Anda di halaman 1dari 2

Preparasi Sampel

Preparasi sampel diawali dengan pengambilan sampel yang akan dianalisis. Sampel yang
diambil harus bersifat representative, artinya mewakili sifat keseluruhan bahan. Sampel
bahan dapat diambil antara 5-20%, namun jika terlalu banyak cukup diambil akar pangkat 2
dari berat atau volume bahan seluruhnya. Apabila bahan sudah memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi, jumlah sampel yang diambil cukup sedikit saja (Lestari dkk, 2014).

Tahapan preparasi sampel pada contoh

 Sampel cumi-cumi dan udang segar dibersihkan terlebih dahulu untuk


menghilangkan kotorannya dan dicuci dengan air mengalir
 Sampel kemudian dihancurkan dan dihomogenkan menggunakan food processor
 Sampel dimasukkan ke dalam plastik dan dibekukan pada suhu -18°C.

Tahapan Analisa

1. Sampel ditimbang sebanyak 1 gram


2. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 150ml
3. HNO3 sebanyak 5ml ditambahkan ke dalam erlenmeyer dan dibiarkan selama 1 jam
4. Sampel dipanaskan di atas hotplate selama ± 4 jam kemudian didinginkan
5. Ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 0,4 ml dan dipanaskan kembali
6. Terjadi perubahan warna dari coklat menjadi kuning bening
7. Sampel kemudian ditambahkan campuran HClO4 dan HNO3 sebanyak 3 ml
8. Dipanaskan kembali selama ± 15 menit
9. Ditambahkan 2 ml aquades dan 0,6 ml HCl pekat ke dalam sampel dan dipanaskan
kembali hingga larut kemudian didinginkan
10. Setelah larut, sampel diencerkan menjadi 100 ml di dalam labu takar
11. Sampel yang telah diencerkan diukur kandungan mineralnya dengan menggunakan
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

(Santoso dkk, 2008)

Analisis komponen sampel

Analisa kadar abu basah biasa digunakan untuk menganalisis kandungan mineral
sampel. Dalam sampel cumi-cumi dan udang , kandungan mineral yang akan dianalisis yaitu
Mg, Ca, K, Na, P. Kandungan mineral tersebut dapat diukur dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS)

Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) pada prinsipnya menganalisa


kandungan suatu sampel yang mengandung atom suatu unsur dengan cara membandingkan
jumlah energi yang dipancarkan oleh sumber radiasi dengan jumlah energi yang diserap atau
diabsorbsi oleh atom dalam nyala pada panjang gelombang tertentu. Larutan sampel diaspirasikan ke
suatu nyala dari unsur-unsur di dalam sampel, diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung
unsur-unsur yang di analisis. Besar kosentrasi masing-masing atom yang dianalisis akan diketahui
engan melihat absorbansi atom-atom yang dianalisis pada panjang gelombang tertentu dari masing-
masing atom. Setelah pengukuran menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer, jumlah
kadar mineral sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

Jumlah % unsur dalam sampel = (Jumlah kandungan unsur / Jumlah sampel) x 100%

Hasil Analisa

Setelah diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) didapat kandungan


mineral cumi-cumi dan udang yaitu sebagai berikut:

Kandungan mineral pada cumi-cumi

Na (848.63 mg/100 g bk)

K (400.53 mg/100 g bk )

P(382.79 mg/100 g bk)

Mg (178.18 mg/100 g bk)

Ca (83.03 mg/100 g bk) .

Kandungan mineral pada udang

Na(777.45 mg/100 g bk)

P (600.41mg/100 g bk)

K (457.02 mg/100 g bk)

Ca(354.28 mg/100 g bk)

Mg (173.77 mg/100g bk)

Perbedaan kadar mineral pada suatu organisme dapat disebabkan oleh perbedaan dari jenis
makanan yang dikonsumsi oleh kedua biota tersebut dan kondisi lingkungan tempat hidup.
Selain itu, perbedaan ini juga dapat disebabkan oleh perbedaan jenis spesies, konsentrasi
mineral dalam habitatnya dan fase pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai