Anda di halaman 1dari 49

KEHANDALAN STRUKTUR

1. PENGANTAR KEHANDALAN STRUKTUR


Perencana struktur yang objektif dapat memastikan

keamanan dan ekonomis selama masa pelayanan dan


ramah linkungan.
Kapasitas (C) > persyaratan (D)
Dua struktur yang berbeda mempunyai faktor
keamanan (fos) yang sama dapat mempunyai
kemungkinan keruntuhan yang berbeda
Dua struktur yang berbeda mempunyai kemungkinan

kegagalan yang sama dapat mempunyai faktor kemanan


(fos) yang berbeda
Metode perencanaan yang lebih tepat dan konsisten

pada lingkungan yang bervariasi


Memberikan pengarsipan tentang berbagai kehandalan

struktur (kemungkinan kegagalan)


Membuat keputusan yang tidak rutin pada tata cara

perencanaan konvensional yang agak sulit


3. KONSEP KEADAAN BATAS DAN KEHANDALAN
Solusi bentuk 1.
Tabel 4.2.4 Variabel random

Solusi Bentuk 1.
Mengambil seluruh variabel random seperti distribusi normal hasil
MCS diberikan pada Tabel 4.2.5.
Tabel 4.2.5. Jumlah sampel yang diperlukan sebagai distribusi
normal
Node / Joint
 NODE/JOINT ; bagian dari struktur yang
menghubungkan elemen-elemen struktur
 Node/joint terbagi atas ;
1) Node/Joint Terkekang
(disebut juga “Constraint-node”)
Perletakan roll, sendi, jepit
2) Node/Joint Bebas
Perletakan kenyal, Titik buhul, Titik kumpul
JOINT / NODE / NODAL

SENDI / PIN / HINGE


ROLL

JEPIT/ FIX-END FREE-NODE / JOINT/ NODAL


NODAL-DISPLACEMEN (u, v, w)
Elemen
 Elemen ; bagian dari struktur yang
dihubungkan oleh dua atau lebih
node/joint
 Elemen terdiri atas ;
1) elemen garis (elemen truss/frame/grid)
2) elemen bidang (elemen pelat/dinding)
3) elemen ruang (elemen hexagonal, cube)
NODAL-FORCES

NODAL-FORCES
(MOMEN+GESER+AKSIAL+TORSI)

NODAL-FORCES
(MOMEN+GESER+AKSIAL)

NODAL-FORCES
(MOMEN +
GESER)
NODAL-FORCES
NODAL-FORCES
NODAL-FORCES
 HUBUNGAN NODAL-DISPLACEMEN DENGAN
NODAL-FORCE BAGAIMANA ……………….………… ???
 HUKUM HOOKE (BAHAN MASIH ELASTIS LINEAR)

F=k x ATAU F   K x


 F1   K 11 K 12 K 13 K 1n   X 1 
F   K K 22 K 23 K 2 n   X 2 
 2   21  
 F3    K 31 K 32 K 33 K 3n   X 3 
    
    
 Fn   K n1 K n2 K n3 K nn   X n 
Hubungan Deformasi dengan Internal Forces

DEFORMASI AKSIAL

 x N A N
X   
E E EA

N
d  x    x .dx  .dx
EA
L
N L
  L   d  x    .dx  N
O
EA EA

EA = axial rigidity

Dimana : A = luas tampang ; E = modulus elastis bahan


L = panjang elemen
Hubungan Deformasi dengan Internal Forces

DEFORMASI LENTUR

M .y x M .y
x   x   
Iz E EI Z
L
 .dx M M EIz=flexural rigidity
d   x  .dx     d   .dx
y EI Z O
EI Z
Hubungan Deformasi dengan Internal Forces

DEFORMASI GESER

V .Q V .dx
Shear Stress ;   Displacemen relatif ; d  f .
I z .b G. A
L
f .V f .L
   S   d   .dx  .V
Shearing Strain ;   GA O GA
G
GA
 shearing rigidity f = shape factor
f
Hubungan Deformasi dengan Internal Forces

DEFORMASI PUNTIR

T.r  T .r  maks T
    d  dx  dx
J G G.J R G.J
L
T.R  T .R T L
 maks  maks      d   . dx  .T
 max  G G.J G.J GJ
J O

J = momen inersia polar


konstanta torsi
G.J = torsional rigidity
KONSTANTA TORSI PENAMPANG
Menghitung hubungan eksternal force
(action) dengan displacemen pada balok
prismatis dapat memakai metode a.l ;
 Metode “persamaan differensial balok”

 “Moment Area Method”

 “Unit Load Method”


Elemen jepit-bebas
Elemen jepit-roll
Elemen sendi-roll
Elemen sendi-roll
PRINSIP KEKAKUAN & FLEKSIBILITAS

• KEKAKUAN atau “STIFFNESS” adalah


aksi yang diperlukan untuk menghasilkan
“unit displacemen”
gaya
satuan  a.l ; ton/m' ; kN/mm ; kg/cm
panjang
• FLEKSIBILITAS atau “FLEXIBILITY”
adalah displacemen yang dihasilkan oleh
“unit gaya”
panjang
satuan  a.l ; m/ton ; mm/kN ; cm/kg
gaya
1


Contoh sederhana ;
 f  D=f F
F f = fleksibilitas
 D 

F = gaya / action S
D = displacemen
 1  F=kD
k = kekakuan

1 1
k atau f 
f k
EXAMPLE

A1

D1
D2

STRUKTUR BALOK MENERIMA BEBAN TERPUSAT A1 DAN


MOMEN LENTUR A2 PADA UJUNG KANTILEVER SEPERTI
TERGAMBAR
HITUNG MATRIKS KEKAKUAN [K] DAN MATRIKS
FLEKSIBILITAS [F] DARI STRUKTUR TERSEBUT ????
1 -6EI
E,I,L S21= 2
E,I,L L
L 1
F11=
3EI 12EI
S11= 3
L
2
L
F21=
2EI 4EI
S22=
E,I,L 1 1 L
L
F12=
2EI
L -6EI
F21= S12= 2
EI L

L3 L2 12 EI 6 EI
D1  A1  A2 A1  D  D2
3EI 2 EI L 3 1
L 2

L2 L
D2  A1  A2 6 EI 4 EI
2 EI EI A2   D1  D2
L2 L
 L3 L2   12 EI 6 EI 
 D1   3EI   A1   L3 
   2
2 EI   A1 
      6 EI L2   D1 
 D2   L L   A2   A2   4 EI   D2 

 2 EI EI   L2 L 

D  F  A A  S  D


SEHINGGA DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA ;

 L3 L2   12 EI 6 EI 

F S    3EI 
2 EI   L3 L2 
 2  6 EI
 L L  4 EI 
 2 
 2 EI EI   L L 

F S   (4  3) (2 L  2 L)


6  6 ( 3  4) 
 L L

1 0
F S    
0 1 

F   S  1
ATAU ; S   F 
1
EQUIVALENT JOINT LOADS

 Pada metode matriks, pengaruh beban luar


yang bekerja pada batang (atau “member
loads”) dapat diekivalensikan dengan beban
pada node/joint yang mempunyai pengaruh
sama seperti beban aslinya.
 Konsep tersebut dikenal sebagai “equivalent
joint loads”
FORMULASI ANALISA STRUKTUR
DENGAN METODE MATRIKS

 Metode yang dikenal s/d sekarang ;


1) Metode Kekakuan (Metode Displacemen)
2) Metode Fleksibilitas (Metode Gaya)
 Metode Kekakuan ; displacemen sebagai un-
known value (variabel yang tidak diketahui)
dan dicari terlebih dahulu.
 Metode Fleksibilitas ; gaya sebagai un-known
value dan dicari terlebih dahulu.
Metode Kekakuan Langsung
 Metode yang cocok dan banyak digunakan
dalam analisis struktur berbasis program
komputer (SAP2000/STAAD-PRO/ANSYS)
 Asumsi-asumsi dasar ;
1) Bahan struktur berperilaku “linear-elastic”
2) Displacemen struktur relatif kecil dibanding dimensi
/geometrik struktur
3) Interaksi pengaruh gaya aksial dan lentur diabaikan
4) Elemen/batang struktur bersifat “prismatis & homogen”
PROSEDUR ANALISIS
1. Semua kekakuan elemen dievaluasi sesuai
dengan hubungan antara “gaya” dan
“ deformation” (dalam koordinat LOKAL).
2. Matriks kekakuan elemen ditransformasikan
ke koordinat GLOBAL.
3. Matriks kekakuan elemen-elemen struktur
(dalam koordinat global) digabungkan
menjadi matriks kekakuan seluruh struktur
(dengan mempertimbangkan kompatibilitas).
PROSEDUR ANALISIS
4. Berdasarkan pembebanan yang ada, disusun
vektor/matriks gaya.
5. Kondisi batas pada perletakan
diperhitungkan, dan dilakukan “static
condensation” untuk memperoleh matriks
kekakuan struktur ter-reduksi.
6. Matriks kekakuan struktur yang ter-reduksi
tersebut memberikan persamaan
kesetimbangan struktur, yang solusinya akan
menghasilkan “displacement” setiap
node/joint. Kemudian gaya-gaya (reaksi
perletakan) dapat diperoleh kemudian.
7. Kemudian gaya-gaya dalam dapat dihitung
untuk setiap elemen.
Aplikasi Metode Kekakuan Langsung

 STRUKTUR RANGKA BIDANG


 STRUKTUR RANGKA RUANG
 STRUKTUR PORTAL BIDANG
 STRUKTUR PORTAL RUANG
 STRUKTUR GRID

Anda mungkin juga menyukai