Manusia zaman dulu yang hidup nomaden sudah mulai memakai sistem struktur
ini untuk menutupi jalan dan pelataran rumah. Sistem struktur ini kemudian
mengalami perkembangan sehingga mulai sering digunakan sebagai penutup
teater. Sifat struktur membrane yang ringan dan mudah dibawa menjadikan
sistem struktur membrane paling umum digunakan dalam dunia militer, bahkan
sampai sekarang. Pada abad pertama, banyak dijumpai tenda kulit untuk
bangsa Romawi, sementar pada abad ke-7, tentara Byzantium juga menggunakan
sistem struktur ini sebagai shelter tenda sederhana mereka.
Pada abad ke-12, banyak kerajaan-kerajaan di Eropa Barat yang
menggunakan sistem struktur membrane, yang dirancang menjadi sangat elegan.
Sistem struktur ini kemudian menjadi semakin besar pada abad ke-16, dimana mulai
dipasang hiasan-hiasan untuk memperindah kerajaan sebagai symbol kemakmuran
pada acara-acara khusus dan turnamen-turnamen. Pada tahun 1770, munculah
sebuah tenda sirkus pertama yang menggunakan sistem struktur membrane, yang
didirikan di Westminster Bridge. Sirkus ini melakukan pertunjukan keliling di
seluruh Eropa dan mulai menempati bentuk conical “big tops” yang memiliki
diameter mencapai 50 meter. Pengaruh terhadap perkembangan struktur fabric modern
kemudian didukung oleh munculnya Stromeyer and Co. yang didirikan tahun 1872.
Perusahaan ini secara khusus memenuhi permuntaan tenda sirkus. Struktur fabrik
saat itu lebih banyak dihasilkan oleh para pengrajin dan bukan domain pada
arsitek. Hal ini kemudian berubah pada abad ke-19 dan 20, dimana para arsitek
menjadi tertarik dengan sistem struktur ini dan mulai terinspirasi oleh terobosan-
terobosan teknologi dalam teknik struktural.
Kemajuan dalam bahan struktur membran telah terus- menerus mengalami
perkembangan, dengan adanya kemajuan industrialisasi PVC tahun 1993,
pengembangan PTFE pada tahun1938, industrialisasi polyester serat pada tahun
1947, dan kain serat gelas pada tahun 1972. PTFE kemudian dianggap sebagai bahan
bangunan yang tetap, dimana bahan ini tahan api, kuat, dan tahan lama. Namun
ketika bahan ini pertama kali diperkenalkan dan digunakan dalam konstruksi
bangunan permanen di tahun 1970-an, ada keraguan di beberapa kalangan mengenai
kekuatannya.
a. Mechanically prestressed.
Dalam tipe ini terdapat tiga konsep bentuk dasar dari struktur membran, yaitu:
Saddle Shapes, Ridge -Valley Shapes dan Point-supported Shapes.
Saddle Shapes
terbentuk ketika tepian membran terhubung ke poin pendukung yang
tinggi dan rendah secara bergantian. Pada bentuk ini tepian membran berupa kabel
(cable edges)Saddle shapes juga dapat terbentuk ketika salah satu tepian
membran didukung oleh elemen melengkung yang kaku.
Dalam struktur tenda, terjadi gaya-gaya tarik murni pada elemen kabel dan
membran. Dalam kondisi pembebanan secara vertikal, terjadi gaya tarik pada
kabel dan membran sedangkan pada kolom struktur terjadi gaya tekan.
PVDF (Polyvinyl DeneFlouride) - Lapisan ini memiliki sifat yang sangat baik
dan memiliki kemampuan untuk pemakaian jangka panjang. Bahan ini juga
memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dan melindungi PVC dan
poliester. Tipe kain ini memiliki kemampuan antiwick. Wicking adalah
masalah internal di mana air mengalir sepanjang garis benang kain
menyebabkan perubahan warna dari kain dan memungkinkan terjadinya
delaminasi.
c. ETFE (ethylene-tetra-fluoro-ethylene).
ETFE membran jenis terdiri dari lapisan tipis etilena Tipe membran ini biasanya
tidak digunakan untuk struktur membran pratarik tetapi lebih digunakan sebagai penutup
atap (non- struktural) atau struktur pneumatic.
d. ePTFE.
ePTFE merupakan pengembangan material membran PTFE. ePTFE ini
lebih fleksibel dan memiliki perilaku yang lebih baik dari bahan membran lainnya dan
lebih transparan daripada membran PTFE biasa (tingkat tranparancy ≈40%).
Selain itu, material ini mungkin untuk didaurulang sehingga dapat dilirik sebagai
bahan dengan tingkatkeberlanjutan yang tinggi.
1. FABRIKASI
Agar dapat menggunakan membran kain dan foil sebagai elemen yang menyalurkan
beban, membran harus dibagi menjadi strip, dipotong dan dihubungkan bersama sesuai
dengan persyaratan desain geometris dan struktural. Persiapan pembuatan strip kain dari
bahan gulungan dan menggabungkan potongan-potongan dideskripsikan sebagai proses
fabrikasi.
Bentuk pola pemotongan dari bentuk permukaan synclastic adalah cembung, sedangkan
bentuk permukaan anticlastic adalah cekung.
Bentuk pola dari permukaan synclastic (atas) dan dari permukaan anticlastic
(bawah)
Sumber: Membrane Construction. Hlm.52
TAHAP KOMPENSASI
Karena sifat material membran yang fleksibel, maka membran dapat berubah bentuk
dibawah pengaruh pembebanan (peregangan konstruksi) dan perubahan suhu.
Peregangan yang dihasilkan harus ditentukan dalam tes sehingga dimensi geometris
material harus diperbaiki agar persyaratan struktural tetap dipenuhi pada akhir seumur
hidup Tahap kompensasi yang dimaksud adalah tahap dimana terjadi koreksi dari
permukaan geometris yang dikembangkan untuk mengatasi
peregangan akibat faktor struktural.
TAHAP PEMBUATAN POLA
Yang dimaksud dengan tahap ini adalah proses pembentukan pola pemotongan yang
menghasilkan tatanan dan dimensi dari setiap strip membran pada permukaan membran.
Hal ini bergantung pada bentuk permukaan yang akan diproduksi.
Salah satu parameter yang penting untuk penentuan tata letak strip, selain kesan
optik dari struktur membran, adalah eksploitasi yang terbaik dari kekuatan materi yang
tersedia - mengamati deformasi maksimum yang diizinkan. Perhitungan pola
pemotongan juga memiliki dampak terhadap faktor ekonomi.
Kriteria untuk pembuatan pola dapat dibagi menjadi: Kriteria optik, Kriteria
topologi, Kriteria tahap instalasi dan Kriteria pengolahan.
TAHAP PEMOTONGAN
Pola dan desain biasanya dilakukan oleh ahli struktur sedangkan bentuk permukaan ,
detail tepian membran dan sambungan ditentukan dalam diskusi dengan sang arsitek.
Proses pemotongan, penggabungan , pengemasan dan pengiriman dilakukan oleh
kontraktor/fabricator.
Tujuan dari proses pemotongan ini adalah untuk memproduksi pola setepat
mungkin. Hal ini dilakukan dengan menerjemahkan gambar pemotongan strip individu
ke kain dan memotongnya.
Gambar-gambar pola pemotongan berisi spesifikasi penting dari material, detail
pada sambungan dan tepian serta bentuk pemotongan strip. Lebar sambungan yang
diberikan harus memperhitungkan area sambungan.
Gambar skematik pola pemotongan
Sumber: Membrane Construction. Hlm.63
Proses pemotongan membran dapat dilakukan dengan manual (menggunakan gunting)
atau menggunakan mesin potong, hal ini ditentukan menurut kemampuan kapasitas
pemotongan, ketebalan dan bentuk geometri tepian.
2 INSTALASI
Ketika mendirikan struktur busur, tata letak strip dan bentuk tepian menentukan arah
instalasi.
1. Jika arah warp sejajar dengan busur dan permukaan membran dijepit
secara linear pada busur, maka proses pengencangan dilakukan tegak lurus terhadap busur.
Hal ini dilakukan dengan menjepit membran pada satu busur dan kemudian menarik
membran dan menjepitnya pada busur yang berlawanan, dimulai dari area tengah. Bagian
tepi membran dikencangkan dengan mengencangkan tali tepi.
2. Jika permukaan membran dijepit ke busur berupa titik, maka proses pengencangan
dilakukan dengan memindahkan corner fitting dan memperpendek tali tepi. Bila
menggunakan metode detail tepian ini,
ketika proses pengencangan harus memperhatikan tegangan yang terjadi pada ujung
membran. Distribusi tegangan pada membran adalah faktor yang paling penting dalam
merencanakan urutan pengencangan. Tipe ini membuka gulungan tegak lurus dengan arah
lengkungan.
Permukaan membran yang dijepit berupa titik ke busur pendukung
Sumber: Membrane Construction. Hlm.147
3. Jika warp terletak tegak lurus terhadap busur dan membran dipasang secara linear pada
busur, membran dapat dipasang dengan sangat efisien jika detail tepian yang dipilih sesuai.
Jika persyaratan struktural yang dihasilkan dari transfer beban memungkinkan, disarankan
untuk menggunakan detail tepian membran kaku dengan rel keder. Setelah menjepit
membran di kedua ujung busur, keder dapat ditarik melalui rel keder searah busur dan
kemudian dikencangkan. Metode ini adalah metode yang paling cepat diantara metode
sebelumnya.
4. Arah membuka gulungan membran tegak lurus dengan arah busur lalu dikencangkan ke arah
busur berlawanan.
Sistem struktur membrane memiliki beberapa kelebihan, yaitu bahannya yang ringan, dapat dibentuk
berbagai macam bentuk, apalagi dengan adanya bantuan digital modeling, memilikibentuk estetika
tersendiri, dan dapat memiliki efek transparan atau translucent.
Namun sistem struktur ini juga memiliki kekurangan, yaitu sangat tidak peka terhadap efek
aerodinamika sehinggamudah mengalami getaran. Selain itu, sistem struktur membranejuga tidak
dapat menahan beban vertikal, memerlukan detail joint yang cukup rumit untuk menyatukan material
membrane dengan struktur penyokongnya, serta membutuhkan perawatan yang konstan untuk
mempertahankan ketegangannya karena bila ketegangannya berkurang, itu akan membahayakan
keseluruhan konstruksi bangunan.
. Studi Kasus: Laboratories for M&G Ricerche, Venafro, Italia.
Fasilitas riset kimia untuk M&G Ricerche, yang dirancang oleh arsitek Belgia, Philippe
Samyn, selesai dibangun di Venafro, Italia pada tahun 1992. Bangunan ini menggunakan selubung
membran satu lapis untuk menggabungkan program kantor, laboratorium, dan ruang penelitian,
dimana riset untuk grup Sinco berlangsung.
Beton konvensional dan konstruksi blockwork digunakan untu membentuk sekat-sekat
pemisah di dalam selubung membran. Di dalam struktur ini, terdapat fasilitas yang terbagi-bagi
yang membutuhkan tingkat pengawasan yang berbeda.Keputusan untuk menutupi semua fasilitas
dengan struktur membran dapat mengurangi periode pembangunan sampai 10 bulan, dan
menghasilkan lingkungan interior yang baik dengan biaya rendah.
Struktur Atap.
Supaya volume bangunan dapat digunakan dengan maksimal, PVC coated polyester
putih ditopang oleh enam rangka lengkung baja. Baja tabung tiga dimensi ini dijajarkan secara
melintang oleh kabel baja pre-stressed, yang terhubung ke piramida baja terbalik di bagian bawah
rangka baja. Rangka-rangka lengkung ini memiliki ketinggian yang bervariasi, dengan ketinggian
16 meter pada bagian tengahnya. Struktur baja yang sangat ringan ini disusun dari 1764 balok
baja yang dipotong menjadi 441 konfigurasi berbeda, direalisasikan dengan bantuan metode
konstruksi yang canggih pada saat itu.
Dengan menjaga konstruksi interior terpisah dengan selubung membran luar,
masalah untuk mengkoneksikan bentuk lengkung dengan konstruksi yang tegak lurus menjadi
terhindari. Namun, untuk menghadirkan sinar matahari dan view ke luar bangunan, panel-panel
kaca pun dipakai pada bagian samping bangunan setara dengan level tanah. Kaca ini terhubung ke
tepi membran utama dengan penutup PVC transparan.
Rangka lengkung baja masing-masing diselubungi oleh membran PVC transparan. Penggunaan
membran transparan ini ditujukan untuk menghadirkan sinar matahari ke bagian tengah
bangunan dan untuk mengekspos rangka baja sebagai struktur penopang utama.
Suasana ruang dalam yang dihasilkan pada siang hari.
Aspek lingkungan.
Proyek ini menunjukkan bagaimana selubung membran dapat digunakan untuk
menciptakan lingkungan dengan suhu yang ideal, dimana di dalamnya dapat mengakomodasi
berbagai macam aktivitas. Dengan meletakkan bangunan di tengah-tengah danau, perancang
mengharapkan adanya pengurangan energi, sehingga pada musim panas danau tersebut dapat
membantu mengurangi suhu udara pada bangunan.
Tokyo Dome yang berada di Tokyo, Jepang merrupakan bangunan hasil desain dari
Nikken Sekkei Ltd, Takenaka Corporation. Luas bangunan ini 115.221 m2 dengan jumlah
lantai adalah 6 lantai (2 lantai basement). Bangunan in selesai dibangun pada tahun 1988.
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan yaitu campuran antara sistem struktur
membran pada atap stadion dan sistem struktur rangka takenaka pada atap bagian depan ( hall
) stadion. Material khusus pada atap stadion menggunakan material membran fiberglass yang
diperkuat dengan kabel baja pra tegang. Untuk atap hall digunakan sistem struktur takenaka
membentuk rangka ruang yang tetrahedral dengan penutup atap dari material kaca.
Gambar 2. Tampak perspektif Tokyo Dome Gambar 3. Tampak depan Tokyo Dome
Tokyo Dome merupakan jawaban atas harapan agar tetap dapat menonton pertandingan base
ball , meskipun dalam keadaan hujan. Takenaka corporation berperan penting untuk
merealisasikan “ The big egg “ sebagai bangunan bentang lebar struktur membran yang
pertama kali dibangun di Jepang.
Terobosan teknologi sangat diperlukan untuk mensukseskan proyek ini. Teknologi tersebut
meliputi system struktur, material-material baru, pencegahan gempa, perlawanan terhadap
beban angin, penghawaan buatan, pencahayaan, akustik, salju yang mencair dan pemeliharan.
Terdapat dua tipe struktur membran yaitu
1. air-support type : Merupakan Struktur membran jenis struktur Pneumatik, membran
dibuat membengkak ( menggelembung ) dengan meningkatkan tekanan udara di dalam
ruangan ( indoor
) lebih 0,3 % terhadap tekanan udara di luar ruang.
2. Suspension membrane type : dimana penguatan/penegangan dimasukan ke dalam
membran, yang prinsipnya menyerupai payung.
Untuk memikul berat beban sendiri dimanfaatkan tekanan udara panas yang ekuivalen
dengan berat membran itu sendiri, sehingga mampu menopang membran dan tidak
memerlukan kolom di tengah stadion. Tekanan udara panas juga mampu mengelembungkan
permukaan membran sehingga tampilan menjadi lebih atraktif.
Material-material Membran
Material-material membran melindungi bangunan dari sinar yang menyilaukan
mata,namun memungkinkan cahaya menyinari ruang terbuka yang dapat dicapai tanpa
bayang-bayang. Permukaan material membran dilapisi dengan teflon yang membuatnya
bertahan terhadap kotoran, memungkinkan penampilannya menarik untuk diutamakan
Contoh lain membran bahan
Gambar 7 dan 8. Material membran yang dilapisi bahan teflon
teflon (PTFE), dipiliha karena
bahan yang lebih transparan
mampu melindungi silau
matahari namun tetap lebih
terang sekaligus dapat
sebagai penahan kotor debu
Material membran yang mampu
melindungi bangunan dari silau sinar Material membran dilapisi oleh bahan
teflon(PTFE) sebagai penahan kotor
Permukaan Atap
Kabel – kabel dari kawat baja terpasang pada permukaan atap dengan dua arah yang tegak
lurus satu dengan yang lain, dan teflon pelapis material membran fiberglass
diletakkan/dibubuhi terbentang diantara kabel-kabel.
Kabel yang terpasang tegak
lurus dan membentang
pada permukaan atap
Tekanan udara
Udara dipompakan ke sisi dalam kubah, untuk meningkatkan tekanan udara dalam menjadi
0,003 atm lebih besar terhadap sisi luar dan membuat membran membengkak di bagian luar.
Perbedaan tekanan ini berbanding lurus dengan perbedaan antara permukaan tanah dengan
lantai 4 bangunan
Perbedaaan tekanan udara dalam dan luar kubah yang
dapat menggelembungkan kubah
Pencairan Salju
Pada saat salju mencair, sebuah mesin unit pencair salju beroperasi, memompa udara
hangat diantara dua membran, kemudian mencairkan salju