Berdasarkan hasil penelitian, laju pelarutan senyawa kafein ditentukan oleh suhu
dan konsntrasi pelarut. emakin tinggi suhu dan konsentrasi pelarut maka laju
pelarutan semakin cepat. Laju pelarutan kafein tertinggi yaitu 0,66% per jam
diperoleh pada suhu 90ºC dan 100ºC dengan konsentrasi pelarut 100%. Laju
pelarutan terendah, yaitu 0,198% per jam diperoleh pada suhu 50ºC dan
konsentrasi pelarut 0-30%. Semakin tinggi suhu dan konsentrasi pelarut maka
proses ekstraksi akan semakin cepat.
Proses dekafeinasi dengan pelarut asam asetat pada suhu 100ºC dengan
konsentrasi pelarut 69% selama 5 jam menghasilkan laju pelarutan kafein
maksimum 0,497% per jam. Jika proses dekafeinasi dilakukan dengan pelarut
limbah cair fermentasi, maka diperoleh laju pelarutan kafein maksimum 0,343%
per jam dan lama proses tujuh jam pada suhu 100ºC dan konsentrasi pelarut 55%
Laju pelarutan maksimum 0,30% per jam diperoleh pada proses dekafeinasi
selama 6,57 jam dengan menggunakan pelarut tersier pada suhu 100ºC dan
konsentrasi pelarut 70%. Pada kondisi operasional tersebut diperoleh citarasa
seduhan kopi rendah kafein berupa nilai aroma, flavor, body dan bitterness
masing-masing sebesar 3; 2,4; 2,5; dan 1,8; sedangkan nilai final appreciation
sebesar 2,7.
Selain itu, alternative lain yang dapat digunakan dalam dekafenasi kopi
dapat menggunakan kitosan dari kulit udang. Hasil penelitian menunjukkan proses
dekafeinasi dengan menggunakan kitosan didapatkan hasil konsentrasi kitosan
terbaik, yaitu 65,52mg/100mL pada suhu 89,71ºC dengan waktu proses selama
14,88 menit. Dengan perlakuan tersebut kadar kafein dapat diturunkan sebesar
79,56%
DAFTAR PUSTAKA