47-52 47
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai identifikasi sakarin dan siklamat pada minuman es tidak
bermerk yang dijual di pasar 16 ilir Palembang dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis
Tipis. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisiko kimia berdasarkan prinsip partisi
dan adsorbsi antara fase diam dan fase gerak, dimana fase diam yang digunakan adalah silica gel
dan fase gerak etanol : ammonia (9:1). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
kandungan pemanis buatan sakarin dan siklamat pada minuman es tidak bermerek. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dari sepuluh sampel uji, semua sampel negatif mengandung sakarin sedangkan
tujuh diantaranya positif mengandung siklamat dengan kode sampel S1, S2, S3, S6, S7, S9, S10
yang ditandai dengan nilai RF yang sama dengan baku pembanding siklamat yaitu 0,37.
Romsiah dkk
48 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52
pengawasan pangan jajanan yang dilakukan anhidrat, plat KLT (silica gel), aseton, dan
18 BPOM (Badan Pengawas Obat dan ammonia.
Makanan) pada tahun 2006 dari 861 sampel
yang diuji, 93 sampel diantaranya positif PROSEDUR PENELITIAN
mengandung siklamat dan 29 sampel
diantanya positif mengandung sakarin. Hal ini Uji Pendahuluan Sakarin dengan Metode
menunjukan bahwa penggunaan pemanis Ektraksi Uji Warna (SNI 01-2893-1992)
buatan sakarin dan siklamat masih banyak
digunakan oleh para pedagang. Berdasarkan Asamkan 100 ml sampel dengan 2 ml HCl
hal tersebut, peneliti mencoba untuk menguji 10 %, lalu ekstrak 1 kali dengan 50 ml eter.
apakah minuman es yang dijual dikawasan Akan terbentuk 2 lapisan, lapisan sampel dan
pasar 16 ilir Palembang mengandung pemanis eter. Ambil lapisan eter dan uapkan dalam
buatan sakarin dan siklamat. tabung reaksi di udara terbuka.Tambahkan 10
tetes H2SO4 dan 40 mg resorsinol.Panaskan
METODE PENELITIAN dengan api kecil sampai berubah menjadi
warna hijau kotor.Dinginkan, tambahkan 10
Jenis penelitian ini menggunakan metode ml aquadest, dan larutan NaOH 10 %
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang berlebihan. Bila terbentuk warna hijau
dilakukan dengan tujuan untuk membuat floresense berarti sampel positif mengandung
gambaran deksripsi tentang suatu keadaan sakarin.
secara objektif. Tehnik sampling dilakukan
dengan mengambil sampel dari semua Uji Pendahuluan Siklamat dengan Metode
pedagang yang menjual minuman es di pasar Pengendapan (SNI 01-2893-1992)
16 ilir Palembang. Jumlah pedagang yang
menjual sebanyak sepuluh pedagang sehingga Sampel sebanyak 100 ml masukkan ke
jumlah sampel yang diambil sebanyak dalam erlenmayer. Tambahkan 10 ml larutan
sepuluh. HCl 10% dan tambahkan 10ml larutan BaCl2
10%, biarkan 30 menit.Saring dengan kertas
Alat saring. Tambahkan NaNO2 10 % sebanyak 10
ml. Panaskan pada penangas air, pada suhu
Alat yang digunakan dalam penelitian ini 125-130o.Jika setelah dipanaskan terdapat
adalah lampu UV 254 nm, timbangan analitik, endapan putih berarti sampel mengandung
corong pisah, bejana/chamber, penutup kaca, siklamat.
labu erlenmayer, penangas air, beker glass,
tabung reaksi, lampu bunsen, gelas ukur, pipet Identifikasi Sakarin dan Siklamat dengan
tetes, pipet kapiler, batang pengaduk, Kromatografi Lapis Tipis
hairdryer, botol vial, penggaris, dan pensil
Pembuatan Sampel
Bahan
Sampel 100 ml diasamkan dengan 10 ml
Bahan yang diperlukan dalam penelitian H2SO4 10%. Ekstraksi dengan 50 ml etil
ini adalah sampel minuman es, bahan baku asetat dalam corong pisah. Ambil lapisan etil
pembanding sakarin dan siklamat, aquadest, asetat.Tambahkan dengan Na2SO4 anhidrat
kertas saring, larutan asam klorida (HCl) 100 mg untuk menghilangkan air. Uapkan etil
10%, larutan barium klorida (BaCl2) 10%, asetat hingga mencapai 5 ml untuk masing-
larutan natrium nitrit (NaNO2) 10%, larutan masing sampel yang akan diuji sakarin dan
asam sulfat (H2SO4), serbuk resorsinol, siklamat.Kemudian tuangkanke dalam botol
larutan aquadest, larutan natrium hidroksida vialmasing-masing (Batubara dkk, 2013).
(NaOH) 10%, etil asetat, eter, Na2SO4
Romsiah dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52 49
Romsiah dkk
50 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52
Romsiah dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52 51
bereaksi. Penambahan BaCl2 10% berfungsi siklamat. Ketika ikatan sulfat diputus maka
untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ion Ba2+ akan bereaksi dengan ion sulfat dan
ada dalam larutan, seperti adanya ion menghasilkan endapan barium sulfat (BaSO4)
karbonat. Penambahan NaNO210% berfungsi ( Winarno,1994).
untuk memutuskan ikatan sulfat dalam
Sampel yang positif mengandung siklamat sehingga pada proses ekstraksi siklamat yang
kemudian di analisa kembali dengan metode terdapat dalam sampel dapat larut dalam etil
Kromatografi Lapis Tipis dengan asetat. Setelah proses ekstraksi terdapat dua
membandingkan ukuran Rf untuk memastikan lapisan dimana sampel terdapat pada lapisan
benar atau tidaknya sampel tersebut bawah sedangkan lapisan etil asetat berada
mengandung pemanis buatan siklamat. pada lapisan atas. Hal ini disebabkan karena
Kromatografi Lapis Tipis merupakan metode etil asetat memiliki berat jenis yang lebih
pemisahan fisiko kimia berdasarkan prinsip kecil dibandingkan sampel. Lapisan etil asetat
partisi dan adsorbsi antara fase diam dan fase ditampung dalam botol botol kaca bening,
gerak. Fase diam yang digunakan pada kemudian ditambahkan 100 mg
penelitian ini adalah silica gel sedangkan fase Na2SO4anhidrat.
gerak yang digunakan etanol : amonia (9:1). Penambahan Na2SO4 anhidrat berfungsi
Fase gerak bergerak naik mengikuti cairan untuk menyerap kandungan air yang
pengembang karena daya serap fase diam terkandung dalam sampel. Lapisan etil asetat
terhadap komponen-komponen kimia tidak kemudian diuapkan hingga mencapai 5ml
sama sehingga komponen dapat bergerak untuk dilanjutkan ke tahap analisa siklamat
dengan kecepatan yang berbeda-beda dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal Eluen yang digunakan adalah perbandingan
inilah yang menyebabkan terjadinya antara etanol dan amonia (9:1) sebanyak 10
pemisahan komponen menjadi senyawa ml. Eluen dimasukkan kedalam bejana
murni. Untuk mengidentifikasi komponen (chamber) dan dilakukan proses penjenuhan
yang satu dengan komponen yang lainnya eluen dengan cara menempelkan kertas saring
digunakan retardion factor (Rf). Rf pada sisi dalam bejana yang berisi eluen dan
didefinisikan sebagai perbandingan antara ditutup rapat menggunakan penutup kaca. Hal
jarak titik pusat bercak dari titik awal dengan ini bertujuan untuk menghomogenkan kondisi
jarak garis depan pelarut dari titik awal dalam bejana sehingga proses pengembangan
(Meriyantini dkk, 2014). dapat memberikan hasil yang maksimal
Tahap awal identifikasi dengan metode (Batubara dkk, 2013).
Kromatografi Lapis Tipis ini adalah preparasi Kemudian dilakukan penotolan pada plat
terhadap tujuh sampel yang positif KLT dengan menggunakan pipet kapiler. Plat
mengandung siklamat. Sebanyak 100 ml KLT yang digunakan berukuran 7x7cm.
sampel diasamkan dengan 10 ml H2SO4 10%. Masing-masing larutan sampel, kontrol positif
Penambahan H2SO4 tersebut bertujuan untuk serta baku pembanding ditotolkan pada plat
menghilangkan zat pengotor yang ada dalam dengan jarak 1 cm dari bawah plat serta 0,5
sampel tersebut. Kemudian sampel di cm dari atas plat dengan jarak antar noda 1
ekstraksi dengan 50 ml etil asetat dalam cm. Plat KLT kemudian dimasukkan ke
corong pisah. Pemilihan larutan etil asetat dalam bejana (chamber) yang sudah
karena etil asetat merupakan pelarut organik dijenuhkan, biarkan fase gerak naik sampai
yang dapat melarutkan siklamat dalam sampel batas atas plat. Plat lalu diangkat dan
Romsiah dkk
52 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52
dikeringkan dengan menggunakan hair dryer. Cholida, N.N. 2014. Analisis kandungan
Noda yang terjadi diamati dibawah lampu UV pemanis buatan (sakarin dan siklamat)
254 nm kemudian dihitung nilai RF nya. pada jeruk siam di pasar Gajah
Apabila nilai RF sampel sama dengan baku Kabupaten Demak, (Skripsi) Semarang :
pembanding, hal tersebut menunjukan bahwa Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
sampel tersebut benar-benar positif BSN (Badan Standar Nasional). Cara uji
mengandung siklamat. pemanis buatan yang terdiri dari sakarin
Hasil identifikasi siklamat dengan metode dan siklamat. SNI 01-2893-1992.
Kromatografi Lapis Tipis, menunjukkan Cahyadi,W. 2012 . Analisis dan aspek
bahwa dari sepuluh sampel, tujuh sampel kesehatan bahan tambahan pangan.
diantaranya memiliki nilai RF yang sama Jakarta : Bumi Aksara.
seperti baku pembanding siklamat yaitu 0,37. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope
Hal ini menunjukan bahwa sampel Indonesia (Edisi III). Jakarta.
mengandung pemanis buatan siklamat. Departemen Kesehatan RI. 1988. Peraturan
Minuman es yang mengandung pemanis Menteri Kesehatan Republik Indonesia
buatan siklamat dapat membahayakan nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus. Bahan tambahan pangan.
Pemanis buatan berpotensi menyebabkan Departemen Kesehatan RI. 1999. Peraturan
migrain, insomnia, iritasi, asma, diare, alergi menteri Kesehatan Republik Indonesia
dan gangguan seksual. Siklamat maupun nomor 1168/Menkes/Per/X/99 tentang
turunannya tidak bersifat karsinogenik tetapi Bahan tambahan pangan.
diduga sebagai tumor promotor yang dapat Hadju, N.A. 2013. Analisis zat pemanis
merangsang pertumbuhan tumor pada buatan pada minuman jajanan yang dijual
kandung kemih (Cahyadi, 2012). di pasar tradisional Kota Manado. Jurnal
Unsrat 2 (1). 1-9.
SIMPULAN Hartono, R. 2014. Identifikasi siklamat pada
minuman jajanan di Kawasan
Berdasarkan penelitian yang telah Pendidikan Kota Palangkaraya, (KTI)
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Analisis Palangkaraya : Universitas
sakarin dari sepuluh sampel uji, menunjukan Muhammadiyah.
hasil yang negatif pada semua sampel uji. Meriyantini, N.K, Putri, N.L.N.D.D.,
Analisis siklamat dari sepuluh sampel uji, Pamungkas, A. 2014. Analisa zat
tujuh diantaranya positif mengandung pemanis sintetis sakarin dan siklamat
pemanis buatan siklamat dengan kode sampel pada manisan buah mangga di Kota
S1, S2, S3, S6, S7, S9, dan S10. Denpasar, Chemistry Laboratory 1 (2),
151-159.
DAFTAR PUSTAKA Suyanti. 2010. Panduan mengolah 20 jenis
buah. Jakarta : PT Niaga Swadaya.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 30 Winarno, F. G. 1994. Bahan tambahan
September 2006. Keamanan pangan pangan untuk makanan dan kontaminan.
jajanan anak sekolah. Diakses 28 Jakarta : Pusat Sinar Harapan.
Februari 2016 dari http://
www.pom.go.id.
Batubara, I.S., Indriani, O. Yusuf Y. 2013.
Analisa pemanis buatan (sakarin,
siklamat dan aspartam) secara
kromatografi lapis tipis pada jamu kunyit
Asam di pasar Kramat Jati. Jurnal
Uhamka, 1-8.
Romsiah dkk