Anda di halaman 1dari 6

BAB 3.

METODE PENELITIAN

DIAGRAM ALIR

Mulai

Menentukan Topik

Menentukan Rumusan Permasalahan

Menentukan Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian

Studi Literatur
 Teori Buku
 Jurnal
 Internet

Persiapan Penelitian

Pengambilan dan Pembuatan Sampel

Pengujian Kadar Asam Amino Asensial di Laboratorium

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Universitas Bangka Belitung, Laboratorium MAN Insan


Cendekia Bangka Tengah.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu kawasan wilayah dan waktu penelitian.
Dimana populasi ini menjadi sasaran untuk mengumpulkan data. Sampel penelitian adalah wakil
populasi yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah biji karet yang diambil di perkebunan Desa
Sungkap, Provinsi Kep. Bangka Belitung. Sedangkan sampel yang digunakan adalah karnel biji karet
kering hasil reduksi sianida dan kernel biji karet yang sudah diolah menjadi kemplang.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengumpulkan data menggunakan instrumen penelitian terhadap populasi atau
sampel tertentu, dengan analisis data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif untuk menguji hipotesis
yang telah ditentukan. Merupakan jenis penelitian eksperimental untuk menguji kadar asam amino
esensial pada kernel biji karet hasil reduksi sianida dan karnel biji karet yang sudah diolah menjadi
kemplang. Berikut adalah gambaran eksperimen yang akan dilakukan :
1. Penyiapan Sampel
Tahap pertama yang dilakukan adalah menyeleksi biji karet yang layak diolah sebagai bahan
pangan. Biji karet yang memiliki kualitas baik adalah biji yang memiliki daya lenting tinggi
ditandai dengan memantulnya biji karet jika dijatuhkan di permukaan ubin (Andi M. dan Dian S.,
2019). Biji karet yang telah diambil terlebih dahulu disortasi kering dimana biji karet dipilah sa tu
persatu dan dipisahkan dengan biji karet yang sudah tidak layak.
2. Pembuatan Tepung Biji Karet
Biji karet yang telah disortir dipecahkan dan dibuang cangkangnya. Tahapan paling penting
dari membuat olahan biji karet adalah reduksi kadar HCN di dalam biji karet itu sendiri. Dengan
mengadaptasi penelitian Afifah Azahrah (2019) biji karet direndam menggunakan air bersih
selama 24 jam dengan mengganti air rendaman setiap tiga jam, kemudian setelah selesai airnya
dibuang. Selanjutnya kernel direbus secara terbuka dengan air yang banyak selama 1,5 jam. Hasil
rebusan kemudian diangkat dan dicuci dengan air bersih. Tiriskan biji karet hingga permukaannya
kering. Terakhir, biji karet digiling sampai halus dan menjadi tepung.
3. Pembuatan Kemplang
Bahan utama pembuatan kemplang dicampur menjadi satu adonan (Ikan, telur ayam,
penyedap rasa, dan garam). Sedikit demi sedikit tambahkan tepung biji karet lalu aduk hingga rata
dan kalis. Adonan dibentuk menyerupai tabung memanjang kemudian dikukus hingga adonan
matang. Adonan kemplang yang telah matang diiris membentuk potongan kemplang. Kemudian
irisan kemplang dijemur hingga benar-benar kering di bawah terik matahari. Angkat lalu goreng
kemplang ikan mentah dengan minyak panas.
4. Pengujian Asam Amino
Pengujian asam amino dilakukan pada dua sampel yaitu biji karet kering hasil reduksi sianida dan
biji karet yang sudah diolah menjadi kemplang.
a. Hidrolisis Protein
Sebanyak 50 mg dari masing-masing contoh yang sudah kering dan halus ditimbang,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung pyrex 10 ml yang tertutup. Selanjutnya ditambahkan
5 ml HCl 6 N dan dialiri gas nitrogen murni (Nitrogen HP), Kemudian tabung ditutup dan
diletakkan dalam oven dengan suhu 105-110o selama 24 jam.
b. Pengeringan Hasil Analisis
Hasil hidrolissi dikeluarkan dari dalam oven, dibiarkan sampai suhu ruang, kemudian
disaring dengan kertas saring whatman No. 41. Selanjutnya dipipet 1 ml larutan ke dalam
tabung 10 ml, dibekukan dengan es kering dan dikeringkan dalam penyaring vakum.
c. Penetapan Asam Amino
Hasil hidrolisis yang sudah kering dilarutkan kembali dengan HCl 0,1 N hingga volume 3
ml, diaduk dengan vortex samoai homogen dan disaring dengan alat penyaring dengan ukuran
membran 0,22 µm. Sebanyak 100 µl hasil saringan diinjeksikan pada alat.
d. Parameter alat
Sebanyak 100 µl contoh diinjeksikan ke dalam alat yang menggunakan resin penukaran
zat ion (cation exchange) W3 buatan Beckman dengan ukuran kolom 6 x 460 mm, tinggi resin
220 mm, dan suhu kolom 70oC. Larutan penyangga yang digunakan adalah trisodium sitrat
dengan tiga variasi pH yaitu pH 3,25 (0,2 N Na + + 1% propanol), pH 3,95 (0,4 N Na+), dan pH
6,4 (1 N Na. Kecepatan alir larutan penyangga adalah 33 ml/jam. Kecepatan alir larutan
ninhidrin 16,5 ml/jam, kecepatan kertas pencatat (recorder) 6 inci/jam (1 inci = 2,54 cm),
serta tekanan kolom 400-450 psi. Waktu alir larutan penyangga 1 adalah 37,6 menit, larutan
penyangga 2 adalah 86,3 menit, dan larutan penyangga 3 adalah 9 menit. Pencucian dengan
NaOH 0,I N dilakukan selama 20 menit. Panjang gelombang adalah 570 dan 440 µm. Larutan
yang diinjeksikan adalah 0,250 µmol/ml dengan volume 100 µl.
e. Pencatatan dan Perhitungan
Pencatat yang digunakan bersifat manual sehingga perhitungan dilakukan dengan
menghitung tinggi khromatogram standar dan tinggi kromatogram contoh. Masing-masing
dihitung dalam satuan cm.

METODE PENGAMBILAN DATA

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. Observasi dalam penelitian ini berkaitan
dengan hasil eksperimen yang telah dilakukan.

2. Studi Kepustakaan
Menurut Sugiyono (dalam Isnaeni, 2017 dalam Afifa Azahrah, 2019), studi pustaka berkaitan
dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang
berkembang pada situasi yang sedang diteliti. Mengingat sebuah penelitian tidak akan lepas dari
literatur-literatur ilmiah. Penelitian ini akan banyak meninjau pustaka yang berkaitan dengan
kesehatan untuk mempermudah menganalisis dampak kandungan asam amino esensial pada
olahan biji karet dalam dunia kesehatan.

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data
sesuai dengan teknik pengambilan data yang digunakan. Beberapa instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Alat-alat yang digunakan :
 Amino acid analyzer Beckman Tipe CL  Tabung reaksi pyrex 10 ml yang tertutup
119
 pH meter
 Neraca analitik 5 desimal
 Pipet tetes
 Oven pengering vakum
 Pipet 3 ml
 Erlenmeyer 1.000 ml  Alat penyaring dengan membran
berukuran 0,22 µm.
 Pengaduk magnetik

2. Bahan-bahan yang digunakan :


 Larutan HCL 6 N dan 0,1 N
 Larutan penyangga trisodium sitrat 2H2O dengan tiga variasi pH yaitu pH 3,25 (0,2 N Na+ +
1% propanol), pH 3,95 (0,4 N Na+), dan pH 6,4 (1 N Na+)

METODE ANALISIS DATA

Hasil observasi yang telah diperoleh dari eksperimen dilakukan perhitungan dengan rumus :
t . spl mol
x (0,250 µ x BM AA x 3 ml x 10−6 x df x 100 %)
Asam amino (%) = t . std ml
bobot contoh x 10−3 g
Keterangan:
t.spl = tinggi puncak khromatogram contoh
t.std = tinggi puncak khromatogram standar
0,250 µmol/ml = konsentrasi standar
3 ml = volume akhir contoh
BM AA = bobot molekul masing-masing asam amino
df = faktor pengenceran

Total asam amino diperoleh dari hasil analisis contoh. Total protein adalah total protein yang
terkandung dalam contoh. Penentuan total protein dilakukan dengan auto analyzer. Data yang
diperoleh dari perhitungan akan diolah ke dalam statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (dalam Afifah
Azahrah, 2019), Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Hasil penelitian kemudian
akan dikombinasikan dengan studi kepustakaan bersangkutan untuk meninjau dampak kandungan
asam amino esensial pada kemplang ikan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

ASAM AMINO ESENSIAL

Protein tersusun dari asam amino. Ada 22 asam amino yang telah ditemukan dalam jaringan
tubuh manusia. Banyak dari asam amino dapat disintesis sendiri oleh tubuh kita (asam amino non-
esensial). Namun sembilan dari mereka adalah asam amino penting (asam amino esensial) yang harus
didapatkan dari luar tubuh (makanan) karena tubuh kita tidak dapat mensintesisnya. Ketidakcukupan
setiap jenis asam amino esensial ini juga dapat menyebabkan fungsi abnormal dan berbahaya bagi
tubuh.
Eddy Suprayitno dan Titik Desi (2017) menyatakan bahwa asam amino esensial merupakan
asam amino yang diperlukan oleh makhluk hidup dan asam amino ini tidak mampu memproduksi
sendiri. Maka dari itu, makhluk hidup harus memasukkannya dari luar atau lewat makanan. Asam
amino sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh karena kekurangan asam amino esensial akan
menderita busung lapar. Agar asam amino bekerja dengan maksimal, maka kita perlu memperhatikan
seberapa banyak asupan asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh.

Menurut Smarter Health, kadar asupan harian yang direkomendasikan per 1 kg berat badan
untuk sembilan asam amino esensial adalah lisin 38 mg ; valin 24 mg ; leusin 42 mg ; histidin 14
mg ; treonin 20 mg ; triptofan 5 mg ; isoleusin 19 mg ; metionin (+ asam amino non-esensial sistein)
19 mg ; fenilalanin (+ tirosin asam amino non-esensial) 33 mg.

Menurut Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) pada Gatra.com menyatakan bahwa
stunting merupakan masalah yang sangat krusial terjadi di bangsa ini, angka gizi buruk di Indonesia
tinggi dikarenakan kurangnya asupan makanan yang mengandung protein hewani yang asam aino
esensialnya lengkap yang sangat berpengaruh terhadap tinggi badan. Asam amino esensial yang
lengkap harus memiliki jumlah yang cukup dan mudah diserap oleh tubuh . Salah satu protein
hewani yang paling tinggi itu adalah ikan. Apabila asam aminonya tidak lengkap, justru akan
menurunkan hormon pertumbuhan. Satu saja asam amino esensialnya tidak memenuhi dapat
menurunkan hormon pertumbuhan sebanyak 34%. Sedangkan kalau semuanya kurang bisa
menurunkan hingga 50%.

Anda mungkin juga menyukai