Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BAHASA INDONESIA

“ SERATUS PARAGRAF “

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bahasa Indonesia


Dosen Pengajar Aneu Susimie Hilmi, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Baiq Ulul Azmi


Prodi : D3 Teknik Sipil
NIM : 2133012

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA BANDUNG


Jalan Soekarno - Hatta No. 541, Gumuruh, Kota Bandung, Jawa Barat

Tahun Ajaran
2021/2022
“ SERATUS PARAGRAF EFEKTIF“

Paragraf Satu

Air yang terkandung di dalam agregat akan mempengaruhi jumlah air yang
diperlukan di dalam campuran. Agregat yang basah akan membuat campuran lebih
basah dan meningkatkan faktor air semen dan sebaliknya agregat yang kering akan
menyerap air campuran dan menurunkan kelecakan beton. Jadi kandungan air di
dalam agregat harus diketahui.

Paragraf Dua

Pasir yang ditumpuk dan diberi kesempatan untuk mongering selama 16 jam
akan mempunyai kadar air sekitar 5%. Dalam keadaan basah antara 7 sampai 10 %,
kadang sampai 15%. Pasir yang lembab terasa agak basah, tetapi tidak meninggalkan
kebasahan di tangan.

Paragraf Tiga

Jumlah air total adalah sepuluh kali air yang ada, baik yang di dalam pori
maupun yang di luar butir. Kadar air total adalah persentase jumlah air tersebut
terhadap berat agregat kering. Kadar air bebas adalah persentase jumlah air yang di
luar butir saja.

Paragraf Empat

Pengujian kekerasan agregat halus dapat dilakukan dengan membuat contoh


dan membandingkannya dengan pasir standar.Untuk SII dipakai pasir Bangka. Angka
pembanding tidak boleh lebih besar dari 2,20. Agregat kasar bila digores dengan
batang tembaga maka bagian yang lemah maksimum 5 %.

Paragraf Lima

Agregat terkadang mengandung bahan yang tidak dikehendaki. Ada dua


kelompok, yaitu kelompok fisik dan kelompok kimiawi. Kelompok fisik mengganggu
secara mekanis, seperti debu dan kotoran. Kelompok kimiawi mengganggu reaksi
hidrasi maupun ketahanan beton.

Paragraf Enam

Termasuk kelompok fisik adalah kotoran dari tanah liat, lumpur atau debu
halus.Dalam jumlah sedikit, kotoran ini tidak dapat dihindari. Namun kotoran yang
berlebihan akan melapisi permukaan agregat sehingga mengurangi lekatan pasta
semen. Apalagi jika disertai gumpalan.

Paragraf Tujuh

Kelompok kimiawi terdiri dari kotoran organic, garam dan alkali. Kotoran
organic seperti gula, misalnya akan memperlambat pengikatan. Kotoran seperti
humus dan serpihan kayu akan menyebabkan bercak pada permukaan. Kadar zat
organic diuji dengan larutan natrium sulfat.

Paragraf Delapan

Arti kata semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive maupun kohesif,
yaitu bahan pengikat. Menurut Standar Industri Indonesia, SII 0013-1981, definisi
semen Portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat kalsium yang bersifat hidraulis bersama
bahan yang biasa digunakan, yaitu gypsum.

Paragraf Sembilan

Tukang batu Joseph Aspdin dari Inggris adalah pembuat semen Portland yang
pertama pada awal abad ke 19, dengan membakar batu kapur yang dihaluskan dan
tanah liat di dalam tungku dapur rumahnya. Bahan – bahan batuan diambil dari Pulau
Portland, Inggris, sehingga diusulkan oleh beliau untuk memberi nama material
perekat tersebut dengan “PortlandCement”.
Paragraf Sepuluh

Ada dua macam semen, yaitu semen hidraulis dan semen non hidraulis.Semen
non-hidraulis adalah semen (perekat) yang dapat mengeras tetapi tidak stabil dalam
air. Semen hidraulis adalah semen yang akan mengeras bila bereaksi dengan air, tahan
terhadap air (water resistance) dan stabil di dalam air setelah mengeras.

Paragraf Sebelas

Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin dengan komposisi
utama kalsium dan aluminium silikat. Bahan utama pembentuk semen portland yaitu
kapur (CaO), silika (SiO3), alumina (Al2O3), sedikit magnesia (MgO) dan terkadang
sedikit alkali.

Paragraf Dua Belas

Fungsi semen secara umum adalah untuk merekatkan butiran-butiran agregat


agar terjadi suatu massa yang padat, juga untuk mengisi rongga antar butiran agregat.
Semen hanya mengisi ± 10% dari volume beton, dan karena merupakan bahan yang
aktif maka perlu dipelajari dan dikontrol secara ilmiah.

Paragraf Tiga Belas

Semen Portland dibuat dengan melalui beberapa langkah, sehingga sangat


halus dan memiliki sifat adhesive maupun kohesif.Semen diperoleh dengan
membakar secara bersamaan suatu campuran dari calcareous (yang mengandung
kalsium karbonat atau batu gamping) dan argillaceous (yang mengandung alumina)
dengan perbandingan tertentu.

Paragraf Empat Belas

Dua unsur yang pertama (C3S dan C2S) biasanya merupakan 70 – 80 % dari
semen sehingga merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan sifat
semen. Bila semen terkena air, C3S segera mulai berhidrasi dan menghasilkan panas.
Selain itu juga berpengaruh besar terhadap pengerasan semen, terutama sebelum
mencapai umur 14.
Paragraf Lima Belas

Mekanisme hidrasi semen ada dua, yaitu mekanisme larutan dan mekanisme
padat.Pada mekanisme larutan, zat yang direaksikan larut dan menghasilkan ion
dalam larutan. Ion ini kemudian akan bergabung sehingga menghasilkan zat yang
menggumpal (flocculate). Pada semen, karena daya larut senyawa yang ada
kecil maka hidrolisis lebih dominan daripada larutan.

Paragraf Enam Belas

Pengikatan (set) adalah perubahan bentuk dari bentuk cair menjadi padat,
tetapi masih belum mempunyai kekuatan. Pengikatan ini terjadi akibat reaksi hidrasi
yang terjadi pada permukaan butiran semen, terutama butiran trikalsium
aluminat.Dengan penambahan gypsum, waktu pengikatan dapat diatur karena gypsum
memodifikasi hidrasi awal.

Paragraf Tujuh Belas

Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina
yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya
yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia
dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai
sifat seperti semen.

Paragraf Delapan Belas

Dengan mengubah kehalusan (fineness) dari semen maka kecepatan hidrasi


semen dapat diubah. Dengan butiran partikel yang semakin halus maka reaksi hidrasi
akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari permukaan butir. Pada umumnya
butir semen Portland berukuran lebih kecil dari 45 mikron (325 mesh), atau sebesar
320 m²/kg, menurut uji kehalusan Blaine.

Paragraf Sembilan Belas

Semen harus tetap kering. Udara yang lembab bisa menimbulkan bahaya yang
sama dengan bilamana semen terkena air. Semen disimpan secara kedap udara dapat
bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Paragraf Dua Puluh

Menyimpan semen dalam silo yang porTabel lebih baik karena lebih murah,
lebih praktis karena tidak perlu membuka kantong, lebih hemat karena tidak ada
kemungkinan semen terbuang karena kantong pecah dan semen lebih terlindung di
dalam silo. Bila semen disimpan dalam silo lebih dari 6 bulan maka akan terbentuk
lapisan keras setebal 5 cm di atas permukaan. Lapisan ini harus dibuang dan jangan
tercampur ke dalam beton.

Paragraf Dua Puluh Satu

Pasangan tembok dibuat dari batu bata / batako dan mortar dengan atau tanpa
grout. Mortar adalah adukan yang bersifat plastis terbuat dari material semen, pasir
dan air, digunakan untuk mengikat / merekatkan batako menjadi satu kesatuan yang
solid.

Paragraf Dua Puluh Dua

Fungsi utama dari mortar adalah untuk mengikat komponen batu/batu


bata/batako pada pasangan batu menjadi satu kesatuan yang solid.Selain itu mortar
juga dapat digunakan untuk membuat permukaan lantai dan plesteran.Sebagai suatu
bahan pengikat/perekat, mortar juga berperan untuk menentukan karakteristik
kekuatan pasangan batu.

Paragraf Dua Puluh Tiga

Mortar adalah campuran dari bahan – bahan seperti semen, kapur, pasir dan
air.Jika mortar dibuat dengan bahan kapur, pasir dan air disebut mortar kapur (lime
mortar), jika adonan tersebut ditambahkan semen maka menjadi mortar semen –
kapur atau mortar semen sederhana.

Paragraf Dua Puluh Empat

Semen, atau yang lebih dikenal dengan istilah semen Portland adalah suatu
material yang terbuat dari pembakaran campuran bahan kapur, silica, alumina dan
oksida besi.Pada umumnya, semen tipe 1 dan 2 digunakan dalam pembuatan mortar.
Paragraf Dua Puluh Lima

Istilah semen masonry merupakan semen hidrolik yang digunakan sebagai


campuran dalam pembuatan mortar untuk konstruksi pasangan batu, yang termasuk
dalam istilah semen masonry adalah semen Portland, semen Portland pozzolan, semen
alami, semen slag maupun kapur hidrolis disamping itu juga mengandung satu atau
lebih bahan seperti kapur padam, batu kapur, kapur tulis, cangkang calcerous, talc,
slag atau lempung.

Paragraf Dua Puluh Enam

Bagian terlemah dari konstruksi pasangan batu adalah mortar, sehingga


terdapat ungkapan lebih sedikit mortar akan lebih baik. Fungsi mortar telah dijelaskan
di bagian awal.Fungsi tersebut mencakup dua manfaat utama yaitu sebagai pengikat
berbagai bahan dan membentuk sambungan untuk mendistribusikan beban merata di
seluruh permukaan.

Paragraf Dua Puluh Tujuh

Kapur padam adalah bubuk ringan hasil dari proses hidrasi kapur tohor di
dalam tangki besar pada unit produksi. Dimana prosesnya adalah dengan
menambahkan air pada takaran minimum yang disertai dengan aksi penggilingan dan
penyaringan.ASTM mendefinisikan kapur padam sebagai bubuk kering yang
diperoleh dari memberi perlakukan pada kapur tohor untuk
memenuhi daya rekat kimiawi jika dicampur dengan air pada kondisi hidrasi.

Paragraf Dua Puluh Delapan

Kapur padam untuk finishing cocok digunakan untuk aplikasi plesteran dan
acian.Dua tipe kapur padam untuk finishing yang diproduksi adalah Tipe N dan Tipe
S. Tipe N dikenal dengan kapur padam normal dan tipe S adalah kapur padam special,
kapur padam tipe N jumlah oksida tak terhidrasinya tidak terbatas sedangkan tipe S
batas maksimumnya adalah 8 %.
Paragraf Dua Puluh Sembilan

Tipe N adalah kapur padam normal, tipe S kapur padam special, tipe NA
kapur padam air entraining dan tipe SA kapur padam air entraining special. Tipe N
dan NA tidak memiliki batasan pada oksida tak terhidrasi.Sedangkan tipe S dan SA
dibatasi 8%.Disamping itu, tipe S dan SA dikenal dari kemampuannya dalam
menaikkan daya plastis awal dan bersifat menyerap air yang tinggi.

Paragraf Tiga Puluh

Adukan mortar dapat dilakukan dengan tangan ataupun mesin mix tipe paddle.
Adukan manual dengan tangan biasanya hanya untuk jumlah adonan yang tidak
banyak.Caranya adalah bahan2 kering (semen, pasir) diaduk dengan sekop secara
merata (sampai warnanya homogen).Kemudian ditambahkan air sekitar 2/3 bagian
dan aduk lagi sampai adonan terlihat merata basahnya.Penambahan air dilakukan
apabila kekentalan adukan dirasa belum cukup.

Paragraf Tiga Puluh Satu

Kinerja mortar bergantung pada proporsi campuran, selain itu juga


dipengaruhi oleh berbagai sifat mortar diantaranya kelecakan (workability), serapan
air, kekuatan pengikatan, kuat tekan dan ketahanan (durability). Pemilihan suatu jenis
mortar harus didasarkan pada pertimbangan pada sifat – sifat yang sudah disebutkan
terdahulu, jenis pasangan konstruksi pasangan batu dan peraturan yang dapat
dilaksanakan.

Paragraf Tiga Puluh Dua

Material semen portland berkontribusi dalam kekuatan awal, kuat tekan dan
ketahanan mortar sedangkan kapur padam memberikan sifat plastis, kelecakan,
serapan air dan karakteristik mereduksi susut. Sifat penyerapan air dipengaruhi oleh
sifat mortar yang dapat menyimpan air dalam waktu yang lama, yang dapat
menghalangi penyerapan dari pori – pori kosong dari batako/batu bata.
Paragraf Tiga Puluh Tiga

Pasir yang dipakai untuk campuran mortar dapat berasal dari pasir alam dan
buatan (hasil pemecahan dari batu, kerikil ataupun slag).Pasir buatan memiliki
karakter yakni dari bentuk partikelnya yang angular dan tekstur kasar sehingga
berpengaruh terhadap workability mortar.

Paragraf Tiga Puluh Empat

Seperti yang didiskusikan terdahulu, fungsi utama mortar adalah sebagai


material pengikat batu/batu bata menjadi satu kesatuan yang kompak.Atau tepatnya
sebagai perekat dan penutup celah.Oleh sebab itu mortar harus memiliki kemampuan
untuk membentuk material baru yang solid, kuat dan ikatan yang kuat dengan
komponen batu atau tulangan.

Paragraf Tiga Puluh Lima

Kuat tekan dari mortar ditentukan oleh jumlah semen dalam campuran.Kuat
geser dan kuat lentur pasangan batu bergantung pada kuat rekat mortar dan secara
tidak langsung ditentukan oleh kuat tekan.Seperti yang telah dijelaskan, penggunaan
kapur padam meningkatkan kuat rekat pasangan batu dan juga mempengaruhi kuat
geser dan lenturnya.

Paragraf Tiga Puluh Enam

Mortar tipe M dan S memiliki kuat tekan yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tipe N atau O. Pasangan batu yang biasanya menerima pembebanan tekan
yang tinggi, gaya lateral dari beban angin, gaya gempa atau tanah, harus
menggunakan mortar tipe M. Struktur bawah atau yang berhubungan dengan tanah
dengan aksi pembekuan juga menggunakan mortar tipe M.

Paragraf Tiga Puluh Tujuh

Keramik pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh bangsa Mesir ± 400
SM, dimana keramik diperuntukkan hanya bagi bangunan makam raja dan para
bangsawan yang sarat dengan simbol keagamaan dan kekuasaan.Seiring dengan
perkembangan jaman, keramik banyak digunakan sebagai elemen dekoratif pada kulit
bangunan.

Paragraf Tiga Puluh Delapan

Sebagian besar teknik keramik yang dikenal di Eropa dari Persia.Teknik


mozaik pertama kali ditemukan saat beberapa keramik dari tanah liat yang berukuran
kecil dilekatkan ke dalam cetakan semen yang dipasang untuk menutupi bagian
dinding.

Paragraf Tiga Puluh Sembilan

Bangsa Belanda mempunyai kisah yang berbeda, walaupun tidak


menyumbangkan teknik baru bagi perkembangan dunia keramik dengan motif – motif
keramiknya yang khas.Perbedaan yang signifikan masalah keramik Eropa dengan
Belanda adalah, di Eropa keramik hanya diperuntukan bagi golongan tertentu – kaum
bangsawan dan aristocrat yang berkedudukan tinggi.

Paragraf Empat Puluh

Keramik adalah bahan padat anorganik yang bukan logam. Barang yang
terbuat dari keramik seperti : keramik Cina, porselen, gelas, refraktori (bahan tahan
api), bahan keperluan kehidupan sehari – hari. Bahan dasar penyusun keramik adalah
kerak bumi, seperti :SiO2, Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O.

Paragraf Empat Puluh Satu

Komposit keramik terbentuk dari suatu matriks yang ditambahkan serat.Ciri –


ciri positif keramik adalah saling digabungkan, cocok untuk penerapan tertentu.
Komposit keramik mempunyai keliatan yang lebih besar dari keramik biasa,
walaupun cara produksinya lebih rumit. Secara umum proses pembuatan komposit
keramik masih sulit dan mahal, maka penerapannya masih terbatas pada bidang
kedirgantaraan ataupun pada peralatan kedokteran.
Paragraf Empat Puluh Dua

Keramik terbuat dari tanah liat atau lempung yang mudah didapat dengan
unsur atau senyawa yang terkandung di dalamnya.Dengan bahan alami juga mudah
dibentuk jika kondisinya dalam keadaan lembab. Dalam proses pembakaran tersebut,
tanah liat diberi glasir sehingga akan menghasilkan keramik dengan permukaan yang
cukup kuat.

Paragraf Empat Puluh Tiga

Untuk saat ini, pembakaran keramik sudah dilakukan dengan mesin, walaupun
di beberapa daerah masih membuat keramik dengan cara tradisional – dicetak dan
dibakar secara manual. Ditinjau dari segi hasil, keramik yang dibuat secara manual
tidak dapat dijaga konsistensi kualitasnya.Sementara keramik yang dihasilkan pabrik
lebih terjaga secara kualitas.

Paragraf Empat Puluh Empat

Keramik Kasar terbuat dari tanah liat (pasir kuarsa, tanah pekat, silb termasuk
jenis abu tertentu) yang dibakar pada suhu antara 1000ºC – 1400ºC.Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori.Agar supaya kedap air,
gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya.

Paragraf Empat Puluh Lima

Terbuat dari tanah liat yang halus dengan campuran jerami yang digiling
(tembikar merah) atau dengan tambahan kaolin, kuarsa, feldsfar, atau bubuk
magnesium – silica yang dibakar pada suhu 1260ºC – 1330ºC. Keramik jenis ini
mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu.Keramik
jenis termasuk kualitas golongan menengah

Paragraf Empat Puluh Enam

Keramik fayence dari tanah liat pekat putih yang halus sekali dan yang mengandung
kaolin, feldspar, kuarsa atau bubuk magnesium – silica sehingga warnanya menjadi
putih.
Paragraf Empat Puluh Tujuh

Jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni
yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini
berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada
umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih
tinggi lagi hingga mencapai 1500°C.

Paragraf Empat Puluh Delapan

Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan keramik dan bahan
utamanya biasa disebut dengan Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan
keramik dan bahan utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik. Contoh
bahan mentah keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa, pyrophillit dan
sebagainya.

Paragraf Empat Puluh Sembilan

Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk


yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar
ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki
(kick wheel).

Paragraf Lima Puluh

Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah


yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula.
Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga,
cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel.

Paragraf Lima Puluh Satu

Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat
jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris.Teknik ini sering
dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
Paragraf Lima Puluh Dua

Fungsi keramik dalam bahan bangunan dapat dilihat pada tahap finishing, baik
sebagai penutup lantai maupun dinding di dalam ataupun di luar ruang.Setiap jenis
keramik memiliki karakter khusus sebagai bahan pelapis.

Paragraf Lima Puluh Tiga

Dalam proses kerja konstruksi bangunan, tahap finishing berhubungan dengan


berbagai kegiatan yang dapat memberikan sentuhan akhir. Seperti pemasangan kaca
dan elemen dekoratif. Penggunaan keramik sebagai pelengkap ataupun finishing dari
suatu pekerjaan

Paragraf Lima Puluh Empat

Keramik untuk dinding. Jenis keramik ini lebih ringan dan lebih tipis jika
dibanding dengan keramik untuk lantai. Dibuat ringan karena keramik dinding tidak
menerima beban dan tekanan seperti lantai. Keramik untuk dinding eksterior biasanya
permukaannya tidak terlalu mengkilat seperti keramik untuk dinding interior.

Paragraf Lima Puluh Lima

Keramik untuk lantai. Adalah jenis keramik yang menahan beban manusia,
beban bergerak dan beban tidak bergerak. Keramik lantai harus kuat dan kokoh
dengan permukaan yang agak kasar. Disain keramik lantai cukup beragam, mulai dari
polos sampai dengan bermotif dengan ukuran dan bentuk yang standar serta sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Paragraf Lima Puluh Enam

Keramik untuk area khusus. Dipasang pada ujung tangga, ujung undakan,
pertemuan dinding dengan lantai serta kolom. Pada area tangga atau undakan dapat
menimbulkan resiko yang sangat fatal jika bagian ujungnya tidak diberi stopper.
Paragraf Lima Puluh Tujuh

Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah
bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang teknologi beton,
tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan
pada produk, antara lain reputasi jelek dari beton sebagai material bangunan.

Paragraf Lima Puluh Delapan

Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa
Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus
yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu. Dalam bahasa
Jepang digunakan kata kotau-zai, yang arti harafiahnya material – material seperti
tulang; mungkin karena agregat mirip tulang – tulang hewan.

Paragraf Lima Puluh Sembilan

Beton mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tariknya kecil.Oleh
karena itu untuk struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan dengan tulangan
baja untuk memperoleh kinerja yang tinggi. Beton ditambah dengan tulangan baja
menjadi beton bertulang (reinforced concrete) dan jika ditambah lagi dengan baja
prategang akan menjadi beton pra tekan (prestressed concrete).

Paragraf Enam Puluh

Sifat beton keras juga unik sebab di satu pihak bersifat elastic tetapi di pihak
lain nonelastis. Karena pengikatnya semen hidraulis, reaksi semen dengan air sering
mengakibatkan susut selama pengeringan, sehingga beton penuh dengan cacat seperti
retak – retak rambut, bahkan sebelum menerima beban. Proses perawatan atau curing
setelah beton dipadatkan perlu diperhatikan juga agar beton dapat mencapai kekuatan
maksimalnya.

Paragraf Enam Puluh Satu

Beton normal merupakan bahan yang relative cukup berat, dengan berat jenis
2,4 atau berat 2400 kg/m³. Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton atau
mengurangi sifat penghantaran panasnya maka telah banyak dipakai beton
ringan.Beton disebut sebagai beton ringan jika beratnya kurang dari 1800 kg/m³.

Paragraf Enam Puluh Dua

Beton kedap air merupakan beton yang tidak dapat ditembus air (Spesifikasi
Beton Bertulang Kedap Air, SNI 03-2914-1992). Beton ini biasanya digunakan untuk
bagian bangunan beton yang berada di daerah air (selalu terkena air) atau digunakan
untuk menahan air, pondasi jembatan di sungai, dinding basement, dinding kolam
renang, atap beton, dan sebagainya.

Paragraf Enam Puluh Tiga

Biasanya dalam pembuatan beton kedap air pertama – tama yang dilakukan
adalah menggunakan agregat yang tidak berpori.Agregat yang tidak berpori ditandai
dengan daya serap airnya kecil.Jika butir agregat yang tidak berpori sudahdipenuhi,
maka usaha selanjutnya adalah membuat agar pasta semen sulit dilalui oleh air. Pasta
semen akan lebih kedap air nilai factor air semennya kecil.

Paragraf Enam Puluh Empat

Beton massa ialah beton yang dituang dalam volume besar, yaitu
perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar, misalnya untuk pondasi
jembatan, pilar, bendungan dan sebagainya. Biasanya dianggap beton massa jika
dimensinya lebih dari 60 cm. Pada bendungan, biasanya dibedakan antara beton
massa dalam dan beton massa luar.

Paragraf Enam Puluh Lima

Pada pembuatan beton massa, salah satu factor yang amat penting untuk
diperhatikan adalah perbedaan temperature bagian dalam dan luar yang terjadi akibat
adanya panas hidrasi. Pada saat penuangan adukan beton ini memang tidak Nampak,
namun dalam hal bebrapa waktu berikutnya panas mulai di dalam betonnya.
Paragraf Enam Puluh Enam

Ferosemen adalah mortar semen yang diberi tulangan berupa anyaman kawat
baja. Mortar semen berfungsi sebagai massa dan kawat baja sebagai penambah
kekuatan tarik dan daktilitas. Secara lebih teliti, ferosemen dapat diartikan sebagai
beton bertulang dengan bentuk khusus, yaitu dengan tulangan lebih rapat daripada
beton bertulang.

Paragraf Enam Puluh Tujuh

Ferosemen merupakan mortar semen yang banyak menggunakan semen,


dengan tebal di antara 10 mm – 60 mm dengan volume tulangan sekitar 6 – 8 %,
dengan bentuk tulangan satu lapis atau lebih.Tulangan itu dapat berupa kawat silang
yang dilas atau batang – batang baja tulangan dengan diameter kecil.

Paragraf Enam Puluh Delapan

Beton serat (fibre concrete) ialah bagan komposit yang terdiri dari beton biasa
dan bahan lain yang berupa serat. Serat pada umumnya berupa batang – batang
dengan diameter antara 5 dan 500 μm (mikro meter) dan panjang sekitar 25 mm
sampai 100 mm. bahan serat dapat berupa : serat asbestos, serat tumbuh – tumbuhan
(rami, bamboo, ijuk), serat plastic (polypropylene) atau potongan kawat baja.

Paragraf Enam Puluh Sembilan

Beton jenis ini sama dengan beton massa, perbedaannya ialah pada beton ini
digunakan ukuran agregat yang relative besar – besar. Ukruan agregat kasar dapat
sampai sebesar 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini
sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.Beton ini digunakan pada
pembuatan bendungan, pangkal jembatan, pondasi sumuran dan lain sebagainya.

Paragraf Tujuh Puluh

Baja merupakan salah satu bahan logam yang telah sejak lama digunakan
untuk membuat berbagai keperluan. Baja memiliki kekuatan dan ketahanan yang
dibutuhkan sebagai elemen structural. Perkembangan teknologi pengolahan baja telah
menghasilkan berbagai jenis baja dengan spesifikasi khusus untuk aplikasi yang
berbeda – beda.

Paragraf Tujuh Puluh Satu

Baja merupakanbahan yang mempunyai sifatstruktur yang baik. Baja


mempunyaikekuatan yang tinggi dansama kuat pada kekuatan tarikmaupun tekan dan
oleh karena itubaja adalah elemen struktur yangmemiliki batasan sempurna yang akan
menahan beban jenis tarikaksial, tekan aksial, dan lenturdengan fasilitas yang hampir
sama.

Paragraf Tujuh Puluh Dua

Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebutsifat daktilitas. Adanya sifat
ini membuat struktur baja mampu mencegahterjadinya proses robohnya bangunan
secara tiba-tiba. Sifat ini sangatmenguntungkan ditinjau dari aspek keamanan
penghuni bangunan bilaterjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada
peristiwagempa bumi

Paragraf Tujuh Puluh Tiga

Bentuk elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses yang digunakanuntuk


membentuk baja tersebut. Sebagian besar baja dibentuk oleh proseshot-rolling
(penggilingan dengan pemanasan) atau cold-forming(pembentukan dengan
pendinginan). Penggilingan dengan pemanasan(hot-rolling) adalah proses
pembentukan utama di mana bongkahan bajayang merah menyala secara besar-
besaran digelindingkan di antarabeberapa kelompok penggiling.

Paragraf Tujuh Puluh Empat

Pembentukan denganpendinginan (cold-forming) adalahmetode lain yang


digunakan untuk membuat komponen-komponen bajadalam jumlah yang besar.
Dalam proses ini, lembaran baja tipis dataryang telah dihasilkan dari proses
penggilingan dengan pemanasan dilipatatau dibengkokkan dalam keadaan dingin
untuk membentuk penampang melintang struktur
Paragraf Tujuh Puluh Lima

Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi


struktur.Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana,setiap elemen atau
komponen dipilih untuk menyangga dan menyalurkanbeban pada keseluruhan struktur
dengan baik.Batang baja dipilih sesuaistandar yang ditentukan oleh American
Institute of Steel Construction (AISC)juga diberikan oleh American Society of
Testing and Materials (ASTM).

Paragraf Tujuh Puluh Enam

Bamboo merupakan salah satu hasil hutan yang memiliki kelebihan sifat –
sifat fisik dan mekanik dibanding baja, kayu dan beton. Umur tanaman bamboo yang
pantas untuk dipanen adalah sekitar 5-6 tahun, jika dibandingkan dengan kayu yang
membutuhkan 10 tahun untuk mencapai kekuatan dan keawetan alaminya.

Paragraf Tujuh Puluh Tujuh

Tanaman bamboo memiliki kemampuan konservasi lingkungan yang terbaik


dibanding tanaman hutan lainnya.Berbagai jenis teknik penyambungan dan
pengolahan batang bamboo yang berkembang memungkinkan bamboo digunakan
sebagai elemen struktur yang memikul beban berat, misalnya jembatan, struktur
rangka atap dome sampai dengan konstruksi bangunan gedung.

Paragraf Tujuh Puluh Delapan

Bambu adalah rumput berkayu berbentuk pohon atau perdu.Bambu adalah


tanaman yang termasuk ordo Gramineae, familia Bambuseae. Bambu merupakan
tumbuhan berumpun, berakar serabut yang batangnya berbentuk silinder dengan
diameter bervariasi mengecil mulai dari ujung bawah sampai ujung atas, berongga,
keras dan mempunyai pertumbuhan primer yang sangat cepat tanpa diikuti
pertumbuhan sekunder, sehingga tingginya dapat mencapai 40.
Paragraf Tujuh Puluh Sembilan

Barisan rumpun bambu seringkali dijadikan sebagai pembatas dari suatu


wilayah desa.Barisan rumpun bambu ini bertindak sebagai benteng bagi desa
berasngkutan, karena rumpun bambu yang rapat sangat sulit ditembus orang, sehingga
bambu berpengaruh pada keamanan lingkungan.

Paragraf Delapan Puluh

Bambu adalah material yang berbentuk tidak prismatis dengan bagian


melintang mengecil pada bagian atas, dan mempunyai jarak nodia yang tidak sama
sepanjang batang. Hal inilah yang menjadikan bentuk bambu unik dan artisrik, namun
bentuk demikian membuat aplikasi bambu sebagi struktur sulit dalam perangkainya.

Paragraf Delapan Puluh Satu

Kulit luar adalah bagian yang paling luar atau paling atas, biasanya berwarna
hijau atau hitam .Tebal kulit bambu relative seragam pada sepanjang batang yaitu
kurang lebih 1mm, sifatnya keras dan kaku.Maka dari itu bambu yang tipis akan
mempunyai porsi kulit besar, sehingga kekuatan rata-ratanya tinggi, sedangkana pada
bambu tebal berlaku sebaliknya

Paragraf Delapan Puluh Dua

Nodia adalah bagian terlemah terhadap gaya tarik sejajar sumbu batang dari
bambu, karena pada nodia sebagain serat bambu berbelok. Serat yang berbelok ini
sebagian menuju sumbu batang, sedang sebagian lain menjauhio sumbu batang ,
sehingga pada nodia arah gaya tidak lagi sejajar semua serat (Morisco).

Paragraf Delapan Puluh Tiga

Internodia adalah daerah antar nodia, semua sel yang terdapat pada inter nodia
mengarah pada sumbu aksial, sedang pada nodia mengarah pada sumbu transversal.
Dalam intenodia tidak ada elemen-elemen radial, Tiap-tiap jenis bambu mempunyai
jarak internodia yang berbeda-beda.
Paragraf Delapan Puluh Empat

Tanaman bambu di Indonesia merupakan tanaman bambu simpodial, dengan


batang yang cenderung mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya
di dalam tanah (Sindusuwarno, 1963). Batang bambu yang lebih tua berada di tengah
rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya.

Paragraf Delapan Puluh Enam

Bambu wulung mempunyai rumpun yang tidak rapat, dengan warna kulit
batang hitam, hijau kehitaman, dan ungu tua, bergaris kuning muda, panjang ruas 40-
50 cm, diameter 6-8 cm (Morisco, 1999). Karena sifatnya yang tidak liat (getas),
bambu wulung banyak dipakai sebagai bahan kerajinan.

Paragraf Delapan Puluh Tujuh

Sifat bambu ori hampir sama dengan bambu petung, yaitu kuat, keras dan
berdiameter besar, dengan jarak ruas pendek-pendek. Bagian luar bambu ori lebih
halus dan licin bila dibanding bambu lainnya (Frick, 2004). Dari hasil penelitian
memperlihatakan bambu ori mempunyai kuat tarik yang tertinggi.

Paragraf Delapan Puluh Delapan

Bambu Petungmempunyai diameter relative besar bila dibandingkan bambu


jenis lain. Bila dibandingkan dengan diameternya , maka ruas bambu petung lebih
pendek yaitu antara 40 -60 cm, dengan diameter menacapai 20 cm, tebal 10 -15 cm,
dan panjang batang 10 -20 m. Karena itu bambu petung biasa dipakai sebagai elemen
tekan (kolom) karena kemampuan menahan tekuk tinggi.

Paragraf Delapan Puluh Sembilan

Struktur anatomi bambu berkaitan erat dengan sifat-sifat fisik dan mekaniknya.
Menurut Liesse (1980), bambu memiliki cici-ciri pertumbuhan primer yang sangat
cepat tanpa diikuti pertumbuhan sekunder, batangnya beruas-ruas, semua sel yang
terdapat pada inter nodia mengarah pada sumbu aksial, sedang pada nodia mengarah
pada sumbu transversal. Batang bambu terdiri atas sekitar 50% parenkim, 40% serat
dan 10% sel penghubung (pembuluh dan sieve tubes) Dransfield dan Widjaja (1995).

Paragraf Sembilan Puluh

Perubahan dimensi bambu tidak sama dari ketiga arah struktur radial,
tangensial dan longitudinal, sehingga bambu bersifat anisotropis. Kedua jenis
perubahan dimensi mempunyai arti yang sama penting, tetapi berdasarkan
pengalaman praktis yang lebih sering menggunakan bambu dalam keadaan basah,
maka pengerutan bambu menjadi perhatian yang lebih besar dibanding
pengembangannya.

Paragraf Sembilan Puluh Satu

Sifat mekanik adalah sifat yang berhubungan dengan kekuatan bahan dan
merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya luar yang bekerja
padanya. Sifat mekanika bambu diketahui dari berbagai penelitian yang bertujuan
untuk memanfaatkan bambu secara maksimal sebagai struktur dan bahan bangunan.

Paragraf Sembilan Puluh Dua

Bambu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang baik. Kuat tarik yang sama
terdapat di sepanjang batang, sedangkan kuat tekannya semakin meningkat sesuai
dengan umur bambu tersebut. Terdapat perbedaan dalalm menentukan pengujian sifat
bambu yang sesuai, dimana setidaknya bambu diuji pada umur tiga tahun, dan
pengujian dilakukan pada potongan bambupada ruasnya dan pada nodialnya.
Beberapa penelitian pengujian belum menggunakan parameter ini, sehingga hasil
pengujian yang dilakukan tidak dapat dimanfaatkan.

Paragraf Sembilan Puluh Tiga

Pengujian sifat mekanik yang ditujukan untuk membedakan kekuatan tarik


sejajar sumbu batang dilakukan pada bambu tanpa maupun dengan buku
menunjukkan bahwa bambu tanpa buku lebih kuat daripada bambu dengan buku. Hal
ini disebakan karena pada buku ada sebagian serat bambu yang berbelok, dan
sebagian lagi tetap lurus.

Paragraf Sembilan Puluh Empat

Kuat geser bambu sangat rendah, maka dari itu perancangan bambu sebagai
struktur sebagai batang tunggal lebih efektif bila dibandingkan batang ganda. Namun
perkembangan teknologi penyambungan bambu seperti yang dilakukan Mardjono dan
Morisco telah menjawab masalah ini yaitu dengan membuat sambungan bambu
sebagai bahan komposit.

Paragraf Sembilan Puluh Lima

Berat jenis bambu adalah perbandingan berat bambu terhadap berat suatu
volume air yang sama dengan volume bambu tersebut. Berat jenis dan kerapatan
bambu menentukan sifat fisika dan mekanikanya. Hal ini disebabkan nilai berat jenis
dan kerapatan bambu ditentukan oleh banyaknya zat kayu. Menurut Liese (1980)
berat jenis bambu berkisar antara 0,5 – 0,9 gr/cm³.

Paragraf Sembilan Puluh Enam

Bambu seperti halnya kayu merupakan zat higroskopis artinya mempunyai


afinitas terhadap air, baik dalam bentuk uap atau cairan. Kandungan air pada bambu
akan berpengaruh pada kekuatan bambu. Menurut Janssen (1998) kekuatan suatu
bahan menurun dengan naiknya kadar air pada bahan tersebut.

Paragraf Sembilan Puluh Tujuh

Penyerapan dan pengeluaran air yang berulang-ulang biasanya diikuti dengan


retak dan pecah pada bambu. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka beberapa cara
yang perlu diperhatikan diantaranya adalah menyimpan bambu pada ruang yang tidak
lembab, lantai kering dan sirkulasi udara lancar.
Paragraf Sembilan Puluh Delapan

Kembang susut bambu perlu diperhatikan agar struktur bangunan bambu tidak
mengalami perubahan bentuk dan penurunan kualitas akibat adanya penyusutan.
Adanya perubahan bentuk ini tentunya akan mengurangi nilai fungsi dari sebuah
struktur bangunan, misalnya penyusutan pada pintu dan jendela sehingga tidak bisa
dibuka, retaknya kaca, dll.

Paragraf Sembilan Puluh Sembilan

Menurut Liese (1980), bambu tanpa pengawetan hanya dapat tahan satu
sampai-tiga tahun jika langsung berhubungan dengan tanah dan tidak terlindung
terhadap cuaca. Bambu yang terlindung terhadap cuaca dapat tahan empat sampai
tujuh tahun. Tetapi untuk lingkungan yang ideal, sebagai rangka, bambu dapat tahan
sepuluh sampai 15 tahun.

Paragraf Seratus

Proses pengeringan bambu dibutuhkan guna menjaga stabilisasi dimensi


bambu, perbaikan warna permukaan, juga untuk pelindung terhadap serangan jamur,
bubuk basah dan memudahkan dalam pengerjaan lebih lanjut. Kekuatan bambu juga
akan bertambah dengan bertambah keringnya bambu.

Anda mungkin juga menyukai