Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adam William Fernanta

NRP : 21415256
BAB IV
Di bab keempat dari buku Teknologi Beton ini, saya mendapatkan
pengetahuan mengenai semen portland. Semen portland ini pertama kali dibuat
oleh seorang tukang batu bernama Joseph Aspdin dari Inggris. Ia membuat dengan
cara membakar batu kapur yang dihaluskan dan tanah liat di dalam tungku dapur
rumahnya.
Semen portland yang dijual di pasaran semua memiliki bahan dasar yang
berperan sangat penting dalam pembuatannya, antara lain oksida kapur, oksida
silika, oksida alumina, dan oksida besi. Bahan-bahan tersebut dipilih secara selektif
dan proses pembuataanya dikontrol ketat. Setelah pembakaran ditambah dengan
gypsum untuk mengatur waktu set mortar atau beton.
Proses pembuatan semen portland ini dimulai dengan bahan mentah tersebut
dihaluskan hingga dapat diaduk dengan rata. Gunungan batu dimasukkan ke dalam
penggilingan pertama untuk mengecilkan batu tarsebut menjadi sebesar 15 cm. Lalu
dimasukkan penggilingan kedua untuk dikecilkan lagi menjadi 7,5 cm. Kemudian
bahan mentah dicampurkan ke dalam batu tersebut. Pencampuran dapat dilakukan
pada waktu penghalusan ataupun lewat proses tersendiri, tergantung jenis proses
produksi yang dipakai.

BAB V
Di bab kelima ini menjelaskan tentang agregat. Peranan agregat sangat
penting karena mempengaruhi pembuatan beton agar baik, kuat, tahan lama, dan
ekonomis. Agregat ini dapat diklasifikasikan menurut ukuran dan produksi,
kepadatan, petrolgi, dan mineralogi.
Agregat dapat digolongkan menjadi agregat kasar dan agregat halus.
Pengolahan agregat kasar ini tidak semudah pengolahan pasir dan kerikil. Sedangkan
pengolahan agregat halus bisa dibilang lebih mudah dibandingkan pengolahan
agregat kasar. Proses dasar dari pengolahan agregat ini adalah memecah, mengayak,
mencuci, dan klasifikasi agregat dengan tujuan untuk mendapatkan gradasi dan
kebersihan yang sesuai.
Jika agregat tidak memenuhi spesifikasi maka ada dua pilihan, yaitu menolak
agregat tersebut atau melakukan benefikasi. Proses benefikasi adalah memecah,
melakukan pemisahan menurut berat jenis atau pemisahan elastis. Material yang
tidak padat dan kokoh akan dibuang dengan proses ini. Benefikasi dilakukan bila
agregat tersebut adalah satu-satunya yang tersedia.

BAB VI
Di bab keenam ini menjelaskan tentang air campuran. Air sangat berperan di
dalam beton cair untuk hidrasi semen dan mengubahnya menjadi suatu pasta
sehingga betonnya lecak. Jumlah air yang diperlukan untuk kelecakan tertentu
tergantung pada sifat material yang digunakan. Air yang diperlukan dipengaruhi oleh
ukuran agregat, bentuk butir, gradasi agregat, kotoran dalam agregat, dan jumlah
agregat halus.
Air yang mengandung kotoran yang cukup banyak akan menganggu proses
pengerasan atau ketahanan beton. Secara umum, tidak ada ketentuan syarat air
yang boleh digunakan untuk pembuatan beton. Tetapi, terdapat dua metode untuk
menentukan kelayakan air dalam beton, yaitu dengan membandingkan waktu
pengikatan dan kuat tekan dan benda uji yang dibuat dengan semen dan air yang
berubah waktu pengikatannya leih dari 30 menit, atau berkurang kekuatan dengan
lebih dari 20% dibandingkan air suling.

Anda mungkin juga menyukai