Latar Belakang
Tantangan pembangunan manusia yang semakin kompleks menuntut kolaborasi aktif
dari seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan manusia tidak dapat direduksi hanya
pada aspek ekonomi semata, melainkan harus memperhatikan dimensi sosial dan
keberlanjutan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diinisiasi oleh PBB menjadi
panduan yang sangat penting untuk mengukur kemajuan dalam berbagai aspek
pembangunan manusia.
Pendidikan, sebagai salah satu dimensi kunci dalam IPM, muncul sebagai elemen
sentral dalam perwujudan pembangunan manusia yang berkelanjutan. Pendidikan
bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga merupakan katalisator
untuk meningkatkan kapasitas individu, memperbaiki kesejahteraan masyarakat, dan
mengokohkan kemajuan suatu bangsa.
Namun, proporsi perguruan tinggi masih tergolong rendah, hanya mencapai 10,15%
pada periode yang sama. Hal ini mencerminkan tantangan dalam mencapai tingkat
pendidikan tinggi di Indonesia. Di samping itu, persentase penduduk yang tidak tamat
SD/sederajat dan belum pernah sekolah juga cukup signifikan, masing-masing sebesar
9,01% dan 3,25%.
Indikator ini menunjukkan adanya tantangan dalam penyerapan tenaga kerja, terutama
di tingkat pendidikan menengah. Ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan lulusan
dengan kebutuhan pasar kerja dapat menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat
pengangguran di kalangan ini. Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan
keterampilan dan relevansi pendidikan menengah dengan tuntutan dunia kerja untuk
mengurangi disparitas antara pasokan dan permintaan tenaga kerja.
Zakat, sebagai salah satu pilar utama ZIS, bukan hanya sekadar kewajiban
keagamaan, melainkan juga instrumen redistribusi kekayaan yang dapat mengurangi
ketidaksetaraan ekonomi. Ketika dikelola dengan efektif, ZIS dapat menjadi sumber
dana yang signifikan untuk memberdayakan masyarakat yang kurang mampu,
meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan menciptakan peluang ekonomi.
Selain itu, konsep infaq dan sedekah juga memiliki peran kunci dalam mendukung
pembangunan manusia secara holistik. Infaq, sebagai bentuk sumbangan sukarela,
dapat diarahkan untuk mendukung proyek-proyek sosial yang berfokus pada
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Sedekah, yang lebih bersifat pemberian tanpa
imbalan, memiliki daya transformasi sosial yang signifikan, membantu masyarakat yang
membutuhkan secara langsung.
Daring:
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/09/20/tata-kelola-dana-sosial-syariah-perlu-t
ransformasi
https://www.bps.go.id/publication/2023/06/16/ddcaf3b4a35c8be03f8c7ac5/indikator-pas
ar-tenaga-kerja-indonesia-februari-2023.html
https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/07/17/2016/profil-kemiskinan-di-indonesia-m
aret-2023.html
https://www.unpad.ac.id/2023/10/zakat-jadi-salah-satu-jalan-pencapaian-sdgs/