Anda di halaman 1dari 9

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET

Oleh :
Ariq Kamal Zasyah (03031381722095)
Desy Anya Clarissa (03031381722081)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
 Judul : SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK BIJI
KARET (Hevea brasiliensis) PADA VARIASI SUHU TRANSESTERIFIKASI
DAN RASIO (METANOL/MINYAK) PADA WAKTU 60 MENIT
 Jurnal :
 Nomor dan Volume Jurnal : 120
 Tahun : 2017
 Penulis : Nikma Ulya & Endang Dwi Siswani

A. Pendahuluan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) massa jenis, viskositas dan gugus fungsi IR
dariminyak biji karet, 2) massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala, kalor pembakaran dan
gugus fungsi IR dari biodiesel, 3) kesesuaian karakter biodiesel dengan SNI 7182: 2012. Subjek
dari penelitian ini adalah biji karet yang berasal dari PTPN IX Semarang. Objek dalam penelitian
ini adalah biodiesel dari minyak biji karet yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi.
Metode yang digunakan untuk pengambilan minyak adalah metode pres hidrolik. Jenis alkohol
yang digunakan dalam proses transesterifikasi adalah metanol 99 %. Katalis yang digunakan
adalah KOH 1 % dengan lama pengadukan 60 menit. Variasi suhu yang digunakan adalah 45, 65,
dan 85oC untuk biodiesel B1, B2, dan B3 dengan rasio mol metanol: minyak adalah 8: 1, dan
dengan rasio mol metanol: minyak adalah 6: 1 untuk biodiesel B4, B5, dan B6. Biodiesel yang
diperoleh dianalisis dengan FTIR dan diuji parameternya meliputi massa jenis, viskositas, titik
nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran

B. Variabel
Dalam penelitian ini, variable-variabel yang ditinjau adalah pengaruh suhu (45, 65, 85 oC)dan
kadar methanol/minyak dengan jumlah yang berbeda pula ( 8/1 dan 6/1).

C. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, KOH 1 %, metanol 99 %, akuades,
larutan H2SO4 18 M, indikatorpp, arang aktif, H3PO4 20 %, kristalasam oksalat, NaOH 0,1 N,
etanol 96 %.
D. Alat
Alat yang digunakan antara lain seperangkat alat pengepresan, alat refluks, bom calorimeter, neraca
analitik, piknometer, oswald dan alat-alat gelas pendukung.

E. Prosedur Penelitian
Biji karet dikeringkan dengan oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di dalamnya.
Pengambilan minyak biji karet dilakukan dengan menggunakan metode pres hidrolik.
Selanjutnya dilakukan proses penjernihan minyak menggunakan arang aktif dengan
perbandingan arang aktif dengan minyak adalah 1: 100. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang bercampur dengan minyak. Minyak biji karet yang sudah bersih perlu dilakukan
proses degumming untuk memisahkan getah dengan minyak biji karet. Proses degumming
dilakukan dengan menggunakan asam pospat 20% sebanyak 0,3%-berat minyak. Selanjutnya
dilakukan penyaringan dan pengujian kadar asam lemak bebas (FFA) serta diuji karakternya
meliputi: spektroskopi FTIR, massa jenis dan viskositas. Pembuatan biodiesel dari minyak biji
karet dilakukan dengan cara transesterifikasi pada labu leher tiga dilengkapi kondensor dan
pengaduk yang ditempatkan pada waterbath dan dilengkapi magnetic stirrer. Reaksi
transesterifikasi dilakukan selama 60 menit, serta dilakukan dengan menggunakan variasi rasio
mol metanol: minyak adalah 8:1 dan 6: 1. Variasi suhu yang digunakan dalam reaksi
transesterifikasi adalah 45, 65, dan 85oC. Untuk membedakan minyak biji karet dengan biodiesel
yang dihasilkan, dilakukan analisis spektroskopi FTIR. Biodiesel yang dihasilkan diuji
karakternya menggunakan parameter yang berupa: massa jenis, viskositas titik tuang, titik nyala
dan kalor pembakaran. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar SNI 7182:
2012..

F. Mekanisme Proses
Trigliserida Alkohol Alkil Ester Gliserol

Gambar 1. Reaksi Transesterifikasi (Budiman,et al., 2014: 37)

Pembuatan biodiesel dari minyak biji karet dapat dilakukan dengan reaksi transesterifikasi.
Reaksi interesterifikasi(penukaran ester atau transesterifikasi) merupakan reaksi pertukaran
gugus asil antar trigliserida. Trigliserida mengandung tiga gugus ester, maka peluang untuk
terjadi pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil dapat bertukar posisinya dalam satu
molekul trigliserida maupun di antara molekul trigliserida[5]. Reaksi transesterifikasi dapat

dilihat pada Gambar 1.


 Judul : Biodiesel Production from Rubber Seed Oil
by Supercritical Methanol Method
 Jurnal : Journal for Technology and Science,
 Nomor dan Volume Jurnal : Vol. 21, No. 2
 Tahun : 2010
 Penulis : Abdul Shokib,Pramita Gumanti, and M.
Rachimoellah

A. Pendahuluan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi, waktu reaksi dan
rasio molar antara metanol dan minyak terhadap hasil produk biodiesel. Biji karet dengan
kandungan minyak 45,63% berat dan mengandung 17% Asam Lemak Bebas digunakan sebagai
bahan baku utama. Perlakuan superkritis dengan suhu metanol sekitar 350oC dan tekanan sekitar
43MPa digunakan sebagai metode reaksi. Ditemukan bahwa hasil produk biodiesel meningkat
dengan meningkatnya suhu reaksi hingga suhu sekitar 350oC, waktu reaksi, hingga waktu 9
menit dan rasio molar metanol terhadap minyak hingga rasio 42: 1. Hasil tertinggi dari biodiesel
yang dihasilkan dicapai di bawah suhu reaksi 350oC, waktu reaksi 9 menit dan 42: 1 metanol
menjadi minyak ..

B. Variabel

Dalam penelitian ini, variable-variabel yang ditinjau adalah pengaruh rasio molar dari methanol
terhadap minyak biji karet (12;1 dan 42:1) dan temperature (300 dan 350 0C).

C. Bahan

Minyak biji karet, yang disediakan oleh PTPN XII di Jember, Jawa Timur digunakan sebagai
bahan baku. Metanol dengan kadar "Analisis Murni" dibeli dari Merck KGaA.

D. Alat

batch-type tube reactor

E. Prosedur Penelitian

Pada awalnya, kadar air dalam biji biji karet berkurang dengan menggunakan penguapan alami
di bawah sinar matahari langsung selama 90 menit, kemudian, ekstraksi. minyak biji karet dari
kernel dilakukan melalui pengepresan mekanis dengan menggunakan mesin pengepres ulir.
Setelah minyak biji karet yang diekstraksi diperoleh, asam Fosfat (H3PO4) ditambahkan ke
dalam minyak, sementara campuran dipanaskan hingga 70oC, untuk memisahkan minyak dan
gusi (fosfolipid, karotenoid, dan pigmen). Pemisahan minyak dan gusi dilakukan dengan
menggunakan proses dekantasi. Setelah minyak dan gusi dipisahkan, minyak yang dimurnikan
siap ditransesterifikasi. Reaksi trans esterifikasi dengan perlakuan metanol superkritis dilakukan
dalam reaktor tabung tipe batch. Reaktor dirancang untuk bekerja dengan aman di bawah suhu
tinggi dan tekanan, yang dibutuhkan untuk perawatan superkritis. Pengaturan eksperimental
reaksi esterifikasi trans dengan perlakuan superkritis dijelaskan pada Gambar. 2. Awalnya,
minyak biji karet dan sejumlah metanol yang tetap dicampur dan disatukan dalam reaktor batch.
Reaktor dipanaskan di bawah suhu tetap dalam pemanas 1000W. Setelah reaksi trans esterifikasi
berlangsung di bawah waktu reaksi tetap, tabung reaktor dengan cepat dipindahkan ke bak air
pendingin 5oC untuk menghentikan reaksi dan mencegah degradasi termal metil ester yang
diesterifikasi dari FFA dalam minyak. . Setelah suhu reaktor mencapai suhu kamar, produk
biodiesel dikumpulkan dan didekantasi untuk memisahkan produk biodiesel dan kelebihan
metanol.
F. Mekanisme Proses

Biodiesel terdiri dari metil ester dari asam lemak, dan diperoleh melalui reaksi transesterifikasi
trigliserida lemak dan minyak dengan methanol. Kehadiran air dalam reaksi transesterifikasi
katalis basa konvensional yang dikatalisis menyebabkan pembentukan asam lemak bebas, dan
selanjutnya bereaksi dengan katalis basa dan membentuk saponifikasi. bahan dalam produk
akhir, yang biasanya dihindari atau dibatasi. Bahan saponifikasi mengemulsi produk biodiesel
dan bahan lainnya setelah reaksi transesterifikasi terjadi

Kelebihan dari metode ini dibandingkan dengan yang konvensional adalah:

1. Tidak memerlukan katalis

2. Memiliki waktu reaksi yang sangat cepat

3. Tidak terpengaruh oleh keberadaan air dalam minyak

4. Memiliki hasil lebih tinggi dari biodiesel

5. Tidak menghasilkan sabun dan limbah penting lainnya


6. Dapat digunakan dalam bahan baku apa saja

7. Mengubah asam lemak tak jenuh menjadi ester metil asam lemak.

Di sisi lain, metode ini dilakukan di bawah tekanan dan suhu yang lebih tinggi, dan jumlah
metanol yang jauh lebih besar diperlukan, dibandingkan dengan metode konvensional

 Judul : Pembuatan Biodisel Dari Asam Lemak Jenuh


Minyak Biji Karet
 Nomor dan Volume Jurnal : No. 1 dan Vol. 1
 Tahun : 2010
 Penulis : Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina,
Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi

 ISSN : 1411-4216

A. Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan biodisel dari limbah biji karet, Biji
karet mengandung minyak sebesar 40-50%, dengan komposisi asam palmitat 13,11%, asam
stearat 12,66%, asam arachidat 0,54%, asam oleat 39,45%, asam linoleat 33,12% dan sisanya
adalah asam lemak lain (Setyawardhani dkk, 2009). Asam oleat, linoleat dan linolenat sangat
bermanfaat bagi kesehatan, sebagai sumber asam lemak omega 3 , 6 dan 9, sedangkan asam
palmitat dan stearat berpotensi untuk dijadikan bahan bakar biodiesel berkualitas baik. Asam-
asam lemak dalam biji karet dapat diperoleh dengan hidrolisis terhadap minyaknya. Asam-asam
lemak jenuh (palmitat, stearat dan arachidat) dapat dipisahkan dari asam lemak tak jenuhnya
(oleat dan linoleat) dengan chilling (Setyawardhani dkk, 2007). Biodiesel adalah metil ester dari
asam lemak. Biodiesel dapat diperoleh dari esterifikasi asam lemak maupun minyak nabati.
Komponen utama minyak nabati adalah senyawa trigliserida, yang merupakan ester asam lemak
rantai panjang. Reaksi trans-esterifikasi antara trigliserida dengan alkohol rantai pendek (misal
etanol, metanol) menghasilkan metil ester (biodiesel) dan gliserol.

B. Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas biodiesel dari dua macam bahan baku.
Yang pertama, dari minyak biji karet yang mengalami trans-esterifikasi dengan acid pre-
treatment. Dan kedua, dari asam lemak jenuh yang diperoleh dari proses hidrolisis minyak biji
karet. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah memanfaatkan bahan buangan (biji karet) untuk
mengembangkan potensi sumber bahan baku biodiesel , guna menghasilkan biodiesel berkualitas
baik.

C. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Biji karet
2. N-heksan
3. Aquades
4. Metanol
5. Katalis (HCl dan KOH)
6. Serta bahan-bahan untuk analisis

D. Alat
Alat yang digunakan adalah :
1. Labu leher tiga
2. Pengaduk mekanik
3. Pendingin balik
4. Water-bath
5. Pengambil cuplikan
6. Penampung cuplikan
7. Powerstat
8. Termostat
9. Pemanas celup
10 Pengaduk
11. Labu Pemanas metanol
12. Pemanas metanol 13. Termometer
E. Mekanisme Proses :

Anda mungkin juga menyukai