Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN KUDA-KUDA BAJARINGAN

DATA-DATA TEKNIS
1 Bentang = 36 m
Tinggi rangka = 6.36 m
Kemiringan Atap = 10 derajat
Jarak Kuda-Kuda = 1.20 m
Mutu Baja ringan = Fy = 600 mm
Fu = 0.75 mm
Atap = Aldeeron pvc
2 Ketentuan-ketentuan lain yang digunakan dalam perhitungan menurut
Peraraturan Muatan Indonesia (PMI 1983)
3 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-
2002)
4 Perencanaan meliputi :
Analisa Struktur
Perhitungan Gording
Perhitungan gaya batang
Perencanaan dimensi batang
Perencanaan Sambungan

PEMBEBANAN YANG DIPERHITUNGKAN


1 Beban Mati
Berat sendiri atap
Berat sendiri gording
Berat sendiri kuda-kuda
2 Beban Hidup
Beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan,
dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang atau benda bergerak
diambil sebesar P = 100 kg
3 Beban Angin
Beban angin ditinjau dari kanan dan kiri yang bekerja tegak lurus bidang atap

PERHITUNGAN GORDING
Gording dipangaruhi oleh :
a Beban mati yaitu berat sendiri atap
b Beban hidup, yaitu beban orang/alat
c Beban angin, yaitu angin muka (tekan) dan angin belakang (hisap)

Gording dipasang pada setiap titik buhul atau ada dipasang antara titik buhul
Jarak Reng = 0.80 m
Jarak Kuda-Kuda = 1.20 m
2
Berat sendiri penutup atap = 0.03 kg/m (Alderon + reng dan baut)
Beban Hidup, P = 100.00 kg
2
Tekanan angin, W = 40.00 kg/m
PEMBEBANAN
Beban Mati
Berat sendiri atap = 0.0 x 0.80 = 0.0 kg/m
Berat sendiri gording = = 21.35 kg/m
qD = 21.4 kg/m
Beban Hidup = PL = 100.0 kg

Beban Angin
Koefisien angin dengan sudut a < 600, diiperoleh koefisien angin (PMI 1983) :
Muka angin (tekan) : C = (0.02 a - 0.40) = -0.20
Belakang Angin (hisap) : C = -0.40

Sehingga beban angin menjadi :


Angin tekan = C x W x Jarak gording
qW = -6.40 kg/m
Angin hisap = C x W x Jarak gording
qW = 12.80 kg/m
dalam mendesain kuda-kuda yang ditinjau adalah angin tekan

momen-momen pada kuda-kuda


pada arah sumbu lemah dipasang peerkuatan sambungan
pada 1/4 bentang sehingga,
Ly = 1/4 X jarak antar kuda-kuda
Ly = 1/4 X 1
= 0.300 m = 30 cm

akibat beban mati


berat total q = 21.4 kgm
qx = q cos α
= 21.4 cos 10
= 18.51 kg/m

qy = q sin α
= 21.4 sin 10
= 10.69 kg/m

Mx = 1/8 qx Lx^2
= 0,125 x 18.51 x 1 ^2
= 3.332 kgm

My = 1/8 qy Ly^2
= 0,125 x 10.69 x 0.3 ^2
= 0.120 kgm

Akibat beban hidup


P = 100 kg ( berdasarkan PPIVG )

Mx = 1/4 ( P cos α ) Lx
= 0.25 x 100 cos 10 x 1
= 29.54 kgm

My = 1/4 ( P cos α ) Lx
= 0.25 x 100 sin 10 x 0.3
= 1.302 kgm
Akibat beban angin
Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya ada Mx
Untuk angin tekan : Mx = 1/8 x Wtekan x Lx^2
= 0.13 x -6.40 x 1 ^2
= -1.2 kgm

Mx = 1/8 x Whisap x Lx^2


= 0.13 x 12.80 x 1 ^2
= 2.3 kgm

Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan beban yang bekerja pada gording dan rangka baja maka harus
mampu memikul semua kombinasi pembebanan di bawah ini :
1 1.4 D
2 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (La atau H)
3 1.2 D + 1.6 (La atau H) + (g L atau 0.8 W)
4 1.2 D + 1.3W +g L + 0.5 (La atau H)
5 1.2 D  1.0 E + g L
6 0.9 D  1.3 W atau 1.0 E)

Keterangnan :
D Adalah baban mati yang diakibatkan oleh berat konstuksi permanen,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan
layan tetap
L Adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung termasuk
kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dll.
La Adalah beban hidup di atap yang yang ditimbulakan selama perawatan oleh
pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oeleh
orang dan benda bergerak.
H Adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genagan air.
W Adalah beban angin
E Adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau
penggantinya.

Dengan
2 2
L = 0.5 bila gL < 5 kN/m , dan gL = 1.0 bila ≥ L 5 kN/m
Kekecualian : Faktor beban L didalam kombinasi pembebanan pada persamaan
nomor 3, 4, dan 5 harus sama dengan 1.0 untuk garasi parkir, daerah yang di
gunakan untuk pertemuan umum, dan semua daerah dimana beban hidup lebih
besar dari 5 kPa

Pada perencanaan kuda-kuda dipakai adalah sebagai berikut :


1 1.4 D
2 1.2 D + + 0.5 La
3 1.2 D + 1.6 La + 0.8 W
4 1.2 D + 1.3W + 0.5 La

Kesimpulan
Akibat beban mati qD = 21.4 kg/m
Akibat beban hidup PL = 100.0 kg
Akibat beban angin qW = -6.4 kg/m
Momen Maksimum
L = 1.20 m M maks beban merata = 1/8 q L2
M maks beban terpusat = 1/4 P L
MD = 3.332 kgm
ML = 29.54 kgm
MW = -1.15 kgm

Kombinasi momen maksimum :


Komb. 1 4.66 kgm
Komb. 2 51.94 kgm Mux = 51.94 X sin 10 = 9 kgm
Komb. 3 17.27 kgm Muy = 51.94 x cos 10 = 51 kgm
Komb. 4 46.82 kgm

Dimensi Kuda-kuda

Syarat :
< 1

Dicoba profil C 75x0.75X5.80


b = 180 cm Zx = 177723 mm3
h = 75 cm Zy = 52626 mm3
A = 27.2 cm2
Ix = 1380 cm4
Iy = 131 cm4
Sx = 153.33 cm3
Sy = 24.39 cm3
qprofil = 21.35 kg/m

ASUMSIKAN PENAMPANG KOMPAK

Mnx = Zx x Fy
= 177723 x 600
= 106633800 Nmm

Mny = Zy x Fy
= 52626 x 600
= 31575600 Nmm

KONTROL :

Mny Muy
+ < 1
Ө x Mnx Ө x Mny

9.01848752 x 10^4 51.146384 x 10^4


+ < 1
0.9 x 106633800 0.9 x 31575600

0.018937573 < 1 Ok!!


KONTROL LENDUTAN
Py = 50 kg Px = 86.603 kg
qy = 10.69 kg/m qx = 18.51 kg/m
E = 2000000 kg/cm2 E = 2000000 kg/cm2
Ix = 1380 cm3 Iy = 131 cm3
L = 120 cm L = 30 cm
4 3
5 qy  L Py  L
Dy   
384 E  Ix 48  E  I x
= 0.000+ 0.0007
= 0.001cm < L/250 0.48 cm Ok!!
4 3
5 q L Px  L
Dx   x 
384 E  I y 48  E  I y
= 0.000 + 0.000185931
= 0.000 cm < L/250 = 0.48 cm Ok!!

D = Dx^2 + Dy^2
= 0.000 ^2 + 0.001 ^2
= 0.0008

y
P Py = Pcos A
Px = Psin A A

A x

PERHITUNGAN BEBAN RANGKA KUDA-KUDA


Akibat Berat sendiri (Beban Mati)
1 Gaya-gaya akibat berat sendiri bekerja pada simpul batang tepi atas diakibatkan oleh :
- Berat sendiri atap Alderon = 0.03 kg/m2
- Berat sendiri Kuda-kuda : = 21.35 kg/m
- Berat sendiri reng :
Profil C 0.75 x 0.75 x 36 = 19.7 kg/m
Profil U 0.45 x 0.32 x 30 = 8.69 kg/m
Baut Rangka dan Atap = 3.77 kg/m

Besar gaya tiap titik simpul (P)


- Berat sendiri atap Alderon = 0.0 x 0.80 x 1.20 = 0.0 kg
- Berat sendiri Kuda-kuda : = 21.35 x 1.20 = 25.6 kg
- Berat sendiri reng :
Profil C 0.75 x 0.75 x 36 = 19.70 x 2 x 20.8 = 818.9 kg
Profil U 0.45 x 0.32 x 30 = 8.69 x 2 x 17.3 = 301.0 kg
Baut Rangka dan Atap = 3.77 x 2 x 0 = 0.0 kg
per titik simpul = 53.3 kg
- Berat alat sambung = 0.25 x 53.3 = 13.3 kg
PD = 92.3 kg
Akibat Beban Hidup
2 - Beban hidup (orang/alat) bekerja tiap titik simpul. PL = 100.0 kg

Akibat Beban Angin


3 - Angin tekan PWt = -6.4 x 1.20 = -7.7 kg
- Angin hisap PWh = 12.8 x 1.20 = 15.4 kg
PERHITUNGAN STATIKA DISELESAIKAN DENGAN PROGRAM SAP 2000 V.9
Panjang Output P Panjang Output P
No Batang Ket.
m Case kg No Batang m Case kg
12 1.92 COMB4 1018.98 21 1.67 COMB3 40386.9
13 1.92 COMB3 10620.24 22 1.92 COMB3 43894.68
14 1.92 COMB3 19400.4 23 1.92 COMB3 40253.28
15 1.92 COMB3 27549.18 24 1.92 COMB3 35707.14

ah
w
34147.56 30260.34

ba
16 1.92 COMB3 25 1.92 COMB3

ng
17 1.92 COMB3 39499.5 26 1.92 COMB3 23907.78

ta
Ba
18 1.92 COMB3 43610.1 27 1.92 COMB3 16654.56
19 1.92 COMB3 46474.26 28 1.92 COMB3 8497.62
20 1.67 COMB3 41650.68 29 1.92 COMB1 635.46

30 1.92 COMB3 757.86 40 1.92 COMB3 -26225.22


31 1.92 COMB3 -9608.4 41 1.92 COMB3 -46030.56
32 1.92 COMB3 -18730.3 42 1.92 COMB3 -43363.26
33 1.92 COMB3 -26608.7 43 1.92 COMB3 -39791.22

as
at
34 1.92 COMB3 -33241.8 44 1.92 COMB3 -35318.52

ng
ta
35 1.92 COMB3 -38632.5 45 1.92 COMB3 -29940.06

Ba
36 1.92 COMB3 -42774.7 46 1.92 COMB3 -23659.92
37 1.92 COMB3 -45676.6 47 1.92 COMB3 -16477.08
38 1.92 COMB3 -47332.1 48 1.92 COMB3 -8390.52
39 1.92 COMB3 -26172.2 49 1.92 COMB1 635.46

50 2.08 COMB3 -672.18 72 1.68 COMB4 2734.62


51 1.20 COMB3 -7217.52 73 1.20 COMB4 -2313.36
52 1.68 COMB3 9038.22 74 1.68 COMB4 3245.64
53 1.20 COMB3 -6441.3 75 1.20 COMB3 -2836.62
54 1.68 COMB3 7948.86 76 1.68 COMB3 3975.96
55 1.20 COMB3 -5666.1 77 1.20 COMB3 -3394.56
56 1.68 COMB3 6860.52 78 1.68 COMB3 4765.44
57 1.20 COMB3 -4888.86 79 1.20 COMB3 -3962.7
58 1.68 COMB3 5772.18 80 1.68 COMB3 5555.94

1
h
59 1.20 COMB3 -4116.72 81 1.20 COMB3 -4521.66 n ga
te

60 1.68 COMB3 4682.82 82 1.68 COMB3 6346.44


g
an

-3335.4 -5086.74
at

61 1.20 COMB3 83 1.20 COMB3


B

62 1.68 COMB3 3594.48 84 1.68 COMB3 7135.92


63 1.20 COMB3 -2564.28 85 1.20 COMB3 -5648.76
64 1.68 COMB3 2506.14 86 1.68 COMB3 7926.42
65 1.20 COMB3 -1785 87 1.20 COMB1 -6212.82
66 1.68 COMB3 1416.78 88 2.08 COMB1 -550

67 1.20 COMB3 23036.7 68 2.05 COMB3 -22618.5


69 2.16 COMB3 25521.42 70 2.05 COMB3 -21059.94
71 1.20 COMB3 21608.7
PERENCANAAN DIMENSI BATANG

Kesimpulan :
Gaya batang maksimum masing-masing kelompok batang adalah sebagai berikut :
: L = 192.00 cm Nu = 47332 kg tekan No.38
Batang atas : L = 192.00 cm Nu = 46474 kg tarik No.19
Batang bawah : L = 168.35 cm Nu = 9038 kg tarik No.52
Batang tengah L = 120.00 cm Nu = 7218 kg tekan No.51
: L = 216.00 cm Nu = 25521 kg tarik No.69
L = 205.00 cm Nu = -22619 kg tekan No.68

BATANG ATAS
= 47332.08 kg
Nu = 192 cm
L 2 L 110 x 110 x 12
Dicoba Profil
= : 1.2 cm 1 iz = 4.21 cm
2 2
Plat bhl = 25.1 cm = 50.2 cm ih = 2.15 cm
4
A = 280 cm ex = 3.15 cm
4
Ix = 280 cm ey = 3.15 cm
Iy = 3.34 cm et = 3.75 cm
ix = 3.34 cm Iygab = 712.62 cm4
iy fy = 2400.00 kg/cm2
240 Mpa

Cek tekuk
= tidak
lokal tersedia
lp
200
= = 12.9099
lr f y
b = 55 t = 6
b
= = 9.16667 < lr Ok!!
t
l

Estimasi jarak kopel


k .L 1 k .L k = 1
 0 . 75 x

i1 ix

L1 ≤ 92.694611 cm Jika direncanakan spasi kopel adalah ganjil (3 spasi)


L1 = 64 cm < 92.6946 cm

Perencanaan jarak pelat kopel dengan memperhatikan syarat kestabilan elemen.

k .L 1
l1  = 29.7674 < 64 (stabil)
i1

Cek kelangsingan sumbu bahan x-x


k .L
l x  x
= 57.485 < 200 Ok!!
ix

Cek kelangsingan sumbu bebas bahan y-y


Iy gab = 3.7677 cm
iy 
2.A
k .L y
l y  = 50.9595
i y

m
l iy  l y
2
 l12 = 59.0167 < 200 Ok!!
2
Cek kestabilan elemen
k .L 1
l1  29.767442 < 200 (stabil)
i1

lx = 57.485 > 1.2 x l1 = 35.7209 Ok


liy = 59.017 > 1.2 x l1 = 35.7209 Ok

Cek
Kelangsingan
kestabilan yang
batang
menentukan
ganda adalah

liy = 59.01667135

Tekuk yang terjadi pada sumbu bahan

lx f
l cx 
y
= 0.6339 0.25 < lcx < 1.2
 E

1 . 43
  = 1.2167
1 . 6  0 . 67 l cx

fy
f cr  = 1972.6 kg/cm2

Nn = As x fcr
= 99022.064 kg
Nu ≤ ø Nn
≤ 89119.858 kg > Nu …….Ok!
Ok!!

Tekuk yang terjadi pada sumbu bebas bahan

l iy f
l
y
 = 0.6508 0.25 < lcx < 1.2

cy
E

1 . 43
  = 1.2285
1 . 6  0 . 67 l cx

fy
f cr  = 1953.6 kg/cm2

Nn = As x fcr
= 98068.716 kg
Nu ≤ ø Nn
≤ 88261.844 kg > Nu …….Ok!

BATANG BAWAH
= 46474.26 kg tarik
Nu = 192 cm
L 2 L 110 x 110 x 12
Dicoba Profil
= : 1.2 cm iz = 4.21 cm
2 2
Plat bhl = 25.1 cm = 50.2 cm ih = 2.15 cm
4
A = 280 cm ex = 3.15 cm
4
Ix = 280 cm ey = 3.15 cm
Iy = 3.34 cm et = 3.75 cm
ix = 3.34 cm Iygab = 712.62 cm4
iy fy = 2400.00 kg/cm2

Iy gab
iy  = 3.77 cm
2.A
Cek
Nuterhadap beban
≤ ø Nn
tarik ø = 0.90
Nn = Ae x fy
= 0.85 x 2A x fy = 102408 kg
Nu ≤ 92167.2 kg
46474.26 ≤ 92167.2 kg Ok!!

Cek kelangsingan batang


k .L
l  240 = k .L = 57.485 ≤ 240 Ok!!
iimin
l i l y 1 x    t i 2i 1 f x . g a b A y
min

BATANG TENGAH
= 7218 kg tekan
Nu = 120.00 cm
L = 9038 kg tarik
Nu = 168.35 cm
L
2 L 50 x 50 x 5
Dicoba Profil
= : 1.2 cm iz = 1.9 cm
2 2
Plat bhl = 4.8 cm = 9.6 cm ih = 0.98 cm
4
A = 11 cm ex = 1.4 cm
4
Ix = 11 cm ey = 1.4 cm
Iy = 1.51 cm et = 2.00 cm
ix = 1.51 cm Iygab = 41.42 cm4
iy

Cek tekuk
= tidak
lokal tersedia
lp
200
= = 12.9099
lr f y
b = 50 t = 9
b
= = 5.55556 < lr Ok!!
t
l

Estimasi jarak kopel


k .L 1 k .L k = 1
 0 . 75 x

i1 ix

L1 ≤ 58.410596 cm Jika direncanakan spasi kopel adalah ganjil


L1 = 40 cm < 58.4106 cm

Perencanaan jarak pelat kopel dengan memperhatikan syarat kestabilan elemen.

k .L 1
l1  = 40.8163
i1

Cek kelangsingan sumbu bahan x-x


k .L
l x  x
= 79.4702 < 200 Ok!!
ix

Cek kelangsingan sumbu bebas bahan y-y


Iy gab = 2.07716 cm
iy 
2.A
k .L y
l y  = 57.7713
i y

m
l iy  l y
2
 l12 = 70.7354 < 200 Ok!!
2
Cek kestabilan elemen
k .L 1
l1  40.816327 < 200 (stabil)
i1

lx = 79.47019868 > 1.2 x l1 = 48.9796 Ok


liy = 70.74 > 1.2 x l1 = 48.9796 Ok

Cek
Kelangsingan
kestabilan yang
batang
menentukan
ganda adalah
liy = 70.73535621

Tekuk yang terjadi pada sumbu bahan

lx f
l cx 
y
= 0.8763 lcx > 1.2
 E

  1 . 25 l c 2 = 0.9598

fy
f cr  = 2500.4 kg/cm2

Nn = As x fcr
= 24003.931 kg
Nu ≤ ø Nn
≤ 21603.538 kg > Nu …….Ok!

Tekuk yang terjadi pada sumbu bebas bahan

l iy f
l cy 
y
= 0.78 lcx > 1.2
 E

  1 . 25 l c 2 = 0.7604

fy
f cr  = 3156.1 kg/cm2

Nn = As x fcr
= 30298.273 kg
Nu ≤ ø Nn
7218 kN ≤ 27268.445 kg > Nu …….Ok!

Cek terhadap gaya tarik


= 9038 kg
Nu = 168.35 cm
L 2 L 50 x 50 x 5
Dicoba Profil
= : 1,2 cm iz = 1.9 cm
2 2
Plat bhl = 4.8 cm = 9.6 cm ih = 0.98 cm
A = 11 cm4 ex = 1.4 cm
Ix = 11 cm4 ey = 1.4 cm
Iy = 1.51 cm et = 2.00 cm
ix = 1.51 cm Iygab = 41.42 cm4
iy fy = 2400.00 kg/cm2
Iy 2.08
iy 
gab
= cm
2.A
Nu ≤ ø Nn ø = 0.90
Nn = Ae x fy
= 0.85 x 2A x fy = 19584 kg
Nu ≤ 17625.6 kg
9038.22 ≤ 17625.6 kg Ok!!
BATANG TENGAH = -22619 kg tekan
Nu = 205.00 cm
L = 25521 kg tarik
Nu = 216.00 cm
L

2 L 110 x 110 x 12
Dicoba Profil
= : 1.2 cm iz = 4.21 cm
2 2
Plat bhl = 25.1 cm = 50.2 cm ih = 2.15 cm
4
A = 280 cm ex = 3.15 cm
4
Ix = 280 cm ey = 3.15 cm
Iy = 3.34 cm et = 3.75 cm
ix = 3.34 cm Iygab = 712.62 cm4
iy

Cek tekuk
= tidak
lokal tersedia
lp
200
= = 12.9099
lr f y
b = 50 t = 9
b
= = 5.55556 < lr Ok!!
t
l

Estimasi jarak kopel


k .L 1 k .L k = 1
 0 . 75 x

i1 ix

L1 ≤ 98.970808 cm Jika direncanakan spasi kopel adalah ganjil


L1 = 32.990269 cm < 98.9708 cm

Perencanaan jarak pelat kopel dengan memperhatikan syarat kestabilan elemen.

k .L 1
l1  = 15.3443
i1

Cek kelangsingan sumbu bahan x-x


k .L x
l x  = 61.3772 < 200 Ok!!
ix

Cek kelangsingan sumbu bebas bahan y-y


Iy gab = 3.7677 cm
iy 
2.A
k .L
l
y
y  = 54.4098
iy

m
l iy  l y
2
 l12 = 56.5321 < 200 Ok!!
2

Cek kestabilan elemen


k .L 1
l1  15.344311 < 200 (stabil)
i1

lx = 61.37724551 > 1.2 x l1 = 18.4132 Ok


liy = 56.53 > 1.2 x l1 = 18.4132 Ok

Cek
Kelangsingan
kestabilan yang
batang
menentukan
ganda adalah
liy = 56.53210573
Tekuk yang terjadi pada sumbu bahan

lx f
l cx 
y
= 0.6768 lcx > 1.2
 E

  1 . 25 l c 2 = 0.5725

fy
f cr  = 4191.8 kg/cm2

Nn = As x fcr
= 210430.49 kg
Nu ≤ ø Nn
≤ 189387.44 kg Ok!!

Tekuk yang terjadi pada sumbu bebas bahan

l iy f
l cy 
y
= 0.6234 lcx > 1.2
 E

  1 . 25 l c 2 = 0.4857

fy
f cr  = 4941.2 kg/cm2

Nn = As x fcr
= 248046.51 kg
Nu ≤ ø Nn
≤ 223241.86 kg Ok!!

Cek terhadap gaya tarik


= 25521 kg
Nu = 216.00 cm
L 2 L 60 x 60 x 10
Dicoba Profil
= : 1.2 cm iz = 2.23 cm
2 2
Plat bhl = 11.1 cm = 22.2 cm ih = 1.15 cm
A = 34.9 cm4 ex = 1.85 cm
Ix = 34.9 cm4 ey = 1.85 cm
Iy = 1.78 cm et = 2.45 cm
ix = 1.78 cm Iygab = 136.82 cm4
iy fy = 2400.00 kg/cm2
Iy 2.48
iy 
gab
= cm
2.A
Nu ≤ ø Nn ø = 0.90
Nn = Ae x fy
= 0.85 x 2A x fy = 45288 kg
Nu ≤ 40759.2 kg
25521.42 ≤ 40759.2 kg Ok!!

Cek kelangsingan batang


k .L
l  240 = = 57.485 ≤ 240 Ok!!
i min

Kesimpulan : : C .75.75.4,5
Dimensi gording : 2L 110.110.12
Dimensi batang atas : 2L 110.110.12
Dimensi batang bawah : 2L 50.50.5 (sesuai gambar)
Dimensi btg tengah : 2L 60.60.10 (sesuai gambar)
: 2L 110.110.12 (sesuai gambar)
: tebal 12 mm
Pelat simpul

PERENCANAAN SAMBUNGAN
s
Direnc. memakai baut dimater 1/2 inch = 12.17 mm
Direnc. memakai baut dimater 5/8 inch = 15.87 mm
Direnc. memakai baut dimater 1 inch = 24,34 mm

Kekuatan baut :
b
Kuat
Vd geser
= øf x Vn = øf x r1 x fu x Ab

Dengan :
r1 = 0.5 untuk baut tanpa ulir pada batang geser
= 0.4 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
øf = 0.75 adalah faktor reduksi
fub = Tegangan tarik putus baut
Ab = Luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir

Kuat
Vd tumpu
= øf x R n = 2.4 x øf x db x tp x fu

Dengan :
øf = 0.75 adalah faktor reduksi
db = Diameter baut nominal pada daerah tak berulir
tb = Tebal pelat buhul
fu = Tegangan tarik putus yang terendah baut atau pelat
d1 = 12.17 mm
d2 = 15.87 mm
d3 = 24.34 mm
tb = 12 mm
fu = 3700 kg/cm2
tp = 0.50 cm
r1 = 0.40
øf = 0.75

Kuat geser
Vd 1 = 2582.40 kg sambungan tampang 2
Vd 2 = 4391.34 kg sambungan tampang 2
Vd 3 = 10329.61 kg sambungan tampang 2

Kuat tumpu
Vd 1 = 9726.264 kg sambungan tampang 2
Vd 2 = 12683.304 kg sambungan tampang 2
Vd 3 = 19452.53 kg sambungan tampang 2

Jadi kekuatan baut berdasarkan kuat geser

Anda mungkin juga menyukai