METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Pendahuluan
Penentuan karakteristik sekam padi
Penentuan karakteristik Air Buangan Cucian Laundry
Pembuatan larutan stock Air Buangan Cucian Laundry
Penentuan pH optimum dengan variasi 1 N H2SO4 dan 1 N NaOH pada pH 2,
3, 5, 7, dan 9 dengan berat adsorben 2 gram
Penentuan waktu pengadukan optimum, pada pH optimum dengan variasi
waktu (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270) menit
Penentuan waktu optimum tanpa pengadukan pada pH optimum dengan variasi
waktu (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240) menit
Penentuan berat optimum adsorben pada pH dan waktu pengadukan optimum
dengan variasi berat (2, 4, 6, 8) gram
Pemeriksaan parameter :
Konsentrasi surfaktan
Penelitian Utama :
Penyisihan surfaktan dalam air buangan cucian laundry pada pH, waktu
pengadukan dan berat optimum dengan variasi konsentrasi (10, 20, 30, 40, 50, 60)
mg/l MBAS
Pemeriksaan parameter :
Konsentrasi surfaktan
Analisa
Penulisan Laporan
Keterangan:
1. Erlenmeyer
2. Shaker
Jadi untuk mendapatkan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60 dibutuhkan berat
deterjen 0,2: 0,4: 0,6: 0,8: 1,0:1,2 gram.
Larutkan masing-masing deterjen tersebut ke dalam 1 liter aquades.
Bila dalam table dinyatakan volume sample lebih besar dari 100 ml maka
ekstraksi dilakukan terhadap sampel, sedangkan bila volume sampel lebih
kecil dari 100 ml maka diperlukan pengenceran dengan air suling sampai
volume 100 ml.
Persiapan Pengujian
Pembuatan Larutan Induk Deterjen
Buat larutan induk deterjen 1000 mg/l ASL dengan tahapan sebagai berikut :
1) Larutkan 1,000 gr ASL 100 % aktif atau natrium laurel sulfat, C12H25OSO3Na,
dengan 100 ml air suling di dalam labu ukur 1000 ml
2) Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera.
3) Simpan dalam lemari es untuk mengurangi biodegradasi, jika perlu dibuat
seminggu sekali.
Cara Pengujian
1. Ambil sampel Labu ukur.
2. Masukkan ke dalam cuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapan
masuknya pada panjang gelombang 652 nm, pembacaan dilakukan tidak lebih
dari 3 jam setelah ekstraksi.
3. Apabila perbedaan pengukuran lebih besar dari 2 %, periksa alat dan ulangi
pekerjaan dari langkah 1, apabila lebih kecil atau sama dengan 2 %, rata-
ratakan hasilnya.
3.7.2 pH
pH merupakan istilah yang menyatakan derajat keasaman atau basa dari suatu
larutan, dan merupakan parameter penting dalam pengelohan air buangan.
Setiap pH meter yang akan digunakan untuk mengukur pH harus dikalibrasi
dahulu dengan larutan buffert pH 4, pH 7, pH 9.
Pada alat pH meter umumnya dilengkapi dengan :
Read out untuk pH
Pengatur suhu
Pengatur kalibrasi
Elektroda
Pengukuran pH sample
Ukur suhu sample dengan thermometer
Nyalakan pH meter
Atur pengatur suhu sesuai dengan suhu sample
Kemudian celupkan elektroda yang telah dibilas dengan aquadest ke dalam
sample
Read-out pH meter akan menunjukan nilai pH tersebut.
………………………..….…........................….………...........(3 – 1)
Dimana :
X/M = Jumlah adsorbat (mg) yang diserap per unit berat adsorbent (gr)
Ce = Konsentrasi adsorbat pada kondisi setimbang (equilibrium)
1/n = Konstanta
n = Faktor-faktor heterogenitas yang menunjukkan kekuatan ikatan
antara sorbat-sorben.
Kf = Konstanta Freundlich (mg adsorbat/gr batu kapur)
…………........................….…….............………...(3 – 2)
Sedangkan untuk adsorpsi Isotherm Langmuir dinyatakan sebagai berikut (Metcalf &
Eddy, 2004) :
………………........................…….…………….…...........…….(3 – 3)
Dimana : X/M = jumlah adsorbat (mg) per unit jumlah adsorben (gr)
b = konstanta empiris
Ce = konsentrasi adsorbat pada kondisi setimbang (equilibrium)
a = kapasitas maksimum (mg adsorbat/gr adsorbent)
……........................………………….…….............…....(3 – 4)
3.9 Analisa
Untuk menganalisa kapasitas adsorpsi sekam padi dalam menyisihkan surfaktan
dengan kondisi pH dan berat yang optimum, serta untuk mengetahui mengetahui
fenomena adsorpsi yang terjadi. Adapun metode yang digunakan adalah metode linier
dengan membandingkan nilai R2 (Koefisien Determinasi) antara isoterm Freundlich
dan Langmuir.