1.2. Tujuan
Menentukan dan memahami kadar air pada produk pertanian sebagai parameter
penentu kualitas produk.
1.4. Prosedur
1.4.1. Preparasi Sampel
1. Kupas bahan percobaan dari kulit atau kemasannya.
2. Iris tipis bahan percobaan menggunakan pisau untuk digunakan sebagai sampel uji
kasar.
3. Haluskan bahan percobaan menggunakan mortar untuk digunakan sebagai sampel uji
halus.
Halus
Jahe
Kasar
Halus
Kubis
Kasar
Halus
Singkong
Kasar
Halus
Tempe
Kasar
Keterangan:
1. Bandingkan kadar air produk berdasarkan perbedaan perlakuan (halus dan kasar)
menggunakan pendekatan analisis tertentu, seperti deskriptif atau statistik (uji
independent t-Test).
2. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian atau SNI produk pertanian yang
relevan.
3. Pengaruh perbedaan kadar air produk terhadap sifat dan karakteristiknya (berkaitan
dengan mutu atau kualitas produk).
Modul 2
Penentuan Nilai pH dan Total Asam Produk Pertanian
2.2. Tujuan
Memahami metode penentuan nilai pH dan TAT serta pengaruhnya terhadap kualitas
dan karakteristik produk pertanian.
2.4. Prosedur
2.4.1. Preparasi Sampel
1. Haluskan sampel sebanyak 10-20 g menggunakan mortar kemudian pindahkan ke gelas
beaker.
2. Tambahkan aquades sebanyak 100 mL untuk mengencerkan sampel menjadi bentuk
suspensi cairan.
3. Saring suspensi dan gunakan sari cairan sebagai sampel uji.
Alpukat
Jahe
Kubis
Singkong
Tempe
Keterangan:
1. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan.
2. Menjelaskan pengaruh nilai pH dan TAT terhadap kualitas produk pertanian yang
diujikan.
Modul 3
Sifat Fisiko Kimia Minyak dan Lemak
3.2. Tujuan
Memahami teknik atau metode pengujian sifat fisiko kimia minyak dan lemak
(bilangan asam, penyabunan, dan iod) serta mampu membedakan kualitas minyak
berdasarkan hasil analisis percobaan.
3.4. Prosedur
3.4.1. Penentuan Bilangan Asam
1. Timbang dan masukkan sampel minyak sebanyak 2-3 g ke erlenmeyer.
2. Tambahkan etanol 95% sebanyak 50 mL untuk melarutkan sampel.
3. Tambahkan 3-5 tetes indikator PP pada sampel yang telah dilarutkan.
4. Titrasi sampel menggunakan larutan KOH 0,1 N hingga terjadi perubahan warna
sampel menjadi merah mudah dan tidak berubah selama 15-30 detik.
5. Tentukan bilangan asam sampel minyak menggunakan persamaan berikut.
BM KOH ×V KOH × N KOH
BA=
m
Keterangan:
BA : Bilangan asam sampel minyak (mg KOH/g minyak)
BM KOH : Bobot molekul KOH (56,1 g/mol)
V KOH : Volume titrasi larutan KOH (mL)
N KOH : Normalitas larutan KOH
m : Bobot sampel minyak (g)
Tabel 3.2. Penentuan bilangan penyabunan dari jenis minyak yang berbeda
Bobot Sampel Volume Titrasi Bilangan
Jenis Minyak Ulangan
(g) (mL) Penyabunan
Blanko - - -
1
Minyak Curah
2
Jelantah 1
Minyak Curah 2
1
Minyak Goreng Sawit
2
Jelantah 1
Minyak Goreng Sawit 2
1
Minyak Kelapa
2
Jelantah 1
Minyak Kelapa 2
1
Minyak Sawit Merah
2
Jelantah 1
Minyak Sawit Merah 2
Tabel 3.3. Penentuan bilangan iod dari jenis minyak yang berbeda
Bobot Sampel Volume Titrasi Bilangan Iod
Jenis Minyak Ulangan
(g) (mL) (%)
Blanko - - -
1
Minyak Curah
2
Jelantah 1
Minyak Curah 2
1
Minyak Goreng Sawit
2
Jelantah 1
Minyak Goreng Sawit 2
1
Minyak Kelapa
2
Jelantah 1
Minyak Kelapa 2
1
Minyak Sawit Merah
2
Jelantah 1
Minyak Sawit Merah 2
Keterangan:
1. Bandingkan setiap parameter percobaan (bilangan asam, penyabunan, dan iod) dari
masing-masing jenis minyak berdasarkan perbedaan kerusakan minyak menggunakan
pendekatan analisis tertentu, seperti deskriptif atau statistik (uji dependent t-Test).
2. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian atau SNI minyak goreng sawit dan
minyak kelapa.
3. Menjelaskan mekanisme kerusakan minyak berdasarkan setiap parameter percobaan
yang dianalisis (bilangan asam, penyabunan, dan iod).
Modul 4
Analisis Kualitatif Karbohidrat
4.2. Tujuan
Mampu mengidentifikasi sifat-sifat dari karbohidrat dalam bentuk polisakarida,
oligosakarida, disakarida, dan monosakarida serta memahami prinsip dan mekanisme analisis
kualitatif karbohidrat pada suatu produk pertanian.
4.4. Prosedur
4.4.1. Preparasi Sampel
1. Timbang bahan sebanyak 10-20 g menggunakan neraca analitik.
2. Haluskan bahan hingga mendapatkan sari berbentuk cairan. Apabila bahan sukar
mengeluarkan sari, tambahkan aquades secukupnya.
3. Simpan bahan yang telah disarikan sebagai sampel uji.
Gula Pasir
Nasi
Singkong
Keterangan:
1. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian yang relevan.
2. Lampirkan kandungan total karbohidrat setiap sampel uji berdasarkan hasil penelitian
terdahulu.
3. Menjelaskan mekanisme reaksi pengujian kualitatif karbohidrat menggunakan metode uji
Benedict.
Modul 5
Analisis Kualitatif Protein
5.2. Tujuan
Memahami sifat dan mampu mengidentifikasi jenis-jenis protein yang terdapat pada
bahan dan produk hasil pertanian.
5.4. Prosedur
5.4.1. Preparasi Sampel
1. Timbang bahan sebanyak 10-20 g menggunakan neraca analitik.
2. Haluskan bahan hingga mendapatkan sari berbentuk cairan. Apabila bahan sukar
mengeluarkan sari, tambahkan aquades secukupnya.
3. Simpan bahan yang telah disarikan sebagai sampel uji.
5.4.2. Uji Biuret Protein
1. Masukkan sampel uji sebanyak 1 mL ke tabung reaksi.
2. Tambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 1 mL.
3. Tambahkan larutan CuSO4 0,1 M sebanyak 1 mL.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.
Susu
Telur Rebus
Tempe
Keterangan:
1. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian yang relevan.
2. Lampirkan kandungan total protein setiap sampel uji berdasarkan hasil penelitian
terdahulu.
3. Menjelaskan mekanisme reaksi pengujian kualitatif protein menggunakan metode uji
biuret.
Modul 6
Karakterisasi Sifat Fisik Minyak Atsiri
6.2. Tujuan
Mampu mengidentifikasi jenis minyak atsiri dan menerapkan metode analisis dalam
mengkarakterisasi sifat dan kualitas minyak atsiri.
6.4. Prosedur
6.4.1. Penentuan Warna
1. Ambil sampel sebanyak 10 mL ke tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes.
2. Sandarkan sampel ke kertas HVS atau dinding dengan latar putih bersih.
3. Amati warna sampel secara langsung dengan jarak pengamatan sejauh 30 cm.
Hidrosol
Kulit Lemon
Keterangan:
1. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian yang relevan.
2. Tentukan kualitas sampel yang diuji berdasarkan karakteristik fisik yang didapati dengan
standar yang berlaku.
3. Menjelaskan pengaruh teknologi produksi terhadap rendahnya kualitas sampel.