Anda di halaman 1dari 19

Kehilangan Gaya

Prategang
Akibat Rangkak pada Beton

A. Rangkak Pada Beton


Ketika menerima beban tekan terus menerus, beton akan
terus mengalami deformasi untuk waktu yang lama.
Kesimpulan :
Rangkak pada beton merupakan deformasi yang
terjadi pada beton dalam keadaan tertekan akibat
beban mati permanen.

B. Rangkak Pada Beton


Prategang
Rangkak juga dialami pada beton prategang. Ketika
tendon ditarik atau diberikan gaya tekan, balok beton
yang menerima beban tekan terus menerus dalam waktu
yang lama mengakibatkan deformasi (memendek) dan
menyebabkan kehilangan gaya prategang.
Kesimpulannya : Ketika gaya prategang disalurkan ke
beton, maka beton akan menerima tekanan dan
memendek sehingga terjadi pengenduran pada
tendon yang menyebabkan kehilangan gaya
prategang.

C. Kehilangan Gaya Prategang


akibat Rangkak
Kehilangan gaya prategang akibat rangkak merupakan kehilangan
yang bergantung pada waktu ( time dependent loss of stress ) yang
diakibatkan oleh proses penuaan beton selama pemakaian.
Deformasi atau regangan yang berasal dari perilaku yang bergantung
pada waktu ini merupakan fungsi dari besarnya beban yang bekerja,
lamanya waktu, serta sifat beton
Creep ( Rangkak ) pada beton ini terjadi karena deformasi akibat
adanya tegangan pada beton sebagai fungsi dari waktu. Pada struktur
beton prategang, creep
( rangkak ) mengakibatkan
berkurangnya tegangan pada penampang.

Menghitung Kehilangan Gaya


Prategang Akibat Rangkak
a. Metode Regangan Rangka Batas

Menghitung Kehilangan Gaya


Prategang Akibat Rangkak
b. Metode Koefisien Rangkak

Untuk struktur dengan lekatan yang baik antara tendon


dan beton ( bonded members ) kehilangan tegangan
akibat rangkak dapat diperhitungkan dengan persamaan :

Untuk struktur dimana tidak terjadi lekatan yang baik


antara tendon dan beton ( unbonded members ), besarnya
kehilangan gaya prategang dapat ditentukan dengan
persamaan :

Contoh Perhitungan 1
Suatu balok beton prategang dimensi 250 x 400 mm dengan
lintasan tendon berbentuk parabola. Sketsa penampang balok
ditengah-tengah bentangan seperti pada gambar dibawah ini.
Modulus elastisitas beton :
Ec = 33.330 Mpa
Modulus elastisitas baja prategang :
ES = 200.000 Mpa
Tendon terdiri dari 5 buah kawat, masing-masing dengan
diameter 12.7 mm
Posisi tendon ditengah-tengah bentangan seperti pada gambar.

Tarik pada tendon akibat gaya prategang awal fi =


Tegangan

1.200 N/mm. Regangan elastis dan koefisien rangkak maka :


Hitunglah kehilangan gaya prategang akibat creep (rangkak)
dengan cara regangan rangkak batas dan dengan cara
koefisien rangkak.
Penyelesaian :
Perhitungan section properties penampang
Luas penampang beton: A = 250 x 400 = 100.000 mm2
Momen Inersia : I = mm4
Section Properties : W = mm3
Eksentrisitas Tendon : e = mm

Luas
penampang total kabel prategang : Ap = mm2
Gaya prategang awal : P =
Jadi, tegangan beton ditengah-tengah bentangan balok :
N/mm2
Perhitungan degan regangan rangkak batas
Dari persamaan (7.4.1). Kehilangan tegangan pada baja
prategang :
Jadi, prosentase kehilangan prategang terhadap tegangan
awal tendon :

Perhitungan

dengan koefisien rangkak


Dari persamaan (7.4.2), kehilangan tegangan pada baja
prategang :
Jadi, prosentase kehilangan tegangan pada baja prategang :

Contoh Perhitungan 2
Suatu simple beam prategang dengan sistem post tension
bentangan 19,80 m. Dimensi penampang ditengah-tengah
bentangan seperti gambar di bawah ini.
Beban mati
: 6,9 kN/m
Beban mati tambahan : 10,6 kN/m
Balok tersebut diberi gaya prategang sebesar 2.758 kN
Modulus elastisitas baja prategang :
Es = 189.750 N/mm2
Modulus elastisitas beton :
Ec = 30.290 N/mm2

Tegangan

tarik batas kabel prategang fpu = 1.862 N/mm2.


Koefisien rangkak Kcr = 1,6
Hitunglah prosentase kehilangan tegangan pada baja
prategang akibat rangkak.
Penyelesaian
Section Properties :
A = 400 x 600 = 240.000 mm2
I = mm4
W = mm3
Eksentrisitas tendon ditengah bentang :

Kita
ambil tegangan awal kabel prategang 75% dari
tegangan Tarik batas prategang. Maka :
Momen akibat beban mati :
Momen akibat beban mati tambahan :

Tegangan

beton pada pusat baja prategang (tendon) akibat


gaya prategang :

Tegangan

beton pada pusat tendon akibat beban mati :

Jadi tegangan beton pada pusat tendon pada saat transfer


gaya prategang :
Tegangan beton di pusat tendon akibat beban mati
tambahan :

Kehilangan

tegangan pada tendon akibat rangkak dapat


dihitung dengan persamaan (7.4.3), maka:
Jadi presentase kehilangan tegangan pada tendon adalah :

Anda mungkin juga menyukai