Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal.

47-52 47

IDENTIFIKASI SAKARIN DAN SIKLAMAT PADA MINUMAN ES TIDAK


BERMERK YANG DIJUAL DI PASAR 16 ILIR PALEMBANG DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Romsiah*, Dwi Putri Utami
STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
Jl. Ariodillah III No 22 A Ilir Timur I, Palembang
*email : romsiahchan@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai identifikasi sakarin dan siklamat pada minuman es tidak
bermerk yang dijual di pasar 16 ilir Palembang dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis
Tipis. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisiko kimia berdasarkan prinsip partisi
dan adsorbsi antara fase diam dan fase gerak, dimana fase diam yang digunakan adalah silica gel
dan fase gerak etanol : ammonia (9:1). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
kandungan pemanis buatan sakarin dan siklamat pada minuman es tidak bermerek. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dari sepuluh sampel uji, semua sampel negatif mengandung sakarin sedangkan
tujuh diantaranya positif mengandung siklamat dengan kode sampel S1, S2, S3, S6, S7, S9, S10
yang ditandai dengan nilai RF yang sama dengan baku pembanding siklamat yaitu 0,37.

Kata Kunci : Identifikasi, sakarin, siklamat, pemanis buatan

PENDAHULUAN Tambahan Makanan, batas maksimum


penggunaan sakarin dan siklamat pada
Bahan tambahan pangan seperti pemanis minuman ringan masing-masing yaitu
sering ditambahkan pada jajanan minuman es. 300mg/Kg dan 3g/Kg.
Penambahan pemanis tersebut berfungsi Sakarin memiliki tingkat kemanisan 200-
untuk meningkatkan cita rasa dan aroma. 700 kali dari sukrosa. Sedangkan siklamat
Minuman es banyak digemari oleh memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari
masyarakat dan banyak dijual di pasar-pasar sukrosa. Biasanya digunakan pada penderita
seperti es sirup, es kelapa muda, es teh, dan diabetes melitus, karena dalam mekanisme
es cendol yang rasanya enak, manis dan kerjanya tidak mengalami metabolisme
dengan penampilan yang menarik menjadikan sehingga diekskresikan melalui urin tanpa
minuman ini banyak disukai oleh masyakarat. perubahan kimia. Tingkat kemanisan sakarin
Produksinya banyak dilakukan oleh industri dan siklamat dapat membahayakan kesehatan.
skala kecil yang biasanya kurang Penggunaan sakarin dan siklamat yang
memperhatikan kebersihan dan keamanannya. diberikan pada tikus menyebabkan antropi,
(Hadju dkk, 2012). Jenis pemanis yaitu terjadinya pengecilan testikuler dan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pemanis kerusakan kromosom. Penelitian yang
alami dan sintetis. Beberapa jenis pemanis dilakukan oleh ahli Academy Of Science pada
alami yang digunakan antara lain sukrosa, tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat
laktosa, maltosa, galaktosa, sorbitol, manitol, maupun turunannya (sikloheksamin) tidak
gliserol, dan glisina. Sementara pemanis bersifat karninogenik, tetapi diduga sebagai
sintetis antara lain sakarin, siklamat, tumor promotor (Cahyadi, 2012). Hasil
aspartam, serta dulsin. Tetapi bahan pemanis penelitian yang telah dilakukan oleh Hartono
yang sering digunakan adalah sakarin dan pada tahun 2014, menyatakan bahwa dari 12
siklamat (Suyanti, 2010). Menurut Peraturan sampel minuman jajanan yang di uji terdapat
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 5 sampel minuman jajanan yang positif
Nomor 722/MenKes/Per/IX/88 tentang Bahan mengandung siklamat. Sedangkan hasil

Romsiah dkk
48 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52

pengawasan pangan jajanan yang dilakukan anhidrat, plat KLT (silica gel), aseton, dan
18 BPOM (Badan Pengawas Obat dan ammonia.
Makanan) pada tahun 2006 dari 861 sampel
yang diuji, 93 sampel diantaranya positif PROSEDUR PENELITIAN
mengandung siklamat dan 29 sampel
diantanya positif mengandung sakarin. Hal ini Uji Pendahuluan Sakarin dengan Metode
menunjukan bahwa penggunaan pemanis Ektraksi Uji Warna (SNI 01-2893-1992)
buatan sakarin dan siklamat masih banyak
digunakan oleh para pedagang. Berdasarkan Asamkan 100 ml sampel dengan 2 ml HCl
hal tersebut, peneliti mencoba untuk menguji 10 %, lalu ekstrak 1 kali dengan 50 ml eter.
apakah minuman es yang dijual dikawasan Akan terbentuk 2 lapisan, lapisan sampel dan
pasar 16 ilir Palembang mengandung pemanis eter. Ambil lapisan eter dan uapkan dalam
buatan sakarin dan siklamat. tabung reaksi di udara terbuka.Tambahkan 10
tetes H2SO4 dan 40 mg resorsinol.Panaskan
METODE PENELITIAN dengan api kecil sampai berubah menjadi
warna hijau kotor.Dinginkan, tambahkan 10
Jenis penelitian ini menggunakan metode ml aquadest, dan larutan NaOH 10 %
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang berlebihan. Bila terbentuk warna hijau
dilakukan dengan tujuan untuk membuat floresense berarti sampel positif mengandung
gambaran deksripsi tentang suatu keadaan sakarin.
secara objektif. Tehnik sampling dilakukan
dengan mengambil sampel dari semua Uji Pendahuluan Siklamat dengan Metode
pedagang yang menjual minuman es di pasar Pengendapan (SNI 01-2893-1992)
16 ilir Palembang. Jumlah pedagang yang
menjual sebanyak sepuluh pedagang sehingga Sampel sebanyak 100 ml masukkan ke
jumlah sampel yang diambil sebanyak dalam erlenmayer. Tambahkan 10 ml larutan
sepuluh. HCl 10% dan tambahkan 10ml larutan BaCl2
10%, biarkan 30 menit.Saring dengan kertas
Alat saring. Tambahkan NaNO2 10 % sebanyak 10
ml. Panaskan pada penangas air, pada suhu
Alat yang digunakan dalam penelitian ini 125-130o.Jika setelah dipanaskan terdapat
adalah lampu UV 254 nm, timbangan analitik, endapan putih berarti sampel mengandung
corong pisah, bejana/chamber, penutup kaca, siklamat.
labu erlenmayer, penangas air, beker glass,
tabung reaksi, lampu bunsen, gelas ukur, pipet Identifikasi Sakarin dan Siklamat dengan
tetes, pipet kapiler, batang pengaduk, Kromatografi Lapis Tipis
hairdryer, botol vial, penggaris, dan pensil
Pembuatan Sampel
Bahan
Sampel 100 ml diasamkan dengan 10 ml
Bahan yang diperlukan dalam penelitian H2SO4 10%. Ekstraksi dengan 50 ml etil
ini adalah sampel minuman es, bahan baku asetat dalam corong pisah. Ambil lapisan etil
pembanding sakarin dan siklamat, aquadest, asetat.Tambahkan dengan Na2SO4 anhidrat
kertas saring, larutan asam klorida (HCl) 100 mg untuk menghilangkan air. Uapkan etil
10%, larutan barium klorida (BaCl2) 10%, asetat hingga mencapai 5 ml untuk masing-
larutan natrium nitrit (NaNO2) 10%, larutan masing sampel yang akan diuji sakarin dan
asam sulfat (H2SO4), serbuk resorsinol, siklamat.Kemudian tuangkanke dalam botol
larutan aquadest, larutan natrium hidroksida vialmasing-masing (Batubara dkk, 2013).
(NaOH) 10%, etil asetat, eter, Na2SO4

Romsiah dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52 49

Pembuatan Baku Pembanding terbentuk dilihat dibawah lampu UV 254 nm


(Batubara dkk, 2013).
Timbang masing-masing 50 mg standar
sakarin dan siklamat. Larutkan sakarin dalam Pengamatan
10 ml aseton dan siklamat dalam 10 ml
aquadest (Meriyantini dkk, 2014). Noda yang terjadi diamati secara visual
kemudian dihitung nilai Rf nya dibawah sinar
Pembuatan Campuran Sampel dan Baku UV 245 nm. Apabila noda sampel sama
Pembanding (Kontrol Positif) dengan baku pembanding dan kontrol positif
serta dihitung nilai Rf nya sama maka itu
Masukkan 100 ml sampel dalam beker menunjukan sampel positif mengandung
gelas tambahkan 1 gram standar sakarin atau sakarin atau siklamat.
siklamat dan 10 ml H2SO4, lalu ekstrak
dengan 50 ml etil asetat dalam corong pisah. Analisa data
Ambil lapisan etil asetat tambahkan dengan
Na2SO4 anhidrat untuk menghilangkan air. Analisa data menggunakan tabulasi.
Uapkan hingga 5 ml untuk masing-masing Tabulasi adalah membuat tabel yang berisikan
sampel yang akan diuji sakarin dan siklamat data-data yang didapat pada saat penelitian
(Batubara dkk, 2013). dan sesuai dengan kode sampel yang
diberikan. Tabulasi dibuat pada program
Pembuatan Fase Gerak microsoft office excel 2007 dengan software
windows 7.
Dicampur kedua pelarut yang digunakan
yaitu aseton dan ammonia (9:1) sebanyak 10 HASIL DAN PEMBAHASAN
ml untuk fase gerak sakarin serta etanol dan
ammonia (9:1) sebanyak 10 ml untuk fase Hasil
gerak siklamat, kemudian larutan dituang ke
dalam bejana (chamber) kromatografi Hasil identifikasi kandungan sakarin dalam
kemudian ditutup dengan penutup kaca. sepuluh sampel minuman es yang dijual di
Dimasukkan kertas saring pada sisi bejana Pasar 16 Ilir Palembang dengan metode
kromatografi untuk mengetahui apakah ekstraksi uji warna ditunjukan pada Tabel 1 :
larutan sudah jenuh atau tidak (Meriyantini
dkk, 2014) Tabel 1. Hasil Identifikasi Sakarin dengan metode
ekstraksi uji warna (SNI 01-2893-1992)
Identifikasi Sakarin dan Siklamat pada Kode
NO Warna yang Terbentuk Hasil
Sampel
Sampel dengan Kromatografi Lapis Tipis 1 S1 Merah Bata -
2 S2 Kuning Muda -
Siapkan plat KLT silica gel dengan ukuran 3 S3 Kuning Muda -
7 x 7 cm. Dibuat 2 garis (garis pembatas) 4 S4 Bening -
dengan menggunakan pensil (bagian atas dari Bening dengan Endapan
5 S5 -
Merah Bata
tepi 0,5 cm dan bagian bawah dari tepi 1 cm). 6 S6 Bening -
Masing-masing baku pembanding, kontrol 7 S7 Kuning Muda -
positif dan sampel ditotolkan pada plat Bening dengan Endapan
8 S8 -
dengan menggunakan pipet kapiler kemudian Merah Bata
dibiarkan beberapa saat hingga mengering. 9 S9 Orange -
10 S10 Bening -
Plat KLT yang telah ditotolkan dimasukkan
Keterangan :
ke dalam chamber/bejana yang telah + = Mengandung Sakarin
dijenuhkan. Hasil elusi ditunggu sampai - = Tidak Mengandung Sakarin
larutan mencapai batas atas. Ambil plat KLT
dan keringkan dengan hairdryer. Noda yang

Romsiah dkk
50 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52

Hasil identifikasi kandungan siklamat Pembahasan


terhadap sepuluh sampel dengan metode
pengendapan ditunjukkan pada Tabel 2 : Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
sepuluh sampel minuman es dari sepuluh
Tabel 2. Hasil Identifikasi Siklamat dengan pedagang yang berbeda di pasar 16 ilir
Metode Pengendapan Palembang kemudian diberi kode sampel
(SNI 01-2893-1992) yaitu S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, dan
Kode S10. Pasar 16 ilir Palembang dipilih sebagai
No Warna yang Terbentuk Hasil
Sampel
Orange dengan Endapan lokasi pengambilan sampel karena pasar 16
1 S1 + ilir Palembang adalah salah satu pasar yang
Putih
Orange dengan Endapan banyak menjual minuman es tanpa merek
2 S2 +
Putih yang tidak diketahui komposisi yang
Orange dengan Endapan sebenarnya.
3 S3 +
Putih
Dari hasil identifikasi sakarin dengan
4 S4 Putih tanpa Endapan - menggunakan metode ekstraksi uji warna
5 S5 Coklat tanpa Endapan - yang menggunakan larutan HCl 10%, eter,
H2SO4, resorsinol dan NaOH 10% sebagai
Putih dengan Endapan
6 S6
Putih
+ pereaksi pada semua sampel, menunjukan
Orange dengan Endapan bahwa sakarin tidak digunakan pada produk
7 S7 + minuman es tersebut. Sakarin sudah jarang
Putih
8 S8 Putih tanpa Endapan - ditemukan karena pemanis ini masih
meninggalkan rasa pahit pada produk dan
Hijau Muda dengan
9 S9
Endapan Putih
+ harganya lebih mahal dibandingkan pemanis
Ungu Muda dengan buatan lain. Sakarin dikalangan penjual
10 S10 +
Endapan Putih minuman es tidak begitu dikenal karena
Keterangan : biasanya digunakan untuk industri skala besar
+ = Mengandung Siklamat seperti pada produk minuman ringan
- = Tidak mengandung siklamat (Cholida, 2014).
Dari hasil identifikasi siklamat dengan
Hasil identifikasi siklamat dengan metode metode pengendapan dapat dilihat bahwa dari
kromatografi lapis tipis dengan sepuluh sampel minuman es terdapat tujuh
membandingkan ukuran RF ditunjukan pada sampel yang positif mengandung pemanis
Tabel 3 : buatan siklamat dengan kode sampel S1, S2,
S3, S6, S7, S9, S10 yang ditandai adanya
Tabel 3. Hasil Identifikasi Siklamat dengan endapan putih pada sampel. Untuk pengujian
Metode Kromatografi Lapis Tipis siklamat dengan uji pengendapan sampel
Kode Rf Rf K Rf minuman es dilakukan dengan mengambil
NO Hasil
Sampel BP (+) Sampel
1 S1 0,37 +
100 ml sampel kemudian dimasukkan ke
2 S2 0,37 + dalam erlenmayer. Ditambahkan 10 ml
3 S3 0,37 + larutan HCl 10% dan 10 ml larutan BaCl2
4 S6 0,37 0,37 0,37 + 10% dibiarkan selama 30 menit. Disaring
5 S7 0,37 + dengan kertas saring. Ditambahkan 10 ml
6 S9 0,37 +
7 S10 0,37 +
larutan NaNO2 10%. Dipanaskan di penangas
Keterangan air pada suhu 125-130oC. Jika sampel positif
+ = Mengandung Siklamat maka terbentuk endapan putih namun jika
Rf = Retardian Factor sampel negatif tidak terbentuk endapan putih.
Rf BP = Rf Baku Pembanding Siklamat Penambahan HCl 10% pada sampel
RF K(+) = Rf Kontrol Positif Siklamat berfungsi untuk mengasamkan larutan.
Larutan dibuat dalam keadaaan asam agar
reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah

Romsiah dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52 51

bereaksi. Penambahan BaCl2 10% berfungsi siklamat. Ketika ikatan sulfat diputus maka
untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ion Ba2+ akan bereaksi dengan ion sulfat dan
ada dalam larutan, seperti adanya ion menghasilkan endapan barium sulfat (BaSO4)
karbonat. Penambahan NaNO210% berfungsi ( Winarno,1994).
untuk memutuskan ikatan sulfat dalam

+ Ba2 + NO2 NaO + BaSO4(s) + N2(g)

Gambar 1. Reaksi Pembentukan Endapan Barium Sulfat

Sampel yang positif mengandung siklamat sehingga pada proses ekstraksi siklamat yang
kemudian di analisa kembali dengan metode terdapat dalam sampel dapat larut dalam etil
Kromatografi Lapis Tipis dengan asetat. Setelah proses ekstraksi terdapat dua
membandingkan ukuran Rf untuk memastikan lapisan dimana sampel terdapat pada lapisan
benar atau tidaknya sampel tersebut bawah sedangkan lapisan etil asetat berada
mengandung pemanis buatan siklamat. pada lapisan atas. Hal ini disebabkan karena
Kromatografi Lapis Tipis merupakan metode etil asetat memiliki berat jenis yang lebih
pemisahan fisiko kimia berdasarkan prinsip kecil dibandingkan sampel. Lapisan etil asetat
partisi dan adsorbsi antara fase diam dan fase ditampung dalam botol botol kaca bening,
gerak. Fase diam yang digunakan pada kemudian ditambahkan 100 mg
penelitian ini adalah silica gel sedangkan fase Na2SO4anhidrat.
gerak yang digunakan etanol : amonia (9:1). Penambahan Na2SO4 anhidrat berfungsi
Fase gerak bergerak naik mengikuti cairan untuk menyerap kandungan air yang
pengembang karena daya serap fase diam terkandung dalam sampel. Lapisan etil asetat
terhadap komponen-komponen kimia tidak kemudian diuapkan hingga mencapai 5ml
sama sehingga komponen dapat bergerak untuk dilanjutkan ke tahap analisa siklamat
dengan kecepatan yang berbeda-beda dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal Eluen yang digunakan adalah perbandingan
inilah yang menyebabkan terjadinya antara etanol dan amonia (9:1) sebanyak 10
pemisahan komponen menjadi senyawa ml. Eluen dimasukkan kedalam bejana
murni. Untuk mengidentifikasi komponen (chamber) dan dilakukan proses penjenuhan
yang satu dengan komponen yang lainnya eluen dengan cara menempelkan kertas saring
digunakan retardion factor (Rf). Rf pada sisi dalam bejana yang berisi eluen dan
didefinisikan sebagai perbandingan antara ditutup rapat menggunakan penutup kaca. Hal
jarak titik pusat bercak dari titik awal dengan ini bertujuan untuk menghomogenkan kondisi
jarak garis depan pelarut dari titik awal dalam bejana sehingga proses pengembangan
(Meriyantini dkk, 2014). dapat memberikan hasil yang maksimal
Tahap awal identifikasi dengan metode (Batubara dkk, 2013).
Kromatografi Lapis Tipis ini adalah preparasi Kemudian dilakukan penotolan pada plat
terhadap tujuh sampel yang positif KLT dengan menggunakan pipet kapiler. Plat
mengandung siklamat. Sebanyak 100 ml KLT yang digunakan berukuran 7x7cm.
sampel diasamkan dengan 10 ml H2SO4 10%. Masing-masing larutan sampel, kontrol positif
Penambahan H2SO4 tersebut bertujuan untuk serta baku pembanding ditotolkan pada plat
menghilangkan zat pengotor yang ada dalam dengan jarak 1 cm dari bawah plat serta 0,5
sampel tersebut. Kemudian sampel di cm dari atas plat dengan jarak antar noda 1
ekstraksi dengan 50 ml etil asetat dalam cm. Plat KLT kemudian dimasukkan ke
corong pisah. Pemilihan larutan etil asetat dalam bejana (chamber) yang sudah
karena etil asetat merupakan pelarut organik dijenuhkan, biarkan fase gerak naik sampai
yang dapat melarutkan siklamat dalam sampel batas atas plat. Plat lalu diangkat dan

Romsiah dkk
52 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 47-52

dikeringkan dengan menggunakan hair dryer. Cholida, N.N. 2014. Analisis kandungan
Noda yang terjadi diamati dibawah lampu UV pemanis buatan (sakarin dan siklamat)
254 nm kemudian dihitung nilai RF nya. pada jeruk siam di pasar Gajah
Apabila nilai RF sampel sama dengan baku Kabupaten Demak, (Skripsi) Semarang :
pembanding, hal tersebut menunjukan bahwa Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
sampel tersebut benar-benar positif BSN (Badan Standar Nasional). Cara uji
mengandung siklamat. pemanis buatan yang terdiri dari sakarin
Hasil identifikasi siklamat dengan metode dan siklamat. SNI 01-2893-1992.
Kromatografi Lapis Tipis, menunjukkan Cahyadi,W. 2012 . Analisis dan aspek
bahwa dari sepuluh sampel, tujuh sampel kesehatan bahan tambahan pangan.
diantaranya memiliki nilai RF yang sama Jakarta : Bumi Aksara.
seperti baku pembanding siklamat yaitu 0,37. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope
Hal ini menunjukan bahwa sampel Indonesia (Edisi III). Jakarta.
mengandung pemanis buatan siklamat. Departemen Kesehatan RI. 1988. Peraturan
Minuman es yang mengandung pemanis Menteri Kesehatan Republik Indonesia
buatan siklamat dapat membahayakan nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus. Bahan tambahan pangan.
Pemanis buatan berpotensi menyebabkan Departemen Kesehatan RI. 1999. Peraturan
migrain, insomnia, iritasi, asma, diare, alergi menteri Kesehatan Republik Indonesia
dan gangguan seksual. Siklamat maupun nomor 1168/Menkes/Per/X/99 tentang
turunannya tidak bersifat karsinogenik tetapi Bahan tambahan pangan.
diduga sebagai tumor promotor yang dapat Hadju, N.A. 2013. Analisis zat pemanis
merangsang pertumbuhan tumor pada buatan pada minuman jajanan yang dijual
kandung kemih (Cahyadi, 2012). di pasar tradisional Kota Manado. Jurnal
Unsrat 2 (1). 1-9.
SIMPULAN Hartono, R. 2014. Identifikasi siklamat pada
minuman jajanan di Kawasan
Berdasarkan penelitian yang telah Pendidikan Kota Palangkaraya, (KTI)
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Analisis Palangkaraya : Universitas
sakarin dari sepuluh sampel uji, menunjukan Muhammadiyah.
hasil yang negatif pada semua sampel uji. Meriyantini, N.K, Putri, N.L.N.D.D.,
Analisis siklamat dari sepuluh sampel uji, Pamungkas, A. 2014. Analisa zat
tujuh diantaranya positif mengandung pemanis sintetis sakarin dan siklamat
pemanis buatan siklamat dengan kode sampel pada manisan buah mangga di Kota
S1, S2, S3, S6, S7, S9, dan S10. Denpasar, Chemistry Laboratory 1 (2),
151-159.
DAFTAR PUSTAKA Suyanti. 2010. Panduan mengolah 20 jenis
buah. Jakarta : PT Niaga Swadaya.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 30 Winarno, F. G. 1994. Bahan tambahan
September 2006. Keamanan pangan pangan untuk makanan dan kontaminan.
jajanan anak sekolah. Diakses 28 Jakarta : Pusat Sinar Harapan.
Februari 2016 dari http://
www.pom.go.id.
Batubara, I.S., Indriani, O. Yusuf Y. 2013.
Analisa pemanis buatan (sakarin,
siklamat dan aspartam) secara
kromatografi lapis tipis pada jamu kunyit
Asam di pasar Kramat Jati. Jurnal
Uhamka, 1-8.

Romsiah dkk

Anda mungkin juga menyukai