Anda di halaman 1dari 12

Nama : Annisa Puri Asmara (Kelas B) NON REGULAR 2019

NIM : 19101120028
Matkul : STRUKTUR BAJA II
Dosen : Pak Heru

PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM WF (WIDE FLANGE)


DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR
DESIGN (LRFD) PADA BANGUNAN GUDANG

1.1 Data Perencanaan

Bentang Kuda-Kuda : 23.00 meter


Jenis Atap : Zincoated 0.35mm
Berat Atap : 3.50 kg/m²
Jarak antar kuda-kuda : 6.00 meter
Jumlah Medan : 4 medan
Profil Kolom direncanakan : Wide Flange (WF) : 300 . 150. 6,5. 9
Profil Balok direncanakan : Wide Flange (WF) : 300 . 150. 6,5. 9
Profil Gording direncanakan : C : 125 . 50 . 20 . 3,2
Jenis Sambungan : Sambungan Baut
Tinggi Kolom : 8.00 meter
Kemiringan atap : 15 °
Jenis Bangunan : Gudang
Mutu Baja BJ 37 : 240.00 MPa

Panjang Balok Kuda-kuda


Panjang balok kuda-kuda :
6.0
Panjang balok =
cos 15°
= 6.212 m
Jarak antar gording :
6.212
l =
6
= 1.035 m 1.000 m

1.2 Pembebanan Pada Gording


1.2.1 Beban Mati (D)
Beban mati pada atap spandek
Beban atap : 3.5 x 1.00 = 3.500 kg/m
Berat gording : C : 125 . 50 . 20 . 3,2 = 6.130 kg/m
Berat treckstang : (10% x berat gording) = 0.613 kg/m +
10.243 kg/m

Berat penyambung 10% qd1 = 1.024 kg/m +


11.267 kg/m

Pada sumbu lemah dipasang 1 buah treckstang pada bentang gording, sehingga :
Ly = 1/2 x jarak antar kuda-kuda = 3.00 meter
Dx = qd . Cos α Dy = q d . sin α
= 11.267 x cos 15º = 11.267 x sin 15°
= 10.883 kg/m = 2.916 kg/m

2 2
Mx = 1/8 . q d . l My = 1/8 . q d . l
= 1/8 . 10.883 . 6.00 ² = 1/8 . 2.916 . 3.00 ²
= 48.975 kg.m = 3.281 kg.m

1.2.2 Beban Hidup (L )


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13.
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatan.
Beban tepi (P) : 100.00 kg

Mx = 1/4 . L . cos α . l gording


= 1/4 . 100 . cos 15° . 6.0
= 144.889 kg.m

My = 1/4 . L . sin α . l gording


= 1/4 . 100 . cos 15° . 3.0
= 19.411 kg.m

1.2.3 Beban Angin (W )


Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang di tinjau. Besarnya
tekanan positif dan tekanan negatif dinyatakan dalam kg/m².
(Diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983; hal, 23)
Tekanan angin minimum diambil sebesar 25 kg/m².

Untuk atap segitiga dengan sudut kemiringan α : α < 65° : (0,02 . α - 0,4)
Angin tekan = (0.02 . α - 0.4) x 25
= -2.50 kg/m²
WT = -2.5 x 1.000
= -2.500 kg/m
Dibelakang angin untuk semua α : (-0,4)
Angin hisap = -0.4 x 25
= -10.00 kg/m²
WH = - 10 x 1.000
= -10.000 kg/m

Mx = 1/8 . W T . l 2
= 1/8 . -2.5 . 6.00 ²
= -11.250 kg.m

My = 1/8 . W H . l 2
= 1/8 . -10.000 . 3.00 ²
= -11.250 kg.m

1.2.4 Beban Air Hujan (R )


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13-14.
Beban terbagi merata per m² yang diakibatkan air hujan sebesar (40-(0,8 x α) kg/m²
Diambil tidak melebihi sebesar : 2.00 kg/m²
R = 40 - (0,8 x α)
= 40 - (0.8 x 15°)
= 28.00 kg/m²

Dimana diambil nilai R : 28.0 kg/m²

Rx = R . l antar gording . cos α Ry = R . l antar gording . sin α


= 28 . 1.000 . cos 15º = 28 . 1.000 . sin 15º
= 27.046 kg/m = 7.247 kg/m

2 2
Mx = 1/8 . R x . l My = 1/8 . R x . l
= 1/8 . 27.046 . 6.00 ² = 1/8 . 7.247 . 3.00 ²
= 121.707 kg.m = 8.153 kg.m

1.2.5 Kombinasi Pembebanan


Adapun spesifikasi LRFD menggunakan enam kombinasi beban terfaktor
yang diberikan dalam persamaan berikut :
1) 1,4 D
2) 1,2 D + 1, 6 L + 0,5 (Lr atau R)
3) 1,2 D + 1,6 (Lr atau R ) + (0,5 L atau 0,8 W)
4) 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (Lr atau R)
5) 1,2 D + 1,0 E + 0,5 L
6) 0,9 D – (1,3 W atau 1,0 E)

Dimana :
D = Beban Mati (beban gaya berat dari elemen-elemen struktural)
L = Beban Hidup (Beban yang dapat bergerak)
Lr = Beban Hidup Atap
W = Beban angin
S = Beban salju
E = Beban gempa (ditentukan menurut : SNI 03-1726-2002)
R = Beban air hujan atau Beban es
(Struktur Baja“ Desain dan perilaku : C.G Salmon, John E Johnson hal 29-30)

Tabel 1.1. Beban yang dikombinasikan


Type D L R W
Beban (kg.m) (kg.m) (kg.m) (kg.m)
Mx 48.975 144.889 121.707 -11.250 Tekan
My 3.281 19.411 8.153 -11.250 Hisap

Tabel 1.2. kombinasi Pembebanan


Kombinasi Beban Arah x (kg.m) Arah y (kg.m)
1) 1,4 D Pasti lebih kecil
2) 1,2 D + 1, 6 L + 0,5 (Lr/R) 290.59243 34.995
3) 1,2 D + 1,6 Lr/R + (0,5 L/0,8 W) 244.501 7.981
4) 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (Lr/R) 116.590 -0.982
5) 1,2 D + 1,0 E + 0,5 L Pasti lebih kecil
6) 0,9 D – (1,3 W atau 1,0 E) Pasti lebih kecil
Diambil kombinasi pembebanan yang terbesar yaitu terjadi pada kombinasi 2.
Kombinasi terbesar :
M U x = 290.59243 kg.m
MUy = 34.995 kg.m

Mu = 290.592 ² + 34.995 ²
= 292.692 kg.m

1.3 Perhitungan momen

Tabel 1.3. Batas lendutan Maksimum


Beban Beban
Komponen struktur dengan beban tidak terfaktor
tetap Sementara
Balok pemikil dinding atau finishing yang getas L/360 -
Balok biasa L/240 -
Kolom dengan analisa ordo pertama saja h/500 h/200
Kolom dengan analisa ordo kedua h/300 h/200
(Sumber; SNI 03-1729-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, hal 15)
Dicoba profil : C : 125 . 50 . 20 . 3,2
y
H = 125 mm A

A = 50 mm C
90°
C = 20 mm ix
H tw tf x x
t = 3.2 mm tf SC iy
Ix = 181 cm4 90°
C c
Iy = 26.6 cm4 C

ix = 4.82 cm2 Cx y

iy = 1.85 cm2 Gambar 1.2. Profil Kanal


3
Zx = 29.0 cm
Zy = 8.02 cm3

Cek kelangsingan penampang


b 50
λf = = = 7.813
2.t f 2 x 3.2
h 118.600
λw = = = 37.063
tw 3.2
λp λr
170 170 370 370
= = 10.973 = = 28.378
fy 240 fy - fr 240 - 70

1680 1680 2250 2250


= = 108.444 = = 145.237
fy 240 fy 240

Penampang kompak λ < λ p

Kontrol Momen
ϕb. Mn = ϕb. Mp = ϕb. Zx . fy
Mu 292.692 x 102
Z x perlu = =
ϕb. fy 0,9 x 2400
3 3
Z x perlu = 13.551 cm < Zx = 29.000 cm => OK

ϕb. Mn = ϕb. Mp = 0.90 x 29.000 x 2400.0


= 62640.000 kg.cm
Mu = 29269.202 kg.cm => OK
Kontrol Tegangan

Mx My 29059.243 3499.514
σ = + =
Wx Wy 29.0 + 8.0
= 1438.391 kg/cm² < σ ijin = 2400.000 kg/cm2 => OK

Kontrol Puntir

M ux M uy
ϕ b. M n + ϕ b .M n /2
290.592 34.995
= 0.640 < 1 => OK
0.9 . 626.400 + 0.9 . 313.200

Kontrol Lendutan
200
δ ijin = = 0.833 cm
240
5 . M .L2 5 x 29059.243 x 200 2
δx = = 0.002 cm
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 181 =

5 . M .L2 5 x 3499.514 x 200 2


δy = = 0.274 cm
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 26.6 =

δ = 0.002 ² + 0.274 ²
= 0.274 cm < 0.833 cm => OK
(Lendutan Aman )

Dipakai perhitungan 1 buah trekstang pada bentang gording.


Gaya total pada trekstang (P u )

Pu = Baban ( D + L + W + R ) 486.742
Pu sin α =
= 1,2 DD + 1,6 LL sin 15°
= 81.125 + 405.62 = 1880.628 kg
= 486.742 kg = 18806.280 N

1.4 Perhitungan Trekstang


Pu = ϕ fy . Ag Untuk tegangan leleh ϕ = 0.9
Pu 18806.280
Ag = = = 87.066 mm2
ϕ fy 0.9 . 240

Pu = ϕ fy . 0,75 . Ag Untuk tegangan putus ϕ = 0.75


Pu 18806.280 2
Ag = = = 139.306 mm … Menentukan
ϕ fy . 0,75 0,75 . 240 . 0,75

2 2
Ag = 1/4 . π . d = 139.306 mm
Ag
d =
1/4 .π
139.306
=
1/4 .π
= 13.318 mm

Digunakan trekstang dengan ϕ = 14.0 mm

1.5 Perhitungan Ikatan Angin


Untuk atap segi tiga dengan sudut kemiringan α : α < 65° : (0,02 . α - 0,4)
Angin tekan = (0.02 . α - 0.4) x 25
= -2.50 kg/m²
WT = -3 . 1.00 = -2.500 kg/m
Dibelakang Angin untuk semua α : (-0,4)
Angin hisap = -0.4 x 25
= -10.00 kg/m²

Diambil koefisien angin hisap c = - 0,4

Perhitungan beban angin


h1 = 2.20 meter h4 = 3.165 meter
h2 = 2.522 meter h5 = 3.486 meter
h3 = 2.843 meter h6 = 3.808 meter

q = l S1 . Koefisien angin . tekanan angin


= 2.000 x 0.4 x 15
= 12.000

R1 = (12.000/2) x (2.200/2) R4 = (12.000) x (3.165/2)


= 6.600 kg = 18.988 kg
R2 = (12.000) x (2.522/2) R5 = (12.000) x (3.486/2)
= 15.129 kg = 20.917 kg

R3 = (12.000) x (2.843/2) R6 = (12.000) x (3.808/2)


= 17.058 kg = 22.846 kg

N1 = R1 + R2 + R3 +R4 + R5 + R6/2
= 90.115 kg
R1 2.000 m

2.20 m S1 S3
α S3
S1
A A
A A
S2 S2
N1 90.115 kg
N1 =
α = 28.885 °
Gambar 1.4. Beban angin pada ikatan angin

Titik buhul A Titik buhul B


ΣV = 0 ΣV = 0
N1 + S1 = 0 R1 + S1 + S3 cos α = 0
S1 = - N1 90.115 - 6.600
S3 =
S1 = -90.115 kg (tekan) cos 15°
S3 = 86.462 kg (tarik)
S3 = 864.615 N (tarik)
Perencanaan Ikatan Angin
Pu = ϕ fy . Ag Untuk tegangan leleh ϕ = 0.9
Pu 864.615
Ag = = = 4.003 mm2
ϕ fy 0.9 . 240

Pu = ϕ fy . 0,75 . Ag Untuk tegangan putus ϕ = 0.75


Pu 864.615
Ag = = = 4.154 mm2
ϕ fy . 0,75 0,75 . 370 . 0,75

Ag = 1/4 . π . d2 = 4.154 mm2


Ag
d =
1/4 .π
4.154
=
1/4 .π
= 2.300 mm
Digunakan trekstang dengan ϕ = 12.0 mm

Kontrol Kelangsingan
Jarak kuda-kuda = 6.00 meter
Panjang S3
d =
L
632.456
=
600
= 1.054 cm
= 10.541 mm < 12.0 mm => OK

1.6 Pembebanan Pada Kuda-Kuda


3.5.1 Beban Mati (D)
a) Beban mati pada tepi
Beban atap : 4 x ( ½ x 1.00) + 1.50 = 7.000 kg/m
Beban gording C : C : 125 . 50 . 20 . 3,2 = 6.130 kg/m +
d1 = 13.130 kg/m
Beban alat penyambung 10% qd1 = 1.313 kg/m
Total beban mati pada tepi : d1 x l = D1 = 86.658 kg

b) Beban mati pada tengah


Beban atap : 4 x 1.000 = 3.500 kg/m
Berat gording C : C : 125 . 50 . 20 . 3,2 = 6.130 kg/m +
d2 = 9.630 kg/m
Beban alat penyambung 10% qd2 = 0.963 kg/m +
Total beban mati pada tengah : d2 x l = D2 = 63.558 kg

3.5.2 Beban Hidup


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13.
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatan.
Beban hidup (L) tepi : 200 kg
Beban hidup (L) tengah : 100 kg

3.5.3 Beban Air Hujan


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, hal 13-14.
Beban terbagi rata per m² yang diakibatkan air hujan sebesar (40 - (0,8 x α) kg/m².
Diambil tidak perlu melebihi sebesar : 20.0 kg/m²
R = 40 - (0,8 x α)
= 40 - (0.8 x 15°)
= 28.00 kg/m²
Dimana diambil nilai R : 20.0 kg/m²
Pada tepi atap
R1 = 20 . ( ½ x 1.000) + 1.50 x 6.0
= 240.000 kg
Pada tengah atap
R2 = 20 . 1.00 x 6
= 120.000 kg

3.5.4 Beban Angin


Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang di tinjau. Besarnya
tekanan positif dan tekanan negatif dinyatakan dalam kg/m².
(Diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983; hal, 23)
Tekanan angin minimum diambil sebesar 25 kg/m².
Untuk atap segi tiga dengan sudut kemiringan α :
α < 65° : (0,02 . α - 0,4)
Angin Tekan = (0.02 . α - 0.4) x 25
= -2.50 kg/m²
W1T = -3 . ( ½ x 1.000) + 1.50 x 6.0
= -30.000 kg
W2T = -3 . 1.00 x 6
= -15.000 kg

Dibelakang Angin untuk semua α : (-0,4)


Angin Hisap = -0.4 x 25
= -10.00 kg/m²
W2H = -10 x 1.000 x 6.00
= -60.000 kg
W1H = -10.0.(( ½ x 1.000) + 1.50 x 6
= -120.000 kg
3.5.5 Kombinasi Pembebanan
Tabel 1.4. Pembagian beban
Type D L R W
Beban (kg) (kg) (kg) (kg)
Tepi 86.658 200 240.000 90.000
Tengah 63.558 100 120.000 45.000

Tabel 1.5. kombinasi Pembebanan


Kombinasi Beban Tepi Tengah
(kg) (kg)
1) 1,4 D Pasti lebih kecil
2) 1,2 D + 1, 6 L + 0,5 (Lr/S/R) 423.990 236.270
3) 1,2 D + 1,6 (Lr/R) + (0,5 L/0,8 W) 559.990 304.270
4) 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (Lr/S/R) 320.990 184.770
5) 1,2 D + 1,5 E + (0,5 L atau 0,2 S) Pasti lebih kecil
6) 0,9 D – (1,3 W atau 1,5 E) Pasti lebih kecil
Dipakai kombinasi pembebanan terbesar yaitu pada kombinasi 2
Diambil kombinasi pembebanan yang terbesar yaitu terjadi pada kombinasi 2.
Kombinasi terbesar :
M U x = 559.9896 kg.m
MUy = 304.270 kg.m
M u = 559.990 ² + 304.270 ²
= 637.313 kg.m
PERHITUNGAN BALOK INDUK (BAJA)

A Perhitungan Momen pada Balok Utama dan Balok Anak


Perhitungan Momen digunakan program bantu SAP2000

B Perhitungan Balok Profil WF


y
Untuk balok utama diapakai profil WF 300.150.6,5.9 tf
r
Profil baja menggunakan BJ 37.
0
fy = 240.00 MPa tw h1 h
fu = 370.00 MPa
Data profil : b
h = 300 mm Gambar 1. WF 300.150.6,5.9
b = 150 mm
tw = 6.5 mm rx = 124.00 mm
tf = 9 mm ry = 32.90 mm
r0 = 13 mm Ag = 3,766.00 mm2
h1 = d - 2.(tf + r 0 )= 256.0 mm Ix = 72,100,000.00 mm4
Iy = 5,080,000.00 mm4
Zx = 481,000.00 mm3
Zy = 67,700.00 mm3

Periksa kelangsingan penampang (untuk balok utama)

(b/2) (150 / 2)
= = 8.333
tf 9
λp
170 170
= = 10.973 (ref. SNI 03-1729-2002. hal. 30-31
fy 240

(b/2)
< λp …. OK
tf
Nu 112,000.000
= = 0.138 < 0.125
ϕc . Ny 0.9 x 240.0 x 3766.00

Berdasarkan tabel 7.5.1 SNI 03-1729-2002 memberikan batasan nilai untuk λ p dan λ r
Nu 1680 2,75 . N u
untuk < 0,125, λp = 1-
ϕc . Nn fy ϕb . N y

Nu 500 Nu
untuk > 0,125, λp = 2.33 -
ϕc . Nn fy ϕb . N y

1680
λp = 1- ( 2.75 x 0.14 ) = 67.383
240 MPa

λ = h/t w = 256 / 7 = 39.385 < 67.383


Penampang Kompak
kontrol tekuk torsi lateral.
790 790
Lp = . ry = x 32.90 = 1677.71184 mm
fy 240
X1
Lr = ry . 1 + 1+ X2 (fy - fr) ²
fy - fr

3 3
J = 1/3 [ 2 (150) (10) ] + [ 150 (7) ]
= 155287.50 mm4

π E.G.J.A
X1 =
Sx 2
3.142 2 x 105 . 8 x 104 . 155287.50 . 3766.00
=
481000.00 2
= 14,127.268 MPa
Sx 2 Cw
X2 = 4.
G.J Iy
2
Cw =
I f .h
= ( 1/12 x 10 x 1503 ) x 256.0 ²
2 2
= 11,059,200.000 mm6

481000.00 2 11,059,200.000
X2 = 4.
8 x 104 . 1,51 x 105 5,080,000.000
= 1.30544E-08

14127.27
Lr = 32.9 x 1 + 1+ 1,031 x 10-8 (240 - 70) ²
240 - 70
= 10,243.870 mm

L ( 1 meter ) < Lp ( 1.678 meter )


Karena L < L p , maka M n dapat mencapai M p .
Mp = Zx . fy
= 481.00 x 2400
= 1154400.000 kg.cm
ϕb . Mp = 0.9 x 1154400.000
= 1038960.000 kg.cm

C Kontrol untuk balok WF 300.150.6,5.9


Kontrol Momen

Momen maksimal yang terjadi = 5,800.00 kg.m


ϕb. Mn = ϕb. Mp = ϕb. Zx . fy

Mu 5800.0 x 102
Z x perlu = =
ϕb. fy 0,9 x 2400
Z x perlu = 268.519 cm3 < Zx = 481.000 cm3 => OK
ϕb. Mn = ϕb. Mp = 0.90 x 481.0 x 2400.0
= 1038960.0 kg.cm
Mu = 580000.0000 kg.cm => OK

Kontrol Tegangan
Mu 580000.000
σ = =
Wx 481.0
= 1205.821 kg/cm² < σ ijin = 2400.000 kg/cm2
=> OK

Kontrol Lendutan
Panjang balok = 5.30 m
530
δ ijin = = 2.208 cm
240
5 . M .L2 5 x 580000.0 x 530.0 2
δx = =
48 . E.I 48 x 2 . 106 x 7210
= 1.17691 cm < 2.208 cm => OK

Jadi profil WF 300.150.6,5.9 mencukupi untuk memikul beban sesuai


dengan LRFD.

Anda mungkin juga menyukai