MATERIAL
BETON PRATEGANG
Beton yang digunakan dalam beton prategang disyaratkan
beton normal dan bermutu tinggi, workability tinggi, dapat mencapai
kekuatan tertentu dalam waktu singkat (kekuatan tekan kubus
sesudah 28 hari antara 30-70 N/mm2), dan kehilangan prategang
(loss of prestressed) kecil.
Kekuatan beton mutu tinggi ini bervariasi di beberapa tempat
(4000-6000 psi). Di Amerika Serikat, beton prategang menggunakan
beton dengan kekuatan silinder beton umur 28 hari sebesar 28-55
MPa.
Sedangkan kekuatan kubus beton yang biasa untuk beton
prategang di Eropa ditentukan kurang lebih sebesar 450 kg/cm2,
berdasarkan atas kubus ukuran 10, 15 atau 20 cm (Lin, 2000).
Menurut IS (Indian Standard Code), kekuatan tekan kubus 28
hari minimum adalah 40 N/mm2 untuk batang pratarik dan 30
N/mm2 untuk batang pascatarik (Raju, 1989).
MATERIAL
BAJA PRATEGANG
MATERIAL
BETON PRATEGANG
ANGKUR HIDUP
ANGKUR HIDUP
ANGKUR MATI
ANGKUR FLAT
ANGKUR FLAT
ANGKUR
SELONGSONG (DUCT)
\\
SELONGSONG
SELONGSONG (DUCT)
SELONGSONG (DUCT)
SELONGSONG (DUCT)
BAHAN
UNTUK GROUTING
Bahan pengisi selubung tendon disuntikkan ke
selongsong berfungsi antara lain untuk merekatkan tendon ke beton
setelah penarikan (untuk keaadaan pascatarik) dan untuk mencegah
baja berkarat.
Bahan untuk grouting biasanya terdiri dari semen
Portland dan air, sedangkan untuk selubung yang besar sering
ditambah pasir. Bahan tambahan campuran grout yang boleh
digunakan adalah bahan yang tidak mengandung kalsium klorida
dan tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap grout, baja atau
beton.
GROUTING
GROUTING
BETON PRATEGANG
STRUKTUR BETON III
(HSKB-503)
KONSEP DASAR BETON PRATEGANG
KONSEP DASAR BETON PRATEGANG
PERILAKU BETON
BETON PRATEGANG
PERILAKU BETON
Memasukkan 7 wire
Wedges angkur
Pemasangan kepala angkur
Setelah Stressing
Sebelum Stressing
Grouting
PENGARUH PRATEGANG
Dalam analisis lentur untuk suatu komponen struktur beton
prategang berlaku asumsi berikut:
1. Variasi regangan pada penampang adalah linear, yaitu
regangan di beton dan baja yang melekat padanya dihitung
P
AC
f t=
P M
Ac W
M
W
f b :
P M
+
Ac W
f b=0
Kabel prategang pada garis netral penampang (e < 1/2h)
P P e
+
AC W
M
W
P P e M
f t=
Ac
W
W
f t=
P P e M
+
+
Ac
W
W
Contoh 1:
Tentukan besarnya beban merata q dari balok pratekan dibawah ini
dengan eksentrisitas e= 0.
Penyelesaian :
Luas penampang beton :
A c =b h=400 700=280.000 mm
Momen Tahanan :
1
1
2
2
2
W = b h = 400 700 =32.667 .000mm
6
6
Momen yang terjadi :
1
2
M= q L
8
0=
100.000
q 7000
+
0,357+0.187 q=0
280.000 8 32.667 .000
'
'
Contoh 2:
Tentukan besarnya gaya prategang P jika beban merata q=20 kN/m
dari balok pratekan dibawah ini dengan eksentrisitas e= 0.
P M
+
Ac W
6
0=
P
202,5 10
+
2,5 106 . P+3,799=0
400.000 53.300 .000
Penyelesaian :
Luas Penampang beton :
A c =b . h=500 .800=400.000 mm 2
Momen Tahanan :
1
1
W = . b .h 2= . 500 .800 2=53.300.000 mm 2
6
6
Momen yang terjadi :
1
1
M = . q . L2= . 20 . 92=202,5 106 N . mm
8
8
Contoh 3:
Tentukan tinggi penampang h jika gaya prategang P=800 kN, dan
beban merata q=15 kN/m dari balok pratekan dibawah ini dengan
eksentrisitas e= 0.
1
400 2
2
W = . b .h =
.h
6
6
Momen yang terjadi :
1
1
M = . q . L2= .15 . 6,52=79,2 106 N .mm
8
8
Tegangan pada serat bawah beton :
f =0
Prategang penuh b
f b=
0=
P M
+
Ac W
h=594 mm
Penyelesaian :
Luas penampang beton :
A c =b . h=400 . h
Momen tahanan :
Contoh 4:
P P .e M
+
Ac
W W
6
0=
P
P . 200
360 10
+
3,846 106 . P+12,784=0
260.000 28.160 .000 28.160 .000
6
10,948 10 . P+12,784=0
P=1.167 .702 N =1.168 nN =116,80 ton
Tegangan pada serat atas beton :
P P . e M
f 1=
+
Ac W W
Penyelesaian :
Luas penampang beton :
f 1=
260.000
28.160.000
28.160 .000
f 1 =4,491+8,29312,784=8,982
N
( tekan)
mm 2
+
Ac
W W
f b=
+
260.000
28.160 .000
28.160 .000
f b=4,4918,293+12,784=0 N /mm2
Penyelesaian:
Contoh 5:
Contoh 6:
Penyelesaian:
Contoh 8:
Penyelesaian:
Contoh 9:
Contoh 10:
Penyelesaian:
I segitiga =
1
bh3
36
Contoh 11:
Penyelesaian:
Contoh 12:
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Contoh 13:
Penyelesaian:
Contoh 14:
Penyelesaian:
Contoh 15:
Contoh Soal 2:
Tentukan besarnya beban hidup yang mampu dipikul balok dengan
gaya prategang efektif Pe=250 ton yang garis kerjanya digeser
sebesar 15 cm dari garis netral, dan mutu beton fc=35 MPa.
Contoh Soal 3:
Contoh Soal 1:
Tentukan besarnya gaya prategang efektif Pe jika beban hidup q=3,5
kN/m dari balok pratekan dibawah ini dengan eksentrisitas e= 0,
dan mutu beton fc=35 MPa.
Contoh Soal 4:
KEHILANGAN PRATEGANG
SKEMA
KEHILANGAN PRATEGANG
Gaya Prategang Sesaat Setelah Transfer
(Initial Force)
Kehilangan Langsung
Pj
(Immediate Losses)
Gaya Prategang Awal
(Jacking Force)
Pe
(Time Dependent Losses)k
Gaya Prategang Efektif/ Akhir
(Final/ Effective Force)
Contoh Soal 1:
Penyelesaian:
Contoh Soal 2:
Penyelesaian:
Contoh Soal 3:
Penyelesaian:
Contoh Soal 4:
Penyelesaian:
Contoh Soal 5:
Penyelesaian:
Contoh Soal 6:
Penyelesaian:
Contoh Soal 7:
Contoh Soal 8:
Penyelesaian:
Contoh Soal 9:
Penyelesaian:
Penyelesaian:
DEFINISI DAKTILITAS
Naaman (1986):
Kemampuan suatu batang saat menerima pembebanan bolakbalik di atas titik lelehnya, tanpa mengalami pengurangan
kemampuan kapasitas penampangnya
Naaman (1986):
JENIS-JENIS DAKTILITAS
Dimana:
U
y
= daktilitas kurvatur
DAKTILITAS KURVATUR
daktilitas
balok. Posisi garis netral penampang akan
turun ke bawah sehingga
u
akan berkurang
daktilitas
balok. Hal ini akan menyebabkan posisi garis
akan
4
(13 s.d 16).
Jika
'
0,75.
Jika
'
0,5.b maka
daktilitas
. Hal ini akan berpengaruh pada posisi garis
Jika
akan bertambah.
u
balok karena besar
juga akan bertambah.
Cara yang paling efektif untuk meningkatkan daktilitas suatu
penampang adalah dengan melakukan pengekangan (Park dan
Paulay).
SYARAT DAKTILITAS KURVATUR
Menurut Park dan Paulay (1974):
'
0,5 maka
maka
Pengekangan Beton
MOMEN KURVATUR
c E
= =
y y
( M . yI )
E
y
M
EI
M
M
slope= =EI
EI
U
Y
S =
s =
= 19 mm,
A .L
sk
s
} . {h} ^ {
. S sk
KONVERSI SATUAN
1 kN = 0,225 kip
1 MPa = 1 N/mm2
1 kip = 4,448 kN
1 N/mm2 = 10 kg/cm2
1 ton = 10 kN
1 MPa = 10 kg/cm2
1 N = 0,2248 lb
1 in = 2,54 cm
Keseimbangan gaya :
C=T
( 12 . f . k .d ) .b= A . f
c
f s 1 k .b.d
= .
fc 2
As
f s=E s . s
Beton :
f c =Ec . c
k .b . d 1k
=
2 . n . As
k
k
1k
=
2.n.
k
k 2 + ( 2 . n. ) . k2. n . =0
k = ( n. ) +2 . n. n .
2
fs
Es 1k
=
fc
k
Ec
Dengan :
fs
1k
=
n. f c
k
Keseimbangan Momen:
k
M = As . f s . 1 . d
3
Dengan :
n=
Es
Ec
Es=200.000 MPa
As
b.d
( )
( k3 ). d
M =0,5 . f c . b . k . d . 1
z s=z y
dan
f s=f y
k
.d
3
( )
M Y =As . f y . 1
maka
Agar satuan
dimensional), maka
MY
MY
y . d=
b . d 2 , sehingga
didapat:
y
( 1k )
( k3 ) . d
As . f y . 1
MY
b .d 2
MY
b .d
Agar satuan
b . d2
( 3k )
= . f y . 1
Dengan :
=
As
b.d
Keseimbangan Gaya:
C=T
0,85 . f 'c .b . a= As . f y
a=
c=
As . f y
'
0,85 . f c . b
. f y . d
0,85 . f 'c . 1
Dengan :
Atau
a=1 . c
=
1
M u=T . d . a
2
As
b.d
1
M u= As . f y . d . a
2
Keseimbangan momen :
1
M u=C . d . a
2
1
M u=0,85 . f 'c . b .a . d . a
2
Agar satuan
Mu
dimensional), maka
Mu