Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 2
Beton adalah suatu bahan yang didapatkan dari pencampuran antara pasir, kerikil (koral /
batu pecah mesin) atau agregat lainnya, yang diikat bersama-sama oleh pasta dari semen
hidraulik dan air. Bahan-bahan tersebut, bila dicampur dengan baik, dan dengan menggu-
nakan proporsi yang tepat, akan menghasilkan suatu massa yang bersifat plastik yang bisa
dicetak ke dalam bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Dengan proses hidrasi yang
terjadi pada pasta, beton akan menjadi suatu bahan dengan kekuatan dan kekerasan yang
serupa batu, yang selanjutnya bisa dipergunakan untuk berbagai macam keperluan [4].
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 3
American Society for Testing and Materials
Tipe I
untuk pembetonan umum
Tipe II
untuk pembetonan dengan ketahanan sulfat sedang
Tipe III
untuk pembetonan dengan kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV
untuk pembetonan dengan panas hidrasi yang rendah, yang dimaksudkan untuk
mengurangi retak-retak yang timbul, terutama pada mass concrete
Tipe V
untuk pembetonan dengan ketahanan sulfat yang tinggi, misal pada saluran, culvert &
siphon
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 4
British Standards
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 5
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 6
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 7
1. Accelerators
untuk mempercepat waktu pengerasan beton, khususnya di daerah beriklim dingin
2. Retarders
untuk menunda waktu pengikatan dan pengerasan beton, misalnya untuk beton yang
harus ditransportasikan ke jarak yang jauh
3. Water-Reducing (Plasticizers)
untuk memperbaiki workability (kelecakan = kemudahan kerja) beton
4. Pore-Fillers
material berbutir halus untuk meningkatkan sifat kohesif beton, sehingga dapat
mening-katkan ketahanan terhadap bleeding
5. Pozzolan
bahan ini bereaksi dengan kapur di dalam semen sehingga memperbaiki keawetan
beton, termasuk ketahanannya terhadap sulfat
6. Silica Fume
bahan ini berguna baik sebagai pengisi pori maupun untuk aktifitas pozzolan, yaitu
untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi, dan permeabilitas yang rendah
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 8
( Lanjutan - 1 )
7. Waterproofing agents
untuk memperbaiki sifat tahan air dari beton, terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu : per-
meability reducers dan water reducers
8. Air-Entrainment
untuk memperbaiki durability (keawetan) beton di wilayah dengan 4 musim, yaitu
sehubungan dengan ketahanan beku dan pelelehan garam (de-icing salts), dengan cara
pembentukan gelembung-gelembung udara halus di dalamnya
9. Foaming agents
untuk menghasilkan beton poreous, baik untuk keperluan untuk mendapatkan sifat
permeabilitas atau untuk menghasilkan beton ringan
10. Material serat
untuk memperbaiki ketahanan tarik dan tumbuk dari beton, dan sebagai tulangan
sekunder untuk meminimalisasikan retak-retak plastik
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 9
Penggunaan beton dapat dijumpai pada hampir semua jenis konstruksi, mulai dari jalan raya, saluran
air, jembatan, bendungan, sampai ke bangunan-bangunan gedung yang indah & artistik.
Penggunaan beton tak bisa dilepaskan dari ditemukannya bahan semen. Dalam sejarah disebutkan,
bahwa penggunaan semen bisa dirunut sampai pada jaman peradaban Mesir Kuno dan Romawi
(dengan bangunan-bangunan kunonya yang terkenal). Tetapi penemuan semen portland modern
selalu dikaitkan dengan Joseph Aspdin, insinyur bangunan dari Leeds, Inggris, yang telah
mematenkan penemuannya itu pada tahun 1824. Kini, dunia memproduksi semen portland sebanyak
700 juta metrik ton setahunnya.
Joseph Monier, pemilik sebuah rumah sakit di Paris, pada tahun 1867 membuat uraian tentang
penggunaan beton bertulang untuk keperluan-keperluan praktis. Ia berhasil mengenali beberapa
penggunaan beton bertulang yang potensial pada masa-masa mendatang, dan juga telah melakukan
perluasan penerapan beberapa metoda baru.
Sebelum Monier, pemberian tulangan pada beton dengan besi telah dikenal sebelumnya, dan bahkan
beberapa diantaranya telah dipatenkan. Misalnya, Lambot dari Perancis, yang pada 1854 telah
membuat perahu kecil, yang kemudian mendapatkan hak paten pada 1855. Di dalam patennya
ditunjukkan balok dan kolom (tiang) dari beton yang diberi penulangan dengan 4 batang besi bulat
di dalamnya.
Orang Perancis lainnya, Francois Coignet, pada 1861 mempublikasikan bukunya yang menjabarkan
beberapa bentuk penerapan beton bertulang dalam konstruksi. Pada 1854, W.B. Wilkinson dari
Inggris mendapatkan hak patennya untuk lantai beton bertulang.
Paten Perancis pertama dari Monier segera disusul oleh paten-paten berikutnya, seperti untuk pipa
dan tangki pada 1868, konstruksi flat plates pada 1869, jembatan pada 1873, dan tangga pada 1875.
Ini segera disusul dengan hak-hak paten yang diberikan oleh Jerman kepadanya, yaitu untuk ikatan
pada rel K.A., pot bunga bulat, flat plates, dan saluran irigasi. Sedemikian jauh hasil yang
diperolehnya, nampaknya dia tidak memiliki pengetahuan kwantitatif untuk menjelaskan perilaku
struktur atau memaparkan metoda untuk melakukan perhitungan desain padanya.
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 10
( Lanjutan - 1 )
Di A.S., perintisan dilakukan oleh Thaddeus Hyatt. Dia, yang sebenarnya seorang pengacara, melaku-
kan eksperimen pada balok-balok beton bertulang pada sekitar tahun 1850-an. Di dalam eksperimennya,
dia meletakkan batang-batang tulangan besi di daerah tarik, membengkokkannya ke atas di daerah dekat
perletakan, dan menjangkarkannya di daerah tekan. Sebagai tambahan, tulangan-tulangan melintang
(sengkang vetikal) dipasangkan di daerah dekat perletakan. Percobaan Hyatt ini baru diketahui oleh
umum pada 1877, ketika dia mempublikasikan hasil pekerjaannya tersebut. Kemudian E.L. Ransome
pada 1884 telah mematenkan penggunaan batang baja tulangan deformed dari jenis pilin (twisted).
Paten-paten Jerman dari Monier dijual kepada G.A. Wayss & Co, perusahaan Jerman, pada tahun 1880.
Sejak saat itu, banyak pengujian pada kekuatan struktur beton dilakukan oleh para insinyur Jerman.
Sebagai hasilnya, berbagai teori dan metoda perhitungan telah dipublikasikan oleh Koenen & Wayss
pada 1886. Sedangkan hasil-hasil pengujian oleh Wayss & J. Bauschinger dipublikasikan pada 1887.
Dalam kurun waktu 1891–1894 di daratan Eropa, beberapa peneliti telah mempublikasikan hasil-hasil
pekerjaannya – beberapa di antaranya adalah Moeller (Jerman), Wunsch (Hungaria), Melan (Austria),
Hennebique (Perancis), dan Emperger (Hungaria). Walaupun demikian, pemakaian secara praktis tidak
begitu meluas seperti di A.S.
Berikutnya, selama perioda 1850–1900, relatif sedikit hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan, karena
para insinyur dalam bidang beton bertulang menganggap metoda konstruksi dan perhitungan yang
dipakainya sebagai rahasia dagang. Pada sekitar pergantian abad, terdapat begitu banyak konsep dan
praktek yang saling berbeda, yaitu dalam hal metoda desain, tegangan ijin, dan cara penulangannya.
Pada tahun 1903 di A.S., dibentuklah komite gabungan yang beranggotakan perwakilan dari semua
organisasi yang berkepentingan dalam masalah beton bertulang. Sejak saat itu dimulailah standarisasi /
penyeragaman dalam hal penerapan pengetahuan desain beton bertulang.
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 11
( Lanjutan - 2 )
Pada dasawarsa awal dari abad ke–20, terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam beton bertulang.
Banyak peneltian untuk menentukan perilaku elemen balok, kekuatan tekan beton, dan modulus
elastisitas, telah dilakukan oleh A.N. Talbot, F.E. Turneaure, dan M.O. Withey (semuanya dari A.S.), dan
Bach (Jerman). Dalam kurun 1916–1930, riset-riset dipusatkan pada masalah perilaku kolom yang
dibebani secara aksial. Selanjutnya, pada kurun antara 1930–1940, masalah-masalah mengenai kolom
yang dibebani secara eksentris, pondasi, dan kekuatan batas pada balok telah mendapatkan perhatian
khusus.
Pada tahun 1950-an, penelitian telah diperluas pada masalah beton pratekan; dan pada 1960-an, pada
masalah kekuatan sebagai kriteria desain. Perilaku beban gabungan antara lentur, geser, dan puntir telah
mendapatkan perhatian yang serius. Demikian juga halnya dengan perilaku beberapa jenis sistem pelat
lantai, telah dikaji secara eksperimental. Masalah ketahanan gempa dari struktur, yang meliputi juga
perilaku dinding geser, telah mendapatkan dan akan tetap menarik perhatian yang meluas dari para
insinyur bangunan. Lebih banyak ilmu pengetahuan tentang perilaku struktur yang telah dicapai sejak
tahun 1950-an sampai dengan sekarang, jika dibandingkan dengan selama waktu-waktu sebelumnya
yang digabungkan keseluruhannya.
Pemahaman pada perilaku struktur beton bertulang masih jauh dari lengkap, sejalan dengan peraturan-
peraturan dan spesifikasi bangunan yang menentukan prosedur desain yang terus berubah, yang
merefleksikan kemajuan-kemajuan yang dicapai dengan penemuan-penemuan yang lebih mutakhir.
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 12
• RESISTANCE TO WEAR
CONTROLLED
HANDLING, PLACING &
STRENGTH CURING ECONOMY
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 13
Slump maks. Slump min.
Pemakaian beton menurut jenis struktur
(mm) (mm)
Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak 12.50 5.00
bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, caisson, dan 9.00 2.50
struktur di bawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 15.00 7.50
Perkerasan jalan 7.50 5.00
Pembetonan masal (mass concrete) 7.50 2.50
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 14
Portland Cement Kerikil Pasir beton Air
(Batu pecah)
84.95 kg 78.35 kg
1 zaak = 50 kg 16.50 liter
Uji Slump
8.50 cm
Transportasikan
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 15
Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton terutama ditentukan oleh
faktor air – semen, fA/S.
Semakin kecil fA/S semakin tinggi
kekuatannya.
Semakin besar fA/S semakin rendah
kekuatannya.
Dibutuhkan sejumlah
tertentu kadar air agar
terjadi proses hidrasi yang
sempurna pada beton.
f A/S
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 16
Uji Kuat Tekan Beton
Uji Tekan Hancur Silinder Beton :
P
∆l
l0
l
πD 2
Luas penampang : A =
4
P
Tegangan : fc ' =
A
∆l
Regangan : εc '=
l0
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 17
Konversi bentuk Benda Uji
Bentuk Benda Uji Perbandingan Kuat Tekan
Kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm 1.00
Kubus 20 cm x 20 cm x 20 cm 0.95
Silinder 15 cm x 30 cm 0.83
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 18
Bentuk tipikal kurva hubungan
tegangan – regangan beton
Semakin tinggi tegangan, semakin
kecil regangan runtuhnya
Semakin rendah tegangan, semakin
besar regangan runtuhnya
Modulus sekan
Modulus tangen pada 0.5 fc' Linier
Model matematika kurva hubungan
fc" tegangan – regangan beton oleh
0.15 fc"
Modulus awal
Hognestadt
2ε c ε c
2
Ada 2 daerah kurva : lengkung
0.5 fc" fc = fc " − parabola & linier menurun
ε0 ε0
Ec = tan α 0 < εc’ ε0 lengkung parabola
α
Regangan, εc ε0 < εc’ εcu’ linier menurun
ε0 = 2 fc"/Ec εcu' = 0.0038
(0.0015 ≤ ε 0 ≤ 0.002) (0.003 ≤ ε cu ' ≤ 0.004)
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 19
1 2 3 4 5 6
................
f c ' = f c '−α ⋅ S
n
∑f ci
Banyaknya Faktor modifikasi untuk
Rata-rata : fc ' = i =1
benda uji , n standar deviasi , α
n 15 1.16
∑( )
n 2
f ci '− f c '
20 1.08
25 1.03
Standar Deviasi : S = i =1
n −1
30 atau lebih 1.00
Kuat tarik beton juga bisa dievaluasi dengan uji lentur (bending test) pada suatu balok beton
tak bertulang dengan penampang bujur sangkar ukuran sisi 15 cm. Nilai kuat tarik yang
dihasilkan, yang disebut dengan modulus keruntuhan (modulus of rupture), yang dinotasikan
dengan fr , didapatkan dari rumus lentur M/W, dimana : M = momen, W = modulus penampang
= I/y, I = momen inersia pada arah sumbu lenturannya, dan : y = setengah tinggi penampang.
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 21
Kuat tarik yang didapatkan dari uji split biasanya berkisar antara 50% 75% dari
modulus keruntuhan fr . Untuk pemakaian praktis, nilai modulus keruntuhan
ditentukan dengan rumus pendekatan sebagai berikut :
f r = 0.62λ f c ' Catatan : 1 psi = 0.006895 N/mm2 atau MPa.
dimana : λ = koef. bernilai antara 0.75 s/d. 0.85 untuk beton ringan, dan 1.00 untuk
beton normal sebagai diatur di dalam pasal 8.6.1 SNI 2847-2013
fc’ = kuat tekan silinder beton umur 28 hari [N/mm2 atau MPa].
Modulus elastisitas beton bervariasi dengan kuat tekannya. Dia juga tergantung pada
umur beton, sifat-sifat agregat dan semennya, laju pembebanan, dan bentuk serta
ukuran benda ujinya. Mengacu pada kurva tegangan – regangan beton di depan, akan
terlihat ada beberapa nilai modulus, yaitu modulus awal, modulus sekan, dan modulus
tangen pada 0.5 fc’. Biasanya, modulus elastisitas ditentukan dari modulus sekan pada
tegangan antara 0.25 fc’ sampai 0.5 fc’. Sebagai hasil analisis statistikal dari data yang
ada, nilai modulus elastisitas untuk beton normal ditentukan oleh Pasal 8.5.1 SNI 2847-
2013 menurut rumus empiris sebagai berikut :
Ec = 4700 f c ' ( N/mm2 )
dimana : fc’ = kuat tekan silinder beton 28 hari
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 22
Pembanding Poisson. – Angka pembanding Poisson (Poisson’s ratio) adalah nilai
perbandingan antara regangan arah melintang dengan regangan pada arah pembebanan
uniaksial yang diberikan. Angka ini untuk beton berkisar antara 0.15 0.20.
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 23
Batang (bar)
Jaring kawat las (welded wire fabric)
Kawat (wire)
Di A.S., bahan untuk baja tulangan didapatkan dari :
1) ASTM A615 baja billet Grade-40 dan 60,
2) ASTM A616 baja rel Grade-50 dan 60,
3) ASTM A617 baja gandar Grade-40 dan 60, dan –
4) ASTM A706 baja low-alloy Grade-60 ( banyak dibengkokkan atau di las ).
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 24
Nilai tegangan leleh yang
disebutkan (specified yield
strength), fy , biasanya
menunjuk pada suatu nilai
jaminan minimum. Nilai
Tegangan, fs P
yang sebenarnya, bila diuji
secara independen, bisa
U
fsu menunjukkan harga yang
fsf F lebih besar daripada harga
Y SH l0
fy tersebut.
D Nilai modulus elastisitas,
Modulus elastisitas :
dinotasikan dengan Es ,
Es = tan α
P
adalah kemiringan bagian
α
linier elastik dari kurva,
εy = fy /Es εsu εsf Regangan, εs biasanya diambil : Es = 2 x
εsh Y = Yield (leleh )
105 N/mm2.
SH = Strain-hardening
U = Ultimate (batas)
Elastik Leleh Strain-hardening Kehilangan F = Fracture (patah). Uji tarik batang baja
(Yield) kekuatan
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 25
Mutu Nilai Tegangan Leleh, fy
Peraturan
Baja N/mm2 kg/cm2
U-22 220 2200
U-24 240 2400
PBI-1971
U-28 280 2800
U-32 320 3200
U-39 390 3900
U-48 480 4800
Peraturan Mutu Baja fy (MPa) εsh εsu fsu (MPa) εsf fsf (MPa)
Bj.TP-24 240 0.047 0.210 382 0.237 344
PUBI-1982
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 26
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 27
Untuk keperluan praktis dalam perhitungan, kurva tegangan -
regangan Baja Tulangan diidealisasikan sebagai berikut :
Tegangan, fs
Kurva yang sebenarnya
Kurva idealisasi
fu
Diabaikan
fy
Modulus elastisitas :
Es = tan α
α
εy = fy /Es εsu Regangan, εs
εsh 0.030
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 28
Diameter Luas Penampang Berat Diameter Luas Penampang Berat
No. Batang No. Batang
(mm) (mm2) (kg/m) (mm) (mm2) (kg/m)
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 29
Desain Elemen Struktur Beton VC-191313 Dicky Imam Wahjudi Materi - 01 Slide - 30