Anda di halaman 1dari 40

PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM WF (WIDE FLANGE)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR


DESIGN (LRFD)

PERHITUNGAN PEMBEBANAN KUDA-KUDA


1.1 Data Perencanaan

Bentang Kuda-Kuda : 52.00 meter


Jenis Atap : Genteng
Berat Atap : 50.00 kg/m²
Jarak antar kuda-kuda : 5.00 meter
Jumlah Medan : 5 medan
Profil Kolom direncanakan : Wide Flange (WF) : 200.100
Profil Balok direncanakan : Wide Flange (WF) : 200.100
Profil Gording direncanakan : C : 150. 50. 20. 3,2
Jenis Sambungan : Sambungan Baut
Tinggi Kolom : 1.00 meter
Kemiringan atap : 30 °
Jenis Bangunan : Kantor
Mutu Baja BJ 37 : 240.00 MPa

Panjang Balok Kuda-kuda


Panjang balok kuda-kuda :
5.0
Panjang balok =
cos 30°
= 5.774 m
Jarak antar gording :
5.774
l =
6
= 0.962 m 1.000 m

1.2 Pembebanan Pada Gording


1.2.1 Beban Mati (D)
Beban mati pada atap spandek
Beaban atap spandek : 50.0 x 1.00 = 50.000 kg/m
Berat gording : C : 150. 50. 20. 3,2 = 6.760 kg/m
Berat treckstang : (10% x berat gording) = 0.676 kg/m +
57.436 kg/m

Berat penyambung 10% qd1 = 5.744 kg/m +


63.180 kg/m

Pada sumbu lemah dipasang 1 buah treckstang pada bentang gording, sehingga :
Ly = 1/2 x jarak antar kuda-kuda = 2.50 meter

Dx = qd . Cos α Dy = qd . sin α
= 63.180 x cos 15º = 63.180 x sin 15°
= 54.715 kg/m = 31.590 kg/m

Mx = 1/8 . qd . l2 My = 1/8 . qd . l2
= 1/8 . 54.715 . 5.00 ² = 1/8 . 31.590 . 2.50 ²
= 170.985 kg.m = 24.680 kg.m

1.2.2 Beban Hidup (L)


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13.
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatan.
Beban tepi (P) : 100.00 kg

Mx = 1/4 . L . cos α . l gording


= 1/4 . 100 . cos 15° . 5.0
= 108.253 kg.m

My = 1/4 . L . sin α . l gording


= 1/4 . 100 . cos 15° . 2.5
= 31.250 kg.m

1.2.3 Beban Angin (W)


Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang di tinjau. Besarnya
tekanan positif dan tekanan negatif dinyatakan dalam kg/m².
(Diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983; hal, 23)
Tekanan angin minimum diambil sebesar 25 kg/m².

Untuk atap segitiga dengan sudut kemiringan α : α < 65° : (0,02 . α - 0,4)
Angin tekan = (0.02 . α - 0.4) x 25
= 5.00 kg/m²
WT = 5.0 x 1.000
= 5.000 kg/m
Dibelakang angin untuk semua α : (-0,4)
Angin hisap = -0.4 x 25
= -10.00 kg/m²
WH = - 10 x 1.000
= -10.000 kg/m

Mx = 1/8 . WT. l2
= 1/8 . 5.0 . 5.00 ²
= 15.625 kg.m

My = 1/8 . WH . l2
= 1/8 . -10.000 . 2.50 ²
= -7.813 kg.m

1.2.4 Beban Air Hujan (R)


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13-14.
Beban terbagi merata per m² yang diakibatkan air hujan sebesar (40-(0,8 x α) kg/m²
Diambil tidak melebihi sebesar : 2.00 kg/m²
R = 40 - (0,8 x α)
= 40 - (0.8 x 30°)
= 16.00 kg/m²

Dimana diambil nilai R : 16.0 kg/m²

Rx = R . l antar gording . cos α Ry = R . l antar gording . sin α


= 16 . 1.000 . cos 15º = 16 . 1.000 . sin 15º
= 13.856 kg/m = 8.000 kg/m

Mx = 1/8 . Rx . l2 My = 1/8 . Rx . l2
= 1/8 . 13.856 . 5.00 ² = 1/8 . 8.000 . 2.50 ²
= 43.301 kg.m = 6.250 kg.m

1.2.5 Kombinasi Pembebanan


Adapun spesifikasi LRFD menggunakan enam kombinasi beban terfaktor
yang diberikan dalam persamaan berikut :
1) 1,4 D
2) 1,2 D + 1, 6 L + 0,5 (Lr atau R)
3) 1,2 D + 1,6 (Lr atau R ) + (0,5 L atau 0,8 W)
4) 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (Lr atau R)
5) 1,2 D + 1,0 E + 0,5 L
6) 0,9 D – (1,3 W atau 1,0 E)

Dimana :
D = Beban Mati (beban gaya berat dari elemen-elemen struktural)
L = Beban Hidup (Beban yang dapat bergerak)
Lr = Beban Hidup Atap
W = Beban angin
S = Beban salju
E = Beban gempa (ditentukan menurut : SNI 03-1726-2002)
R = Beban air hujan atau Beban es
(Struktur Baja“ Desain dan perilaku : C.G Salmon, John E Johnson hal 29-30)

Tabel 1.1. Beban yang dikombinasikan


Type D L R W
Beban (kg.m) (kg.m) (kg.m) (kg.m)
Mx 170.985 108.253 43.301 15.625 Tekan
My 24.680 31.250 6.250 -7.813 Hisap

Tabel 1.2. kombinasi Pembebanan


Kombinasi Beban Arah x (kg.m) Arah y (kg.m)
1) 1,4 D Pasti lebih kecil
2) 1,2 D + 1, 6 L + 0,5 (Lr/R) 378.38685 79.615
3) 1,2 D + 1,6 Lr/R + (0,5 L/0,8 W) 286.964 33.365
4) 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (Lr/R) 279.621 35.084
5) 1,2 D + 1,0 E + 0,5 L Pasti lebih kecil
6) 0,9 D – (1,3 W atau 1,0 E) Pasti lebih kecil

Diambil kombinasi pembebanan yang terbesar yaitu terjadi pada kombinasi 2.


Kombinasi terbesar :
MUx = 378.38685 kg.m
MUy = 79.615 kg.m

Mu = 378.387 ² + 79.615 ²
= 386.672 kg.m

1.3 Perhitungan momen

Tabel 1.3. Batas lendutan Maksimum


Beban Beban
Komponen struktur dengan beban tidak terfaktor
tetap Sementara
Balok pemikil dinding atau finishing yang getas L/360 -
Balok biasa L/240 -
Kolom dengan analisa ordo pertama saja h/500 h/200
Kolom dengan analisa ordo kedua h/300 h/200
(Sumber; SNI 03-1729-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, hal 15)

Dicoba profil : C : 150. 50. 20. 3,2


y
H = 150 mm A

A = 50 mm C
90°
C = 20 mm ix
H tw tf x x
t = 3.2 mm tf SC iy
Ix = 280 cm4 90°
C c
Iy = 28.3 cm4 C

ix = 5.71 cm2 Cx y

iy = 1.81 cm2 Gambar 1.2. Profil Kanal


Zx = 37.4 cm3
Zy = 8.19 cm3

Cek kelangsingan penampang


b 50
λf = = = 7.813
2.tf 2 x 3.2
h 143.600
λw = = = 44.875
tw 3.2
λp λr
170 170 370 370
= = 10.973 = = 28.378
fy 240 fy - fr 240 - 70

1680 1680 2250 2250


= = 108.444 = = 145.237
fy 240 fy 240

Penampang kompak λ < λp


Kontrol Momen
ϕb. Mn = ϕb. Mp = ϕb. Zx . fy
Mu 386.672 x 102
Zxperlu = =
ϕb. fy 0,9 x 2400
Zxperlu = 17.901 cm3 < Zx = 37.400 cm3 => OK

ϕb. Mn = ϕb. Mp = 0.90 x 37.400 x 2400.0


= 80784.000 kg.cm
Mu = 38667.199 kg.cm => OK
Kontrol Tegangan

Mx My 37838.685 7961.544
σ = + =
Wx Wy 37.4 + 8.2
= 1983.835 kg/cm² < σijin = 2400.000 kg/cm2 => OK

Kontrol Puntir

Mux Muy
ϕb. Mn + ϕb.Mn/2
378.387 79.615
= 0.739 < 1 => OK
0.9 . 807.840 + 0.9 . 403.920

Kontrol Lendutan
167
δijin = = 0.694 cm
240
5 . M .L2 5 x 37838.685 x 167 2
δx = = 0.001 cm
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 280 =

5 . M .L2 5 x 7961.544 x 167 2


δy = = 0.407 cm
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 28.3 =

δ = 0.001 ² + 0.407 ²
= 0.407 cm < 0.694 cm => OK
(Lendutan Aman )

Dipakai perhitungan 1 buah trekstang pada bentang gording.


Gaya total pada trekstang (Pu)

Pu = Baban ( D + L + W + R ) 777.534
Pu sin α =
= 1,2 DD + 1,6 LL sin 30°
= 454.893 + 322.64 = 1555.068 kg
= 777.534 kg = 15550.683 N

1.4 Perhitungan Trekstang


Pu = ϕ fy . Ag Untuk tegangan leleh ϕ = 0.9
Pu 15550.683
Ag = = = 71.994 mm2
ϕ fy 0.9 . 240

Pu = ϕ fy . 0,75 . Ag Untuk tegangan putus ϕ = 0.75


Pu 15550.683
Ag = = = 115.190 mm2 … Menentukan
ϕ fy . 0,75 0,75 . 240 . 0,75

Ag = 1/4 . π . d2 = 115.190 mm2

Ag
d =
1/4 .π
115.190
=
1/4 .π
= 12.111 mm

Digunakan trekstang dengan ϕ = 15.0 mm

1.5 Perhitungan Ikatan Angin


Untuk atap segi tiga dengan sudut kemiringan α : α < 65° : (0,02 . α - 0,4)
Angin tekan = (0.02 . α - 0.4) x 25
= 5.00 kg/m²
WT = 5 . 1.00 = 5.000 kg/m
Dibelakang Angin untuk semua α : (-0,4)
Angin hisap = -0.4 x 25
= -10.00 kg/m²

Diambil koefisien angin hisap c = - 0,4

5 x 2.000 m

h h
6 5
h
4 h
h
Gambar 1.3. Beban angin per titik beban 3
2
h
1
Perhitungan beban angin
h1 = 6.93 meter h4 = 8.662 meter
h2 = 7.507 meter h5 = 9.239 meter
h3 = 8.085 meter h6 = 9.817 meter

q = l S1 . Koefisien angin . tekanan angin


= 2.000 x 0.4 x 30
= 24.000

R1 = (24.000/2) x (6.930/2) R4 = (24.000) x (8.662/2)


= 41.580 kg = 103.945 kg
R2 = (24.000) x (7.507/2) R5 = (24.000) x (9.239/2)
= 90.088 kg = 110.873 kg

R3 = (24.000) x (8.085/2) R6 = (24.000) x (9.817/2)


= 97.016 kg = 117.801 kg

N1 = R1 + R2 + R3 +R4 + R5 + R6/2
= 502.403 kg

R1 2.000 m

6.93 m S1 S3
α S3
S1

A A
S2 S2
N1 502.403 kg
N1 =
α = 28.885 °
Gambar 1.4. Beban angin pada ikatan angin
Titik buhul A Titik buhul B
ΣV = 0 ΣV = 0
N1 + S1 = 0 R1 + S1 + S3 cos α = 0
S1 = - N1 502.403 - 41.580
S3 =
S1 = -502.403 kg (tekan) cos 30°
S3 = 532.112 kg (tarik)
S3 = 5321.120 N (tarik)
Perencanaan Ikatan Angin
Pu = ϕ fy . Ag Untuk tegangan leleh ϕ = 0.9
Pu 5321.120
Ag = = = 24.635 mm2
ϕ fy 0.9 . 240

Pu = ϕ fy . 0,75 . Ag Untuk tegangan putus ϕ = 0.75


Pu 5321.120
Ag = = = 25.567 mm2
ϕ fy . 0,75 0,75 . 370 . 0,75

Ag = 1/4 . π . d2 = 25.567 mm2


Ag
d =
1/4 .π
25.567
=
1/4 .π
= 5.706 mm
Digunakan trekstang dengan ϕ = 14.0 mm

Kontrol Kelangsingan
Jarak kuda-kuda = 5.00 meter
Panjang S3
d =
L
538.516
=
500
= 1.077 cm
= 10.770 mm < 14.0 mm => OK

1.6 Pembebanan Pada Kuda-Kuda


3.5.1 Beban Mati (D)
a) Beban mati pada tepi
Beban atap : 50 x ( ½ x 1.00) + 1.00 = 75.000 kg/m
Beban gording C : C : 150. 50. 20. 3,2 = 6.760 kg/m +
d1 = 81.760 kg/m
Beban alat penyambung 10% qd1 = 8.176 kg/m
Total beban mati pada tepi : d1 x l = D1 = 449.680 kg

b) Beban mati pada tengah


Beban atap : 50 x 1.000 = 50.000 kg/m
Berat gording C : C : 150. 50. 20. 3,2 = 6.760 kg/m +
d2 = 56.760 kg/m
Beban alat penyambung 10% qd2 = 5.676 kg/m +
Total beban mati pada tengah : d2 x l = D2 = 312.180 kg

c) Beban mati pada puncak


Beban atap : 50.0 x ( ½ x 1.000 ) = 25.000 kg/m
Berat gording C : C : 150. 50. 20. 3,2 = 6.760 kg/m +
d3 = 31.760 kg/m
Beban alat penyambung 10% qd3 = 3.176 kg/m +
Total beban mati pada puncak : d3 x l = D3 = 174.680 kg

3.5.2 Beban Hidup


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13.
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatan.
Beban hidup (L) tepi : 200 kg
Beban hidup (L) tengah : 100 kg

3.5.3 Beban Air Hujan


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13-14.
Beban terbagi rata per m² yang diakibatkan air hujan sebesar (40 - (0,8 x α) kg/m².
Diambil tidak perlu melebihi sebesar : 20.0 kg/m²
R = 40 - (0,8 x α)
= 40 - (0.8 x 30°)
= 16.00 kg/m²
Dimana diambil nilai R : 16.0 kg/m²
Pada tepi atap
R1 = 16 . ( ½ x 1.000) + 1.00 x 5
= 120.000 kg
Pada tengah atap
R2 = 16 . 1.00 x 5
= 80.000 kg
Pada puncak atap
R3 = 16 . (( ½ x 1.000) x 5.0)
= 40.000 kg

3.5.4 Beban Angin


Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang di tinjau. Besarnya
tekanan positif dan tekanan negatif dinyatakan dalam kg/m².
(Diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983; hal, 23)
Tekanan angin minimum diambil sebesar 25 kg/m².
Untuk atap segi tiga dengan sudut kemiringan α :
α < 65° : (0,02 . α - 0,4)
Angin Tekan = (0.02 . α - 0.4) x 25
= 5.00 kg/m²
W1T = 5 . ( ½ x 1.000) + 1.00 x 5
= 37.500 kg
W2T = 5 . 1.00 x 5
= 25.000 kg
W3T = 5 . (( ½ x 1.000) x 5.0)
= 12.500 kg
Dibelakang Angin untuk semua α : (-0,4)
Angin Hisap = -0.4 x 25
= -10.00 kg/m²
W3H = -10.0.(( ½ x 1.000) x 5.0)
= -25.000 kg
W2H = -10 x 1.000 x 5.00
= -50.000 kg
W1H = -10.0.(( ½ x 1.000) + 1.00 x 5
= -75.000 kg

3.5.5 Kombinasi Pembebanan


Tabel 1.4. Pembagian beban
Type D L R W
Beban (kg) (kg) (kg) (kg)
Tepi 450 200 120 113
Tengah 312 100 80 75
Puncak 175 100 40 38

Tabel 1.5. kombinasi Pembebanan


Kombinasi Beban Tepi Tengah Puncak
(kg) (kg) (kg)
1) 1,4 D Pasti lebih kecil
2) 1,2 D + 1, 6 L + 0,5 (Lr/S/R) 859.616 534.616 369.616
3) 1,2 D + 1,6 (Lr/R) + (0,5 L/0,8 W) 821.616 562.616 303.616
4) 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (Lr/S/R) 785.866 522.116 240.866
5) 1,2 D + 1,5 E + (0,5 L atau 0,2 S) Pasti lebih kecil
6) 0,9 D – (1,3 W atau 1,5 E) Pasti lebih kecil
Dipakai kombinasi pembebanan terbesar yaitu pada kombinasi 3
Diambil kombinasi pembebanan yang terbesar yaitu terjadi pada kombinasi 2.
Kombinasi terbesar :
MUx = 821.616 kg.m
MUy = 562.616 kg.m
Mu = 821.616 ² + 562.616 ²
= 995.786 kg.m
PERHITUNGAN BALOK DAN KOLOM
Perhitungan Momen digunakan program bantu Staad Pro 2004 untuk
mendapatkan nilai-nilai gaya dalam struktur gable frame yang yang diakibat kan beban
mati termasuk berat sendiri, beban hidup, beban air hujan, dan beban angin dengan
menggunakan profil WF : 250 . 250 . 14. 14 untuk balok dan WF : 250 . 250 . 14. 14 untuk
kolom

Perhitungan Balok Kolom Profil WF


Perhitungan Kolom
Didapat nilai gaya aksial tekan terfaktor (Nu) dengan menggunakan program bantu
Staad Pro2004 sebesar Nu = 2653 kg
Dengan tinggi kolom (L) = 1.00 m y
tf
r
Balok : Dicoba dengan profil WF 250 . 250 . 14. 14
0
Profil baja menggunakan BJ 37. tw h1 h
fy = 240.00 MPa
fu = 370.00 MPa
Data profil : b
h = 250 mm Gambar 1.5. Profil WF 250 . 250 . 14. 14
b = 250 mm
tw = 14 mm rx = 105.0 mm
tf = 14 mm ry = 60.9 mm
r0 = 16 mm Ag = 10470.0 mm ²
h1 = d - 2.(tf + r0)= 190.0 mm Ix = ### mm4
Iy = ### mm4
Zx = ### mm3
Zy = ### mm3

Kolom : Dicoba dengan profil WF 250 . 250 . 14. 14


Profil baja menggunakan BJ 37.
fy = 240.00 MPa
fu = 370.00 MPa y
tf
Data profil : r
0
h = 250 mm tw h1 h
b = 250 mm
tw = 14 mm
tf = 14 mm b
r0 = 16 mm
h1 = d - 2.(tf + r0)= 190.0 mm Gambar 1.6. Profil WF 250 . 250 . 14. 14
rx = 105.0 mm
ry = 60.9 mm
Ag = 10470.0 mm ²
Ix = 115,000,000.0 mm4
Iy = 38,800,000.0 mm4
Zx = 919,000.0 mm3
Zy = 304,000.0 mm3
- Perhitungan Dimensi kolom balok

Kondisi tumpuan jepit-sendi


GA = 0.8
Σ (I/L) kolom 230000.000
GB = = = 5.200
Σ (I/L) balok 44230.769

Komponen struktur tak bergoyang Komponen struktur bergoyang


(Sumber; AISC, LRFD; Manual Of Steel Counstraction, second edition; Column Design 3-6)
Gambar 1.7. Monogram faktor panjang tekuk

Dari nomogram didapat nilai k faktor panjang tekuk


k = 0.78

Periksa kelangsingan penampang (untuk balok utama)


(b/2) (250 / 2)
Flens = = 8.929
tf 14
λr
250 250
= = 16.137 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

(b/2)
< λr …. OK
tf

h 250
Web = = 17.857
tw 14

λr
665 665
= = 42.926 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240
h
< λr …. OK
tw

Periksa kelangsingan penampang (untuk kolom)


(b/2) (250 / 2)
Flens = = 8.929
tf 14
λr

250 250
= = 16.137 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240
(b/2)
< λr …. OK
tf

h 250
Web = = 17.857
tw 14
λr
665 665
= = 42.926 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

h
< λr …. OK
tw

Aksi kolom
Kelangsingan pada arah sumbu bahan.
k . Lx k . Ly
λx = ; λy =
rx ry
dimana : Lx, Ly = panjang komponen struktur tekan arah x dan arah y
k = faktor panjang tekuk
rx, ry = jari-jari girasi komponen struktur
(Sumber; Perencanaan Struktur Baja Metode LRFD edisi II, Agus Setiawan, hal: 61)
kx . Lx 0.78 x 1000.00
= = 7.429
rx 105.00
ky . Ly 0.78 x 1000.00
= = 12.808
ry 60.90

k x . Lx fy 7.429 240.0
λc = = = 0.082
π . rx E 3.142 200,000
Besarnya ωditentukan nilai λc.
λc < 0,25 maka ω = 1
1.43
0,25 < λc < 1,2 maka ω =
1.6 - 0.67 . λcx
λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2
(Sumber; Perencanaan Struktur Baja Metode LRFD edisi II, Agus Setiawan, hal: 57)

1.43 1.43
ω = = = 0.925
1.6 - 0.67 . λcx 1.6 - 0,67 - 0,391
fy
Nn = Ag . fcr = Ag .
ω
240.00
= 10470.00 x = 271,508.769 kg
0.925
Nu 2,653.000
= = 0.011 < 0.2
ϕc . Nn 0.85 x 271,508.769
(Sumber; SNI 03-1729-2002. hal. 24 pasal. 7.4.3.3)

Aksi balok
Periksa kelangsingan penampang

(b/2) (250 / 2)
= = 8.929
tf 14
λp
170 170
= = 10.973 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

(b/2)
< λp …. OK
tf
Nu 26,530.000
= = 0.01 < 0.125
ϕc . Ny 0.9 x 240.0 x 10470.00

Berdasarkan tabel 7.5.1 SNI 03-1729-2002 memberikan batasan nilai untuk λp dan λr
Nu 1680 2,75 . Nu
untuk < 0,125, λp = 1-
ϕc . Nn fy ϕb . Ny

Nu 500 Nu
untuk > 0,125, λp = 2.33 -
ϕc . Nn fy ϕb . Ny

1680
λp = 1 - ( 2.75 x 0.01 ) = 104.945
240

λ = h/tw = 190 / 14 = 13.571 < 104.945 Penampang Kompak

kontrol tekuk torsi lateral.


790 790
Lp = . ry = x 60.90 = 3105.5517 mm
fy 240
X1
Lr = ry . 1+ 1+ X2 (fy - fr) ²
fy - f r

J = 1/3 [ 2 (150) (10)3 ] + [ 150 (7)3 ]


= 1143333.33 mm4

π E.G.J.A
X1 =
Sx 2
3.142 2 x 105 . 8 x 104 . 1143333.33 . 10470.00
=
919000.00 2
= 33,453.313 MPa
Sx 2 Cw
X2 = 4.
G.J Iy
If .h2 ( 1/12 x 10 x 1503 ) x 190.0 ²
Cw = =
2 2
= 15,793,750.000 mm6

919000.00 2 15,793,750.000
X2 = 4.
8 x 104 . 1,51 x 105 38,800,000.000
= 1.643685951E-10

33453.313
Lr = 60.9 x 1 + 1+ 1,031 x 10-8 (240 - 70) ²
240 - 70
= 44,902.072 mm

L ( 1 meter ) < Lp ( 3.106 meter )


Karena L < Lp , maka Mn dapat mencapai Mp.
Mp = Zx . fy
= 919.00 x 2400
= 2205600.000 kg.cm
ϕb . M p = 0.9 x 2205600.000
= 1985040.000 kg.cm

Perbesaran Momen (δb)


Untuk menghitung (δb) diperlukan rasio kelangsingan dari portal tak bergoyang.
kx . Lx 1.0 x 1000.00
= = 9.524
rx 105.00
Cm = 0,6 - 0,4 (M1/M2)
= 0.6

π² . E . Ag 3.14 x 200,000 x 10,470


Ne1 = =
((k.L)/r) ² 90.703
= 7,252,790.756 kg
Nu = 2653 kg

Cm 0.6
δb = =
1 - (Nu/Ne1) 1 - ( 2653.000/ 7,252,790.756 )
= 0.600 < 1.0

Diambil (δb) sebesar 1,0


Mux = δb . Mntu
= 1.0 . 2739.0
= 2739 kg.m
= 273900.000 kg.cm

Mp = Zx . fy untuk kolom
= 919.00 x 2400
= 2205600.000 kg.cm
ϕb . M p = 0.9 x 2205600.000
= 1985040.000 kg.cm
Nu
≥ 0.2
ϕ . Nn
Nu Mux
+ ≤1
2ϕ . Nn ϕb.Mnx

273900.00
0.006 + ≤1 = 0.144 ≤ 1.0
1985040.000

Jadi balok-kolom profil WF 250. 250. 14. 14 mencukupi untuk memikul beban
sesuai dengan LRFD (Memenuhi unsur kekuatan)

- Kontrol untuk balok WF 250. 250. 14. 14


Kontrol Momen
ϕb. Mn = ϕb. Mp = ϕb. Zx . fy
Mu 2739.0 x 102
Zxperlu = =
ϕ b. f y 0,9 x 2400
Zxperlu = 126.806 cm 3
< Zx = 919.000 cm3 => OK

ϕb. Mn = ϕb. Mp = 0.90 x 919.0 x 2400.0


= 1985040.0 kg.cm
Mu = 273900.0 kg.cm => OK

Kontrol Tegangan
Mu 273900.000
σ = =
Wx 919.0
= 1370.022 kg/cm² < σijin = 2400.000 kg/cm2 => OK

Kontrol Puntir
Mu 273900.000
= = 0.153 < 1 => OK
ϕb. Mn 0.9 . 1985040

Kontrol Lendutan
Panjang balok = 5.50 m
550
δijin = = 2.292 cm
240
5 . M .L2 5 x 273900.0 x 550.0 2
δx = =
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 11500

= 0.37525 cm < 2.292 cm => OK

Jadi balok-kolom profil WF 250. 250. 14. 14 mencukupi untuk memikul beban
sesuai dengan LRFD (Memenuhi unsur daya layan)
PERHITUNGAN KOLOM DAN BALOK LANTAI 1
Perhitungan Momen digunakan program bantu Staad Pro 2004 untuk
mendapatkan nilai-nilai gaya dalam struktur gable frame yang yang diakibat kan beban
mati termasuk berat sendiri, beban hidup, beban air hujan, dan beban angin dengan
menggunakan profil WF : 300.200.8.12 untuk balok dan WF : 300.200.8.12 untuk
kolom

1.8 Perhitungan Balok Kolom Profil WF


Perhitungan Kolom
Didapat nilai gaya aksial tekan terfaktor (Nu) dengan menggunakan program bantu
Staad Pro2004 sebesar Nu = 19600 kg
Dengan tinggi kolom (L) = 3.60 m y
tf
r
Dicoba dengan profil WF 300. 200. 8. 12
0
Profil baja menggunakan BJ 37. tw h1 h
fy = 240.00 MPa
fu = 370.00 MPa
Data profil : b
h = 300 mm Gambar 1.5. Profil WF 300. 200. 8. 12
b = 200 mm
tw = 8 mm rx = 126.0 mm
tf = 12 mm ry = 47.7 mm
r0 = 18 mm Ag = 8336.0 mm ²
h1 = d - 2.(tf + r0)= 240.0 mm Ix = 133,000,000.0 mm4
Iy = 19,000,000.0 mm4
Zx = 771,000.0 mm3
Zy = 160,000.0 mm3

Dicoba dengan profil WF 300. 200. 8. 12


Profil baja menggunakan BJ 37.
fy = 240.00 MPa
fu = 370.00 MPa y
tf
Data profil : r
0
h = 300 mm tw h1 h
b = 200 mm
tw = 8 mm
tf = 12 mm b
r0 = 18 mm
h1 = d - 2.(tf + r0)= 240.0 mm Gambar 1.6. Profil WF 300. 200. 8. 12
rx = 126.0 mm
ry = 47.7 mm
Ag = 8336.0 mm ²
Ix = 133,000,000.0 mm4
Iy = 19,000,000.0 mm4
Zx = 771,000.0 mm3
Zy = 160,000.0 mm3
- Perhitungan Dimensi kolom balok

Kondisi tumpuan jepit-sendi


GA = 0.8
Σ (I/L) kolom 73888.889
GB = = = 1.111
Σ (I/L) balok 66500.000

Komponen struktur tak bergoyang Komponen struktur bergoyang


(Sumber; AISC, LRFD; Manual Of Steel Counstraction, second edition; Column Design 3-6)
Gambar 1.7. Monogram faktor panjang tekuk

Dari nomogram didapat nilai k faktor panjang tekuk


k = 0.75

Periksa kelangsingan penampang (untuk balok utama)


(b/2) (200 / 2)
Flens = = 8.333
tf 12
λr
250 250
= = 16.137 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

(b/2)
< λr …. OK
tf

h 300
Web = = 37.500
tw 8

λr
665 665
= = 42.926 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240
h
< λr …. OK
tw

Periksa kelangsingan penampang (untuk kolom)


(b/2) (200 / 2)
Flens = = 8.333
tf 12
λr

250 250
= = 16.137 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240
(b/2)
< λr …. OK
tf

h 300
Web = = 37.500
tw 8
λr
665 665
= = 42.926 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

h
< λr …. OK
tw

Aksi kolom
Kelangsingan pada arah sumbu bahan.
k . Lx k . Ly
λx = ; λy =
rx ry
dimana : Lx, Ly = panjang komponen struktur tekan arah x dan arah y
k = faktor panjang tekuk
rx, ry = jari-jari girasi komponen struktur
(Sumber; Perencanaan Struktur Baja Metode LRFD edisi II, Agus Setiawan, hal: 61)
kx . Lx 0.75 x 3600.00
= = 21.429
rx 126.00
ky . Ly 0.75 x 1000.00
= = 15.723
ry 47.70

k x . Lx fy 21.429 240.0
λc = = = 0.236
π . rx E 3.142 200,000
Besarnya ωditentukan nilai λc.
λc < 0,25 maka ω = 1
1.43
0,25 < λc < 1,2 maka ω =
1.6 - 0.67 . λcx
λc > 1,2 maka ω = 1,25 λc2
(Sumber; Perencanaan Struktur Baja Metode LRFD edisi II, Agus Setiawan, hal: 57)

1.43 1.43
ω = = = 0.992
1.6 - 0.67 . λcx 1.6 - 0,67 - 0,391
fy
Nn = Ag . fcr = Ag .
ω
240.00
= 8336.00 x = 201,699.467 kg
0.992
Nu 19,600.000
= = 0.114 < 0.2
ϕc . Nn 0.85 x 201,699.467
(Sumber; SNI 03-1729-2002. hal. 24 pasal. 7.4.3.3)

Aksi balok
Periksa kelangsingan penampang

(b/2) (200 / 2)
= = 8.333
tf 12
λp
170 170
= = 10.973 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

(b/2)
< λp …. OK
tf
Nu 196,000.000
= = 0.11 < 0.125
ϕc . Ny 0.9 x 240.0 x 8336.00

Berdasarkan tabel 7.5.1 SNI 03-1729-2002 memberikan batasan nilai untuk λp dan λr
Nu 1680 2,75 . Nu
untuk < 0,125, λp = 1-
ϕc . Nn fy ϕb . Ny

Nu 500 Nu
untuk > 0,125, λp = 2.33 -
ϕc . Nn fy ϕb . Ny

1680
λp = 1 - ( 2.75 x 0.11 ) = 75.981
240

λ = h/tw = 240 / 8 = 30.000 < 75.981 Penampang Kompak

kontrol tekuk torsi lateral.


790 790
Lp = . ry = x 47.70 = 2432.42719 mm
fy 240
X1
Lr = ry . 1+ 1+ X2 (fy - fr) ²
fy - f r

J = 1/3 [ 2 (150) (10)3 ] + [ 150 (7)3 ]


= 384000.00 mm4

π E.G.J.A
X1 =
Sx 2
3.142 2 x 105 . 8 x 104 . 384000.00 . 8336.00
=
771000.00 2
= 20,619.824 MPa
Sx 2 Cw
X2 = 4.
G.J Iy
If .h2 ( 1/12 x 10 x 1503 ) x 240.0 ²
Cw = =
2 2
= 17,280,000.000 mm6

771000.00 2 17,280,000.000
X2 = 4.
8 x 104 . 1,51 x 105 19,000,000.000
= 2.291482062E-09

20619.824
Lr = 47.7 x 1 + 1+ 1,031 x 10-8 (240 - 70) ²
240 - 70
= 21,677.705 mm

L ( 1 meter ) < Lp ( 2.432 meter )


Karena L < Lp , maka Mn dapat mencapai Mp.
Mp = Zx . fy
= 771.00 x 2400
= 1850400.000 kg.cm
ϕb . M p = 0.9 x 1850400.000
= 1665360.000 kg.cm

Perbesaran Momen (δb)


Untuk menghitung (δb) diperlukan rasio kelangsingan dari portal tak bergoyang.
kx . Lx 1.0 x 3600.00
= = 28.571
rx 126.00
Cm = 0,6 - 0,4 (M1/M2)
= 0.6

π² . E . Ag 3.14 x 200,000 x 8,336


Ne1 = =
((k.L)/r) ² 816.327
= 641,613.751 kg
Nu = 19600 kg

Cm 0.6
δb = =
1 - (Nu/Ne1) 1 - ( 19600.000/ 641,613.751 )
= 0.619 < 1.0

Diambil (δb) sebesar 1,0


Mux = δb . Mntu
= 1.0 . 13000.000
= 13000 kg.m
= 1300000.000 kg.cm

Mp = Zx . fy untuk kolom
= 771.00 x 2400
= 1850400.000 kg.cm
ϕb . M p = 0.9 x 1850400.000
= 1665360.000 kg.cm
Nu
≥ 0.2
ϕ . Nn
Nu Mux
+ ≤1
2ϕ . Nn ϕb.Mnx

1300000.00
0.057 + ≤1 = 0.838 ≤ 1.0
1665360.000

Jadi profil WF 300. 200. 8. 12 mencukupi untuk memikul beban sesuai


dengan LRFD.

- Kontrol untuk balok WF 250. 125. 6. 9


Kontrol Momen
ϕb. Mn = ϕb. Mp = ϕb. Zx . fy
Mu 13000.0 x 102
Zxperlu = =
ϕ b. f y 0,9 x 2400
Zxperlu = 601.852 cm3 < Zx = 771.000 cm3 => OK

ϕb. Mn = ϕb. Mp = 0.90 x 771.0 x 2400.0


= 1665360.0 kg.cm
Mu = 1300000.00 kg.cm => OK

Kontrol Tegangan
Mu 1300000.000
σ = =
Wx 771.0
= 1370.022 kg/cm² < σijin = 2400.000 kg/cm2 => OK

Kontrol Puntir
Mu 1300000.000
= = 0.867 < 1 => OK
ϕb. Mn 0.9 . 1665360

Kontrol Lendutan
Panjang balok = 7.76 m
776
δijin = = 3.233 cm
240
5 . M .L2 5 x 1300000.0 x 776.0 2
δx = =
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 13300

= 3.06559 cm < 3.233 cm => OK

Karena lendutan tidak aman, maka diberi pengekang plat rip di tengah bentang pada balok,
sehingga didapatkan :
Panjang balok = 3.88 m
388
δijin = = 1.617 cm
240
5 . M .L2 5 x 1300000.0 x 388.0 2
δx = =
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 13300

= 0.76640 cm < 1.617 cm => AMAN


= 0.76640 cm < 1.617 cm => AMAN

Jadi profil WF 300. 200. 8. 12 mencukupi untuk memikul beban sesuai


dengan LRFD.
1. 10 Perhitungan Sambungan Balok Kolom Profil WF

1.10.1 Data Perencanaan profil WF

Balok WF

Tinggi balok (d) = 250 mm

Lebar balok (b) = 250 mm

Tebal web (tw) = 14 mm

Tebal flange (tf) = 14 mm

Kolom WF

Tinggi kolom (d) = 250 mm

Lebar kolom (b) = 250 mm

Tebal web (tw) = 14 mm

Tebal flange (tf) = 14 mm

C D

A B

Gambar 1.22. Penamaan sambungan

Sambungan C = Sambungan D ( Rafter kolom balok )

Sambungan E ( Rafter balok balok )

Sambungan A = Sambungan B ( Base plate )


1.10.2 Sambungan Rafter tepi (sambungan C dan D)

Diketahui :

WF : 250. 250. 14. 14

S1
S2
S2

S2
Baut diameter 22 mm
S2
S1
End plate tp = 10 mm

S1 = Jarak tepi baut

S2 = Jarak antar baut


WF : 250. 250. 14. 14

Gambar 1.23. Skema Penyambungan kolom balok

Vu = 3787.000 kg

Mu = 13090.000 kgm

Tu = 5084.000 kg

Tabel 1.12. Gaya geser terbesar pada rafter tepi (sumber : Staad Pro 2004)

Tabel 1.13. Momen terbesar pada rafter tepi (sumber : Staad Pro 2004)
Tabel 1.14. Gaya aksial terbesar pada rafter tepi (sumber : Staad Pro 2004)

Digunakan baut diameter 22 mm

Kekuatan tarik baut = 310 Mpa

= 3100 kg/cm²

Tegangan tarik pelat = 240 Mpa

= 2400 kg/cm²

Diameter baut = 2.200 cm

Ab = 1/4 . 3.14 . 2.200²

= 3.801 cm²

Kuat nominal penyambung terhadap geser (Struktur baja I; Desain dan Prilaku; hal 132)

ϕf Vn = ϕf . r1 . fub . Ab

= 0.75 . 0.40 . 3100.00 . 3.801

= 3535.2342 kg

Kuat nominal penyambung terhadap tarik (Struktur baja I; Desain dan Prilaku; hal 133)

ϕf Tn = ϕf . (0,75 . fub) . Ab

= 0.75 . ( 0.75 x 3100.000 ) 3.801

= 6628.5641 kg

Kuat nominal penyambung terhadap tumpu (Struktur baja I; Desain dan Prilaku; hal 134)

Tebal plat penyambung tp = 1 cm

ϕf Rn = 2,4 .ϕf . db . tp . fu
= 2.4 . 0.75 . 2.2 . 1.2 . 2400.000

= 11404.80 kg

Diambil yang terkecil adalah akibat geser sebesar = 3535.234 kg

Jumlah baut yang dibutuhkan

Vu
n =
ϕ Rn

= 3787.000

3535.234

= 1.071 buah ≈ 2 buah baut

Diambil = 5 buah baut

Vu
fuv = ≤ r1 . ϕf . fub .m
n.Ab

3787
= ≤ 1.9 . 0.75 . 3100.0 . 2
2 . 3.801
kg/cm2 kg/cm2
= 498.116 ≤ 8835.000 => OK

Tu
ϕf Tn = ϕf . ft . Ab ≥ (ref : 2.7.1.17)
n

5084.000
= 0.75 . 3100.0 . 3.801 ≥
5

= 8838.0855 kg ≥ 1016.8 kg => OK

Vu

T
50
5
Mu 90
4
90
d5
3
4
90
d5
3
90 d4
2 d3
90 d2
50 1 d1
a T
b

Gambar 1.24. Diagram tegangan baut

Jarak minimum tepi baut diambil = 1,5 db - 3 db

= 2 . 2.200

= 4.40 cm

Diambil jarak tepi baut = 5.00 cm

Jarak dari tepi plat ke baut = 3 db - 7 db

= 4 . 2.200

= 8.80 cm

Jarak antar lubang baut = 9.00 cm

0,75 . fub . n1 . n2 . Ab
a =
fyp . b

0.75 . 3100.0 . 2 . 5 . 3.801


=
2400 x 25.00

= 1.473 cm

0,9 . fyp . a2 . b n
ϕ Mn = +  T.d
i 1
i
2

Tinggi pelat = 46 cm

Jarak (di)

d1 = 3.527 cm d4 = 30.527 cm

d2 = 12.527 cm d5 = 39.527 cm

d3 = 21.527 cm di = 107.635 cm
n

 T.d
i 1
i
= 0,75 . fub . n1 . n2 . Ab . (d1 + d2 + d3 + d4 + d5)

= 88,380.855

0.9 . 2400.0 . 1.473 ² . 25


ϕ Mn = + 107.635
2

= 58,691.452 kg.cm

ϕMn ≥ Mu

58,691.452 kg.cm ≥ 13,090.000 kg.cm => OK


1. 11 Perhitungan Sambungan Kolom Kolom Profil WF

1.11.1 Data Perencanaan profil WF

Balok WF

Tinggi balok (d) = 250 mm

Lebar balok (b) = 250 mm

Tebal web (tw) = 14 mm

Tebal flange (tf) = 14 mm

Kolom WF

Tinggi kolom (d) = 250 mm

Lebar kolom (b) = 250 mm

Tebal web (tw) = 14 mm

Tebal flange (tf) = 14 mm

C D

A B

Gambar 1.25. Penamaan sambungan

Sambungan C = Sambungan D ( Rafter kolom balok )

Sambungan E ( Rafter balok balok )

Sambungan A = Sambungan B ( Base plate )


1.11.2 Sambungan Rafter puncak (sambungan E)

Diketahui :

S1
S2
Baut A307 diameter 22 mm
S2

S2
WF : 250. 250. 14. 14 WF 250. 250. 14. 14 S2
S1
End plate tp = 10 mm

S1 = Jarak tepi baut

S2 = Jarak antar baut

Gambar 1.26. Skema Penyambungan balok puncak

Vu = 905.000 kg

Mu = 4059.000 kgm

Tu = 3826.000 kg

Tabel 1.15. Gaya geser terbesar pada rafter puncak (sumber : Staad Pro 2004)

Tabel 1.16. Momen terbesar pada rafter puncak (sumber : Staad Pro 2004)
Tabel 1.17. Gaya aksial terbesar pada rafter puncak (sumber : Staad Pro 2004)

Digunakan baut diameter 22 mm

Kekuatan tarik baut = 310 Mpa

= 3100 kg/cm²

Tegangan tarik Pelat = 240 Mpa

= 2400 kg/cm²

Diameter baut = 2.200 cm

Ab = 1/4 . 3.14 . 2.200²

= 3.801 cm²

Kuat nominal penyambung terhadap tarik

ϕf Tn = ϕf . (0,75 . fub) . Ab

= 0.75 . ( 0.75 x 3100.000 ) 3.801

= 6628.5641 kg

Kuat nominal penyambung terhadap geser

ϕf Vn = ϕf . r1 . fub . Ab

= 0.75 . 0.40 . 3100.00 . 3.801

= 3535.2342 kg

Kuat nominal penyambung terhadap tumpu

Tebal plat penyambung tp = 1 cm

ϕf Rn = 2,4 .ϕf . db . tp . fu
= 2.4 . 0.75 . 2.2 . 1.0 . 2400.000

= 9504.00 kg

Diambil yang terkecil adalah akibat geser sebesar = 3535.234 kg

Jumlah baut yang dibutuhkan

Vu
n =
ϕ Rn

= 905.000

3535.234

= 0.256 buah ≈ 1 buah baut

Diambil = 5 buah baut

Vu
fuv = ≤ r1 . ϕf . fub .m (ref : 2.7.1.16)
n.Ab

905.000
= ≤ 1.9 . 0.75 . 3100.0 . 2
1 . 3.801
kg/cm2 kg/cm2
= 238.075 ≤ 8835.000 => OK

Tu
ϕf Tn = ϕf . ft . Ab ≥
n

3826.000
= 0.75 . 3100.0 . 3.801 ≥
5

= 8838.0855 kg ≥ 765.2 kg => OK

Vu
T
50
5
90
4
Mu 90
d5
3 d4
90
2 d3
90 d2
1 d1
50 a T
90 d2
1 d1
50 a T
b

Gambar 1.27. Diagram tegangan baut

Jarak minimum tepi baut diambil = 1,5 db - 3 db

= 2 . 2.200

= 4.40 cm

Diambil jarak tepi baut = 5.00 cm

Jarak dari tepi plat ke baut = 3 db - 7 db

= 4 . 2.200

= 8.80 cm

Jarak antar lubang baut = 9.00 cm

0,75 . fub . n1 . n2 . Ab
a =
fyp . b

0.75 . 3100.0 . 2 . 5 . 3.801


=
2400 x 25.00

= 1.473 cm

0,9 . fyp . a2 . b n
ϕ Mn = +  T.d
i 1
i
2

Tinggi pelat = 46 cm

Jarak (di)

d1 = 3.527 cm d4 = 30.527 cm

d2 = 12.527 cm d5 = 39.527 cm

d3 = 21.527 cm di = 107.635 cm

 T.d
i 1
i
n

 T.d
i 1
i
= 0,75 . fub . n1 . n2 . Ab . (d1 + d2 + d3 + d4 + d5)

= 88,380.855

0.9 . 2400.0 . 1.473 ² . 25


ϕ Mn = + 107.635
2

= 58,691.452 kg.cm

ϕMn ≥ Mu

58,691.452 kg.cm ≥ 4,059.000 kg.cm => OK


1. 12 Perhitungan Plat Dasar (Base Plate)

1.12.1 Data Perencanaan profil WF

Balok WF

Tinggi balok (d) = 250 mm

Lebar balok (b) = 250 mm

Tebal web (tw) = 14 mm

Tebal flange (tf) = 14 mm

Kolom WF

Tinggi kolom (d) = 250 mm

Lebar kolom (b) = 250 mm

Tebal web (tw) = 14 mm

Tebal flange (tf) = 14 mm

C D

A B

Gambar 1.28. Penamaan sambungan

Sambungan C = Sambungan D ( Rafter kolom balok )

Sambungan E ( Rafter balok balok )

Sambungan A = Sambungan B ( Base plate )


Pelat dasar

Pondasi beton = 30 x 40 cm

fc' = 25 Mpa

Pu = 6460 kg

Vu = 3930 kg

Tabel 1.18. Gaya geser terbesar pada base plate (sumber : Staad Pro 2004)

Tabel 1.19. Gaya aksial terbesar pada base plate (sumber : Staad Pro 2004)

f f

x x
d

bf bf 0,8 B

n
d 0,95
m m
N
Gambar 1.29. Penamaan sambungan

( N  0,95.d ) ( B  0 , 8 .bf )
m = n =
2 2

30 - 0.95 x 25 40 - 0.95 x 25
= =
2 2

= 3.125 cm = 8.125 cm

d tf
x = f  
2 2

25 1.4
= 13.75 - +
2 2

= 0.55 cm

Pu ≤ ϕc . Pp

A1 = B.N

= 30 x 40
cm2
= 1200.000

Pp A2
= 0 ,85  f c ' A1 
A1

1200
= 0.85 . 25 . 1200 .
1200

= 25,500.000 kg

Pu ≤ ϕc . Pp
2,653.000 ≤ 0.6 x 25,500.000

2,653.000 ≤ 15,300.000 => OK

Untuk angkur : n = 4 Buah angkur

Diameter baut = 3/4" = 22 mm

Ab = 1/4 . 3.142 . 22²

= 380.133 cm²

Fv = 166 Mpa

Vub
fv =
Ab

Vu 3930
Vub = =
n 4.000

= 982.500 kg

982.500
fv = = 2.585
380.133

ϕFv . Ab = 0.75 x 166.0 x 38.013

= 4,732.652 kg

Vub ≤ f .Fv . Ab

4,732.652 kg ≥ 982.500 kg => OK

Perehitungan tebal plat dasar :

Pu
t perlu  1,49  c 
B.N . f y

6,460.000
= 1.49 x 8.13 .
2,880,000.0

= 0.573 cm
Dipakai tebal = 1.000 cm

Anda mungkin juga menyukai