Anda di halaman 1dari 21

.

SISTEM STRUKTUR MEMBRAN

Manusia zaman dulu yang hidup nomaden sudah mulai memakai sistem struktur
ini untuk menutupi jalan dan pelataran rumah. Sistem struktur ini kemudian
mengalami perkembangan sehingga mulai sering digunakan sebagai penutup
teater. Sifat struktur membrane yang ringan dan mudah dibawa menjadikan
sistem struktur membrane paling umum digunakan dalam dunia militer, bahkan
sampai sekarang. Pada abad pertama, banyak dijumpai tenda kulit untuk
bangsa Romawi, sementar pada abad ke-7, tentara Byzantium juga menggunakan
sistem struktur ini sebagai shelter tenda sederhana mereka.
Pada abad ke-12, banyak kerajaan-kerajaan di Eropa Barat yang
menggunakan sistem struktur membrane, yang dirancang menjadi sangat elegan.
Sistem struktur ini kemudian menjadi semakin besar pada abad ke-16, dimana mulai
dipasang hiasan-hiasan untuk memperindah kerajaan sebagai symbol kemakmuran
pada acara-acara khusus dan turnamen-turnamen. Pada tahun 1770, munculah
sebuah tenda sirkus pertama yang menggunakan sistem struktur membrane, yang
didirikan di Westminster Bridge. Sirkus ini melakukan pertunjukan keliling di
seluruh Eropa dan mulai menempati bentuk conical “big tops” yang memiliki
diameter mencapai 50 meter. Pengaruh terhadap perkembangan struktur fabric modern
kemudian didukung oleh munculnya Stromeyer and Co. yang didirikan tahun 1872.
Perusahaan ini secara khusus memenuhi permuntaan tenda sirkus. Struktur fabrik
saat itu lebih banyak dihasilkan oleh para pengrajin dan bukan domain pada
arsitek. Hal ini kemudian berubah pada abad ke-19 dan 20, dimana para arsitek
menjadi tertarik dengan sistem struktur ini dan mulai terinspirasi oleh terobosan-
terobosan teknologi dalam teknik struktural.
Kemajuan dalam bahan struktur membran telah terus- menerus mengalami
perkembangan, dengan adanya kemajuan industrialisasi PVC tahun 1993,
pengembangan PTFE pada tahun1938, industrialisasi polyester serat pada tahun
1947, dan kain serat gelas pada tahun 1972. PTFE kemudian dianggap sebagai bahan
bangunan yang tetap, dimana bahan ini tahan api, kuat, dan tahan lama. Namun
ketika bahan ini pertama kali diperkenalkan dan digunakan dalam konstruksi
bangunan permanen di tahun 1970-an, ada keraguan di beberapa kalangan mengenai
kekuatannya.

1.1 Struktur Membran


Membran adalah suatu struktur permukaan fleksibel tipis yang
memikul beban terutama melalui poses tegangan tarik. Struktur membran
cenderung dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur tersebut dibebani.
Struktur membran sangat peka terhadap efek aerodinamika dari angin.
Efek angin menyebabkan terjadinya fluttering(getaran). Dengan demikian, membran
yang digunakan pada gedung harus distabilkan dengan cara tertentu, hingga
bentuknya dapat tetap dipertahankan pada saat memikul berbagai kondisi
pembebanan (Schodek, 1980).
Ada beberapa cara dasar untuk menstabilkan membran. Rangka penumpu
dalam kaku misalnya dapat digunakan. Penstabilan dapat dilakukan dengan
menggunakan prategang pada permukaan membran. Hal tersebut dapat dilakukan
baik dengan memberikan gaya eksternal yang menarik membran maupun
dengan menggunakan tekanan internal apabila membrannya berbentuk volume
tertutup (pneumatic)
1.2 Tipe Kelengkungan Permukaan Struktur
Membran Berdasarkan bentuk kelengkungannya, struktur membran dibagi menjadi
2 jenis, yaitu bentuk anticlastic dan synclastic
.
a. Anticlastic / negative surface curvature.
Bentuk ini memiliki kelengkungan 2 arah yang berlawanan, sehingga bentuk
tenda yang dihasilkan menjadi cekung. Bentuk yang umum digunakan adalah
bentuk hyperbolic paraboloid, kerucut, dan bentuk lengkung.

Gambar 1: Bentuk membran anticlastic hyperbolic paraboloid dan kerucut.

b Synclastic / positive surface curvature


.
Bentuk yang memiliki 2 arah kelengkungan yang searah, sehingga bentuk yang
dihasilkan menjadi cembung..

1.3 Tipe Sistem Pengaku Struktur Membran

Berdasarkan sistem pengakunya, struktur membran terbagi menjadi 2,


mechanically
prestressed dan pneumatically prestressed

a. Mechanically prestressed.
Dalam tipe ini terdapat tiga konsep bentuk dasar dari struktur membran, yaitu:
Saddle Shapes, Ridge -Valley Shapes dan Point-supported Shapes.
 Saddle Shapes
terbentuk ketika tepian membran terhubung ke poin pendukung yang
tinggi dan rendah secara bergantian. Pada bentuk ini tepian membran berupa kabel
(cable edges)Saddle shapes juga dapat terbentuk ketika salah satu tepian
membran didukung oleh elemen melengkung yang kaku.

 Ridge and Valley Shapes.


Bentuk ini didukung oleh kabel yang disusun secara pararel atau radial pada
puncak dan lembahnya. Kabel puncak ditarik ke bawah oleh membran. Kabel
pada lembah berfungsi sebagai penahan gaya angin. Kabel inijuga dapat diganti dengan
elemen kaku tanpa merubah bentuk geometri dari membran

 Point supported shapes.


Bentuk ini adalah bentuk tenda pada umumnya, memiliki 1 titik puncak,
atau dapat juga berbentuk tenda terbalik (memiliki 1 titik rendah). Strategi untuk
mendukung titik puncak dan rendah bervariasi. Titik rendah dapat dihubungkan
langsung ke pondasi. Titik puncak dapat digantung dari tiang-tiang penyangga yang
ditempatkan di tengah, melalui cincin yang ditarik sehingga akan lebih mengakukan
membran.
b. Pneumatically prestressed.
Pada jenis struktur pnemumatik, membran memperoleh tegangan permukaan
melalui tekanan udara, sehingga dapat termasuk ke dalam struktur membran yang
dapat berdiri sendiri. Tetapi pada jenis struktur ini, memungkinkan diberi
penguatan dengan penulangan. Pada Pneumatic, gaya tarik terjadi karena adanya
perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatic dengan tekanan udara diluar
struktur. Pneumatic Structure dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Air
Supported Structure dan Air-Inflated Structure.
 Struktur yang ditumpu udara (Air Supported Structure) terdiri atas satu
membran (menutup ruang yang berguna secara fungsional) yang ditumpu oleh
perbedaan tekanan internal kecil. Dengan demikian, volume internal udara dalam
gedung ini mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan udara biasa.

Struktur yang digelembungkan udara (Air-Inflated Structure) ditumpu


oleh kandungan udara bertekanan yang menggelembungkan elemen- elemen gedung.
Volume internal udara gedung tetap sebesar tekanan udara.

Namun secara praktik di lapangan, struktur membran dengan pendekatan


pneumatik jarang digunakan karena mudah terjadi kebocoran. Ketika terjadi kebocoran
membran, maka tekanan udara akan menurun, yang menyebabkan struktur atap tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.Kelemahan lain yakni rentannya struktur terhadap
terjadinya kebakaran. Bahan pelapis yang dipakai merupakan bahan yang memiliki titik
lebur rendah sehingga mudah terbakar
1.4 PENYALURAN BEBAN

Struktur membran mampu menahan beban merata eksternal baik beban


vertikal (air hujan, salju dll) maupun horizontal (angin, gempa dll). Pada kondisi
pembebanan secara vertikal yang merata, struktur bangunan menerima beban
dan mendistribusikannya secara two-way.

Dengan memanfaatkan gaya tarik pada kabel struktur serta membran


tenda, beban eksternal dan beban sendiri struktur disalurkan ke kolom-kolom serta
kabel pendukung utama. Elemen-elemen struktur garis ini kemudian
menyalurkan beban secara aksial menuju anker atau pondasi bangunan dan
kemudian ke tanah. Untuk menjaga kestabilan struktur, setiap pembebanan dilawan
oleh reaksi sehingga resultan sama dengan nol.

Dalam struktur tenda, terjadi gaya-gaya tarik murni pada elemen kabel dan
membran. Dalam kondisi pembebanan secara vertikal, terjadi gaya tarik pada
kabel dan membran sedangkan pada kolom struktur terjadi gaya tekan.

Penyaluran beban vertikal pada struktur membran relative kecil,


karena bentuknya yang memiliki perbedaan ketinggian pada penutupnya sehingga
bagian yang tinggi kemudian menstransfer bebannya ke bagian yang lebih rendah.
Oleh karena itu, dalam hal mendesain tenda, hal yang harus diperhatikan adalah
tinggi rendahnya permukaan penutup.

Kelengkungan pada struktur membran


Sumber: Structure.hlm 383
1.5. Material
Ada beberpa faktor yang harus diperhitungkan dalam memilih material
struktur membran yang akan digunakan, faktor tersebut antara lain: anggaran, jangka
waktu, fungsi bangunan, faktor kebakaran, persyaratan pencahayaan dan
estetika.Terdapat 4 jenis material yang sering digunakan dalam penerapan struktur
membran pada bangunan bentang lebar modern, yaitu:
a. PVC Coated Polyester. Material ini mudah ditangani dan dilas dengan
menggunakan las frekuensi tinggi. Para insinyur proyek biasanya menentukan jenis
membran setelah melakukan analisis bentuk. Ada beberapa jenis PVC diklasifikasikan
menurut lapisan permukaan, yaitu:
 Acrylic - Biasanya digunakan jika kain yang diinginkan berwarna. Jenis
kain ini tidak memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dan usia
pemakaian yang lebih pendek dibandingkan dengan PVDF atau PTFE. Akrilik
yang dilapis dapat dilas secara konvensional tanpa perawatan
permukaan.

 PVDF (Polyvinyl DeneFlouride) - Lapisan ini memiliki sifat yang sangat baik
dan memiliki kemampuan untuk pemakaian jangka panjang. Bahan ini juga
memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dan melindungi PVC dan
poliester. Tipe kain ini memiliki kemampuan antiwick. Wicking adalah
masalah internal di mana air mengalir sepanjang garis benang kain
menyebabkan perubahan warna dari kain dan memungkinkan terjadinya
delaminasi.

Membran tipe PVC

b. PTFE Coated Fiberglass. PTFE (Polytetrafluoroethylene) menawarkan


sifat membersihkan diri yang tinggi, ketahanan api dan masa pemakaian melebihi dua
puluh lima tahun. PTFE yang dilapisi fiberglass sangat mahal tetapi kompetitif
dengan kaca. Masalah utama dengan PTFE adalah bahwa ia memerlukan penanganan
yang sangat hati-hati selama fase konstruksi.Instalasi PTFE yang dilapisi fiberglass
membutuhkan perawatan lebih banyak dan detail yang lebih kompleks daripada PVC
dilapisi kain poliester. Kain ini tidak dapat dilas dengan peralatan frekuensi tinggi
konvensional tetapi menggunakan besi khusus. Sifat khusus dari PTFE memungkinkan
untuk dilas dan unwelded menggunakan mesin yang sama. Hal ini memungkinkan panel
yang rusak untuk diperbaiki di tempat.

c. ETFE (ethylene-tetra-fluoro-ethylene).
ETFE membran jenis terdiri dari lapisan tipis etilena Tipe membran ini biasanya
tidak digunakan untuk struktur membran pratarik tetapi lebih digunakan sebagai penutup
atap (non- struktural) atau struktur pneumatic.

d. ePTFE.
ePTFE merupakan pengembangan material membran PTFE. ePTFE ini
lebih fleksibel dan memiliki perilaku yang lebih baik dari bahan membran lainnya dan
lebih transparan daripada membran PTFE biasa (tingkat tranparancy ≈40%).
Selain itu, material ini mungkin untuk didaurulang sehingga dapat dilirik sebagai
bahan dengan tingkatkeberlanjutan yang tinggi.

1.6 PROSES KONSTRUKSI

1. FABRIKASI
Agar dapat menggunakan membran kain dan foil sebagai elemen yang menyalurkan
beban, membran harus dibagi menjadi strip, dipotong dan dihubungkan bersama sesuai
dengan persyaratan desain geometris dan struktural. Persiapan pembuatan strip kain dari
bahan gulungan dan menggabungkan potongan-potongan dideskripsikan sebagai proses
fabrikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk proses pemotongan dan penyambungan ini


adalah bentuk permukaan membrane, perilaku penyaluran beban dan proses
pemasangannya. Hal ini memiliki pengaruh yang besar di sisi praktis dari konstruksi
membran.
 TAHAP PENGEMBANGAN
Yang dimaksud dengan tahap pengembangan adalah proses menciptakan pola
pemotongan dua dimensi dari bentuk tiga dimensi.

Bentuk pola pemotongan dari bentuk permukaan synclastic adalah cembung, sedangkan
bentuk permukaan anticlastic adalah cekung.

Bentuk pola dari permukaan synclastic (atas) dan dari permukaan anticlastic
(bawah)
Sumber: Membrane Construction. Hlm.52

 TAHAP KOMPENSASI
Karena sifat material membran yang fleksibel, maka membran dapat berubah bentuk
dibawah pengaruh pembebanan (peregangan konstruksi) dan perubahan suhu.
Peregangan yang dihasilkan harus ditentukan dalam tes sehingga dimensi geometris
material harus diperbaiki agar persyaratan struktural tetap dipenuhi pada akhir seumur
hidup Tahap kompensasi yang dimaksud adalah tahap dimana terjadi koreksi dari
permukaan geometris yang dikembangkan untuk mengatasi
peregangan akibat faktor struktural.
 TAHAP PEMBUATAN POLA

Yang dimaksud dengan tahap ini adalah proses pembentukan pola pemotongan yang
menghasilkan tatanan dan dimensi dari setiap strip membran pada permukaan membran.
Hal ini bergantung pada bentuk permukaan yang akan diproduksi.

Salah satu parameter yang penting untuk penentuan tata letak strip, selain kesan
optik dari struktur membran, adalah eksploitasi yang terbaik dari kekuatan materi yang
tersedia - mengamati deformasi maksimum yang diizinkan. Perhitungan pola
pemotongan juga memiliki dampak terhadap faktor ekonomi.

Kriteria untuk pembuatan pola dapat dibagi menjadi: Kriteria optik, Kriteria
topologi, Kriteria tahap instalasi dan Kriteria pengolahan.

Kriteria tahap pembuatan pola


Sumber: Membrane Construction. Hlm.63

 TAHAP PEMOTONGAN

Pola dan desain biasanya dilakukan oleh ahli struktur sedangkan bentuk permukaan ,
detail tepian membran dan sambungan ditentukan dalam diskusi dengan sang arsitek.
Proses pemotongan, penggabungan , pengemasan dan pengiriman dilakukan oleh
kontraktor/fabricator.

Tujuan dari proses pemotongan ini adalah untuk memproduksi pola setepat
mungkin. Hal ini dilakukan dengan menerjemahkan gambar pemotongan strip individu
ke kain dan memotongnya.
Gambar-gambar pola pemotongan berisi spesifikasi penting dari material, detail
pada sambungan dan tepian serta bentuk pemotongan strip. Lebar sambungan yang
diberikan harus memperhitungkan area sambungan.
Gambar skematik pola pemotongan
Sumber: Membrane Construction. Hlm.63
Proses pemotongan membran dapat dilakukan dengan manual (menggunakan gunting)
atau menggunakan mesin potong, hal ini ditentukan menurut kemampuan kapasitas
pemotongan, ketebalan dan bentuk geometri tepian.

2 INSTALASI
Ketika mendirikan struktur busur, tata letak strip dan bentuk tepian menentukan arah
instalasi.
1. Jika arah warp sejajar dengan busur dan permukaan membran dijepit
secara linear pada busur, maka proses pengencangan dilakukan tegak lurus terhadap busur.
Hal ini dilakukan dengan menjepit membran pada satu busur dan kemudian menarik
membran dan menjepitnya pada busur yang berlawanan, dimulai dari area tengah. Bagian
tepi membran dikencangkan dengan mengencangkan tali tepi.

Arah warp sejajar dengan busur


Sumber: Membrane Construction. Hlm.147

2. Jika permukaan membran dijepit ke busur berupa titik, maka proses pengencangan
dilakukan dengan memindahkan corner fitting dan memperpendek tali tepi. Bila
menggunakan metode detail tepian ini,
ketika proses pengencangan harus memperhatikan tegangan yang terjadi pada ujung
membran. Distribusi tegangan pada membran adalah faktor yang paling penting dalam
merencanakan urutan pengencangan. Tipe ini membuka gulungan tegak lurus dengan arah
lengkungan.
Permukaan membran yang dijepit berupa titik ke busur pendukung
Sumber: Membrane Construction. Hlm.147

3. Jika warp terletak tegak lurus terhadap busur dan membran dipasang secara linear pada
busur, membran dapat dipasang dengan sangat efisien jika detail tepian yang dipilih sesuai.
Jika persyaratan struktural yang dihasilkan dari transfer beban memungkinkan, disarankan
untuk menggunakan detail tepian membran kaku dengan rel keder. Setelah menjepit
membran di kedua ujung busur, keder dapat ditarik melalui rel keder searah busur dan
kemudian dikencangkan. Metode ini adalah metode yang paling cepat diantara metode
sebelumnya.

Arah warp tegak lurus terhadap busur


Sumber: Membrane Construction. Hlm.147

4. Arah membuka gulungan membran tegak lurus dengan arah busur lalu dikencangkan ke arah
busur berlawanan.

Arah membuka membran tegak lurus pada busur


Sumber: Membrane Construction. Hlm.147
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Membran

Sistem struktur membrane memiliki beberapa kelebihan, yaitu bahannya yang ringan, dapat dibentuk
berbagai macam bentuk, apalagi dengan adanya bantuan digital modeling, memilikibentuk estetika
tersendiri, dan dapat memiliki efek transparan atau translucent.
Namun sistem struktur ini juga memiliki kekurangan, yaitu sangat tidak peka terhadap efek
aerodinamika sehinggamudah mengalami getaran. Selain itu, sistem struktur membranejuga tidak
dapat menahan beban vertikal, memerlukan detail joint yang cukup rumit untuk menyatukan material
membrane dengan struktur penyokongnya, serta membutuhkan perawatan yang konstan untuk
mempertahankan ketegangannya karena bila ketegangannya berkurang, itu akan membahayakan
keseluruhan konstruksi bangunan.
. Studi Kasus: Laboratories for M&G Ricerche, Venafro, Italia.

Gambar 10 & 11: Tampilan eksterior M&G Ricerche.


Lokasi : Venafro, Italia. Tahun : 1992
Arsitek : Samyn et Associes.

Fasilitas riset kimia untuk M&G Ricerche, yang dirancang oleh arsitek Belgia, Philippe
Samyn, selesai dibangun di Venafro, Italia pada tahun 1992. Bangunan ini menggunakan selubung
membran satu lapis untuk menggabungkan program kantor, laboratorium, dan ruang penelitian,
dimana riset untuk grup Sinco berlangsung.
Beton konvensional dan konstruksi blockwork digunakan untu membentuk sekat-sekat
pemisah di dalam selubung membran. Di dalam struktur ini, terdapat fasilitas yang terbagi-bagi
yang membutuhkan tingkat pengawasan yang berbeda.Keputusan untuk menutupi semua fasilitas
dengan struktur membran dapat mengurangi periode pembangunan sampai 10 bulan, dan
menghasilkan lingkungan interior yang baik dengan biaya rendah.
 Struktur Atap.
Supaya volume bangunan dapat digunakan dengan maksimal, PVC coated polyester
putih ditopang oleh enam rangka lengkung baja. Baja tabung tiga dimensi ini dijajarkan secara
melintang oleh kabel baja pre-stressed, yang terhubung ke piramida baja terbalik di bagian bawah
rangka baja. Rangka-rangka lengkung ini memiliki ketinggian yang bervariasi, dengan ketinggian
16 meter pada bagian tengahnya. Struktur baja yang sangat ringan ini disusun dari 1764 balok
baja yang dipotong menjadi 441 konfigurasi berbeda, direalisasikan dengan bantuan metode
konstruksi yang canggih pada saat itu.
Dengan menjaga konstruksi interior terpisah dengan selubung membran luar,
masalah untuk mengkoneksikan bentuk lengkung dengan konstruksi yang tegak lurus menjadi
terhindari. Namun, untuk menghadirkan sinar matahari dan view ke luar bangunan, panel-panel
kaca pun dipakai pada bagian samping bangunan setara dengan level tanah. Kaca ini terhubung ke
tepi membran utama dengan penutup PVC transparan.
Rangka lengkung baja masing-masing diselubungi oleh membran PVC transparan. Penggunaan
membran transparan ini ditujukan untuk menghadirkan sinar matahari ke bagian tengah
bangunan dan untuk mengekspos rangka baja sebagai struktur penopang utama.
Suasana ruang dalam yang dihasilkan pada siang hari.

 Aspek lingkungan.
Proyek ini menunjukkan bagaimana selubung membran dapat digunakan untuk
menciptakan lingkungan dengan suhu yang ideal, dimana di dalamnya dapat mengakomodasi
berbagai macam aktivitas. Dengan meletakkan bangunan di tengah-tengah danau, perancang
mengharapkan adanya pengurangan energi, sehingga pada musim panas danau tersebut dapat
membantu mengurangi suhu udara pada bangunan.

Skema 3D rangka lengkung baja dan lapisan membran pembentuk atap.


Untuk lebih mendinginkan ruang dalam, udara ditarik ke dalam gedung melalui shaft
bawah tanah dan melalui ventilasi udara yang rata dengan permukaan kolam, menyebabkan udara
yang memasuki gedung menjadi dingin tanpa perlu bantuan AC. Lebih lanjut, dengan meletakan
bangunan di tengah danau, sang arsitek menghindari masalah keamanan yang diakibatkan oleh
struktur membran; kemungkinan struktur membran untuk rusak karena lalu lintas orang yang
lewat menjadi terminimalisasi. Penggunaan membran pun bisa dilakukan dalam upaya
penghematan energi seperti yang diaplikasikan pada bangunan M&G Ricerche di Venafre, Italia.
Dengan penanganan yang baik, membran bisa digunakan untuk menciptakan suhu ruang yang
baik dan mencegah pengguna di dalamnya untuk menggunakan pendingin ruangan.
 studi kasus struktur membran pada bangunan stadion “tokyo dome” di jepang

Gambar 1. Tampak perspektif Tokyo Dome

Tokyo Dome yang berada di Tokyo, Jepang merrupakan bangunan hasil desain dari
Nikken Sekkei Ltd, Takenaka Corporation. Luas bangunan ini 115.221 m2 dengan jumlah
lantai adalah 6 lantai (2 lantai basement). Bangunan in selesai dibangun pada tahun 1988.
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan yaitu campuran antara sistem struktur
membran pada atap stadion dan sistem struktur rangka takenaka pada atap bagian depan ( hall
) stadion. Material khusus pada atap stadion menggunakan material membran fiberglass yang
diperkuat dengan kabel baja pra tegang. Untuk atap hall digunakan sistem struktur takenaka
membentuk rangka ruang yang tetrahedral dengan penutup atap dari material kaca.

Gambar 2. Tampak perspektif Tokyo Dome Gambar 3. Tampak depan Tokyo Dome

Tokyo Dome merupakan jawaban atas harapan agar tetap dapat menonton pertandingan base
ball , meskipun dalam keadaan hujan. Takenaka corporation berperan penting untuk
merealisasikan “ The big egg “ sebagai bangunan bentang lebar struktur membran yang
pertama kali dibangun di Jepang.
Terobosan teknologi sangat diperlukan untuk mensukseskan proyek ini. Teknologi tersebut
meliputi system struktur, material-material baru, pencegahan gempa, perlawanan terhadap
beban angin, penghawaan buatan, pencahayaan, akustik, salju yang mencair dan pemeliharan.
Terdapat dua tipe struktur membran yaitu
1. air-support type : Merupakan Struktur membran jenis struktur Pneumatik, membran
dibuat membengkak ( menggelembung ) dengan meningkatkan tekanan udara di dalam
ruangan ( indoor
) lebih 0,3 % terhadap tekanan udara di luar ruang.
2. Suspension membrane type : dimana penguatan/penegangan dimasukan ke dalam
membran, yang prinsipnya menyerupai payung.

Gambar 4. Tipe suspensi membran


Gambar 5. Tampak atas Tokyo Dome, membran yang dipertegang

ANALISA SISTEM STRUKTUR PADA STADION TOKYO DOME


Penyaluran Beban
Untuk menyesuaikan dengan tuntutan fungsi ruang stadion dimana tidak memungkinkan
menempatkan kolom pada tengah-tengah bangunan maka sistim struktur yang
dapat diplikasikan adalah sistem struktur membran. Dalam hal ini, permasalahan teknis yang
dimiliki oleh bentang lebar adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara beban-beban
yang dipikul dengan berat sendiri struktur tersebut.Pada struktur ini, bidang menerima
beban, membentuk ruang dan sekaligus memikul beban. Kekuatan utamanya terletak pada
bebasnya arah gaya-gaya yang bekerja padanya. Namun arah penyaluran gaya pada bangunan
Tokyo Dome disesuaikan dengan geometri ruang yang dinaunginya.
Hal ini mempengaruhi penempatan arah labran yang yang berfungsi sebagai penyalur
beban ke dua kolom penumpu utama, yang menuju ke pondasi rakitan. Penggunaan pondasi
rakit merupakan pilihan yang lebih ekonomis daripada penggunaan pondasi tiang pancang.
Udara sebagai
penumpu strutur Arah gaya penyaluran
beban pada tokyo dome

Gambar 6. Gaya yang terjadi pada Tokyo Dome

Untuk memikul berat beban sendiri dimanfaatkan tekanan udara panas yang ekuivalen
dengan berat membran itu sendiri, sehingga mampu menopang membran dan tidak
memerlukan kolom di tengah stadion. Tekanan udara panas juga mampu mengelembungkan
permukaan membran sehingga tampilan menjadi lebih atraktif.

Pemilihan jenis struktur air supported dipilih untuk


mengantisipasi pengaruh angin, karena beban angin yang sangat
besar, seminimal mungkin harus diketahui gayanya untuk
menentukan besar tekanan membran saat di gelembungkan

Material-material Membran
Material-material membran melindungi bangunan dari sinar yang menyilaukan
mata,namun memungkinkan cahaya menyinari ruang terbuka yang dapat dicapai tanpa
bayang-bayang. Permukaan material membran dilapisi dengan teflon yang membuatnya
bertahan terhadap kotoran, memungkinkan penampilannya menarik untuk diutamakan
Contoh lain membran bahan
Gambar 7 dan 8. Material membran yang dilapisi bahan teflon
teflon (PTFE), dipiliha karena
bahan yang lebih transparan
mampu melindungi silau
matahari namun tetap lebih
terang sekaligus dapat
sebagai penahan kotor debu
Material membran yang mampu
melindungi bangunan dari silau sinar Material membran dilapisi oleh bahan
teflon(PTFE) sebagai penahan kotor

Gambar 9. Potongan Tokyo Dome

Permukaan Atap
Kabel – kabel dari kawat baja terpasang pada permukaan atap dengan dua arah yang tegak
lurus satu dengan yang lain, dan teflon pelapis material membran fiberglass
diletakkan/dibubuhi terbentang diantara kabel-kabel.
Kabel yang terpasang tegak
lurus dan membentang
pada permukaan atap

Gambar 10. Potongan Tokyo Dome

Kabel yang terpasang tegak


lurus dan membentang
pada permukaan atap,
dipergunakan untuk
PTFE pelapis material mempertahankan bentuk
membran yang terbentang membran saat di
diantara kabel-kabel gelembungkan

Kabel kawat baja yang juga


difungsikan sebagai pra
tegang pada membran
pneumatik tipe air
Gambar 10. atap Tokyo Dome support.Hal ini digunakan
agar tetap stabil pada
pembebanan yang
diberikan
Pada membran Tokyo Dome perlu adanya pra tegang karena dengan cara ini membran
mudah bengkok dan dapat ditekan oleh gas atau udara. Dapat diketahui juga, dalam teori membran
tidak menggunakan pra tegang dapat membentangi ruangan yang besar sekali dengan tekanan
udara yang mengimbagi beratnya sendiri dari membran yang mengambang. Namun dalam
prakteknya membran perlu diberi pra tegang supaya menjadi stabil terhadap pembebanan yang
tak simetris. Inilah alasan mengapa membran pada Tokyo Dome tetap memerlukan pra tegang
dari kabel-kabel.

Tekanan udara
Udara dipompakan ke sisi dalam kubah, untuk meningkatkan tekanan udara dalam menjadi
0,003 atm lebih besar terhadap sisi luar dan membuat membran membengkak di bagian luar.
Perbedaan tekanan ini berbanding lurus dengan perbedaan antara permukaan tanah dengan
lantai 4 bangunan
Perbedaaan tekanan udara dalam dan luar kubah yang
dapat menggelembungkan kubah

Gambar 11. Potongan Tokyo Dome

Pencairan Salju
Pada saat salju mencair, sebuah mesin unit pencair salju beroperasi, memompa udara
hangat diantara dua membran, kemudian mencairkan salju

Salju yang jatuh di atas atap dapat dibuat


mencair dengan memompakan udara
yang lebih hangat yang dioperasikan oleh
sistem unit operasi
Management Sistem kontrol tekanan udara dan sistem pencair salju beroperasi sesuai
dengan perubahan kondisi udara seperti angin yang kuat dan permukaan salju. Keseluruhan
sistem ini dikendalikan oleh sistem manajemen operasi komputer.
Detail Struktur

Gambar 13. Hubungan membran


dengan bangunan

Gambar 14 dan 15. Detail struktur pada fasade

Keistimewaan Struktur membran pada stadion Tokyo Dome


1. Ruang terbuka tanpa kolom memiliki aplikasinya terhadap ruang latihan yang luas, termasuk
fasilitas-fasilitas olahraga seperti stadion olah raga dan senam
2. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua sistem lain
3. Struktur membran yang diaplikasikan pada “ Tokyo Dome “ terbukti mengurangi biaya dari
struktur atap bentang lebar yang dikatakan dua kali lipat proporsi bangunan berbentang
sejenis
4. Struktur membran ini memiliki keuntungan ekonomis karena pencahayaan buatan tidak
diperlukan di siang hari.

Gambar 16. Interior Tokyo Dome waktu siang hari,


tidak membutuhkan cahaya lampu
Daftar Pustaka

 Sukawi.2011.STRUKTUR MEMBRAN DALAM BANGUNAN BENTANG LEBAR di


https://www.academia.edu/ (diakses 9 september 2019)
 http://sarangsyaoran.blogspot.com/2012/09/tokyo-big-egg-tokyo-dome.
 htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tokyo_Dome
 A Maurina.2011.KORELASI BENTUK,STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PADA
BANGUNAN BENTANG BESAR DENGAN STRUKTUR MEMBRAN .Vol 2 (2011).

Anda mungkin juga menyukai