Disusun oleh:
(
Bilangan Peroksida meq
O2
kg ) Sampel Ulangan
Kadar
Air
Rata-
rata
SNI
7709:
(Vs−Vb ) × Na₂ S ₂O ₃× 1000 (%) (%) 2019
¿ Minyak
W 1 0,08
A 0,075
Keterangan :
2 0,07
Vs : Volume penitar
Minyak
sampel (mL) 1 0,07
B 0,07 Maks
Vb : Volume penitar blanko 2 0,07 0,1 %
(mL) Minyak
1 0,08
N Na2S2O3 : Normalitas Na₂S₂O₃ C
0,075
(mgrek/mL) 2 0,07
1000 : Faktor konversi (g/kg)
Berdasarkan Tabel 1, hasil
analisis kadar air dalam minyak
HASIL DAN PEMBAHASAN
goreng didapat rerata sampel minyak
A sebesar 0,75%; sampel minyak B 2 0,07
sebesar 0,07%; sampel minyak C Minyak
1 0,08 0,07
B
sebesar 0,075%. Hasil penetapan 2 0,07
5
kadar air tersebut telah memenuhi Minyak
1 0,08
syarat SNI 7709:2019 tentang C 0,08
Minyak Goreng Sawit. SNI tentang 2 0,08
Minyak Goreng Sawit dapat dilihat
pada Lampiran 2. Berdasarkan Tabel 2, hasil
Kadar air berpengaruh terhadap analisis diperoleh rerata asam lemak
kadar asam lemak bebasnya. Hal ini bebas pada sampel minyak A sebesar
ditandai dengan meningkatnya kadar 0,07 %; sampel minyak B sebesar
air, maka kadar asam lemaknya pun 0,075 %; sampel minyak C sebesar
akan semakin meningkat. Hal ini 0,08 %. hal ini menunjukan bahwa
disebabkan karena terjadinya reaksi kualitas minyak goreng sawit
hidrolisa terhadap minyak atau lemak memiliki kualitas yang baik karena
karena terdapatnya sejumlah air telah sesuai dengan batas SNI
dalam minyak atau lemak tersebut Minyak Goreng Sawit.
yang akan mengubah minyak atau Semakin rendah kadar asam
lemak menjadi asam lemak bebas lemak bebas, air dan kotoran maka
dan gliserol (NURHIDAYATI, mutu minyak semakin baik. Menurut
2010). HASIBUAN (2012). Kadar asam
lemak bebas merupakan penentuan
3.2 Asam Lemak Bebas dari jumlah rantai asam lemak hasil
hidrolisis ikatan trigliserida yang
Asam lemak bebas merupakan belum didegadasi menjadi komponen
parameter yang harus dilakukan tak tertitrasi atau mungkin dibentuk
untuk uji kualitas minyak karena melalui proses oksidasi. Penentuan
asam lemak bebas akan kadar asam lemak bebas pada
mempengaruhi sifat fisik, kimia minyak goreng digunakan metode
stabilitas minyak. Semakin tinggi titrasi asam basa dengan
kandungan asam lemak bebas yang menggunakan NaOH atau KOH
terdapat dalam minyak goreng maka sebagai titran. Metode ini
semakin menurun kualitas dari menganalisis asam lemak bebas
minyak goreng tersebut karena berdasarkan jumlah NaOH yang
minyak goreng telah berubah digunakan dalam titrasi hingga
menjadi asam lemak bebas. Hasil membentuk warna sampel menjadi
pengukuran kadar asam lemak bebas merah muda.
pada sampel dapat dilihat pada Tabel Penentuan asam lemak bebas
2. dapat dipergunakan untuk
mengetahui kualitas dari minyak, hal
Tabel 2. Data Hasil Penetapan ini dikarenakan bilangan asam dapat
Kadar Asam Lemak Bebas pada dipergunakan untuk mengukur dan
Sampel Minyak Goreng Sawit mengetahui jumlah asam lemak
bebas dalam suatu bahan atau
Asam
Rata SNI sampel. (FAUZIAH, 2013)
Lemak
Sampel Ulangan -rata 7709:
Bebas
(%) 2019 3.3 Bilangan Peroksida
(%)
Minyak 1 0,07 0,07 Maks
A 0,3 %
Angka peroksida adalah nilai titrasi menggunakan tiosulfat
yang digunakan untuk menentukan (PUTRI, 2015).
derajat kerusakan minyak atau Bilangan peroksida
lemak. Angka peroksida dinyatakan merupakan nilai terpenting untuk
dalam miliequivalen peroksida dalam menentukan derajat kerusakan pada
setiap 1000 g minyak atau lemak. minyak. Apabila pada minyak
Hasil analisis bilangan peroksida terdapat bilangan peroksida yang
dapat dilihat pada Tabel 3. tinggi maka kualitas dari minyak
Tabel 3. Data Hasil Penetapan tersebut semakin buruk. Menurut
Bilangan Peroksida pada Sampel SUROSO (2013) bilangan peroksida
Minyak Goreng Sawit yang tinggi menandakan minyak
telah teroksidasi ditandai dengan rasa
Bilangan Rata-
SNI dan bau tengik.
Peroksida rata
Sampel Ulangan 7709:
(meqO2/ (meqO2/
2019 3.4 Cloud Point (CP)
kg) kg)
Minyak
1 0,4
A 0,4 Cloud Point (CP) dilakukan
2 0,4
Minyak Maks untuk mengetahui suhu dimana mulai
1 0,4 10 terbentuk kristal-kristal stearine,
B 0,45
Meq
2 0,5
O2/kg
dalam olein. CP sangat berkaitan
Minyak
1 0,5 dengan suhu pada saat mulai terlihat
C 0,55 adanya padatan pada minyak. Hasil
2 0,6
prngukuran Cloud Point (CP) dapat
Berdasarkan Tabel 3, hasil dilihat pada Tabel 4.
analisis yang diperoleh yaitu rerata
bilangan peroksida pada sampel Tabel 4. Data Hasil Pengukuran
minyak A sebesar 0,4 meq O2/kg; Cloud Point (CP) pada Sampel
sampel minyak B 0,45 meq O2/kg; Minyak Goreng Sawit
sampel minyak C 0,55 meq O2/kg.
Cloud
hasil tersebut sesuai dengan Point
Rata SNI
Sampel Ulangan -rata 7709:
persyaratan SNI Minyak Goreng (CP)
(℃) 2019
Sawit. Artinya bahan baku minyak (℃)
Minyak
goreng di PT Jakarana Tama dengan A
1 8,2
0,4
parameter uji bilangan peroksida 2 8,2
memenuhi syarat SNI 7709:2019 Minyak
1 8,5
tentang Minyak Goreng Sawit. B 0,45 -
2 8,5
Peroksida adalah senyawa
Minyak
organik yang tidak stabil yang C
1 8,4
0,55
terbentuk dari trigliserida. Bilangan 2 8,4
peroksida adalah metode untuk
menentukan tingkat oksidasi minyak Berdasarkan Tabel 4, hasil
dan mengukur pembentukan analisis yang diperoleh yaitu rerata
hidroperoksida dalam miliekuivalen suhu Cloud Point (CP) pada sampel
oksigen aktif per kilogram sampel. minyak A sebesar 8,2 ℃; sampel
Hidroperoksida dibentuk oleh minyak B 8,5 ℃; sampel minyak C
oksidasi lemak bereaksi dengan ion 8,4 ℃. CP adalah suhu pada saat
iodide untuk membentuk yodium, minyak mulai menjadi jenuh akibat
yang pada akhirnya diukur dengan proses kristalisasi lemak dengan
pengaturan suhu pendinginan. CP Pemanasan Terhadap Kualitas Minyak
berkaitan dengan ketidak jenuhan Goreng Kemasan Kelapa Sawit. Jurnal
dari minyak. Secara umum, semakin Wiyata 2: 165-166.
tinggi ketidakjenuhan minyak maka
CP makin rendah. Semakin rendah
CP yang diperoleh maka semakin
bagus kualitas minyak goreng
tersebut karena Cloud point
digunakan sebagai indikator seberapa NURHIDAYATI, R. (2010). Analisa
baik kinerja minyak dalam kondisi Mutu Kernel Palm dengan Parameter
cuaca dingin. Kadar ALB (Asam Lemak Bebas),
Kadar Air dan Kadar Zat Pengotor di
KESIMPULAN Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan
Nusantara-V Tandun Kabupaten
Berdasarkan uji kualitas minyak Kampar (Doctoral dissertation,
goreng di PT Jakarana Tama Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
berdasarkan parameter kimia dan fisika Kasim Riau).
yaitu penetapan kadar air, asam lemak
bebas, bilangan peroksida dan Cloud PUTRI S. I. D. 2015. Efek Lama
Point (CP) telah memenuhi standar mutu Pemanasan Terhadap Perubahan
minyak goreng sawit sesuai SNI Bilangan Peroksida Minyak
7709:2019 tentang minyak goreng sawit. Goreng yang Berpotensi Karsinogenik
pada Pedagang Gorengan di Kelurahan
Pasar Minggu Tahun 2015. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
FAUZIAH, SAIFUDDIN S, & N.
ULFAH. 2013. Analisis Kadar Asam SUMARNA, D. 2014. Studi Metode
Lemak Bebas Dalam Gorengan Dan Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Minyak Bekas Hasil Penggorengan Merah (Red Palm Oil) dari Crude
Makanan 49 Jajanan Di Workshop Palm Oil. Jurnal Jurusan Teknologi
UNHAS. Fakultas Kesehatan Hasil Pertanian Universitas
Masyarakat. Universitas Hasanuddin Mulawarman(1):2.
Makassar.
SUROSO A. S. 2013. Kualitas Minyak
HASIBUAN, H. A. 2012. Kajian Mutu Goreng Habis Pakai Ditinjau dari
Dan Karakteristik Minyak Sawit Peroksida, Bilangan Asam dan
Indonesia Serta Produk Kadar Air. Jurnal Kefarmasian
Fraksinasinya. Jurnal Pusat Penelitian Indonesia3:77-88.
Kelapa Sawit4: 353-363.