Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adam William Fernanta

NRP : 21415256
BAB I
Di bab pertama dalam buku teknologi beton ini menjelaskan bahwa beton
mempunyai konsep dasar yang telah diterapkan oleh manusia. Beton itu sendiri
adalah materi bangunan yang paling banyak digunakan di bumi ini. Beton dapat
digunakan untuk bahan bendungan, pipa saluran, pondasi dan lain-lain. Beton dapat
dibuat dengan mudah bahkan oleh orang yang tidak mempunyai pengertian sama
sekali tentang teknologi beton, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini
sering menghasilkan persoalan pada produk, antara lain reputasi jelek dari beton
sebagai materi bangunan.
Pada beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan
mortar. Demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar.
Semen merupakan unsur kunci dalam pembuatan beton ini. Dalam pembuatan
beton, persentase semen juga harus diperhatikan untuk menentukan kekuatan
beton tersebut. Beton yang memiliki jumlah semen sedikit disebut dengan beton
kurus, sedangkan beton yang memiliki jumlah semen banyak disebut dengan beton
gemuk.

BAB II
Dalam bab kedua dari buku teknologi beton ini membahas tentang sejarah
semen dan beton. Sejak peradaban membangun dimulai, banyak manusia yang
mencari sejenis bahan untuk mengikat batu-batuan yang disebut semen. Batu-
batuan itu diikat agar menjadi massa yang terbentuk dan utuh. Menurut sejarah,
belum jelas siapa yang menciptakan beton untuk pertama kalinya, yang jelas
penemuan beton tersebut bukan penemuan yang secara tiba-tiba muncul begitu
saja, melainkan berkembang melalui berbagain upaya trial & error selama beberapa
abad.
Pada awalnya orang Romawi mempunyai ide untuk menyempurnakan perekat
setelah orang Mesir kuno menggunakan perekat untuk mengikat batu-batuan
tersebut menjadi utuh. Mereka menggunakan perekat dengan campuran abu
gunung berapi dan kapur. Tak terduga ternyata campuran itu adalah campuran yang
kuat dan mereka menyebut campuran itu adalah semen.
Pada tahun 1854, William Wilkinson mempatenkan beton yang memiliki
tulangan besi di dalamnya. Ide itu pertama kali dicetuskan pada tahun 1830, dimana
batang tarik dari besi ditanam dalam beton untuk atap. Akhirnya sejak itu
penggunaan struktur beton bertulang semakin luas dan berkembang sampai saat ini.
BAB III
Dalam bab ketiga dari buku teknologi beton ini membahas tentang industri
beton dan problematikanya terutama di Indonesia. Pada awalnya di bulan April
tahun 1997, Presiden Suharto meresmikan tiga pabrik semen sehingga kapasitas
produksi semen meningkat dengan pesat. Hal itu sangat mempengaruhi sektor
konstruksi sehingga mencapai pertumbuhan yang cepat.
Di Indonesia juga terdapat problematika dalam segi teknis antara lain UNIDO
(United Nations Industrial Development Organization) pernah melakukan
pengamatan pada produksi beton di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa kontraktor
Indonesia masih harus dibantu dalam usaha untuk memproduksi beton yang
berkualitas, dengan memperkenalkan program pelatihan dalam perencanaan
campuran, supervisi lapangan dan memasarkan agregat yang diproses secara baik.

Anda mungkin juga menyukai