R. E. Dill dari Alexandria, Nebraska mengetahui bahwa susut dan rangkak pada beton
memiliki pengaruh pada kehilangan prategang. Selanjutnya ia mengembangkan ide bahwa
pemberian pascatarik batang berpenampang bulat tanpa lekatan secara berurutan dapat
mengganti kehilangan tegangan yang bergantung pada waktu pada batang tersebut akibat
berkurangnya panjangkomponen struktur yang ditimbulkan oleh rangkak dan susut. Pada
awal tahun 1920-an, W. H. Hewett dari Minneapolis mengembangkan prinsip-prinsip
pemberian prategang melingkar. Ia memberikan tegangan melingkar horizontal di sekeliling
tangki beton dengan menggunakan trekstang untuk mencegah retak akibat tekanan cairan
internal. Setelah itu, pemberian prategang pada tangki dan pipa berkembang pesat di Amerika
Serikat. Pemberian prategang linier terus berkembang di Eropa dan Perancis, khususnya
dikembangkan oleh Eugene Freyssinet, yang pada tahun 1926 sampai 1928 mengusulkan
metode-metode untuk mengatasi kehilangan prategang dengan cara menggunakan baja
berkekuatan tinggi dan berdaktilitas tinggi.
Pada tahun 1940, ia memperkenalkan system Freyssinet yang sangat terkenal yang
menggunakan jangkar konus untuk tendon 12 kwat. P. W. Abeles dari Inggris
memperkenalkan dan mengembangkan konsep pemberian prategang parsial di antara tahun
1930-an dan 1960-an. F. Leonhardt dari Jerman, V. Mikhailov dari Rusia, dan T. Y. Lin dari
Amerika Serikat juga Universitas Sumatera Utara memberikan kontribusi banyak pada seni
dan ilmu pengetahuan tentang desain beton prategang. Metode pemberian keseimbangan
beban dari Lin sangat dihargai. Perkembangan pada abad kedua puluh ini telah menjadikan
banyak penggunaan beton prategang di seluruh dunia, dan khususnya Amerika Serikat.
Dewasa ini, beton prategang digunakan pada gedung, struktur bawah tanah, menara TV,
struktur lepas pantai dan gudang apung, stasiun-stasiun pembangkit, cerobong reactor nuklir,
dan berbagai jenis jembatan termasuk segmental dan cable- stayed.
1. Bay Area Rapid Transit, San Fransisco dan Oakland, California. Jalan penuntun
terdiri atas girder box pracetak prategang yang ditumpu sederhana dengan panjang
70 ft dan lebar 11 ft.
2. Jembatan Chaoco-Corientes, Argentina, jembatan girder box cable-stayed beton
prategang pracetak.
3. Gedung parkir, Tulsa, Oklahoma.
4. Pusat Eksekutif, Honolulu, Hawaii.
5. Anjungan pengeboran lepas pantai Stratford “B”, Norwegia.
6. Jembatan Suramadu, Surabaya, Indonesia.
(Bay Area Rapid Transit, San Fransisco) (Jembatan Chaoco-Corientes, Argentina)
(Gedung Parkir, Tulsa, Oklahoma) (Anjungan Pengeboran Lepas Pamtai Stratford “B”, Norwegia)
Dalam prosesnya, maka dibutuhkan jenis baja yang spesifik. Beberapa jenis baja yang
sering dipakai ialah :
Selain baja prategang diatas, beton prategang masih memerlukan penulangan biasa
yang tidak diberi gaya prategang, seperti tulangan memanjang, sengkang, tulangan untuk
pengangkuran dan lain-lain.
Jenis-jenis lain tendon yang sering digunakan untuk beton prategang pada sitem pre-
tension adalah seven-wire strand dan single-wire. Untuk seven-wire ini, satu bendel kawat
teriri dari 7 buah kawat, sedangkan single wire terdiri dari kawat tunggal.
Sedangkan untuk beton prategang dengan sistem post-tension sering digunakan
tendon monostrand, batang tunggal, multi-wire dan multi-strand. Untuk jenis post-tension
method ini tendon dapat bersifat bonded (dimana saluran kabel diisi dengan material
grouting) dan unbonded saluran kabel di-isi dengan minyak gemuk atau grease. Tujuan utama
dari grouting ini adalah untuk :
Melindungi tendon dari korosi
Material grouting ini biasanya terdiri dari campuran semen dan air dengan w/c ratio
0,5 dan admixe (water reducing dan expansive agent)
Proses pemberian tegangan berupa gaya konsentris pada beton prategang dapat dilaksanakan
melalui 2 cara yaitu :
1. Pre-Tensioned Prestressed
Metode pelaksanaan beton prategang pratarik (pre-tensioned) dilakukan
melalui pemberian tegangan pada saat kondisi beton belum terlalu mengeras dan
belum dicor. Selanjutnya gaya konsentris yang ada di tegangan tetap
dipertahankan sampai beton tersebut mengering dan kondisinya benar-benar
mengeras.
Jadi kabel tendon akan diikat pada 2 buah angkur yakni angkur hidup dan
angkur mati. Kemudian angkur hidup yang telah ditanam di beton akan ditarik
menggunakan dongkrak. Tujuannya agar kabel tendon di dalamnya menjadi
semakin panjang. Dari sinilah gaya konsentris muncul dan memperkuat beton
tersebut.
2. Post-Tensioned Prestressed
Pemberian tegangan pada metode pelaksanaan beton prategang pasca tarik
(post-tensioned) dilaksanakan ketika kondisi beton sudah mengeras dengan
sempurna. Cara ini umumnya diaplikasikan pada konstruksi bangunan bentang
menengah sampai bangunan bentang lebar.
Di dalam metode ini, tidak diharuskan pemakaian kabel tendon yang diikat ke
angkur hidup dan angkur mati. Tetapi syarat utamanya yaitu beton wajib
dikeringkan sampai kondisinya benar-benar keras sesuai dengan umur yang telah
ditentukan. Setelah itu, dongkrak dipasang di angkur untuk menarik kabel tendon
hingga mencapai tegangan yang sudah direncanakan.
Beton prategang dibuat untuk mengatasi kekurangan dari beton biasa yang sangat
lemah dari gaya tarik. Inilah penyebab utamanya mengapa beton mengalami keretakan yang
membuat strukturnya menjadi lemah. Meski masalah ini sudah berhasil diatasi oleh beton
bertulang, tetapi material yang dibutuhkan untuk membangun beton bertulang sangat banyak.
Hal ini membuat biaya pembangunannya pun menjadi banyak sekali. Beton prategang adalah
beton yang memiliki kekuatan untuk menahan tekanan berat dan tekanan tarik sekaligus.
Beton ini diberi tegangan-tegangan internal supaya mampu mengurangi atau menghilangkan
gaya tarik di dalamnya.
Tegangan internal yang didapatkan beton prategang dihasilkan oleh tulangan baja.
Mengapa dipilih tulangan dari baja? Karena baja mempunyai kekuatan yang sangat baik
terhadap gaya tarik. Oleh sebab itu, kita memanfaatkan kemampuan dari baja tersebut untuk
memperkuat beton. Kombinasi antara beton dan baja yang dibentuk sedemikian rupa ini lalu
menghasilkan material baru yang bernama beton prategang.
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/oy8n7e80y-sejarah-perkembangan-beton-
prategang.html, diakses 5 Oktober 2022
https://arafuru.com/sipil/metode-pelaksanaan-beton-prategang.html#:~:text=Metode
%20pelaksanaan%20beton%20prategang%20pratarik,dan%20kondisinya%20benar
%2Dbenar%20mengeras. , diakses 5 Oktober 2022