Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Dosen Pengajar

Prof. Dr. Drs. William Agustinus Areros M.Si

Dr. Joyce Jacinta Rares M.Si

Dr. Welly Waworundeng S.Sos, M.Si

Dr. Alfon Kimbal S.Sos, M.Si

Kelompok 3

Natasya I Memah 20202101041


Kezia Pandey 20202101019
Pingkan Ulaan 20202101026
Allein Kondoy 20202101002
Villany Kewo 20202101006
Eduardus Bramantya 20202101004
Ryalest Boka 20202101038

TEORI DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA PEMBANGUNAN

2020
PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara berkembang dalam pelaksanaan pembangunan


merupakan suatu upaya meningkatkan segenap sumberdaya yang dilakukan secara
berencana dan berkelanjutan dengan pinsip dayaguna yang merata dan berkeadilan,
dalamhaltersebutdapatdikatakanbahwapembangunanberiorentasipadapembangunan
masyarakat, dimana pendidikan menempati posisi yang utama dengan tujuan untuk
membuka wawasan dan kesadaran warga akan arah dan cita-cita yang lebih baik.

Adanyapelaksanaanpembangunanadalahmeningkatkanpendapatannasional,
sekaligus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai
dengan rasa keadilan dan mewujudkan asas keadilan sosial.
pembangunandaerahmerupakansuatuperosesdimanapemerintahdaerahdanmasyarakatnya
mengelolasumberdaya-sumberdaya yang
adadanmembentuksuatupolakemitraanantarapemerintahdaerahdansektorswastauntukmen
ciptakansuatulapangankerjabarudanmerangsangperkembanganekonomi
(pertumbuhanekonomi) dalamwilayahtersebut.
Tantanganutamapembangunanadalahuntukmemperbaikikehidupan.Kualitas
kehidupan yang lebihbaikmemangmensyaratkanadanyapendapatan yang tinggi.Namun,
kiranyapendapatanbukanlahsatu-satunyaukurankesejahteraan. Hal lain yang
tidakkalahpenting yang perludiperjuangkanadalahmasalahpendidikan,
peningkatanstandarkesehatan, nutrisi, pemberantasankemiskinan,
kondisilingkunganhidup, pemerataankesempatan, pemerataankebebasan individual,
danpenyegarankehidupanbudaya. Namun, patutdicatatbahwaapa yang disebutsebagai
“kehidupan yang lebihbaik” itusangatrelatif, harusmelibatkannilai-nilai (values)
danpengukurannilai-nilai (value judgment). Dengandemikian,
dalamterminologipembangunanterdapatpengukurannilaitentangapa yang baik
(pembangunan) danapa yang buruk (keterbelakangan). Akan tetapi,
perludirenungkanpemaknaan “pembangunan” itusendiritidaksamabagisetiap orang.
Masyarakatpadadewasainitidaklagidiposisikansebagaibebanpembangunan.
Keberhasilansuatunegaradalampembangunan,
tidakdapatberdirisendiritanpaadaperansertaaktifmasyarakatnya.Olehkarenasetiapkebijaka
npembangunan yang
dikeluarkanpemerintahpadadasarnyaditujukanbagimasyarakatitusendiri.Sudahsewajarny
alahmasyarakatmemilikiperan yang
sangatbesardalamikutmenentukanarahkebijakanpembangunan.
Di era otonomisaatini,
setiapdaerahdiberikankebebasanuntukmelaksanakanpembangunandaerahnyamasing-
masingsesuaidenganpotensi yang
merekamiliki.Permasalahannyakiniadalahbagaimanadaerahtersebutmelihatpotensi yang
merekamilikibisamemberikandukunganterhadappembangunannya.Potensi yang paling
pentingsebenarnyaadalahmasyarakat.Namun, bagaimanamasyarakatitudiberdayakan,
merupakanpersoalan lain yang harusdiselesaikan.
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 pasal 83 ayat 3 point c dan d
dijelaskanbahwaPembagunanKawasanPerdesaanmeliputi c) pembangunaninfrastruktur,
peningkatanekonomiperdesaan, dan d) pengembanganteknologitepatguna;
danpemberdayaanmasyarakatDesauntukmeningkatkanaksesterhadappelayanandankegiat
anekonomi
KabupatenMinahasa Selatan adalahkabupaten yang di mekarkanpadatahun
2003 dengandisahkannyaUndang-UndangNomor 10 Tahun 2003
tentangPembentukanKabupatenMinahasa Selatan, yang menjadipermasalahan yang ada
di KabupatenMinahasa Selatan
iniialahpermasalahanmengenaipengelolaansumberdayamanusia yang
harusdikembangkan, peranpendidikankepadaparaanaksekolahan,
dankelayakandanpemberdayaankepadamasyarakatdesadalammenunjangpertumbuhanper
ekonomiandalampengelolaaaninfrastruktur yang ada di KabupatenMinahasa Selatan,
Berangkatdaripemikiraninikelompok kami
membahasisudanmasalahterkaitdenganpembagunanmanusiadan infrastruktur.
PEMBAHASAN

INDEKS PERTUMBUHAN MANUSIA

Kabupaten Minahasa Selatan diresmikan pada 4 Agustus 2003, setelah


sebelumnya bergabung dengan Kabupaten Minahasa. Berdasarkan pembagian wilayah
administratif pemerintah daerah, Minahasa Selatan dibagi menjadi 17 Kecamatan, 167
desa, 10 kelurahan, dan 1051 SLS dalam hal ini dikenal sebagai Jaga atau Lingkungan.
Salah satu fenomena demografi yang sangat penting pada suatu daerah adalah
pertumbuhan penduduk.Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan penduduk
dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk yang besar disertai kualitas yang baik
akan menjadi modal dasar pembangunan daerah. Namun sebaliknya, jumlah penduduk
yang besar tanpa diimbangi kualitas hanya akan menjadi penghalang atau beban
pembangunan suatu daerah.

Statistik Jumlah PNS Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2020

Kabupaten Minahasa Selatan, berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2020,


memiliki jumlah penduduk sebanyak 210.695 jiwa pada tahun 2019. Meningkat 0,57
persen dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, penduduk Kabupaten Minahasa
Selatan terdiri dari atas 108.771 penduduk laki-laki dan 101.984 penduduk perempuan.
Dengan demikian rasio jenis kelamin di Minahasa Selatan adalah 106,60. Rasio tersebut
menjelaskan bahwa tiap 100 penduduk berjenis kelamin perempuan, terdapat 106-107
penduduk berjenis kelamin laki-laki. Angka ini masih sama jika dibandingkan dengan
tahun 2018. Terkait kepadatan penduduk, pada Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2019
mencapai 144,66 jiwa/km2. Sehingga dalam setiap kilometer wilayah Minahasa Selatan
rata-rata dihuni oleh 144-145 jiwa.Dilihat berdasarkan perannya sebagai ibukota
Kabupaten, Kelurahan Amurang menjadi kelurah dengan tingkat kepadatan tertinggi
yaitu mencapai 531 jiwa/km2.

Infografis Kependudukan Kabupaten Minahasa Selatan

Berkembangnya pembangunan pada suatu daerah diukur dari tingkat kualitas


sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap daerah. Semakin baik kualitas sumber
daya manusia, maka dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pembangunan daerah yang akan berdampak pada berbagai bidang yakni meningkatnya
kualitas kesehatan masyarakat, meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat,
meningkatnya cakupan keluarga berencana, menurunnya tingkat kemiskinan, dan
menurunnya tingkat pengangguran.
Mengutip isi Human Development Report (HDR) pertama tahun 1990,
pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang
dimiliki oleh manusia. Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah
untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai
akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.

Selain itu, guna mengukur capaian pembangunan pembangunan manusia


berbasis komponen-komponenn dasar kualitas hidup dapat menggunakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar.
Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang
layak.Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak
faktor.Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir
hingga angka harapan hidup. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan
digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun
untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli
masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya
pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian
pembangunan untuk hidup layak.

Komponen Indeks Pembangunan Manusia

 Angka Harapan Hidup (Kesehatan)

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata estimasi lamanya tahun yang
dapat dilalui seseorang selama hidup.Angka harapan hidup dihitung melalui
pendekatan tidak langsung yaitu dengan menggunakan pendekatan data angka
lahir hidup dan angka masih hidup.

 Angka melek huruf & rata – rata lama sekolah (Pendidikan)

Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya, tanpa harus mengerti
apa yang di baca atau ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.
Sedangkan rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan
oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan dilakukan pad
apenduduk yang berusia 25 tahun ke atas dimana diasumsikan seseorang yang
telah berusia 25 tahun, maka proses pendidikannya telah berakhir.

 Pengeluaran Riil per Kapita yang disesuaikan (kehidupan yang layak)

Pengeluaran perkapita dihitung menggunakan rata-rata pengeluaran perkapita


konstan / riil yang disesuaikan dengan paritas daya beli (purchasing power
parity) dengan menggunakan metode Rao.

Berikut data yang didapat dari website Badan Pusat Statisik Kabupaten Minahasa
Selatan, yang mengacu pada komponen Indeks Pembangunan Manusia.

Infografis fasilitas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan


1. Kesehatan
Kesehatan merupakan indikator yang penting, karena masalah kesehatan akan
berdampak luas pada kualitas SDM. Tolak ukur keberhasilan pembangunan di
bidang kesehatan dapat dilihat dari sisi supply yaitu peran pemerintah dalam
menyediakan fasilitas penunjang kesehatan juga dapat dilihat dari sisi demand
yaitu kesadaran masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Ditinjau dari sisi ketersediaan fasilitas penunjang kesehatan, pada tahun 2019
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki 3 rumah rakit, 18 puskesmas yang
tersebar hampir di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Kumelembuai, 4
Poliklinik dan 39 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 7 Apotek.

2. Pendidikan

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan penggerak utama


pembangunan suatu daerah. Peningkatan kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh
proses pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian, kualitas dan jangkauan
pendidikan dan pengajaran harus senantiasa diupayakan dan ditingkatkan oleh
pemerintah. Salah satu tolak ukur pembagunan di bidang pendidikan sisi supply
ialah adanya keberadaan sarana dan prasarana pendidikan. Jika dilihat pada
sarana pendidikanpada Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2019 memiliki 492
sarana pendidikan.Sarana tersebut terdiri dari 236 Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI), 83 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) serta 19 Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) dan Madrasah
(MA). Diketahui pada setiap kecamatan minimal telah memiliki minimal satu
fasilitas pendidiikan.Selain itu pada Kabupaten Minahasa Selatan tidak terdapat
perguruan tinggi, fasilitas pendidikan tertinggi hanya Politeknik Pelayaran
Sulawesi Utara.
Infografis Fasilitas Pendidikandan Tenaga Pengajar
di Kabupaten Minahasa Selatan

Selain fasilitas pendidikan, adanya tenaga pengajar yang memadai juga tentunya
mempengaruhi kulitas pendidikan suatu daerah. Keseimbangan jumlah tenaga
pengajar/ guru dengan jumlah murid akan mempengaruhi keefektifan
penyampaian dan penerimaan bahan ajar.

3. Kehidupan yang layak


Kinerja perekonomian suatu daerah salah satunya diukur dari total nilai tambah
di daerah bersangkutan, atau dikenal dengan PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto). Produk Domestik Bruto (PDRB) mencerminkan seluruh nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun.Secara umum nilai
tambah yang dihasilkan di Kabupaten Minahasa Selatan terus menerus
bertumbuh secara positif dari tahun ke tahun.
InfografisRencana Regional Kabupaten Minahasa Selatan

Indikator penting lainnya adalah laju pertumbuhan ekonomi.Laju pertumbuhan


ekonomi ini dapat melihat peningkatan atau penurunan kinerja ekonomi. Pada
tahun 2019, perekonomian Minahasa Selatan tumbuh sebesar 6,10 persen, yang
artinya terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi.

Dari pemaparan ketiga komponen Indeks Pertumbuhan Manusia di Kabupaten


Minahasa Selatan dapat dinilai baik dikarenakan adanya peningkatan dari tahun
–tahun sebelumnya. Dapat dibandingkan hasil skor yang didapat terkait Indeks
Pertumbuhan Manusia (IPM) berdasarkan kabupaten dan kota di provinsi
Sulawesi utara, yakni sebagai berikut:
Tabel Hasil Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan data dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai skor Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten Minahasa Selatan menempati urutan ke- 7
dari 15 kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Utara. Pada data tersebut, dapat
memunculkan berbagai pemikiran tentang kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Minahasa Selatan.Meskipun IPM Kabupaten Minahasa Selatan
menempati urutan ke–7 dengan skor yang 71.68 dimana tergolong diatas rata-
rata dari batas skor 70.00 (standar yang ditetapkan oleh BPS).

Dari tabel hasil Indeks Pertumbuhan Masyarakat tersebut, perlu ditelusuri


faktor yang mempengaruhi Indeks Pertumbuhan Masyarakat yang didapatkan
Kabupaten Minahasa Selatan.Dari ketiga konsep Indeks Pertumbuhan
Masyarakat, perlu dianalisa terkait tingkat kehidupan layak yang dimiliki oleh
penduduk di Kabupaten Minahasa Selatan.Penentu pertumbuhan ekonomi pada
suatu daerah didukung oleh kegiatan usaha bisnis ataupun pekerjaan yang
dilakukan oleh masyarakat.Jika masyarakat dominan tidak memiliki pekerjaan
atau pengangguran maka mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Dari data
yang didapat terkait tenaga kerja di Kabupaten Minahasa Selatan ialah sebagai
berikut:

Infografis Ketenagakerjaan Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan

Berdasarkan infografis diatas, dapat disimpulkan bahwa 70,1% penduduk


merupakan angkatan kerja atau usia yang layak untuk bekerja. Sedangkan
sebanyak 29,9% penduduk merupakan bukan angkatan kerja. Selanjutnya bisa
ditemukan bahwa sebanyak 34,05% pendidikan penduduk bekerja merupakan
tamatan SD sederajat. Kemudian disusul oleh tamatan perguruan tinggi sebanyak
33,57%, tamatan SMP sebanyak 22,47% dan tamatan SMA sebanyak 9,91%.
Sedangkan hasil yang didapat pada bagian pendidikan pengangguran sebanyak
45,98% penduduk yang menganggur adalah tamatan perguruan tinggi. Lalu
disusul oleh tamatan SMP, SD dan SMA.
Berdasarkan infografis ketenagakerjaan secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa presentase penduduk pengangguran dapat mempengaruhi
tingkat kemiskinan pada kabupaten Minahasa Selatan.Hal tersebut terjadi karena
tidak adanya gaji/upah yang didapatkan oleh penduduk yang menganggur.
Ketika penduduk pengangguran memilih untuk tidak berusaha atau mencari
pekerjaan maka kebutuhan kehidupan tidak bisa terpenuhi yang akan berujung
pada peningkatan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi daerah yang stagnan atau
lamban hingga kelayakan hidup yang tidak sesuai. Jika dilihat dari tabel tenaga
kerja sebanyak 12.555 jiwa memiliki status pekerjaan utama sebagai buruh tidak
tetap/ tidak dibayar.Sebanyak 12.801 masyarakat memiliki status pekerjaan
utama sebagai pekerja keluarga atau tidak tidak dibayar.Berdasarkan data
tersebut maka dapat disimpulkan sebanyak 25.356 masyarakat Kabupaten
Minahasa Selatan tidak memiliki pendapatan tetap dari pekerjaan mereka.

Infografis Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Minahasa Selatan

Dalam infografis diatas menunjukan hasil dinamis ke arah yang baik,


dimana tingkat kemiskinan di Kabupaten Minahasa Selatan mengalami
penurunan selama 5 tahun terakhir. Akan tetapi, pemerintah setempat harus
merancang strategi untuk masyarakat yang tidak memiliki pendapatan tetap
dengan cara mengadakan pelatihan untuk membentuk UMKM dengan
memanfaatkan hasil alam yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan. Jika adanya
edukasi pada masyarakat pengangguran maka akan berdapak pada penurunan
tingkat pengangguran dan kemiskinan. Selain itu dengan adanya kebijakan untuk
mempermudah pembentukan UMKM, pemberian modal usaha, dan pemberian
sarana pertanian-perkebunan serta pembangunan sarana guna menunjang akses
pegiat usaha; kiranya dapat meningkatkan hasil produksi pertanian-perkebunan
dan menyerap tenaga kerja hingga akhirnya menuntaskan angka kemiskinan.

Jika dikaitkan dengan teori dari Walt Whitman, terdapat 5 tahap


pembangunan yaitu
1. Tahap Tradisional
 Pertanian padat tenaga kerja
 Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (Era
Newton)
 Ekonomi mata pencaharian
 Hasil – Hasil tidak disimpan atau diperdagangkan
 Adanya sistem barter

Berdasarkan realita pada Kabupaten Minahasa Selatan, tahap


tradisional masih dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat,
walaupun dalam kondisi sekarang pemerintah setempat telah
melakukan perbaikan dan perkembangan infrastruktur pada
beberapa titik strategis di wilayah Kabupaten Minahasa
Selatan.Hal ini dilakukan karena pemerintah telah menyiapkan
strategi persiapan untuk meninggalakan tahap pembangunan
tradisonal.Adanya tahap tradisional dikarenakan sebagian besar
penduduk Minahasa Selatan yang merupakan masyarakat
pedesaan masih mengandalkan penghasilan utama dari pertanian
dan perkebunan, yakni contohnya cengkeh, kelapa, dan kopra,
jagung, padi, kacang.Hal ini didasari karena penduduk di desa
masih merasa nyaman dengan tahap tradisional yakni kerja
mengelola kebun milik pribadi. Faktor yang membuat masyarakat
masih nyaman mengolah secara tradisional dan perorangan ialah
masih terbatasnyapengetahuan untuk meningkatkan hasil dan
kualitas panen dan kesadaran akan pentingnya kerjasama serta
pemasaran produk. Maka dari itu sebagian besar penduduk di desa
pada Kabupaten Minahasa Selatan masih mengandalkan hasil
pertanian secara tradisional dan bersifat perorangan serta
pemasarannya hanya terbatas.Tetapi sebagian besar masyarakat
Kabupaten Minahasa Selatan bekerja di instansi pemerintah dan
juga swasta dan hanya sedikit yang berwirausaha.

2. Prakondisi Lepas Landas


 Pendirian industri - industri pertambangan
 Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian
 Perlunya pendanaan asing
 Tabungan dan investasi meningkat
 Terdapat lembaga organiasai tingkat nasional
 Adanya elit – elit baru
 Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar
3. Jaman Konsumsi Masal yang tinggi
 Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi dibidang jasa
 Meluasnya konsumsi atas barang – barang yang tahan lama
dan jasa
 Peningkatan atas belanja jasa – jasa kemakmuran
4. Tahap Lepas Landas
 Industrialisasi meningkat
 Tabungan dan investasi semakin meningkat
 Peningkatan pertumbuhan regional
 Tenaga kerja di sector pertanian menurun
 Stimulus ekonomi berupa revolusi politik
 Inovasi teknologi
 Perubahan ekonomi internasional
 Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10% dari
pendapatan nasional
 Sector usaha perdagangan atau manufaktur
 Pengaturan kelembagaan
5. Tahap Bergerak ke Kedewasaan
 Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
 Diversifikasi industry
 Penggunaan teknologi secara meluas
 Pembangunan di sector – sector baru
 Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20% dari pendapatan
nasional
PEMBAHASAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Geliat pembangunan terlihat di Kabupaten Minahasa Selatan untuk menunjukan


kemampuan bersaing dalam tingkat provinsi bahkan tingkat nasional dalam
pembangunan infrastruktur dan Sumber daya manusia sebagai wujud capaian visi misi
dalam peningkatan pelayanan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat. Terobosan
yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan ini merupakan upaya
dalam mengejar ketertinggalan dan untuk tampil sejajar dengan sejumlah kabupaten/kota
ditingkat provinsi maupun tingkat nasional. Pembangunan infrastruktur menjadi fokus
pemerintah saat ini yakni dalam pengembangan fasilitas publik seperti akses jalan dan
pembangunan infrastruktur sektor pariwisata.Pembangunan akses jalan meliputi
program jangka panjang pelebaran jalan Amurang-Kapitu-Teep.Pembangunan fasilitas
publik lainnya yakni akses jalan ke pedesaan.

Pembangunan jalan di pedesaan sehubungan dengan Program Pembangunan


Infrastruktur Pedesaan (PPIP) 2008 yang merupakan bagian dari PNPM (Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat), dialokasikan untuk 2.060 desa di 176
kabupaten/kota di 26 Provinsi di Indonesia. Sejumlah desa di Kabupaten Minahasa
Selatan melaksanakan program ini, desatersebut meliputi, Desa Munte Tumpaan, Desa
Lopana Satu dan Desa Suluun. Pembangunan ini penting untuk membantu
perekonomian warga. Dengan adanya pembangunan akses di pedesaaan akan membantu
masyarakat menjadi lebih mandiri.Jalan merupakakan sarana dan prasarana dasar yang
menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat pedesaan. Pembangunan yang dilaksanakan
di tiap desa meliputi pembuatan talud, gorong-gorong dan pengerasan jalan menuju
perkebunan dan jalan ini juga nantinya menjadi jalan untuk menghubungkan desa yang
satu dengan desa yang lain. Terlaksananya pembanguan jalan perkebunan ini membuat
masyarakat dipermudah dalam mengangkut hasil-hasil perkebunan dan serta
mempermudah pemerintah desa untuk melakukan pembangunan untuk masyarakat
dalam rangka perluasan desa, dikarenakan dulunya kondisi jalan sangat buruk dan
kendaraan masyarakat tidak bisa masuk sampai kedalam perkebunan.
Selain pembangunan jalan di pedesaan, pembangunan fasilitas publik juga
terlihat pada pembangunan jalan Boulevard sepanjang pantai Amurang, pembangunan
fasilitas sekolah dan kesehatan, jembatan, pembangunan tempat wisata, taman kota dan
pemasangan lampu penerangan jalan umum.

Foto dokumentasi Pembangunan Jalan Raya di Desa Picuan

Pembangunan infrastruktur juga dilakukan untuk peningkatan pariwisata di


sejumlah lokasi di kabupaten Minahasa Selatan, diantaranya pembangunan jalan menuju
tempat-tempat wisata yang ada dipedesaan. Pada tahun 2018 kabupaten Minahasa
Selatan memperkenalkan ikon I AM AMURANG yang terletak di tepi pantai boulevard
Amurang sebagai perkenalan potensi pariwisata di daerah Minahasa Selatan. Potensi
pariwisata juga didukung dengan pembangunan home stay yang tersebar diberbagai
destinasi wisata di 17 kecamatan.

Foto dokumentasi ikon Kota Amurang Kabupaten Minahasa Selatan


KESIMPULAN

Pembangunan infrastuktur yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten


Minahasa Selatan hendaknya tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat guna
meningkatkan Indeks Pertumbuhan Manusia, serta mengentaskan kemiskinan.
Pembangunan fasilitas kesehatan, pendidikan, jaringan komunikasi, pengelolaan tempat
wisata, dan koperasi, serta jembatan hingga jalan raya merupakan sasaran strategis
dalam jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan pembangunan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan


pengembangan potensi ekonomi desa dengan menggunakan anggaran desa sangat
bermanfaat bagi kemajuan tiap desa yang pada dasarnya memiliki nilai khas tersendiri.
Dengan demikian pemerintah kabupaten hendaknya dapat menjalankan fungsi kontrol
penggunaan dana desa tersebut, selain itu juga menjadi pelopor pemberian ilmu
pengetahuan terkait sumber yang ada pada suatu desa dan bagaimana cara
megembangkannya. Contohnya terdapat desa yang memiliki pesona alam yang dapat
diubah menjadi destinasi wisata favorit yang dikelola secara profesional dengan
memberdayakan penduduk setempat. Terdapat pula desa yang kaya akanhasil alam dan
perlu adanya peran pemerintah guna menentukan infrastuktur yang cocok untuk
menunjang hasil dan kualitas hasil panen, dapat berupa koperasi sebagai mempermudah
distribusi alat dan bahan pertanian, bank daerah.Selain itu perlu adanya sosialisasi untuk
mengkampanyekan penggunaan alat pertanian-perkebunan yang modern, pupuk dan
bibit terbaik.Tak hanya itu, teknik bertani dan berkebun yang pada umumnya dilakukan
perorangan hendaknya dilakukan secara berkelompok dan membentuk Usaha mikro
kecil menengah (UMKM).Kelompok atau UMKM yang terbentuk dapat mengolah hasil
bumi yang ada atau menciptakan produk yang khas dari desa tersebut.Kemudian produk
itu diuji dan didaftarkan agar layak diperjualbelikan serta dipasarkan.Contoh nyata hasil
perkebunan ialah kopi koya Minahasa yang sudah mendapatkan pengakuan nasional
sebagai kopi khas Minahasa dan sudah dianggap setara dengan kopi Gayo dan kopi
Toraja.

Maka dari itu peran pemerintah sangatlah penting dalam meningkatkan Indeks
Pertumbuhan Manusia.Pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan dengan
kebutuhan masyarakat dianggap sebagai rencana strategis dalam penyerapan
kemiskinan.Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah kabupaten dan desa
hendaknya memperhatikan budaya menjaga kesehatan, menekan angka putus sekolah,
penguatan pola asuh orangtua, dan keterampilan dalam pengolahan sumber daya hingga
strategi pemasaran suatu produk masyarakat atau UMKM.Upaya-upaya strategis
tersebut hendaknya dapat menjadi langkah nyata dalam persaingan pertumbuhan
manusia pada Kabupaten Minahasa Selatan agar dapat bersaing dalam Provinsi Sulawesi
Utara maupun nasional.
DAFTAR PUSTAKA

https://minselkab.bps.go.id/
https://minselkab.bps.go.id/galery.html
https://www.transparansiindonesia.co.id/2017/12/31/i-am-amurang-ikon-baru-
minahasa-selatan
https://beritamanado.com/desa-munte-bangun-jalan-kebun-tingkatkan-kesejahteraan-
petani/

Anda mungkin juga menyukai