Anda di halaman 1dari 3

3.4.1.

Tahap preparasi dan pengolahan sampel udang dan sedimen

Di Laboratorium Biologi, UPT Laboratorium Terpadu, Universitas Trunojoyo Madura,

udang ronggeng yang didapat diidentifikasi, diukur panjang dan beratnya. Kemudian udang

tersebut dibedah dengan cara memisahkan otot abdomen dengan kulitnya menggunakan alat

bedah (dissection set). Selanjutnya sampel bahan tersebut dibawa ke Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Surabaya.

Otot abdomen udang ronggeng yang sudah terambil kemudian ditimbang dengan

timbangan analitik sebanyak 1 g. Selanjutnya, bahan dimasukkan pada tabung reaksi dan

ditambahkan asam nitrat pekat (HNO3) 65% sebanyak 10 mL. Setelah tercampur, bahan

tersebut kemudian dimasukkan kedalam labu microwave digester. Microwave digester

dihidupkan pada suhu 150 - 200C (untuk analisa kandungan Cd dan Zn) dan 80C (untuk

analisa kandungan Hg) selama 15 menit sampai bahan tersebut larut. Jika tidak larut maka

dilakukan pengulangan kembali dengan penambahan HNO3 65% sebanyak 10 mL. Setelah

bahan terlarut dengan HNO3, keluarkan labu dalam microwave digester kemudian buka

penutup labu (hati-hati dalam membuka tutup karena uap dari labu akan berwarna kuning yang

dapat menyebabkan karsinogen) di dalam lemari asam (fume hood). Fase selanjutnya bahan

tersebut dipindah atau dituang ke dalam tabung nessler. Pada tabung nessler dilanjutkan dengan

penambahan Aqua Pro Injection (air bebas pirogen) sampai menunjukkan 50 mL. Letakkan

pada rak tabung dan dibiarkan semalam. Selanjutnya diambil cairan bagian atas dari tabung

nessler sebanyak 20-30 mL. Kemudian sampel diukur dengan AAS menggunakan gas

asetilen.

Sedangkan sampel sedimen yang sebelumnya dikeringkan di Laboratorium Biologi, UPT.

Laboratorium Terpadu, Universitas Trunojoyo Madura dimasukkan dalam wadah plastik.

Selanjutnya dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Sampel sedimen

dimasukkan dalam lumpang untuk dihaluskan selanjutnya timbang 1 g sedimen. Kemudian


proses selanjutnya sama dengan destruksi pada organ otot abdomen udang, perbedaannya

adalah waktu dalam pemanasan microwave digester lebih lama yaitu 30 menit dan suhu yang

diperlukan adalah 200 250C. Proses ini dilakukan sampai bahan tersebut larut. Pada saat

tabung nessler dibiarkan semalam, selanjutnya disaring dengan mengambil cairan bagian atas

dari tabung nessler 20 30 mL. Selanjutnya bahan tersebut siap diukur dengan AAS.

Prosedur ini yang dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.

3.4.2. Tahap pengukuran kandungan logam berat kadmium (Cd), seng (Zn) dan
merkuri (Hg)

Untuk larutan standar kadmium (Cd), seng (Zn) dan merkuri (Hg) yang digunakan adalah

larutan induk 1000 ppm. Untuk membuat larutan standar Cd, Zn dan Hg tersaji dalam

(Lampiran 15). Lampu katoda unsur kadmium (Cd) dan seng (Zn) dan merkuri (Hg) terlebih

dahulu dipasang pada soket, dengan panjang gelombang yang digunakan untuk masing-masing

logam berat kadmium (Cd), seng (Zn) dan merkuri (Hg). Selanjutnya bahan siap untuk analisia

Cd dan Zn dengan menggunakan AAS sedangkan kandungan Hg dianalisa dengan AAS yang

dilengkapi dengan Mercury-Hydride System.

Pengukuran kandungan logam berat pada kadmium (Cd), seng (Zn) dan merkuri (Hg)

menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dengan membuat kurva kalibrasi dari

larutan blangko dan larutan standar logam (r > 0,95). Absorbansi dari larutan sampel udang

dimasukkan kedalam kurva kalibrasi, agar kandungan logam berat Cd, Zn dan Hg dapat

dihitung. Menurut Hutagalung (1997), penentuan kandungan logam berat dalam sampel udang

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

axb
Kandungan ( ppm) =
c

dengan pejelasan :
a = Kandungan hasil pengukuran dengan AAS
b = Volume akhir larutan contoh (10 mL)
c = Berat contoh biota (2 g)

Anda mungkin juga menyukai