Helmi Kusuma
20 644 008
Abstrak
Kulit pisang mengandung pektin yang cukup banyak, sekitar 1,92-3,25%. Pada penelitian ini dilakukan optimasi
ekstraksi pektin dari limbah kulit pisang kepok menggunakan pre-treatment hidrolisis eco enzyme yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi optimum variabel bebas berupa volume eco enzyme, volume pelarut, dan waktu ekstraksi
terhadap rendemen pektin. Proses ekstraksi dilakukan dengan pre-treatment maserasi menggunakan eco enzyme,
kemudian dilakukan ekstraksi. Desain rancangan percobaan dibuat dengan model Box Behnken dimana level eco
enzyme ditetapkan pada 20, 40, dan 60 mL, level rasio bahan baku terhadap pelarut ditetapkan pada 1:20; 1:25; dan
1:30 g/mL, level waktu ekstraksi ditetapkan pada 120, 180, dan 240 menit. Diperoleh hasil optimasi RSM dengan
variabel 59,658 mL volume eco enzyme; 1:254 g/mL rasio, dan 238,761 menit waktu ekstraksi dengan hasil prediksi
rendemen pektin sebesar 6,946%. Hasil ekstraksi dianalisa dengan uji kualitatif (metode test dan uji FTIR) dan uji
kuantitatif dimana analisa pektin diwakili oleh sampel rancangan percobaan nomor 6 dengan variasi 40 mL eco
enzyme, 1:20 g/mL rasio, dan 240 menit waktu ekstraksi dengan rendemen sebesar 6,806% (kadar air sebesar 8,4%;
kadar abu sebesar 4,833%; berat ekivalen sebesar 1250 mg; kadar metoksil sebesar 4,03%; kadar asam galakturonat
sebesar 36,96%; dan derajat esterifikasi sebesar 7,21%).
Kata kunci: eco enzyme, kulit pisang, pektin, rasio, waktu ekstraksi.
Abstract
Banana peel contains quite a lot of pectin, around 1.92-3.25%. In this study, the optimization of pectin extraction
from kepok banana peel waste using eco enzyme hydrolysis pre-treatment aims to determine the optimum
conditions of independent variables in the form of eco enzyme volume, solvent volume, and extraction time on pectin
yield. The extraction process was carried out by pre-treatment maceration using eco enzyme. The design of the
experimental design was made with Box Behnken model where the level of eco enzyme was set at 20, 40, and 60 mL,
the level of raw material to solvent ratio was set at 1:20; 1:25; and 1:30 g/mL, the level of extraction time was set at
120, 180, and 240 minutes. RSM optimization results were obtained with variable at 59.658 mL eco enzyme volume;
1:25.4 g/mL ratio; and 238.761 minutes extraction time with a predicted pectin yield of 6.887%. The extraction
results were analyzed by qualitative tests (test method and FTIR test) and quantitative tests where the pectin
analysis was represented by experimental design sample number 6 with variations of 40 mL eco enzyme, 1:236
g/mL ratio, and 240 minutes of extraction time with a yield of 6.806% (moisture content of 8.4%; ash content of
4.833%; equivalent weight of 1250 mg; methoxyl content of 4.03%; galacturonic acid content of 36.96%; and
degree of esterification of 7.21%).
1
Tingginya industri produk olahan pisang membuat dengan variasi waktu ekstraksi 40, 60, 80, 100, dan
limbah kulit pisang khususnya jenis pisang kepok 120 menit. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil
menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan penelitian terbaik pada variasi waktu ekstraksi 80
di masyarakat (Azis dkk., 2020). menit dengan rendemen pektin sebesar 29,55%
Limbah kulit pisang kepok mengandung berbagai dengan karakteristik kadar metoksil 3,73%, dan kadar
komponen yang dapat dimanfaatkan seperti galakturonat 44,28%. Pada penelitian ini rendemen
karbohidrat sebesar 59%, protein 0,9%, lemak kasar yang dihasilkan sudah cukup tinggi dengan
1,7%, serat kasar 31,7%, dan air 6,7%. Kulit pisang karakteristik yang sudah memenuhi standar mutu
mengandung pektin dalam konsentrasi yang cukup pektin. Namun, variabel pada penelitian tersebut
tinggi. Kandungan pektin pada kulit pisang sekitar masih perlu untuk dioptimasi.
1,92 sampai 3,25% dari berat kering. Senyawa pektin Selanjutnya, pemanfaatan eco enzyme pada proses
dapat diperoleh dengan proses ekstraksi ekstraksi pektin pernah diteliti oleh Jaslani (2023).
menggunakan pelarut salah satunya pelarut asam Pada penelitian tersebut limbah kulit pisang kepok
(Azis dkk., 2020). Proses ekstraksi dapat dilakukan diekstrak dengan pelarut HCl 0,2 N dan
dengan bantuan pre-treatment hidrolisis berbantukan menggunakan metode konvensional pada massa
eco enzyme (Yang et al., 2018). bahan baku 20 g, suhu ekstraksi 60C, ukuran
Pektin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang partikel -80+100 mesh, waktu pengendapan ± 12 jam,
industri. Pektin digunakan sebagai pembentuk gel, rasio bahan baku terhadap pelarut 1:20 gr/mL, dan
pengental, dan penstabil untuk produk makanan waktu ekstraksi 120 menit dengan variasi volume eco
seperti selai dan jeli. Aplikasinya juga diperluas enzyme 20, 30, 40, 50 dan 60 mL. Dari penelitian
untuk minuman seperti jus buah dan minuman ringan tersebut diperoleh hasil terbaik pada variasi
(Rivadeneira et al., 2022). Selain itu, pektin juga penambahan eco enzyme sebanyak 50 mL dengan
dimanfaatkan sebagai pengemulsi jus buah dan rendemen pektin sebesar 6,74% beserta karakteristik
minuman susu sebagai sumber serat pangan alami. kadar air 7,89%, kadar abu 7,9%, berat ekivalen
Pektin juga memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh 2073,82 mg, kadar metoksil 22,8% (pektin metoksil
jika dikonsumsi, yakni peranannya dalam tubuh tinggi), kadar asam galakturonat 137,91%, dan
mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah derajat esterifikasi 93,86% (pektin ester tinggi). Hasil
(Azis dkk., 2020). dari penelitian tersebut masih belum maksimal atau
Variasi rasio bahan baku terhadap pelarut telah memiliki kelemahan karena pada penambahan
dilakukan pada penelitian Erawati (2009) yang volume eco enzyme sebanyak 60 mL tidak terjadi
mengekstraksi pektin dari kulit pisang dengan pelarut peningkatan rendemen. Hal tersebut terjadi karena
asam, yaitu asam sitrat, HCl, dan H 2SO4 dengan pektin mengalami degradasi pada saat proses
metode konvensional pada massa bahan baku 25 ekstraksi yang disebabkan waktu ekstraksi yang
gram, suhu ekstraksi 90C, waktu ekstraksi 1 jam, berlebih membuat penambahan eco enzyme justru
ukuran partikel 60 mesh, suhu evaporasi 70C, dan akan mendegradasi pektin.
waktu pengendapan 2 jam. Sedangkan variasi rasio Pada penelitian ini telah dikembangkan penelitian
bahan baku terhadap pelarut asam sitrat 1:15; 1:20; pembuatan pektin berbahan daasar kulit pisang dari
dan 1:25 gr/mL dan variasi bahan baku terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, dengan
pelarut HCl 1:15; 1:20; dan 1:25 gr/mL, dan variasi mengoptimalkan variabel proses dimana proses
rasio bahan baku terhadap pelarut H2SO4 1:15; 1:20; ekstraksi pektin didahului dengan pre-treatment
dan 1:25 gr/mL. Dari penelitian tersebut diperoleh hidrolisis berbantukan eco enzyme. Proses ekstrak
hasil penelitian terbaik dengan menggunakan pelarut pektin berbantukan eco enzyme masih perlu
HCl pada rasio 1:25 g/mL dengan rendemen pektin dioptimalkan karena pada kondisi operasi yang
sebesar 19,73% dengan karakteristik kadar air 7,93%, berlebih pektin justru dapat mengalami degradasi
berat ekivalen 17967,8 gr/mol, kadar metoksil gugus metil ester menjadi asam karboksilat oleh asam
30,95%, kadar abu 2,36%, kadar asam anhidouronat (Latupeirissa dkk., 2019). Tujuan dari penelitian ini
39,36%, dan total gula 10,29%. Hasil penelitian adalah untuk mengetahui kondisi optimum 3 variabel
tersebut sudah baik dalam mengekstraksi pektin pada bebas, yakni variasi volume eco enzyme, rasio bahan
kulit pisang menggunakan variasi rasio bahan baku baku terhadap pelarut, dan waktu ekstraksi
terhadap pelarut karena dapat menghasilkan menggunakan Response Surface Methodology pada
rendemen yang lebih tinggi pada variasi yang lebih ekstraksi pektin terhadap rendemen. Selain itu, juga
tinggi. Namun demikian, berat ekivalen masih belum untuk mendapatkan karakteristik pektin yang
memenuhi standar mutu pektin. mengacu pada standar mutu International Pectin
Kemudian, untuk waktu ekstraksi telah dilakukan Producers Association (IPPA 2002). Manfaat dari
pada penelitian (Satibi & Rahmi, 2014) yang penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai
mengekstraksi pektin pada kulit pisang kepok dengan ekonomis dari kulit buah pisang kepok.
pelarut HCl 0,1 N dan menggunakan metode Pektin adalah hidrokoloid heterogen yang terdapat
konvensional pada massa bahan baku 15 gram, suhu pada dinding sel primer dan lamela tengah pada
ekstraksi 90C, dan waktu pengendapan 12 jam semua tanaman dikotil, lebih banyak terdapat pada
2
bagian kulit buah dibandingkan pada bagian dalam NaOH 0,25 N, HCl 0,2 N, HCl 0,25 N, kertas saring,
(Gambar 1). Istilah pektin diterapkan untuk alumunium foil, paper indicator universal, dan
mengidentifikasi polimer yang bervariasi dalam indikator Phenol Phthalein (PP).
kandungan gula, berat molekul, dan konfigurasi Alat yang digunakan
kimia, karena pektin memiliki sifat fungsional Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berbeda dari tanaman yang berbeda pula. Berikut blender, neraca analitik, ayakan (70, 80, dan 100
adalah standar mutu pektin berdasarkan standar mutu mesh), gelas beaker, erlenmeyer vakum, labu ukur,
International Pectin Producers Association (2002) pipet ukur, pipet tetes, corong kaca, oven, bulb,
yang dikutip dari (Picauly & Tetelepta, 2021) pada cawan porselen, cawan petri, spatula, batang
Tabel 1. pengaduk, pompa vakum, corong buchner, kaca
arloji, furnace, desikator, pisau, kompor listrik, dan
kondensor.
Cara Penelitian
3
Tabel 3. Hasil percobaan menunjukkan rendemen diselidiki pengaruh dari ketiga variabel tersebut
pektin berkisar antara 0,637-6,806%. Percobaan 16 menggunakan BBD (Box Behnken Design).
menghasilkan rendemen pektin tertinggi sebesar Rendemen pektin dipilih sebagai variabel respon
6,806% dan percobaan 10 menghasilkan rendemen yang merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh
pektin terendah sebesar 0,637%. Ekstraksi dilakukan (Jaslani, 2023). Variabel respon berfungsi untuk
dengan menggunakan variabel bebas berupa rasio mengetahui dampak ketiga variabel bebas dan untuk
bahan baku terhadap pelarut (g/mL), volume eco menentukan formula untuk mendapatkan nilai
enzyme (mL), dan waktu ekstraksi (menit) yang akan variabel respon yang optimal.
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa bahwa model yang terpilih, yaitu model linear karena
model terpilih berdasarkan beberapa parameter, yaitu model linear memiliki nilai PRESS paling rendah,
model yang memiliki nilai PRESS (Prediction yaitu 38,77 dan memiliki nilai Adjusted R2 sebesar
Residuals Error Sum of Square) terendah dan nilai 0,5176 serta nilai Predicted R2 sebesar 0,4882.
Adjusted R2 serta Predicted R2 yang paling mendekati Tetapi, pada permodelan kali ini dipilih model
1. Nilai PRESS menunjukkan prediksi kecilnya quadratic dengan tujuan mengoptimalkan variabel
kesalahan model terpilih sehingga semakin kecil nilai berubah untuk mendapatkan variabel respon
PRESS, maka prediksi kesalahan data semakin kecil. optimum.
Tabel hasil model summary statistics menunjukkan
4
enzyme, waktu ekstraksi, interaksi antar eco enzyme ekstraksi memiliki pengaruh terhadap pemaksimalan
dan rasio, interaksi antar eco enzyme dan rasio, variabel respon.
interaksi antar rasio, dan interaksi antar waktu
5
menghasilkan pektin dengan rendemen sebesar 6,946% (Tabel 6).
6
bahan baku terhadap pelarut, dan 238,761 menit Conference Series: Earth and Environmental
waktu ekstraksi dengan hasil prediksi rendemen Science. https://doi.org/10.1088/1755-
pektin sebesar 6,946%. 1315/883/1/012060
3. Uji kualitatif dan kuantitatif diwakili oleh sampel Rivadeneira, J. P., Wu, T., & Castillo-Israel, K. A. T.
nomor 6 dengan rendemen sebesar 6,806% pada (2022). Ultrasound-Assisted Extraction of
variasi 40 mL volume eco enzyme, 1:20 g/mL Pectin from “Saba” Banana Peel Waste:
rasio bahan baku terhadap pelarut, dan 240 menit Optimization and Rheology Study. Journal of
waktu ekstraksi. Hasil uji kuantitatif pada pektin Advanced Research in Fluid Mechanics and
pada sampel nomor 6, yakni kadar air sebesar Thermal Sciences.
8,4%; kadar abu sebesar 4,833%; berat ekivalen https://doi.org/10.37934/arfmts.98.1.106117
sebesar 1250 mg; kadar metoksil sebesar 4,03%; Salma, M., Jahan, N., Islam, M., & Hoque, M.
kadar asam galakturonat sebesar 36,96%; dan (2014). Extraction of Pectin from Lemon Peel:
derajat esterifikasi sebesar 7,21% dengan berat Technology Development. Journal of
ekivalen yang masih belum memenuhi standar Chemical Engineering, 27(2), 25–30.
mutu IPPA. https://doi.org/10.3329/jce.v27i2.17797
Satibi, L., & Rahmi, S. C. A. (2014). Pengaruh
V. Daftar Pustaka Waktu Ekstraksi Kulit Buah Pisang Kepok
Adhiksana, A., Fitriyana, & Irwan, M. (2017). dengan Pelarut HCl 0,1 N pada Pembuatan
Pemanfaatan Ultrasonik dalam Proses Ekstraksi Pektin. Konversi, 3(2), 47–53.
Pektin dari Kulit Buah Pisang dengan Pelarut Yang, Y., Wang, Z., Hu, D., Xiao, K., & Wu, J.
Asam Klorida. SNITT - Politeknik Negeri (2018). Efficient Estraction of Pectin from Sisal
Balikpapan. Waste by Combined Enzymatic and Ultrasonic
Azis, L., Nugrahini, N. I. P., & Alfilasari, N. (2020). Process. Food Hydrocolloids.
Ekstraksi Pektin dari Limbah Kulit Pisang https://doi.org/10.1016/j.foodhyd.2017.11.051
Kepok (Musa paradisiaca) Menggunakan
Pelarut Asam Sitrat. Journal of Food and
Agro-Industry.
Badan Pusat Statistik. (2023). Statistical Yearbook of
Indonesia. Statistik Indonesia 2023.
Cheng, X., Bi, L., Zhao, Z., & Chen, Y. (2015).
Advances in Enzyme Assisted Extraction of
Natural Products.
https://doi.org/10.2991/ic3me-15.2015.72
Darmodjo, V. V. (2021). Produksi Bioetanol Kulit
Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) dengan
Variasi Hidrolisis Asam dan Lama Fermentasi.
Devianti, V. A., Chrisnandari, R. D., & Darmawan,
R. (2019). Pengaruh Metode Ekstraksi
Terhadap Mutu Pektin Dari Kulit Pisang Raja
Nangka. Jurnal Kimia Riset.
https://doi.org/10.20473/jkr.v4i2.15753
Erawati, F. (2009). Ekstraksi Dan Karakterisasi
Pektin Kulit Pisang (Kajian Jenis Pelarut
Asam dan Rasio Bahan:Pelarut Asam).
Jaslani, J. (2023). Pengaruh Penambahan Eco
Enzyme pada Ekstraksi Pektin dari Kulit
Pisang Kepok. Politeknik Negeri Samarinda.
Latupeirissa, J., Fransina, E. G., Tanasale, M. F. J. D.
P., & Batawi, C. Y. (2019). Ekstraksi dan
Karakterisasi Pektin Kulit Jeruk Manis Kisar
(Citrus sp.).
Myers, R. H., Montgomery, D. C., & Anderson-
Cook, C. M. (2017). Response Surface
Methodology (Process and Product
Optimization Using Designed Experiments)
“Fourth Edition.”
Picauly, P., & Tetelepta, G. (2021). Characterization
of Pectin From Tongka Langit Banana Peels
With Various Extraction Temperature. IOP