Konsep 1 :
Prategang sebagai pengubah beton menjadi bahan
yang elastis. (Eugene Freyssinet)
+ =
+ = + =
cgc cgc
e 800mm cgs e
cgs
A B
500mm L
Contoh soal :
Balok beton pratekan post tension dengan penampang persegi
seperti gambar di atas, L = 8m , eksentrisitas kabel e = 150mm.
g beton = 2,5 t/m3, fc’ = 40 Mpa.
Gaya prategang efektif dalam tendon Fef = 1600 kN.
q beban luar = 37,5 kN/m’.
Merupakan kombinasi kerja antara beton sebagai penahan tegangan tekan dan
baja mutu tunggi sebagai penahan tarik, dengan demikian resultan gaya pada
kedua bahan membentuk kopel momen yang akan digunakan menahan beban
luar.
C C
T T
Akibat beban luar M = 1/8. L^2.q
T = C = A steel . fps = F prategang
Jarak kopel gaya x = M / T
Selanjutnya dapat dilakukan kontrol terhadap tegangan beton yang terjadi.
f = F/A + M y /I
q
cgc cgc
e 800mm cgs e
cgs
A B
500mm L
Contoh soal :
Balok beton pratekan post tension dengan penampang persegi
seperti gambar di atas, L = 8m , eksentrisitas kabel e = 150mm.
g beton = 2,5 t/m3, fc’ = 40 Mpa.
Gaya prategang efektif dalam tendon Fef = 1600 kN.
q beban luar = 37,5 kN/m’.
Resultan gaya yang terjadi pada bagian beton tekan Cc = Feff = 1600 kN.
Gaya ini bekerja dengan lengan momen kopel = M /Cc = M / Feff
= 380 000 / 1600 = 237,5 mm ,
Letak Feff terhadap sisi bawah = 400mm-150mm = 250 mm,
sehingga posisi Cc terhadap sisi bawah = 250 + 237,5 = 487,5 mm
Dengan demikian posisi Cc terhadap cgs = 487,5 – 400 = 87,5mm
q F
h tinggi parabola
P = 2 F.Sin a
Proses jacking
TAHAP TAHAP PEMBEBANAN
Tahap awal : terdiri atas
• tahap sebelum di prategang,
• saat diberi prategang,
• saat transfer gaya prategang,
• saat desentering dan penarikan kembali.
Tegangan beton :
• Sesaat setelah transfer gaya prategang (sebelum
kehilangan), tegangan pada serat terluar :
tekan = 0,6 fc’ dan
tarik = - 0,25.(fc’)^0.5 kecuali pada tumpuan = -0,5 (fc’)^0,5
• Saat beban bekerja setelah semua kehilangan terjadi :
tekan = 0,45 fc’ dan
tarik = - 0,50.(fc’)^0.5
KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
Tahapan analisis tegangan yang biasa dilakukan adalah :
Prategangan konsentris
Pada struktur ini , mula-mula baja di tarik sampai dengan ketegangan
tertentu, kemudian beton di cetak, sampai pada umur beton tertentu
dilakukan transfer gaya prategang dari baja ke beton, dan pada saat
ini komponen struktur akan memendek , karenanya terjadilah
kehilangan gaya prategang pada baja.
Fo Fo
Prategangan eksentris
Untuk struktur dengan gaya prategang yang eksentris terhadap garis
netral (cgc) , maka sesaat setelah terjadinya transfer gaya prategang
dari baja ke beton terjadilah camber (defleksi ke atas) sehingga
pengaruh berat sendiri muncul.
(lihat gambar)
cgc
e cgs
Tegangan beton di serat pada posisi baja, sesaat setelah transfer gaya
dari baja ke beton :
fcir = Fo / A + Fo.e2/ I – Mg.e / I
ES = n . fcir
Post Tension ( pasca tarik)
Pada sistem post tensioning, kejadian kehilangan prategangan agak
berbeda dibandingkan dengan pre tensioning.
Umur beton pada sistem post tension lebih tinggi daripada pre
tension.
Bila penarikan tendon dilakukan berurutan satu per satu, maka
kehilangan prategang tendon ke-1 dan tendon2 berikutnya berbeda-
beda, karena saat tendon ke-2 ditarik terjadi kehilangan pratekan pada
tendon ke-1 dan saat tendon ke-3 ditarik terjadi kehilangan pada
tendon ke-1 dan ke-2 dan seterusnya.
ES = Kes.Es.fcir / Eci
1000mm
cgc
e = 350 mm
cgs
Fo
400mm
12m
Beton prategang post tension
Mutu beton pada umur awal fci’ = 30 MPa. Mutu beton pada umur
28 hari fc’ = 40 MPa.
Fi = 1700 kN.
Berat volume beton gc = 2,5 t/m3
Hitung kehilangan pratekanan pada struktur
tersebut.
Hitung tegangan beton di sisi atas dan bawah di
tengah bentang sesaat setelah transfer gaya
prategang .
Penyelesaian :
Di mana :
Kre , J dan C tergantung pada tipe tendon, fpi / fpu yang di
pakai.
Nilai-nilai Kre dan J
x/2
x
a (radian) = 8y / x
Tabel Koefisien Gesekan untuk Tendon Post- Tension