Disusun Oleh
2133012
TEKNIK SIPIL
2021/2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga saya menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul : “peran
pemuda dalam menghadapi bonus Demografi di Indonesia”
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak sumber, sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pemuda
Indonesia.
1 . Bagi Peneliti
2 . Bagi Murid/Mahasiswa
Sebagai acuan dalam menyikapi bonus demografi yang ada di Indonesia saat ini
terutama dalam bidang pendidikan, lapangan kerja, kesehatan, pertumbuhan penduduk,
dan teknologi. Pada bidang pendidikan seperti contohnya penerapan merdeka belajar dan
kampus merdeka. Dimana penerapan kebijakan tersebut berfokus pada pengembangan
kreativitas, inovasi, dan kepribadian siswa dan mahasiswa. Tentunya hal itu dapat
mendorong terciptanya generasi yang berdaya saing tinggi.
PEMBAHASAN BAB II
Bonus demografi adalah keadaan dimana penduduk usia produktif memiliki jumlah
yang jauh lebih banyak daripada penduduk usia non produktif akibat terjadinya transisi
demografi dimasa lalu. Bonus demografi pada mulanya ditandai dengan keadaan tingginya
tingkat fasilitas atau laju pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan jumlah penduduk
yang sangat banyak. Tahap selanjutnya, dilakukan upaya-upaya untuk menurunkan jumlah
kelahiran dalam jangkapanjang. Dengan ditekannya jumlah kelahiran, otomatis jumlah
penduduk usia muda dari angkatan-angkatan sebelumnya akan melonjak drastis ketimbang
angkatan berikutnya.
Bonus demografi bisa dimanfaatkan dengan baik jika sumber daya manusianya juga
memiliki kualitas yang tinggi danberketerampilan. Penduduk dalam jumlah besar namun
daya saing dan daya dukung dalam produktivitas sertakeahlian rendah justru bukan menjadi
modal pembangunan namun malah menjadi beban pemerintah dan negara.
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk berumur 15 tahun ke
atas yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang dimanadan lapangan usaha utamanya
paling tinggi berada pada kategori SDM, yaitu 35.59%.ini menunjukkan masih rendahnya
tingkat kualitas penduduk usia produktif di Indonesia. Agar bonus demografi dapat
memenuhi peran makan pemerintah harus berupaya keras meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan serta menyediakan sarana dan prasarana bagi penduduk-penduduk usia muda
sekarang ini.
Salah satu contoh kasus menghadapi bonus demografi yaitu Sex rasio, berkaitan
dengan bonus demografi sex rasio memiliki arti khusus. Adalah hal yang sudah umum jika
dilihat bahwa kekuatan kerja dari pria dan wanita berbeda. Begitu pun dengan
produktivitasnya. Penduduk pria cenderung bisa bekerja dan bertahan melakukan hal-hal
yang meski fisiknya tidak sekuat penduduk pria, namun memilikitingkat ketelitian dan
kesabaran yang tinggi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
3.1 Kesimpulan