Tujuan Penelitian Menentukan konsentrasi asam, waktu, dan temperatur optimum pada proses
acid degumming pada crude palm oil (CPO) yang dapat memberikan hasil paling
baik dalam memproduksi lesitin.
Subjek Penelitian Crude palm oil (CPO) atau biasa dikenal dengan Minyak Kelapa Sawit Kasar
yang melewati proses permurnian yaitu degumming dengan bantuan asam (acid
degumming) berupa asam fosfat (H3PO4) untuk menghasilkan lesitin.
Mengenai Proses Proses pengolahan minyak nabati dalam penghilangan fosfolipid atau gum dari
Degumming dan minyak kelapa sawit kasar atau CPO (crude palm oil) disebut proses degumming,
Lesitin gum hasil proses tersebut akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lesitin.
Proses degumming itu sendiri dapat dibagi menjadi water degumming, acid
degumming, dan enzymatic degumming.
Dalam penelitian ini, proses acid degumming dipilih karena CPO mengandung
fosfatida nonhydratable yang mempengaruhi kualitas dari minyak, sehingga
fosfatida nonhydratable tersebut harus diubah menjadi hydratable dengan
penambahan asam fosfat.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yang terdiri dari dua
tahapan yang kemudian diselesaikan dengan validasi hasil dengan membandingkan
kondisi hasil eksperimen pertama dan kedua.
Tahap eksperimen pertama:
Metode eksperimental yang pertama diterapkan dalam proses degumming
CPO itu sendiri. Sampel gum diambil dari 300mL minyak wijen dengan asam
fosfat yang dipanaskan pada suhu tertentu dengan kurun waktu tertentu. Hasil
proses tersebut kemudian ditambahkan air sebanyak 25mL dengan suhu 95ºC,
lalu dilakukan pemisahan menggunakan centrifuge dengan percepatan 6000
rpm selama 30 menit. Setelah dilakukan pemisahan minyak dan gum, sampel
kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 75ºC selama 1 jam
dan dilakukan proses pemurnian menggunakan aseton.
Variabel dalam tahap eksperimen pertama:
Variabel bebas: suhu pemanasan gum, lama waktu pemanasan gum
Variabel kontrol: jumlah sampel gum dan asam fosfat
Variabel terkait: konsentrasi asam, acetone insoluble, toluene insoluble,
dan bilangan asam.
Tahap eksperimen kedua:
Pada tahapan lanjutan (tahap eksperimen kedua), metode eksperimental
dipergunakan pada proses optimasi hasil eksperimen pertama dengan
rancangan percobaan Response Surface Methodology (RSM) dengan jenis
Box-Behnken Design (BBD). Metode eksperimental kedua ini merupakan
tahap penentuan kondisi optimum untuk produksi lesitin dan validasi data
dengan hasil eksperimen.
Variabel dalam tahap eksperimen kedua:
Variabel bebas: lama waktu pengadukan, suhu pengadukan, dan
konsentrasi asam yang digunakan.
Variabel kontrol: hasil acid degumming CPO dari tahap eksperimen
pertama.
Variabel terkait: spesifikasi produk lesitin yang dihasilkan.
Hasil Penelitian Hasil eksperimen pertama ditunjukan pada Tabel 1 lampiran, hasil-hasil
tersebut digunakan untuk analasisis model persamaan menggunakan BBD. Dari
hasil analisis didapatkan model persamaan yang paling sesuai untuk kondisi
optimasi ini adalah model 2FI (interaksi dua faktor) untuk acetone insoluble (AI),
sedangkan untuk toluene insoluble (TI) adalah linier, dan model yang untuk
bilangan asam adalah quadratic (model persamaan ditampilkan pada Tabel 2
lampiran). Persamaan yang dihasilkan akan menghasilkan suatu konstanta yang
apabila bernilai positif berarti variabel tersebut merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap hasil. Dari persamaan tersebut diketahui bahwa faktor yang berpengaruh
adalah konsentrasi asam, suhu proses, dan waktu proses.
Selanjutnya menggunakan program Software Design Expert 11.1.2.0
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan rekomendasi kondisi optimum proses
dan didapatkan data kondisi optimum pada suhu 70°C dengan lama waktu 20 menit
dan konsentrasi asam sebesar 1,637%. Dengan kondisi tersebut, lesitin yang
didapatkan memiliki nilai desirability tertinggi yaitu sebesar 0,402, yang berarti
target optimasi lesitin pada kondisi tersebut adalah sebesar 40,2%.
Setelah didapatkan data tersebut, dilakukan uji validasi model RSM dengan
membandingkan nilai yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan hasil
perhitungan oleh model. Maka, dilakukan eksperimen ulang dengan kondisi
optimum tersebut dan dilakukan perhitungan ulang menggunakan metode BBD
dengan model persamaan yang didapatkan.
Hasil perhitungan menggunakan metode BBD menampilkan hasil nilai AI
sebesar 53,632%, TI 1,393% dan bilangan asam sebesar 30,296 MgKOH/g.
Sedangkan hasil percobaan ulang menunjukkan angka 48,856% untuk AI, 0,953%
untuk TI, dan bilangan asam 26,417 MgKOH/g. Kedua data tersebut dibandingkan
dengan metode RSM dan mendapatkan validasi sebesar 91,0949% untuk respon AI,
68,4135% untuk respon TI, dan 87,1963% untuk respon bilangan asam (dapat
dilihat pada Tabel 5 lampiran). Validasi untuk toluene insoluble sendiri jauh lebih
kecil dibandingkan dua faktor lain karena perbedaan hasil yang lumayan jauh antara
eksperimen dan perhitungan metode BBD. Meskipun belum memenuhi standar
FAO/WHO mengenai kadar maksimal TI (kurang dari 0,3%), namun hasil
eksperimen menunjukkan bahwa kondisi optimum rekomendasi sudah dapat
diterima karena kadar TI yang sudah minim juga validasi data yang sudah lumayan
besar (>50%).
Kesimpulan Didapatkan kondisi optimum acid degumming CPO untuk memproduksi
lesitin adalah pada suhu 70°C, waktu proses 20 menit, dan konsenterasi asam
sebesar 1,637%. Nilai validasi yang dihasilkan sebesar 91,0949% untuk acetone
insoluble, 68,4135% untuk respon toluene insoluble, dan 87,1963% untuk bilangan
asam. Secara keseluruhan nilai toluene insoluble belum memenuhi standar
FAO/WHO. Untuk itu, diperlukan beberapa perbaikan optimasi untuk mendapatkan
hasil lesitin CPO yang memenuhi kriteria. Hal yang dilakukan dapat berupa
pengoptimalan kondisi bahan sebelum proses degumming, penambahan perlakuan
pada lesitin hasil, atau merubah agen pemurnian yang digunakan dalam pemisahan
atau pemurnian minyak.
Kelebihan Penelitian yang dilakukan dalam pembuatan jurnal memiliki kelebihan berupa
ketelitian yang tinggi. Dimana metode eksperimental bertahap memungkinkan
untuk mendapatkan angka kondisi optimal acid degumming CPO untuk
mendapatkan lesitin yang terbaik. Selain itu hasil perhitungan dan eksperimen dari
kondisi optimum dihitung validasinya sehingga sangat memungkinkan untuk
mengetahui bahwa pada kondisi optimum tersebut berapa besar persen kesalahan
yang dapat terjadi. Selain itu, angka validasi juga dapat menunjukkan hasil mana
yang kurang sesuai, sehingga dapat ditentukan langkah yang perlu diambil
selanjutnya agar mendapati produk lesitin yang diinginkan.
Kelemahan Untuk kelemahannya sendiri, penelitian ini dilakukan berulang kali sehingga
memerlukan waktu yang lama dan beberapa perhitungan rumit. Selain itu seperti
tertera pada jurnal, kemungkinan terjadinya kesalahan atau hasil yang kurang
diinginkan masih ada walaupun selisihnya sangat kecil, hal tersebut menunjukkan
perlunya ada trial and error atau penelitian lanjutan hingga mendapatkan hasil
produk lesitin yang sesuai.
Lampiran Meliana, Nadya., Putri, Selly Harnesa., & Mardawati, Efri. (2019). Optimasi
Kondisi Acid Degumming pada Proses Produksi Lesitin dari CPO. Jurnal
Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran.
JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019. HALAMAN 70 – 76
http://jurnal.unpad.ac.id/justin
Lesitin
ABSTRAK
Potensi crude palm oil (CPO) sangat berkembang pesat di Indonesia. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan lesitin. Lesitin merupakan salah satu emulsifier alami yang penggunaannya banyak diaplikasikan dalam
berbagai industri. Sumber utama lesitin nabati adalah kedelai dan sumber utami lesitin hewani adalah otak sapi atau babi
sehingga kehalalannya perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi asam, waktu dan temperatur
optimum pada proses acid degumming yang dapat memberikan hasil paling baik dalam memproduksi lesitin. Metode optimasi
yang digunakan adalah Response Surface Methode (RSM) Box–Behnken Design (BBD) dengan tiga faktor yaitu temperatur
proses (70°C, 80°C, 90°C), waktu proses (20 menit, 30 menit, 40 menit) serta konsentrasi asam (1%, 1,75% dan 2,5%).
Kondisi optimal acid degumming pada proses produksi lesitin dari CPO berada pada temperatur 70°C, waktu 20 menit dan
konsentrasi asam sebesar 1,637%. Nilai validasi yang didapatkan sebesar 91,0949% untuk acetone insoluble, 68,4135%
untuk respon toluene insoluble dan 87,1963% untuk respon bilangan asam.
Kata Kunci: Crude Palm Oil, Lesitin, Acid Degumming, Optimasi, Response Surface Methode
70
NADYA MELIANA - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.
lesitin tidak diberi label pembeda antara satu 2.3. SPESIFIKASI KEMURNIAN LESITIN
dan lainnya sehingga hak perlindungan Berikut beberapa atribut yang digunakan untuk
konsumen muslim untuk mendapatkan produk menentukan kemurnian lesitin:
halal tidak tercapai dimana Indonesia
merupakan negara yang mayoritas 2.3.1. Acetone Insoluble
penduduknya beragama Islam. Indikasi aproksimat dari jumlah fosfolipid,
glikolipid dan karbohidrat pada lesitin yang tidak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk larut dalam aseton. Sifat pembasah dan
menentukan konsentrasi asam, waktu dan emulsifikasi dari lesitin tergantung dari
temperatur optimum pada proses acid persentase nilai AI. Umumnya dinyatakan
degumming yang dapat memberikan hasil dalam persentase dan berada diatas 50%.
paling baik dalam memproduksi lesitin.
2.3.2. Toluene Insoluble
2. TINJAUAN PUSTAKA TI merupakan jumlah residual bahan non lemak
2.1. CRUDE PALM OIL yang tidak larut baik toluen. Umumnya
dinyatakan dalam persentase dan berada
CPO tersusun dari gliserida yang terdiri dari
dibawah 0,3%.
serangkaian asam lemak. Komponen
utamanya berupa trigliserida dengan sebagian 2.3.3. Bilangan Asam
kecil monogliserida dan digliserida. Minyak
Bilangan asam merupakan salah satu
sawit kasar juga memiliki komponen minor
parameter yang diuji untuk mengetahui kualitas
lainnya seperti asam lemak bebas dan
minyak atau lemak baik yang berasal dari hasil
komponen non-gliserida. Komponen pada non
ekstraksi, transesterifikasi dan transesterifikasi
trigliserida pada minyak sawit kasar
insitu. Bilangan asam dinyatakan sebagai
menyebabkan bau dan rasa tidak enak,
jumlah miligram basa yang diperlukan untuk
mempengaruhi warna minyak serta
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat
mempercepat proses ketengikan pada minyak.
dalam satu gram minyak atau lemak. Umumnya
Beberapa fosfatida utama didalam minyak yang dinyatakan dalam MgKOH/g dan berada
berasal dari tanaman adalah lesitin atau dibawah angka 36.
phosphatidylcholine (PC), sefalin atau
2.4. ACID DEGUMMING
phosphatidyletholamine (PE), phosphatidic acid
Proses degumming dengan menggunakan
(PA), nacylphosphatidyethanoamine (NAPE)
asam an-organik adalah proses lazim yang
dan lain – lain.
dilakukan, pengaruh yang ditimbulkan oleh
2.2. LESITIN asam adalah terbentuknya gumpalan sehingga
Lesitin merupakan substansi yang tidak mempermudah pengendapan kotoran. Acid
berwarna, jernih seperti parafin. Apabila ada degumming CPO dengan asam fosfat
panas atau cahaya maka lesitin cepat dimaksudkan untuk memisahkan fosfatida yang
mengalami perubahan warna menjadi orange merupakan sumber rasa dan warna yang tidak
atau coklat gelap. Lesitin banyak digunakan diinginkan.
dalam produk pangan, farmasi, kosmetik dan
2.5. FAKTOR – FAKTOR YANG
pada produk industri lainnya. MEMPENGARUHI ACID DEGUMMING
Kegunaan lesitin pada produk makanan adalah Berikut beberapa faktor yang berpengaruh
memberikan tambahan gizi dan juga dapat pada proses ekstraksi lesitin, diantaranya:
berperan sebagai zat pengemulsi, zat aktif
2.5.1. Konsentrasi Asam
muka, zat anti-percik, zat penstabil, zat penurun
Semakin tinggi konsentrasi asam fosfat maka
kekentalan dan antioksidan.
konsentrasi gum sisa pada minyak akan
71
NADYA MELIANA - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.
72
NADYA MELIANA - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.
optimal, karena kondisi proses ini memiliki nilai 53,632%, toluene insoluble 1,393% dan
desirability tertinggi yaitu sebesar 0,402. nilai bilangan asam sebesar 30,296 MgKOH/g.
desirability berguna untuk menentukan derajat Percobaan yang dihasilkan menghasilkan nilai
ketepatan hasil solusi optimal. Nilai desirability acetone insoluble 48,856%, toluene insoluble
yang mendekati satu maka semakin tinggi atau 0,953% dan bilangan asam sebesar 26,417
baik nilai ketepatan optimasi. MgKOH/g.
Kondisi proses dengan temperatur 70°C, waktu Berdasarkan tabel 5 tersebut, hasil pengukuran
20 menit dan konsentrasi asam sebesar mendekati perhitungan model dengan tingkat
1,637% akan menghasilkan lesitin yang validasi sebesar 91,0949% untuk acetone
memiliki karakteristik yang sesuai dengan insoluble, 68,4135% untuk respon toluene
target optimasi sebesar 40,2%, dan diprediksi insoluble dan 87,1963% untuk respon bilangan
menghasilkan produk lesitin dengan nilai asam. Pengujian TI memiliki nilai yang rendah
acetone insoluble 53,632%, toluene insoluble karena nilai yang didapatkan dari penelitian
1,393% dan bilangan asam sebesar 30,296 memiliki nilai yang berbeda jauh dibandingkan
MgKOH/g. dengan RSM, namun hasil penelitian tetap tidak
sesuai dengan standar yang berlaku di
4.3. VALIDASI MODEL FAO/WHO dan European Union yang
Kombinasi perlakuan yang telah didapatkan menetapkan nilai TI dari lesitin harus berada
dilakukan uji validasi model RSM dengan dibawah 0,3%.
membandingkan nilai yang diperoleh dari hasil
pengamatan dengan hasil perhitungan oleh Oleh karena itu, model dan solusi yang
model (disajikan dalam Tabel 5). dihasilkan oleh program Design Expert 11.1.2.0
dapat diterima dengan kata lain kombinasi
Berdasarkan hasil validasi kondisi optimum perlakuan yang optimum untuk menghasilkan
yang direkomendasikan Software Design lesitin dari CPO terbaik adalah dengan
Expert 11.1.2.0 dengan Box-Behnken Design kombinasi temperatur 70°C, waktu 20 menit
(BBD), diperoleh nilai acetone insoluble dan konsentrasi asam sebesar 1,637%.
73
NADYA MELIANA - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.
74
NADYA MELIANA - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.
not
Lack of Fit 2,77 9 0,3079 1,75 0,4160
significant
Pure Error 0,3518 2 0,1759
R-Square 0,3842
not
Model 43,15 9 4,79 1,60 0,3151
significant
A-Temperatur 6,63 1 6,63 2,21 0,1974
B-Waktu 2,73 1 2,73 0,9100 0,3839
C-Konsentrasi
10,43 1 10,43 3,47 0,1214
Asam
AB 3,72 1 3,72 1,24 0,3160
AC 2,29 1 2,29 0,7636 0,4222
Bilangan
BC 1,09 1 1,09 0,3634 0,5729
Asam
A² 0,9279 1 0,9279 0,3091 0,6022
B² 10,24 1 10,24 3,41 0,1240
C² 3,84 1 3,84 1,28 0,3093
Residual 15,01 5 3,00
not
Lack of Fit 14,22 3 4,74 11,99 0,0779
significant
Pure Error 0,7905 2 0,3952
R-Square 0,7419
75
NADYA MELIANA - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.
Bilangan
Konsentrasi
1,637 Asam 30,296 26,417 87,1963
Asam (%)
(MgKOH/g)
7. DAFTAR PUSTAKA
Hamad, A., Septhea, A., & Ma'ruf, A. (2016).
Kemampuan Daya Emulsifier Corn Lecithin
yang Dihasilkan dari Water Degumming
Process Minyak Jagung. Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah.
76