan fungsi
perawat akuntabel.

b. Hubungan dengan Diagnosis Medis


Diagnosis medis adalah masalah kesehatan atau suatu keadaan sakit klien. Pada model medis psikiatri,
masalah kesehatan ini adalah gangguan jiwa atau penyakit jiwa.
• Khususnya perbedaan berikut perlu menjadi perhatian:
• Perawat mengkaji faktor resiko dan melihat kerawanan sedangkan dokter mengkaji status penyakit
dan mencari penyebab
• Diagnosis keperawatan berfokus kepada rentang respon koping manusia yang adaptif/maladaptif,
diagnosis medis berfokus pada rentang sehat/sakit dari masalah kesehatan
• Fokus tindakan keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan sedangkan fokus tindakan
medis adalah pengobatan
c. Klasifikasi Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa dapat dibedakan secara luas sebagai neurotik atau psikotik.
Neurosis memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Gejala atau kelompok gejala yang mengganggu dan dikenal sebagai sesuatu yang
asing dan tidak dapat diterima oleh individu
2. Uji realitas lengkap
3. Perilaku tidak mengganggu norma sosial (walaupun fungsi mungkin cukup
mengganggu)
4. Gangguan cukup lama atau kambuh lagi jika tanpa pengobatan dan bukan merupakan
reaksi terhadap stressor
5. Tidak terlihat adanya penyebab atau faktor organik
Lanjutan….

Sedangkan gangguan psikosis terdiri dari karakteristik sebagai berikut:


1. Perilaku regresif
2. Disintegrasi kepribadian
3. Penurunan bermakna pada tingkat kesadaran
4. Kesulitan yang besar dalam berfungsi secara adekuat
5. Kerusakan yang nyata/berat pada uji realitas
Tahapan Tritmen dan Kegiatan
Aspek terakhir dari model adaptasi stress Stuart adalah integrasi dari landasan teoritis, komponen
biopsikososial, pola respon dan tindakan keperawatan berdasarkan tahapan tindakan klien.
Apabila pola respons koping sudah diidentifikasi perawat menentukan tahapan tritmen klien dan
mengimplementasikan kegiatan keperawatan yang paling tepat. Dimana empat tahap tritmen
yang memungkinkan:
1. Tahap Krisis
- Tujuan keperawatan : Stabilitasi klien
- Pengkajian keperawatan : fokus pd faktor resiko yg mengancam kes & kesejahteraan klien
- Tindakan keperawatan : diarahkan pada pengelolaan lingkungan untuk keselamatan
- Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan : tidak membahayakan klien atau orang lain
Lanjutan….

2. Tahap akut
- Tujuan keperawatan : meringankan penyakit klien
- Pengkajian keperawatan : fokus pada gejala klien dan respon koping maladaptive
- Tindakan keperawatan : diarahkan pd perencanaan tind dngn klien & menjadi cth peran & pengajaran
tntng respon adaptif
- Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan : penurunan gejala

3. Tahap pemeliharaan kesehatan


- Tujuan keperawatan : pemulihan total klien
- Pengkajian keperawatan : fokus pada status fungsi klien
- Tindakan keperawatan : diarahkan pada mendorong respon koping adaptif klien dan advokasi klien
- Asuhan keperawatan yang diharapkan: meningkatkan fungsi klien
Lanjutan….

4. Tahap promosi kesehatan


- Tujuan keperawatan : pencapaian tingkat kesejahteraan optimal klien
- Pengkajian keperawatan: focus pada kualitas hidup dan kesejahteraan
klien
- Tindakan keperawatan: diarahkan pada menginspirasi dan memvalidasi
klien
- Asuhan keperawatan yang diharapkan: kualitas kehidupan klien yang
optimal

Anda mungkin juga menyukai