Anda di halaman 1dari 2

Nama : Natasya I Memah

NIM : 20202101041

UAS Psikologi Sosial

1. Apa yang anda ketahui tentang Psikologi Sosial? Jelaskan

Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari mengenai sikap, perilaku,


kepribadian dan mental seseorang Ketika berlangsungnya proses sosial dalam
hal interaksi dengan kelompok atau masyarakat. Psikologi sosial mempelajari
hal – hal yang meliputi aktivitas kegiatan dan perilaku manusia dalam
konteks kehidupan sosial. Dalam kehidupan bersosial, terkadang ada kalanya
kita mempunyai hubungan yang tidak baik dengan manusia lainnya, terjadi
hal -hal yang mencetuskan pertengkaran, pertikaian, atau perselisihan antar
kelompok yang bisa terjadi diantara keluarga, teman, tetangga, dan lainnya.
Kemudian, hal ini yang mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial
untuk mempelajari hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi
hubungan tersebut. Hubungan antar manusia yang dipengaruhi oleh tingkah
laku, sikap, dan juga pembuatan keputusan berasa dari psikologi sosial dan
bisa melahirkan respon yang bersifat destruktif ataupun konstruktif.

2. Sebutkan judul makalah anda dan jelaskan isi makalah tersebut

Judul: Persepsi Masyarakat terhadap Covid – 19

Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,


mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan
kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi – energi fisik lingkungan kita
menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena
jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.

Health belief model merupakan suatu bentuk penjabaran dari sosio-psikologi.


Model ini diciptakan karena adanya masalah-masalah kesehatan yang dapat dilihat
dari kegagalan masyarakat atau individu dalam menerima usaha pencegahan dan
penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider Kesehatan. HBM terdiri
atas enam komponen:

1. Persepsi kerentanan (perceived susceptibility), yaitu bagaimana seseorang


memiliki persepsi atau melihat kerentanan dirinya terhadap penyakit.

2. Persepsi keparahan (perceived severity), yaitu persepsi individu terhadap


seberapa serius atau parah suatu penyakit.

3. Persepsi manfaat (perceived benefit), yaitu persepsi individu akan


keuntungan yang ia dapat jika melakukan upaya kesehatan.

4. Persepsi hambatan (perceived barriers), yaitu persepsi individu akan adanya


hambatan dalam melakukan upaya kesehatan.

5. Petunjuk bertindak (cues to action), yaitu adanya kejadian atau dorongan


untuk melakukan upaya kesehatan yang berasal dari kesadaran diri atau
dorongan orang lain; misalnya iklan kesehatan atau nasihat dari orang lain.

Kemampuan diri (self-efficacy), yaitu persepsi individu tentang kemampuan


yang dimilikinya. Seseorang yang menginginkan perubahan dalam kesehatannya dan
merasa mampu, akan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengubah perilaku
kesehatannya; demikian pula sebaliknya.

Di satu sisi, masyarakat kurang memiliki pemahaman seberapa rentan mereka


tertular COVID-19, seberapa parah penyakit ini, apa manfaat melakukan
pencegahan, dan kurangnya petunjuk untuk bertindak. Di sisi lain masyarakat
menghadapi berbagai hambatan untuk mengakses pada fasilitas kesehatan. Kelima
faktor tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya salah persepsi terkait self-efficacy:
mereka tidak yakin akan kemampuan dan tindakannya.

Jika masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap kerentanan diri, bahaya
penyakit, keuntungan dari upaya pencegahan yang dilakukan dan mendapat petunjuk
bertindak serta minimalnya hambatan, maka self-efficacy dapat dibangun.

Anda mungkin juga menyukai