TAHAP PEMBEBANAN
Pada tahap transfer ini beban yang bekerja hanya berat sendiri
struktur, beban pekerja dan peralatan, sedangkan beban hidup
belum bekerja sepenuhnya, jadi beban yang bekerja sangat
minimum,
Pada tahap ini beban luar seperti live load, angin, gempa dll. mulai
bekerja, sedangkan pada tahap ini semua kehilangan gaya
prategang sudah harus dipertimbangkan didalam analisa strukturnya.
ES = n . ƒc
Dimana :
ES = kehilangan gaya prategang
ƒc = tegangan beton ditempat baja prategang.
n = ratio antara modulus elastisitas baja prategang dan modulus
elastisitas beton.
Es
Jadi : n = -----
Ec
Dimana :
Es = kehilangan gaya prategang
Pi = Gaya prategang awal
Ac = Luas penampang beton
As = Luas penampang baja prategang
n = Ratio antara modulus elastisitas baja ( Es ) dan
modulus elastisitas beton pada saat transfer gaya ( Ec )
atau
Regangan tekan pada beton akibat prategang harus sama dengan
pengurangan regangan pada baja:
Ɛc = Δ Ɛs
fc Δ fs
------ = --------
Ec Es
fc Es
Δ fs = ------------ = n . fc
Ec
fc = tegangan pada beton setelah penyaluran tegangan dari tendon berlangsung.
Δ fs = merupakan tegangan tendon awal fsi dikurangi dengan tegangan tendon setelah
penyaluran fs
Δ fs = fsi – fs = n fc
Apabila Po adalah gaya awal tendon dan Pf adalah gaya sesudahnya maka
Pf
Po – Pf = n ------- Aps
Ac
Pf
Po = n ------- Aps + Pf
Ac
Po = Pf =
Po =
Sehingga: = n =
Es 200000
n = ----- = ----------- = 6,06
Ec 33000
n. Pi 6,06 . 807300
Es = ------------- = ------------------------ = 32,81 MPa
Ac + n.As 144400 + 6,06 . 780
B. Pada sistem post-tensioning
berupa :
:
1. Deformasi elastis pada beton jika tendon ditegangkan (ditarik)
secara berurutan.
n Pi
Es = Δ ƒc = -----
Ac
Dimana :
ES = kehilangan gaya prategang
fc = tegangan pada penampang beton
Pi = gaya prategang awal
Ac = luas penampang beton
n = Es / Ec
Es = modulus elastisitas kabel/baja prategang
Ec = modulus Elastisitas beton
Atau secara praktis untuk beton prategang dengan
methode pasca tarik kehilangan gaya prategang
dapat dihitung dengan persamaan :
Es
ES = 0,5 ----- ƒc
Ec
Dimana :
ES = kehilangan gaya prategang
ƒc = tegangan pada penampang beton
Es = modulus elastisitas kabel/baja prategang
Ec = modulus elastisitas beton
Contoh Soal
Jika pada contoh 1 diatas digunakan methode
pasca tarik dan anggap baja prategang
dengan AS = 780 mm2 terdiri dari 4 buah
kabel prategang masingmasing dengan luas
195 mm2. Kabel prategang ditarik satu persatu
dengan tegangan sebesar 1.035 MPa, maka
hitunglah kehilangan gaya prategang akibat
perpendekan elastis.
Penyelesaian :
Jadi kehilangan gaya prategang pada tendon 1 dapat dihitung dengan persamaan :
n Pi
Es = Δ ƒc = -----
Ac
6,06x605.475
ES1 = ----------------- = 25,41 Mpa
144.400
Kehilangan prategang tendon 2
Kehilangan gaya prategang pada tendon 2 ini diakibat gaya
prategang pada kedua kabel prategang yang ditarik
kemudian.
6,06x403.650
ES1 = ------------------- = 16,94 Mpa
144.400
Kehilangan prategang tendon 3
6,06x201.825
ES3 = ----------------- = 8,47 Mpa
144.400
6,06x0
ES4 = -------------- = 0 MPa
144.400
Jadi kehilangan gaya prategang rata-rata :
25,41+16,94 +8,47 + 0
= ----------------------
4
= 12,71 MPa
= 1,23 %
Kalau dihitung dengan menggunakan persamaan yang lain
sebagai berikut.
Gaya prategang total Pi = 4 x 195 x 1.035 = 807.300 N
Jadi : Pi 807.300
ƒc = ----- = -------------- = 5,59 MPa
Ac 144,400
Es 200 000
Jadi : ES = 0,5 x ---------- x ƒc = 0,5 x -------------- x 5,59 = 16,94 MPa
Ec 33000
16,94
-------------- x 100 % = 1,64 %
1 035
( K Lx + μ α)
Ps = Px e
Ps = Px ( 1 + K Lx + μ α )
Dimana :
Ps = gaya prategang diujung angkur
Px = gaya prategang pada titik yang ditinjau.
K = koefisien wobble
μ = koefisien geseran akibat kelengkungan kabel.
Lx = panjang tendon dari angkur sampai titik yang ditinjau.
e = 2,7183
Contoh Soal
3. Pergelinciran angker (anchorage slip).
ƒc
Δ L = ----- . L
Es
Kehilangan gaya prategang akibat slip :
S rata-rata
A N C = ----------- . 100%
ΔL