Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN

KEWIRAUSAHAAN PADA SEKOLAH DI ERA BONUS


DEMOGRAFI

Achmad Mustofa, Wiedy Murtini, Hery Sawiji


Universitas Sebelas Maret, Indonesia
achmadmustofa@student.uns.ac.id, wiedymurtini@staff.uns.ac.id, herysawiji@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Indonesia mengalami bonus demografi dimana penduduk usia produktif lebih besar dari pada usia
non produktif. Akibatnya, jumlah angkatan kerja mengalami lonjakan untuk mendapatkan pekerjaan.
Untuk itu, perlu antisipasi dari pemerintah, salah satunya melalui program pendidikan kewirausahaan
pada lembaga pendidikan. Program ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan mengurangi
tingkat pengangguran sehingga mendukung kesejahteraan masyarakat. Artikel ini mengkaji program
pendidikan kewirausahaan di lembaga pendidikan formal terhadap penduduk usia produktif sehingga
menjadi jendela kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat. Metode yang digunakan dalam artikel
ini adalah studi literatur terkait dengan bonus demografi, kewirausahaan dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil review literatur menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan sangat dibutuhkan untuk
menumbuhkan wirausaha-wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dengan demikian dapat mengurangi tingkat pengangguran dan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa.
Kata-kata kunci: Demographic dividen, entrepereneurship education program, entrepreneurship
intention, economic development

PENDAHULUAN penggerak pertumbuhan melalui


Indonesia segera menyongsong fase produktivitas kerja, konsumsi, dan tabungan
bonus demografi beberapa tahun ke depan. yang mereka miliki. Untuk meraih manfaat
Ini menjadi tantangan apakah Indonesia terbesar, sumber daya manusia harus
siap lepas landas menuju negara maju atau memenuhi kebutuhan pasar kerja. Penting
justru sebaliknya, tertimpa bencana bagi Indonesia menentukan kiblat
demografi. Bonus demografi merupakan perekonomiannya untuk sepuluh atau dua
kondisi di mana populasi usia produktif puluh tahun lagi. Sudah selayaknya,
lebih banyak dari usia nonproduktif. Indonesia dapat mengandalkan industri jasa
Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami serta manufaktur untuk mempercepat laju
puncak bonus demografi pada 2030 pertumbuhan ekonomi. Bisa juga,
mendatang. Membludaknya tenaga kerja menggairahkan agrobisnis dan sektor
produktif adalah peluang emas Indonesia kemaritiman. Seperti kita tahu, kedua sektor
untuk menggenjot roda ekonomi. Idealnya, itu adalah anugerah lahiriah bagi Indonesia,
pertumbuhan ekonomi terpacu, sektor riil kekuatan alami negara terbesar keempat di
terdongkrak, dan daya saing meningkat. dunia ini. Lantas, bagaimana Indonesia
Secara normatif, bonus demografi mewujudkan generasi emas tersebut. Dalam
seyogianya membawa sebuah negara mencapainya, tentu tidak mudah. Masih ada
menuju arah lebih baik, khususnya sejumlah tantangan yang perlu dihadapi.
membawa kesejahteraan untuk segenap Data Kementerian Pendidikan dan
tumpah darahnya. Meski terdengar Kebudayaan, pada 2016, lebih dari satu juta
menyenangkan, meraih momentum bonus anak putus sekolah pada jenjang sekolah
demografi bukanlah perjuangan mudah. dasar (SD) dan tak melanjutkan ke tingkat
Terdapat sejumlah syarat agar bonus tidak sekolah menengah pertama (SMP). Jika
berubah menjadi bencana demografi, yaitu digabung antara yang tidak tamat SD-SMP,
penduduk harus berkualitas, tersedia maka ada sekitar 4,3 juta anak yang tak
lapangan kerja, tabungan rumah tangga mengenyam pendidikan dasar sembilan
memadai, dan sejumlah syarat lainnya. tahun. Akibatnya, sekitar 40 persen angkatan
Negara kaya, saat rasio ketergantungan kerja Indonesia saat ini merupakan lulusan
rendah, penduduk usia muda menjadi SD. Kondisi itu tentunya menghambat upaya

6
Indonesia untuk bersaing di kancah global Maraknya pendidikan kewirausahaan di
dan merengkuh puncak bonus demografi. seluruh dunia ini tidak lain karena semakin
Hal itu mestinya tak membuat kita meningkatnya kesadaran akan pentingnya
pesimistis, tetapi justru terus menebar karakter kewirausahaan pada generasi muda
harapan dan cita-cita bersama. Pemerintah (kreatif, inovatif dan berani mengelola
terus bekerja untuk mengurai berbagai resiko) dan pentingnnya kedudukan seorang
permasalahan bangsa Indonesia. entrepreneur pada suatu motor pergerakan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia perekonomian suatu negara. Hal ini di
amat krusial untuk menunjang langkah jelaskan secara gamblang oleh Mc Clelland
Indonesia ke depannya, termasuk dalam yaitu negara akan makmur jika entrepreneur
menyambut bonus demografi. Untuk itu, dalam suatu negara mencapai 2 % dari
pemerintah mulai menyiapkan berbagai keseluruhan penduduknya. Direktorat
kebijakan penunjang. Sebut misalnya, Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) Indonesia
peningkatan kualitas tenaga kerja melalui sangat sadar akan pentingnya pendidikan
pendidikan vokasi. Peningkatan kewirausahaan bagi kemajuan sumber daya
keterampilan dapat disesuaikan dengan manusia Indonesia untuk menjawab
kebutuhan pasar tenaga kerja. Ada tantangan masa depan. Oleh karena itu Dikti
keseimbangan antara permintaan dan mempunyai program-program unggulan
penawaran tenaga kerja. Harapannya, tak untuk melaksanakan pendidikan
ada lagi tenaga terampil yang menganggur. kewirausahaan dalam program mahasiswa
Pemerintah perlu membuat proyeksi wirausaha (PMW), Co-operative, Program
pasar kerja untuk 10 tahun mendatang. Itu Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
berguna agar pelatihan dan pendidikan dapat (PKM-K) dan masih banyak lagi. Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja di semua di lakukan untuk meningkatkan
masa depan. Tentunya masih ada peluang pengetahuan, niat dan aktivitas
bagi Indonesia untuk lepas landas menjadi kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
negara top dunia. Ada cukup waktu untuk Pendidikan adalah membentuk peserta
memperbaiki kualitas SDM. Tentunya, kerja didik mandiri melalui pola pikir serta
keras pemerintah perlu disertai sikap pemberian kompetensi dan skill. Jadi dalam
optimistis segenap insan bangsa Indonesia. pendidikan kewirausahaan akan
Salah satu cara pemerintah yaitu dengan mengembangkan peserta didik berprilaku
pendidikan kewirausahan di lembaga entrepreneur dan menjawab tantangan masa
pendidikan. depan. Kesimpulannya pendidikan
Pendidikan Kewirausahaan adalah usaha kewirausahaan adalah kompetensi wajib
terencana dan aplikatif untuk meningkatkan yang harus di miliki untuk menjawab
pengetahuan, intensi/niat dan kompetensi tantangan masa depan dengan penanaman
peserta didik untuk mengembangkan potensi karakter kewirausahaan. Hal ini penting
dirinya dengan di wujudkan dalam prilaku karena sebagai motor penggerak
kreatif, inovatif dan berani mengelola resiko. perekonomian masa depan Indonesia.
Pendidikan kewirausahaan merupakan Sehingga rumusan masalah pada artikel init
kajian internasional terkini dan terus di teliti yaitu: (a) Bagaimana bonus demograpi di
dan di kembangkan secara dinamis di indonesia?; (b) Apa hubungan antara bonus
seluruh belahan dunia. Pendidikan demograpi dan pembangunan ekonomi?; (c)
kewirausahann di lakukan mulai dari Bagaimana mengelola bonus demograpi
Universitas, Sekolah Menengah, Sekolah dengan calon tenaga kerja berasal dari
dasar hingga ada playgroup of lembaga pendidikan?
entrepreneurship untuk anak-anak.

7
Bonus Demografi dan Tingkat Pengangguran di Indonesia
United Nations Population Fund (2015) juga semakin meningkat karena naiknya
menyatakan penurunan angka kelahiran total kesadaran masyarakat modern terhadap
yang telah terjadi setelah pengenalan jenjang pendidikan tinggi maupun vokasi
program keluarga berencana pada tahun (Bloom, 2003).
1970-an membuat Indonesia saat ini berada Bonus demografi tanpa diikuti
pada tahap terbukanya jendela kesempatan pendidikan yang merata dan peningkatan
(The windows of oppurtunity), yakni kondisi sumber daya manusia yang memadai akan
di mana rasio ketergantungan penduduk menjadikan ancaman bagi Indonesia
Indonesia terus berkurang dan menuju pada (Hanafi, 2014; Maryati, 2015). Pendidikan
titik terendah yang menurut perhitungan merupakan salah satu faktor penting dalam
akan terjadi pada 2020-2030. Bonus bonus demografi, meskipun jumlah
demografi menjadi peluang (The Windows of masyarakat produktif lebih banyak dari pada
Oppurtunity) kemakmuran ekonomi masyarakat nonproduktif, tetapi jika sumber
Indonesia dengan proporsi penduduk usia daya manusianya lemah dan tidak
produktif (usia 15-64 tahun) lebih besar dari berkualitas, maka akan terjadi bencana
pada usia non produktif dalam evolusi karena akan banyak masyarakat usia
kependudukan dengan pola siklus se-abad produktif yang menganggur dan terpaksa
sekali (Jalal, 2014; Jati, 2015; Sugiharto dan jadi beban negara (Hanafi: 2014). Maka
Setiawan, 2015). Fenomena bonus perlu diketahui bahwa kualitas sumber daya
demografi ini harus dimanfaat semaksimal manusia diukur dari kuliatas pendidikan
mungkin terhadap penduduk usia produktif yang ditamatkan, berikut tingkat
serta dapat meningkatkan kesejahteraaan pengangguran terbuka di Indonesia.
ekonomi penduduk (Jalal: 2014, Pengangguran terbuka tercipta sebagai
Alisjahbana, 2014; Maryati, 2015). akibat pertambahan lowongan pekerjaan
Menghadapi bonus demografi yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
pemerintah perlu persiapan dan program kerja (Sukirno, 2004). Hasil survey dan
yang matang dengan masalah-masalah yang perhitungan grafik menyatakan tingkat
dihadapi dan menjadi perhatian semua pengangguran terbuka di Indonesia sebesar
elemen termasuk masyarakat itu sendiri 5.5% Sementara berdasarkan hasil proyeksi
(Jalal, 2014). Bonus demografi harus penduduk Indonesia oleh Badan Pusat
bersinergi dengan kualitas sumber daya Statistik (BPS) pada tahun 2016 sekitar
manusia yang produktif dengan alasan 261.890.900 ribu jiwa. Berikut data
karena berhubungan langsung dengan pengangguran terbuka menurut pendidikan
pertambahan jumlah penduduk sehingga tertinggi yang ditamatkan.
dapat meningkatan produktivitas suatu Data empiris pada tabel menyatakan
negara (Rimbawan 2014). Buruh terdidik pengangguran terbuka pada tahun 2017 per

8
priode februari sebesar 7.005.262 jiwa. akan digunakan untuk memenuhi
Pengangguran terbuka menurut pendidikan kebutuhan hidup memalui suatu inovasi
yang ditamatkan dari SLTA Umum/ SMU tanpa memerhatikan sumber daya yang
hingga Universitas sebesar 3.792.560 jiwa. mereka atur (Robin, 1977). Brown dalam
Artinya pengangguran terbuka menurut Murtini (2016) merekomendasikan
pendidikan yang ditamatkan dari SLTA pendidikan kewirausahaan yang dirancang
Umum/ SMU hingga Universitas digunakan sebagai garis petunjuk kurikuler
memberikan kontribusi sebesar 54,14%. untuk pendidikan kewirausahaan pada
Pendidikan Kewirausahaan di Lembaga semua umur dan tingkat pendidikan serta
Formal pentingnya pemberian materi tentang
Pendidikan di lembaga formal adalah wirausaha dan kewirausahaan juga
salah satu cara yang tepat meningkatan mutu tergantung pada peserta didiknya, jenjang
dan kualiatas sumber daya manusia untuk dan jenis pendidikan mana yang perlu atau
menyelesaikan problematika pembangunan tidak perlu diberikan.
nasional suatu negara terutama untuk Proses mensejahterakan bangsa
menghadapi rintangan dan persaingan yang dibutuhkan wirausaha-wirausaha yang akan
kompetitif di era globalisasi. Selain itu, mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi
lembaga pendidikan formal menganut suatu bangsa, menciptakan lapangan
perubahan pembelajaran yang terbaharukan. pekerjaan bagi masyarakat serta mengurangi
Salah satu perubahan pembelajaran di pengangguran (Murtini, 2016). Suatu bangsa
lembaga pendidikan formal yaitu akan maju apabila jumlah wirausaha
menerapkan pembelajaran kewirausahaan. (enterpreneur) sebesar 2% dari jumlah
Pembelajaran kewirausahaan bertujuan penduduk. Berdasarkan data badan pusat
mengarahkan lulusan untuk berwirausaha statistik 2016 jumlah wirausaha non-
dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan, pertanian yang menetap mencapai 7,8 juta
dengan adanya wirausaha maka dapat orang atau 3,1%. Artinya sudah melampaui
membuka lapangan kerja bagi masyarakat syarat minimal suatu masyarakat untuk maju
Indonesia sehingga dapat mengurangi dan sejahtera. Walaupun dibanding negara
pengangguran. Pembelajaran kewirausahaan lain masih lebih rendah dari Malaysia 5%,
berperan penting sebagai pemicu awal dalam China 10%, Singapura 7%, Jepang 11% dan
menumbuhkan minat individu berwirausaha. AS 12%. Wirausaha dan orang-orang
Pentingnya penyediaan sumberdaya berjiwa wirausaha yang bisa bersaing secara
manusia (SDM) yang terampil diwujudkan kompetitif dan komparatif untuk membentuk
pemerintah melalui kebijakan peningkatan daya saing dan karakter bangsa (Murtini,
mutu pendidikan. Pengembangan 2016). Wirausaha dapat menjadi solusi
suberdaya manusia saat ini mulai bergerak dalam mengatasi masalah pengangguran dan
dari orientasi pasar tenaga kerja lokal pertumbuhan ekonomi. Pemerintah berupaya
kepada pasar tenaga kerja ASEAN mengatasi angka pengangguran dan
menyambut masyarakat ekonomi ASEAN meningkatkan jumlah wirausaha melalui
(MEA), serta mempersiapkan para lulusan aspek pendidikan dengan menggunakan
dengan pembekalan karakter program pendidikan kewirausahaan di
kewirausahaan (entrepreneurship). lembaga pendidikan.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan Pembelajaran kewirausahaan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan (entrepreneurship) merupakan suatu proses
berbeda (Drucker, 1959). Sementara, untuk menciptakan nilai yang berbeda,
kewirausahaan didefinisikan sebagai dengan mencurahkan waktu dan upaya yang
bekerja sendiri (Cantillon, 1755). Adapun, diperlukan, juga memikul resiko-resiko
kewirausahaan adalah suatu proses finansial, menanggung dampak psikis dan
penerapan kereativitas dan keinovasian sosial yang menyertainya, serta menerima
dalam memecahkan pesoalan dan imbalan berbentuk moneter dan kepuasan
menemukan peluang untuk memperbaiki pribadi. Entrepreneur harus senantiasa
kehidupan (Zimmerer, 1996). Selanjutnya, bekerja keras untuk meraih pertumbuhan,
kewirausahaan yaitu suatu usaha proses mencari kecenderungan dan terus
yang dilalui oleh seseorang yang bertujuan berinovasi.
untuk mengejar peluang/ kesempatan yang

9
Suherman (2010) dan Nana Supriatna semata-mata menguraikan, melainkan juga
(2012) mengemukakan bahwa materi memberikan pemahaman dan penjelasan
pembelajaran kewirausahaan dapat secukupnya.
memotivasi untuk berwirausaha, metode
pembelajaran yang dapat menumbuhkan HASIL DAN DISKUSI
minat wirausaha, Kemampuan guru yang Pentingnya membentuk perilaku
dapat menumbuhkan minat wirausaha, serta berwirausaha sejak dini sebagai awal dalam
pengalaman langsung yang dapat memulai suatu usaha. Selain itu, niat
menumbuhkan minat berwirausaha. Tujuan berwirausaha juga berperan penting untuk
pembelajaran kewirausahaan hendaknya mengindikasikan ketertarikan seseorang
dapat memberikan bekal bagi peserta didik untuk berwirausaha. Sehingga outputnya
melalui 3 dimensi, yaitu aspek managerial adalah jumlah wirausaha dapat
skill, production technical skill dan meningkatkan. Adapun, program pendidikan
personality developmental skill (aspek kewirausahaan dapat membentuk perilaku
keahlian managerial, keahlian teknik berwirausaha. Penelitian yang dilakukan
produksi dan keahlian pengembangan Riani, Sawitri dan Rahmawati (2012)
kepribadian. menunjukkan hasil analisis 1) Program
Djaali (2008) menyatakan yang pendidikan kewirausahaan (EEP)
dimaksud minat adalah suatu keinginan yang berpengaruh positif pada sikap
cenderung menetap pada diri seseorang kewirausahaan, norma subyektif, persepsi
untuk mengarahkan pada suatu pilihan kontrol perilaku serta kepuasan inovasi. 2)
tertentu sebagai kebutuhannya,yang Sikap kewirausahaan, norma subyektif dan
selanjutnya akan diwujudkan dalam persepsi kontrol perilaku berpengaruh pada
tindakan nyata dengan adanya perhatian niat untuk berwirausaha. 3) Niat
pada objek yang diingkannya itu untuk berwirausaha tidak berpengaruh pada target
mencari informasi sebagai wawasan bagi perilaku berwirausaha. (4) Kepuasan inovasi
dirinya. Sementara Fuadi (2009) berpengaruh posistif pada kepuasan kinerja
menambahkan bahwa minat berwirausaha 5) Target perilaku berwirausaha tidak
adalah keinginan, ketertarikan, serta berpengaruh pada kepuasan kinerja.
kesediaan untuk bekerja keras atau Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo
berkemauan keras untuk berusaha secara (2017) menemukan persepsi tentang
maksimal untuk memenuhi kebutuhan kewirausahaan dan self-efficacy berpengaruh
hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko positif terhadap intensi berwirausaha
yang akan terjadi, serta berkemauan keras mahasiswa. Sementara menurut Fatoki
untuk belajar dari kegagalan. (2014) pembelajaran kewirausahaan menjadi
faktor penting dalam menumbuhkan dan
BAHAN DAN METODE mengembangkan keinginan, jiwa dan
Artikel ini termasuk jenis studi literatur perilaku berwirausaha dikalangan generasi
dengan mencari referensi teori yang relefan muda karena pendidikan merupakan sumber
dengan kasus atau permasalahan yang sikap dan niat keseluruhan untuk menjadi
ditemukan. Referensi teori yang diperoleh wirausahawan sukses di masa depan.
dengan jalan penelitian studi literatur Van Praag dan Versloot (2007) yaitu
dijadikan sebagai fondasi dasar. Jenis data kewirausahaan sering dikaitkan untuk
yang digunakan penulis dalam penelitian ini merangsang pertumbuhan ekonomi, inovasi,
adalah data sekunder yaitu mencari pekerjaan dan kreasi usaha. Penelitian
dokumen atau data-data yang dianggap empiris juga mendukung hubungan positif
penting melalui artikel koran/majalah, antara aktivitas kewirausahaan terhadap
jurnal, pustaka, brosur, buku serta melalui pertumbuhan ekonomi. Adnyana dan
media elektronik yaitu internet, yang ada Purnami (2016) menyimpulkan pendidikan
kaitannya dengan diterapkannya aritkel ini. kewirausahaan berpengaruh positif dan
Data-data yang sudah diperoleh kemudian signifikan pada niat berwirausaha
dianalisis dengan metode analisis deskriptif. mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Metode analisis deskriptif dilakukan dengan Universitas Udayana. Hasil penelitian ini
cara mendeskripsikan fakta-fakta yang membuktikan bahwa pendidikan
kemudian disusul dengan analisis, tidak

10
kewirausahaan dapat meningkatkan niat itu merupakan hasil dari pikiran sadar yang
berwirausaha mahasiswa. mengarahkan tingkah laku seseorang
(Parker, 2004). Menurut Ramayah dan
Harun (2005) menyatakan niat berwirausaha
didefisikan sebagai tendensi keinginan
individu untuk melakukan tindakan
wirausaha dengan menciptakan produk baru
melalui peluang bisnis dan pengambilan
risiko. Kegiatan kewirausahaan sangat
ditentukan oleh niat individu itu sendiri.
Orang-orang tidak akan menjadi pengusaha
secara tiba-tiba tanpa pemicu tertentu.
Gerba (2012) menemukan bahwa siswa
manajemen bisnis di Ethiopia yang
Fatoki (2014) menyatakan sekolah mendapatkan pendidikan kewirausahaan
bisnis menjadi jembatan antara pengetahuan lebih memiliki niat kewirausahaan
dibandingkan mahasiswa teknik yang tidak
teoritis dan keterlibatan praktis di lapangan.
Terkait dengan pengaruh pendidikan mendapatkan pendidikan kewirausahaan.
kewirausahaan tersebut, perlu adanya Negash (2013) menemukan hasil yang sama
pemahaman tentang bagaimana dan bahwa pendidikan kewirausahaan
berpengaruh positif terhadap niat
mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha
muda yang potensial sementara mereka berwirausaha mahasiswa Ethiopia. Lestari
berada dibangku pendidikan. Diperkuat oleh (2012) menemukan bahwa pendidikan
Chimucheka (2013) bahwa salah satu faktor kewirausahaan berpengaruh positif terhadap
niat berwirausaha. Diperkuat dengan
pendorong pertumbuhan kewirausahaan di
suatu negara terletak pada peranan penelitian Mustofa (2014) menyatakan
universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan pengaruh positif
pendidikan kewirausahaan. dan signifikan terhadap niat berwirausaha.
Alberti dan Poli (2004) mendefinisikan
pendidikan kewirausahaan sebagai transmisi KESIMPULAN
kompetensi kewirausahaan yang terstruktur Bonus demografi bagi pemerintah
dan formal yang mengacu pada pemberian adalah sebuah tantangan. Untuk itu,
pemerintah perlu persiapan dan program
keterampilan, konsep dan kesadaran mental
individu. Azwar (2013) menyatakan yang matang dengan masalah-masalah yang
menumbuhkan jiwa kewirausahaan para dihadapi dan menjadi perhatian semua
mahasiswa perguruan tinggi dipercaya elemen termasuk masyarakat sendiri. Bonus
demografi harus bersinergi dengan kualitas
merupakan alternatif untuk mengurangi
tingkat pengangguran, karena para sarjana sumber daya manusia yang produktif dengan
diharapkan dapat menjadi wirausahawan alasan karena berhubungan langsung dengan
muda terdidik yang mampu merintis pertambahan jumlah penduduk sehingga
dapat meningkatan produktivitas suatu
usahanya sendiri karena dunia bisnis masa
kini dan masa depan lebih mengandalkan negara. Adapun salah satu cara pemerintah
knowledge dan intelectual capital, maka yaitu dengan mengimplementasikan
agar dapat menjadi daya saing bangsa, program pendidikan kewirausahaan di
lembaga pendidikan. Adapun tujuan
pengembangan wirausaha muda perlu
diarahkan pada kelompok muda terdidik pemerintah yaitu untuk menumbuhkan minat
(intelektual). individu untuk berwirausaha. Adapun
Niat dibutuhkan sebagai langkah awal maksud dari hal tersebut yaitu diharapkan
individu memiliki kompetensi untuk
dalam memulai berwirausaha. Rasli et al.
membuka lapangan pekerjaan dengan
(2013) mendefinisikan niat kewirausahaan
adalah suatu pikiran yang mendorong berwirausaha. Proses mensejahterakan
individu untuk menciptakan usaha. Niat bangsa dibutuhkan wirausaha-wirausaha
yang akan mampu mempercepat
adalah keinginan tertentu seseorang untuk
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa,
melakukan sesuatu atau beberapa tindakan,
menciptakan lapangan pekerjaan bagi

11
masyarakat serta mengurangi pengangguran. (SMMEs). Journal Economics, 4(2):
Akhirnya, dengan bertambah wirausahaan 157-168.
baru di Indonesia pada era bonus demografi
menjadi jendela peluang (The Windows of Drucker. 1959. Landmarks of Tomorrow.
Oppurtunity) untuk meningkatkan New York: Harper & Brothers.
pembangunan ekonomi Indonesia.
Fatoki, A. (2014). The Entrepreneurial
DAFTAR PUSTAKA Intention Of Undergraduate Students In
South Africa: The Influences Of
Adnyana. & Purnami. (2016). Pengaruh Entrepreneurship Education And
Pendidikan Kewirausahaan, Self Previous Work Experience.
Efficacy Dan Locus Of Control Pada Mediterranean Journal Of Social
Niat Berwirausaha. E-Jurnal Sciences, 5(7), 294-299.
Manajemen Unud, 5 (2), ISSN: 2302-
8912. Gerba, T. (2012). Impact Of
Entrepreneurship Education On
Alberti F, Sciascia dan Poli. 2004. Entrepreneurial Intentions Of Business
Entrepreneurship Education: Notes on And Engineering Students In Ethiopia.
an Ongoing Debate. Disampaikan pada African Journal Of Economic And
Proceedings of the 14th Annual Management Studies, 3(2), 258-277.
International Entrepreneurship
Conference, University of Nopoli, Hanafi, T. (2014).
Federico II, Italy, 4-7 Juli 2004. http://www.antarasumbar.com/berita/11
5342/fasli-jalal-bonus-demografi-bisa-
Alisjahbana, A. (2014). menjadi-bencana.html.
http://www.hukumonline.com/berita/bac
a/lt52f4d97aa7ea3/bonus-demografi- Jalal, F. (2014).
berpotensi-tumbuhkan-ekonomi https://www.kompasiana.com/casmudi/k
ebijakan-pembangunan-berwawasan-
Azwar, Budi. 2013. Analisis Faktor-faktor kependudukan-bonus-demografi-2015-
yang Mempengaruhi Niat 2035-bukan-sebagai-ancaman-
Kewirausahaan (Entrepreneurial negara_54f45b82745513932b6c8a4c
Intention). Studi Terhadap Mahasiswa
Universitas Islam Negeri SUSKA Riau. Jati, W. R. (2015). Bonus Demografi
Menara, 12(1): 12-22. Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi:
Jendela Peluang Atau Jendela Bencana
Bandura. 1977. Social Learning Theory. Di Indonesia. Jurnal Populasi, 23 (1): 1-
New Jersey: Prentice-Hall. 19

Bloom. 2003. Pembelajaran Tematik Anak Lestari, R.B dan Trisnadi Wijaya. 2012.
Usia Dini. PT. Rineka Cipta. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha
Cantillon. 1755. Esai sur la Nature du Mahasiswa di STIE MDP, STMIK
Commerce en General. London, UK: MDP, dan STIE MUSI. Jurnal Ilmiah
Mac Millan. STIE MDP, 1(2): 112-119.

Carsrud & Brannback. 2011. Understanding Maryati, S. (2015). Dinamika Pengangguran


The Entrepreneurial Mind. New York: Terdidik: Tantangan Menuju Bonus
Springer Science+Business Media. Demografi Di Indonesia. Journal Of
Economic And Economic Education. 3
Chimucheka, Tendai. 2013. The Impact of (2):124 – 136 Issn : 2302 – 1590
Entrepreneurship Education on the
Establishment and Survival of Small, Murtini, W. (2016). Implementasi Model
Micro and Medium Enterprises “Gepprak” Dalam Pembelajaran
Kewirausahaan Untuk Meningkatkan
12
Minat Berwirausaha Di Sekolah Rimbawan, N. D. (2014). Bali
Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Diproyeksikan Mengalami Bonus
Vokasi. 6 (3): 335-345 p-ISSN: 2088- Demografi Puncak 2020-2030 : Peluang
2866 Atau Bencana?. Jurnal Kependudukan
dan Pengembangan Sumber Daya
Mustofa, A.M dan Ali Muhson. 2012. Manusia. 10 (1) : 37-44 ISSN : 1907-
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, 3275
Self Efficacy, dan Karakter Wirausaha
Terhadap Minat Berwirausaha pada Sugiharto dan Setiawan, D. (2015).
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Depok Pemanfaatan Bonus Demografi melalui
Kabupaten Sleman. Skripsi Fakultas Peningkatan Indeks Pembangunan
Ekonomi Universitas Negeri Manusia di Sumatera Utara. Jurnal
Yogyakarta. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. 7 (1): 1-
12, p-ISSN 2085-482
Nations, U. (2015).
https://www.bappenas.go.id/id/berita- Suherman, Eman. (2008). Desain
dan-siaran-pers/narasi-tunggal-hari- Pembelajaraan Kewirausahaan.
kependudukan-dunia-2017-masa-depan- Bandung: Alfabeta
demografi-indonesia-dan-
keseimbangan-pertumbuhan-penduduk/ Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori
Makroekonomi. Jakarta: PT Raja
Negash, Emnet dan Chalchissa Amentin. Grafindo Persada.
2013. An Investigation of Education
Student’s Entrepreneurial Intention in Van Praag, C. Mirjam and Peter H Versloot.
Ethiopian University: Technology and 2007. A Review of Recent Research:
Bussines Field in Focus. Basic Research What Is the Value of Entrepreneurship?.
Journal, 2(2): 30-35. Disampaikan pada IZA Discussion
Paper, University of Amsterdam and
Parker, S. C. 2004. The Economics Of Self- Tinbergen Institute, Netherlands,
Employment And Entrepreneurship. Agustus 2007.
Cambridge Inggris. Cambridge
University Press. Wibowo, A. (2017). Dampak Pendidikan
Kewirausahaan Bagi Mahasiswa. Asian
Ramayah, T dan Harun. 2005. Journal Of Entrepreneurship And
Entrepreneurial Intention Among the Family Business, 1 (1), Issn: 2581-0685.
Studen of University Sains Malaysia
(USM). International Journal of Zimmerer. 1996. Effective Small Business
Management and Entrepreneurship, 1: 8- Management, Pearson Higher
20. Education.

Rasli, Amran., Khan, S.U.R., Malekifar, S http://www.tribunnews.com/kilas-


dan Samrena Jabeen. 2013. Factors kementerian/2017/09/29/kenapa-bonus-
Affecting Entrepreneurial Intention demografi-jadi-kesempatan-emas-bagi-
Among Graduate Students of Universiti indonesia
Teknologi Malaysia. International
Journal of Business and Social Science, https://www.kompasiana.com/adesuyitno/pe
4(2): 182-188. ndidikan-kewirausahaan-
entrepreneurship-
Riani, A. L., Sawitri, H. S. R. & Rahmawati. education_55286ac36ea8346e238b458b
(2012). Peran Eep Pada Perilaku
Entrepreneurial Dan Kepuasan Kinerja
Perajin Batik Surakarta, Karanganyar
Dan Sragen. Jurnal Siasat Bisnis, 16 (2),
258-266.

13

Anda mungkin juga menyukai