udang ronggeng yang didapat diidentifikasi, diukur panjang dan beratnya. Kemudian udang
tersebut dibedah dengan cara memisahkan otot abdomen dengan kulitnya menggunakan alat
bedah (dissection set). Selanjutnya sampel bahan tersebut dibawa ke Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Surabaya.
Otot abdomen udang ronggeng yang sudah terambil kemudian ditimbang dengan
timbangan analitik sebanyak 1 g. Selanjutnya, bahan dimasukkan pada tabung reaksi dan
ditambahkan asam nitrat pekat (HNO3) 65% sebanyak 10 mL. Setelah tercampur, bahan
dihidupkan pada suhu 150 - 200C (untuk analisa kandungan Cd dan Zn) dan 80C (untuk
analisa kandungan Hg) selama 15 menit sampai bahan tersebut larut. Jika tidak larut maka
dilakukan pengulangan kembali dengan penambahan HNO3 65% sebanyak 10 mL. Setelah
bahan terlarut dengan HNO3, keluarkan labu dalam microwave digester kemudian buka
penutup labu (hati-hati dalam membuka tutup karena uap dari labu akan berwarna kuning yang
dapat menyebabkan karsinogen) di dalam lemari asam (fume hood). Fase selanjutnya bahan
tersebut dipindah atau dituang ke dalam tabung nessler. Pada tabung nessler dilanjutkan dengan
penambahan Aqua Pro Injection (air bebas pirogen) sampai menunjukkan 50 mL. Letakkan
pada rak tabung dan dibiarkan semalam. Selanjutnya diambil cairan bagian atas dari tabung
nessler sebanyak 20-30 mL. Kemudian sampel diukur dengan AAS menggunakan gas
asetilen.
adalah waktu dalam pemanasan microwave digester lebih lama yaitu 30 menit dan suhu yang
diperlukan adalah 200 250C. Proses ini dilakukan sampai bahan tersebut larut. Pada saat
tabung nessler dibiarkan semalam, selanjutnya disaring dengan mengambil cairan bagian atas
dari tabung nessler 20 30 mL. Selanjutnya bahan tersebut siap diukur dengan AAS.
3.4.2. Tahap pengukuran kandungan logam berat kadmium (Cd), seng (Zn) dan
merkuri (Hg)
Untuk larutan standar kadmium (Cd), seng (Zn) dan merkuri (Hg) yang digunakan adalah
larutan induk 1000 ppm. Untuk membuat larutan standar Cd, Zn dan Hg tersaji dalam
(Lampiran 15). Lampu katoda unsur kadmium (Cd) dan seng (Zn) dan merkuri (Hg) terlebih
dahulu dipasang pada soket, dengan panjang gelombang yang digunakan untuk masing-masing
logam berat kadmium (Cd), seng (Zn) dan merkuri (Hg). Selanjutnya bahan siap untuk analisia
Cd dan Zn dengan menggunakan AAS sedangkan kandungan Hg dianalisa dengan AAS yang
Pengukuran kandungan logam berat pada kadmium (Cd), seng (Zn) dan merkuri (Hg)
menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dengan membuat kurva kalibrasi dari
larutan blangko dan larutan standar logam (r > 0,95). Absorbansi dari larutan sampel udang
dimasukkan kedalam kurva kalibrasi, agar kandungan logam berat Cd, Zn dan Hg dapat
dihitung. Menurut Hutagalung (1997), penentuan kandungan logam berat dalam sampel udang
axb
Kandungan ( ppm) =
c
dengan pejelasan :
a = Kandungan hasil pengukuran dengan AAS
b = Volume akhir larutan contoh (10 mL)
c = Berat contoh biota (2 g)