Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI

3.3.1. Metode Pengambilan Data Kualitas Sedimen, Tekstur


Sedimen Dan Benthos

Metode pengukuran dan pengambilan sampel kualitas kualitas


sedimen, tekstur sedimen dan benthos dilakukan secara purposive
sampling berdasarkan lokasi yang mewakili daerah potensi dampak
dan daerah kontrol .

a. Teknik Pengambilan Data Kualitas Sedimen, Tekstur Sedimen


dan Benthos

Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada lokasi yang


mewakili daerah potensi dampak dan daerah kontrol menggunakan
Ekman grab dengan bukaan mulut (25 cm x 25 cm) dengan 3 kali
pengulangan untuk setiap titik sampling. Sampel sedimen
dimasukkan ke dalam plastik sampel dan dibawa ke laboratorium
untuk dianalisis. Sampel sedimen yang sudah diambil sebanyak 500
gram berat basah kemudian diambil 100 gram untuk analisis tekstur
sedimen (Rifardi, 2008). Sampel benthos diambil menggunakan ekman
grab dengan 3 kali pengulangan untuk setiap titik sampling.
Selanjutnya sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan
berukuran 1 mm. Benthos yang didapat disimpan dalam kantong
plastik yang telah diberi label berdasarkan titik sampling dan
diawetkan menggunakan formalin 10%. Kemudian sampel
dimasukkan ke dalam ice box dan dibawa ke laboratorium untuk
dianalisis.

b. Analisis Laboratorium
1. Kualitas sedimen

 Analisis Proses Destruksi Sampel


Sampel dimasukkan kedalam beaker Teflon secara merata agar
mengalami proses pengeringan sempurna didalam oven pada suhu
105 °C selama 4 jam. Sampel sedimen yang telah kering ditumbuk
sampai halus dan diayak dengan ayakan 150 µm, lalu sempel tersebut
ditimbang dengan timbangan analitik sebanyak 0,4 gram kemudian
dimasukkan kedalam vesser di tambahkan HNO3 9 ml dan HF 3 ml
dipanaskan dalam microwave semple pada suhu 180°C dengan
tekanan 30 bar selama 25 menit sampai semua sedimen larut.
selanjutnya sampel di dinginkan pada suhu ruangan dan disaring
dengan kertas whatman ke dalam labu ukur 50 ml, di tambahkan
asam borak jenuh 3 ml dan aquabides hingga tanda batas 50 ml.
kemudian diukur dengan AAS menggunakan nyala udara asitilen.
 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometrik Serapan Atom (AAS) yang didasarkan pada hukum
Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus
dengan kadar zat. Oleh karena yang mengabsorpsi sinar adalah atom,
maka ion atau senyawa logam berat harus diubah menjadi bentuk
atom. Larutan standar sampel dimasukkan dalam tabung reaksi yang
tersedia pada alat AAS, dilakukan pengaturan pada computer alat
AAS penggunanya, dihidupkan api dan lampu katoda AAS, posisi
lampu juga diatur untuk memperoleh serapan maksimum. Kemudian
diaspirasi larutan standar kedalam nyala udara asitelin, penunjukan
hasil bacaan pengukuran harus nol. Secara berturut-turut larutan baku
dianalisis menggunakan AAS, hasil pengukuran serapan atom akan
dicatat kemudian dihitung untuk mendapatkan konsentrasi logam
pada larutan contoh.
 Analisis Sampel dengan Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS)
Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometrik Serapan Atom (AAS) yang didasarkan pada hukum
Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus
dengan kadar zat. Oleh karena yang mengabsorpsi sinar adalah atom,
maka ion atau senyawa logam berat harus diubah menjadi bentuk
atom. Larutan standar sampel dimasukkan dalam tabung reaksi yang
tersedia pada alat AAS, dilakukan pengaturan pada computer alat
AAS penggunanya, dihidupkan api dan lampu katoda AAS, posisi
lampu juga diatur untuk memperoleh serapan maksimum. Kemudian
diaspirasi larutan standar kedalam nyala udara asitelin, penunjukan
hasil bacaan pengukuran harus nol. Secara berturut-turut larutan baku
dianalisis menggunakan AAS, hasil pengukuran serapan atom akan
dicatat kemudian dihitung untuk mendapatkan konsentrasi logam
pada larutan contoh.
 Analisis Data
Kadar logam berat akan dihitung berdasarkan nilai konsentrasi
regresi yang ditampilkan pada AAS. Konsentrasi regresi diperoleh
berdasarkan nilai regresi kurva kalibrasi. Rumus yang digunakan
untuk menentukan kadar logam adalah sebagai berikut (Supriatno
dan Lelifajri, 2009) :

Keterangan :
Creg = Konsentrasi terbaca (mg/L)
P = Faktor pengenceran
G = Berat sampel (Kg)
V = Volume larutan sampel (L)
2. Analisis Tekstur Sedimen
Dalam menganalisis tekstur sedimen digunakan metode pipet.
Metode pipet merupakan metode langsung pengambilan contoh
partikel tanah dari dalam suspensi dengan menggunakan pipet

 Sampel sedimen yang telah dicuci dan dikeringkan diambil 100


gram

 Sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas beaker glass


kemudian dituangkan larutan 10 gram 0.01 N Natrium Oksalat
dan 5 gram 0.02 N Natrium Karbonat (jika terjadi
penggumpalan).

 Sampel tersebut diaduk, bila masih terjadi penggumpalan


maka ditambahkan kembali zat kimia tersebut sampai tidak
terjadi penggumpalan

 Sampel tersebut dimasukkan ke dalam tabung silinder 1000 ml,


kemudian ditambahkan air hingga tepat pada angka 1000 ml

 Setelah 7 menit 44 detik, sampel sedimen diambil dengan


menggunakan pipet pada kedalaman 10 cm sebanyak 20 ml
kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah
dipanaskan selama 1 jam dan juga telah diketahui beratnya

 Selanjutnya sampel yang ada di dalam cawan petri tersebut


dikeringkan didalam oven selama 2 jam, kemudian
didinginkan didalam desikator kemudian ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital, hasil dari berat tersebut
dikurangi dengan berat cawan petri kosong, sehingga hasil dari
pengurangan tersebut diketahui sebagai berat sampel ukuran
0,002 mm.

 Setelah 2 jam 3 menit, sampel diambil kembali dengan pipet


pada kedalaman 10 cm sebanyak 20 ml lalu dimasukkan ke
dalam cawan petri 8) Selanjutnya sampel yang ada di dalam
cawan petri tersebut dikeringkan didalam oven selama 2 jam,
kemudian didinginkan didalam desikator kemudian ditimbang
dengan menggunakan timbangan digital, hasil dari berat
tersebut dikurangi dengan berat cawan petri kosong, sehingga
hasil dari pengurangan tersebut diketahui sebagai berat sampel
ukuran 0.0005mm.

3. Analisis Laboratorium Benthos

Untuk mengetahui kelimpahan makrobenthos dihitung


menggunakan rumus menurut Odum (dalam Kasry et al., 2012)
sebagai berikut:

Keterangan:

K= Kelimpahan Jenis (ind/m2 )


N= Jumlah total individu makrobenthos yang tertangkap dalam
A (ind)
A= luas bukaan ekman grab (cm2 ) 10.000 adalah konversi dari
cm2 ke m2

Anda mungkin juga menyukai