Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL KERJA PRAKTEK

DI UNIT QUALITY CONTROL


QUALITY ASSURANCE DEPARTEMENT(QA)

Dibuat untuk memenuhi persyaratan Kerja Praktek


di
PT. SINAR ALAM PERMAI

Oleh :
Daniel Krisdianto 03053130058
Frandi S. Silalahi 03053130062

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Nama : Daniel Krisdianto (03053130058)


Frandi Sahattua Silalahi (03053130062)
Fakultas /Jurusan : Teknik/Teknik Kimia
Nama perusahaan : PT. Sinar Alam Permai
Bagian : Quality Assurance Departement
Pembimbing : Cyntia, ST
Rudi Hermansyah
Lamanya : 19 – 23 Januari 2009

Palembang, Januari 2009

Daniel Krisdianto Frandi ST. Silalahi


03053130058 03053130062

Diketahui oleh :
Pembimbing 1, Pembimbing 2,

(Cynthia, ST) (Rudi H.)

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap bahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang dibawa oleh mobil-mobil tangki
dan produk yang dihasilkan dari pengolahan CPO tersebut, baik berupa RBD Olein,
RBD stearin, dan Super Olein harus dilakukan uji laboratorium untuk mengalami
kualitasnya. Ini dilakukan agar kualitas bahan baku dan produk bisa terkontrol secara
terus – menerus. Departemen yang bertugas mengontrol kualitas bahan baku dan
produk tersebut adalah Departemen Quality Control yang terbagi menjadi :
a. Raw Material Quality Control
b. Process Quality Control

A. Raw Material Quality Control


Bagian ini bertugas menganalisa setiap bahan baku yang masuk ke pabrik.
Bahan baku CPO di PT Sinar Alam Permai didatangkan dari perkebunan –
perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera Selatan melalui mobil-mobil
tangki, kapal laut, dan pontoon. Parameter yang dianalisa adalah kandungan FFA
dan moisture dalam CPO tersebut.
Sebelum membeli CPO, pihak perusahaan mengadakan perjanjian dengan
pihak perkebunan mengenai kandungan maksimum FFA dan moisture yang boleh
ada di dalam CPO, yaitu FFA maksimal 5 % dan moisture maksimal 0,5 %. Jika
hasil analisa di laboratorium Quality Control lebih besar angkanya dari
kandungan maksimal, maka perusahaan akan mengajukan klaim mutu terhadap
pihak perkebunan. Ini dilakukan dengan harapan harga CPO tersebut akan
diturunkan dari harga kesepakatan semula.
Selain itu, divisi ini juga bertugas melakukan pengecekan terhadap bahan
baku di tangki penyimpanan setiap hari untuk memastikan bahan baku tersebut

2
selalu dalam kondisi siap digunakan. Pengujian dilakukan dengan mengambil
sampel bahan baku dari bagian bawah, tengah, dan atas dari tangki penyimpanan.
Dari hasil analisa bias diketahui apakah kondisi CPO masih dalam keadaan baik
atau tidak, misalnya apakah CPO sudah mulai membeku. Bila CPO didalam
tangki sudah mulai membeku, maka harus segera dilaporkan ke bagian produksi
bahwa CPO tersebut tidak dapat diolah sehingga harus dialirkan steam terlebih
dahulu di bagian bawah tangki agar CPO mencair kembali. Biasanya dibutuhkan
waktu sekitar dua hari untuk mencairkan CPO hingga ke kondisi semula.

B. Process Quality Control

Bagian ini bertugas menganalisa sampel dari tiap tahapan proses berdasarkan
jadwal pengambilan tertentu yang telah ditetapkan, dari tahap bahan baku sampai
dihasilkan produk jadi. Minyak-minyak yang dianalisa adalah sebagai berikut :
 BPO (Bleached Palm Oil)
 RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)
 PFAD (Palm Fatty Acid Distillation)
 RBD Olein (Refined Bleached Deodorized Olein)
 RBD Stearin (Refined Bleached Deodorized Stearin)

Pengambilan sampel tiap minyak dalam proses tidaklah sama besarnya, tetapi
telah ditentukan sebelumnya, yaitu :
 CPO : ± 5 gram
 PFAD : ± 0,5 gram
 RBDPO : ± 20 gram
 RBD Olein : ± 20 gram
 RBD Stearin : ± 20 gram
Sedangkan BPO hanya diperiksa warna saja sehngga berat sampel tidak menjadi
masalah.

3
1.2 PERMASALAHAN

Dalam proses pembuatan atau pengolahan minyak goreng dari CPO


permasalahan yang sering dihadapi, khususnya untuk unit quality control adalah
mengenai jenis analisa apa saja yang dibutuhkan untuk mengetahui kualitas dari
minyak itu sendiri. Selain itu, signifikasi metode serta keakuratan dari analisa perlu
diketahui secara jelas untuk dapat menyatakan kualitas dari jenis minyak yang
diproduksi.

1.3 TUJUAN

Tujuan dilakukan analisa di laboratorium


a. Mengetahui jenis analisa apa saja yang diterapkan dalam menentukan
kualitas minyak yang diproduksi berdasarkan SOP.
b. Memahami metode serta prosedur yang dilakukan untuk tiap analisa yang
diterapkan berdasarkan SOP.
c. Melakukan analisa secara mandiri untuk tiap metode yang diterapkan
berdasarkan SOP.

1.4 MANFAAT

Manfaat melaksanakan analisa di Unit Quality Control :


a. Dapat mengaplikasikan Ilmu Teknik Kimia dalam proses analisa minyak
Kelapa Sawit (CPO).
b. Mengetahui jenis-jenis minyak goreng dari Crude Palm Oil dan mengetahui
analisa apa saja yang dapat diterapkan pada masing-masing minyak.
c. Mengenal lebih jauh tentang alat-alat yang terdapat dalam unit quality
control serta dapat menganalisa kualitas minyak yang diproduksi
menggunakan alat-alat tersebut.

4
1.5 RUANG LINGKUP

PT. Sinar Alam Permai memiliki dua unit quality control untuk mengetahui
kualitas minyak goring yang dihasilkan.
Unit I (Raw Material Quality Control) bertugas menganalisa setiap bahan baku
CPO yang masuk ke pabrik yang berasal dari perkebunan-perkebunan kelapa sawit
yang ada di Sumatera Selatan melalui mobil-mobil tangki, kapal laut, dan pontoon.
Unit II (Process Quality Control) bertugas menganalisa kualitas setiap jenis minyak
yang telah diproduksi dari hasil pengolahan CPO secara berkala.
Ruang lingkup kegiatan dilaksanakan pada Unit II (Process Quality Control),
tepatnya di Quality Assurance Departement (QA) yang dilakukan selama 1 minggu.

5
BAB II
ANALISA LABORATORIUM

Unit process quality control bertugas menganalisa sampel dari tiap tahapan
proses berdasarkan jadwal pengambilan tertentu yang telah ditetapkan, dari tahap
bahan baku sampai dihasilkan produk jadi. Biasanya analisa dilakukan tiap 1-2 jam
sekali. Sample diambil langsung dari tangki produksi pengolahan minyak.
Standar analisa minyak berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) yang
telah diakui pemerintah. Adapun parameter yang akan dianalisa dari sampel-sampel
minyak tadi adalah :
a. Analisa Kandungan Free Fatty Acid (FFA)
b. Analisa Moisture Contents
c. Analisa Impurities Contents
d. Analisa Iodine Value (IV)
e. Analisa Peroxide Value
f. Analisa Lovibond Colour
g. Analisa Cloud Point
h. Analisa Melting Point
i. Analisa DOBI (Deterioration Of Bleacheability Indeks)

a. Analisa Kandungan Free Fatty Acid (FFA)


Prosedur :
 Sampel dalam Erlenmeyer ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan
untuk masing-masing sampel
 Tambahkan larutan isopropyl alcohol sebanyak 50 ml dan indicator
phenolphthalein sebanyak 2-3 tetes.
 Panaskan di hot plate sampai semua sampel larut.

6
 Titrasi campuran dengan larutan NaOH 0,01 N (untuk RBDPO, RBD
Olein, dan RBD Stearin) atau NaOH 0,1 N (untuk CPO dan PFAD)
sampai berwarna merah muda yang tidak berubah selama 30 detik.
Perhitungan :
N NaOH x Vtitrasi x 25,6
% FFA 
Berat sampel

b. Analisa Moisture Content


Prosedur :
 Timbang cawan kosong lalu masukkan sampel sebanyak 5 gr.
 Panaskan sampel tersebut ke dalam oven selama 30 menit dengan suhu
130 oC
 Keluarkan sampel dari oven dan dinginkan dalam desicator, lalu timbang
beratnya sampai berat konstan.
Perhitungan :

Berat yang hilang karena pemanasan


% Moisture  x100%
berat sampel mula  mula

c. Analisa Kadar Kotoran


Prosedur :
 Keringkan kertas saring pada 100 C lalu dinginkan sampai menjadi suhu
ruangan dan ditimbang.
 Masukkan sampel sebanyak 10 gr ke dalam beker gelas.
 Tambahkan 50 ml petroleum ke dalam sampel, lalu kocok dan saring
dengan menggunakan vakum dan kerts saring tadi.
 Keringkan kertas saring dan residu dalam oven pada suhu 105oC selama
15 menit, lalu dinginkan dalam desicator dan timbang.

7
Perhitungan :
Berat kotoran
% Kotoran  x100%
Berat sampel

d. Analisa Iodine Value (IV)


Analisa ini bertujuan untuk mengukur kejenuhan minyak. Berat sampel yang
diambil untuk analisa ini yaitu :
 CPO : ± 5 gram
 PFAD : ± 0,5 gram
 RBDPO : ± 20 gram
 RBD Olein : ± 20 gram
 RBD Stearin : ± 20 gram
Prosedur :
 Sampel dipanaskan lalu ditimbang sesuai dengan berat yang telah
ditentukan.
 Larutkan sampel dalam sikloheksana sebanyak 10 ml dan larutan wijs
sebanyak 10 ml lalu didiamkan selama 30 menit di tempat gelap.
 Tambahakan larutan KI sebanyak 10 ml dan aquadest sebanyak 100 ml
 Titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning hampr hilang lalu
ditambah starch sebanyak 0,5 ml dan dititrasi kembali sampai warna putih.
 Untuk mengetahui iodine mula-mula, maka dibuat perlakuan blanko
dengan cara yang sama seperti diatas, tetapi tanpa sampel.
Perhitungan
V blanko  Vtitrasi  x N N 2 S 2O3 x Ariod x100
IV 
berat sampel x 1000

8
e. Analisa Peroxide Value
Prosedur :
 Sampel sebanyak 5 gram dilarutkan dalam 25 ml pelarut (asam asetat dan
kloroform dengan perbandingan 3 : 2).
 Lalu tambahkan KI jenuh sebanyak 0,5 ml dan aquadest sebanyak 20 ml,
dan indicator starch (amilum) 1 tetes.
 Titrasi dengan peniter NaOH 0,01 N. lihat berapa volume NaOH yang
terpakai.
Perhitungan :
Vtitrsi x N NaOH x 1000
POV 
berat sampel

f. Analisa Lovi Colour


analisa ini bertujuan untuk menentukan warna minyak goren.
Prosedur :
 Minyak dipanaskan sampai kandungan air tinggal sedikit
 Masukkan minyak dalam sel Lovibond 5¼ inci dan letakkan sel Lovibond
ke dalam calorimeter
 Atur skala merah dan kuning dari standar agar sama dengan warna minyak
 Amati warna minyak dan standar melalui lensa dan catat hasilnya dalam
satuan merah dan kuning.

g. Analisa Cloud Point


Prosedur :
 Masukkan sampel dalam beker gelas 10 ml sebanyak 60 ml.
 Panaskan sampel di hot plate sampai kandungan air dan udara tinggal
sedikit (hilang).

9
 Siapkan waterbath dengan suhu 5oC untuk Olein biasa (normal Olein) dan
2,5oC untuk Olein super.
 Masukkan beker gelas dalam waterbath, sambil sampel diaduk-aduk
sampai mengembun (thermometer di bagian tengah beker tidak terlihat
lagi), catat suhu yang tertera.

h. Analisa Melting Point


Prosedur :
 Panaskan sampel sampai kandungan airnya hilang.
 Masukkan pipa kapiler 1/5 bagiannya ke dalam sampel sehingga sampel
naik ke pipa kapiler.
 Bekukan sampel dengan cara menempelkan pipa kapiler pada es batu.
 Masukkan pipa ke dalam tabung reaksi dan letakkan dalam waterbath
selama 1 jam. Jangan lupa tutup tabung reaksi.
 Setelah 1 jam, sampel di analisa. Beker gelas diberi sir lalu masukkan pipa
kapiler yang disanggah dengan gabus (gabus jangan basah oleh air) dan
diberi thermometer.
 Letakkan beker gelas di atas hot plate sambil diaduk dengan kecepatan
sedang.
 Sampel akan mencair yan ditandai dengan naiknya permukaan sampel
dalam beker gelas. Catat suhu pada saat itu.

i. Analisa DOBI (Deterioration Of Bleacheability Indeks)


Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kandungan β-karoten dalam minyak.
Prosedur :
 Timbang sampel sebanyak 0,1 gram yang teah dicairkan dalam labu takar.
 Larutkan dalam reagent pelarut (trimetil pentane atau n-heksana) sebanyak
25 ml.

10
 Masukkan dalam cuvett, ukur absorbansi pada panjang gelombang 269 nm
dan 446 nm.
 Lakukan pengukuran yang sama terhadap blanko pelarut murni.
 Jika terlalu pekat, encerkan dengan mengambil 2 ml larutan tersebut ke
dalam labu takar 10 ml lalu tambahkan pelarut hingga volume baku.
Lakukan pengukuran absorbansi larutan tersebut dan blanko pelarut
murni.
Perhitungan :
absorbansi pada 446 nm
DOBI 
absorbansi pada 260 nm
446 x 383 x 25
  karoten 
100 x berat sampel

Dari hasil analisa dapat diketahui kualitas minyak hasil proses. Bila hasil
analisa menunjukkan kondisi minyak di luar dari yang diinginkan, maka hal ini dapat
diperkirakan karena kerusakan alat pada proses produksi, misalnya kebocoran
scrubber pada membrane filter sehingga masih terdapat stearin dalam minyak olein.
QC Process akan melaporkan masalah tersebut ke bagian produksi. Agar cepat
ditangani. Secara umum, spesifikasi kualitas dari sampel-sampel minyak tadi dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel 2.1
Crude Palm Oil (CPO) Quality Specification

Parameter Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4


Free Fatty Acid (FFA) 3 % max 3,1 - 4 % max 4,1 - 5 % max 5,1 % min
Moisture & Impurities 0,5 % max 0,5 % max 0,5 % max 0,5 % max
Iodine Value 50 – 53 50 – 53 50 – 53 50 – 53
Lovibond Colour 30 – 33R 30 – 33R 30 – 33 30 – 33R
DOBI 2,0 – 3,0 2,0 – 3,0 2,0 max -

11
Tabel 2.2
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Quality Specification

Parameter Grade 1 Grade 2 Grade 3


Free Fatty Acid (FFA) 0,08 % max 0,1 % max 1,0 % max
Moisture & Impurities 0,1 % max 0,1 % max 0,25 % max
Iodine Value 50 – 55 min 50 – 55 min 50 – 55 min
Lovibond Colour 2,5R 25Y max 6,0R 60Y max 7,0R 70Y max
o o
Melting point 33 – 39 C max 33 – 39 C max 33 – 39oC max

Tabel 2.3
Refined Bleached Deodorized Olein (RBD Olein) Quality Specification

Parameter Grade 1 Grade 2 Grade 3


Free Fatty Acid (FFA) 0,1 % max 0,15 % max 1,0 % max
Moisture & Impurities 0,1 % max 0,1 % max 0,25 % max
Iodine Value 56 min 56 min 56 min
Lovibond Colour 3,0R 30Y 6,0R 60Y max 7,0R 70Y max
Cloud Point 10 oC max 10 oC max 10,5 oC
Melting point 24 oC max 24 oC max 24 oC

Tabel 2.4
Refined Bleached Deodorized Stearin Quality Specification

Parameter Grade 1 Grade 2


Free Fatty Acid (FFA) 0,2 % max 1,0 % max
Moisture & Impurities 0,15 % max 0,25 % max
Iodine Value 48 max 48 max
Lovibond Colour 3,0R 30Y max 7,0R 70Y max
o
Melting point 42 C min 42oC

12
Tabel 2.5
Bleached Palm Oil (BPO) Quality Specification

Parameter Target
Colour 10 – 15 Red
Impurities 20 ppm max

Tabel 2.6
Palm Fatty Acid Distillated (PFAD) Quality Specification

Parameter Target
Free Fatty Acid (FFA) 80 % min
Moisture & Impurities 0,5 % max
Iodine Value 95 min

Selain analisa minyak, pada unit quality control (QA) juga terdapat analisa
terhadap kualitas air utilitas yang akan digunakan sebagai umpan boiler, yang
selanjutnya akan menghasilkan steam yang digunakan untuk menggerakkan generator
pada plant.
Bahan baku ini diambil langsung dari Sungai Musi dan telah dilakukan treatment.
Beberapa analisa tersebut ialah :

a. Derajat keasaman air (pH)


b. Konduktivitas air (Conductivity)
c. Kesadahan air (Hardness)
d. Kandungan sulfat (Sulfit)
e. Kandungan logam-logam alkali (Alkalinity)
f. Kandungan phospat (Phosfit)

13
a. Derajat keasaman air (pH)
Prosedur :
 Siapkan sampel (air) yang akan diukur pH-nya. Biasanya sampel yang
akan diukur terdiri dari: kation, anion, hider (condensat), air boiler.
 Masukkan tiap-tiap sampel kedalam botol kecil, kemudian celupkan pH-
meter ke dalam botol tsb. Pastikan alat pada posisi ON.
 Tunggu hingga beberapa menit sampai angka yang ditunjukkan pada PH-
meter stabil. Jika belum mendapat angka yang pasti, goyang-goyangkan
ujung alat didalam sampel tersebut.
 Catat nilai pH yang diperoleh, dimana pH normal = 7; asam < 7; dan basa
> 7.

b. Konduktivitas air (Conductivity)


Prosedur :
 Siapkan sampel (air) yang akan diukur konduktivitasnya. Biasanya sampel
yang akan diukur terdiri dari: kation, anion, hider (condensat), air boiler.
 Masukkan tiap-tiap sampel kedalam botol kecil, kemudian celupkan
Conductometer ke dalam botol tsb. Pastikan alat pada posisi ON dan pada
posisi conductivity dgn menekan tombol biru.
 Tunggu hingga beberapa saat hingga bagian yang berkedip diam.
 Catat nilai konduktivitas air yang diperoleh. Data ini digunakan untuk
mengukur nilai TDS (Total Dissolved Solid).

c. Kesadahan air (Hardness)


Prosedur :
 Masukkan 100 ml sampel air ke dalam erlenmeyer, lalu tambahkan larutan
buffer pH 10 sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet ukur.
 Berikan indikator Metilen Blue sebanyak 2 tetes ke dalam larutan tersebut.
 Titrasi dengan larutan EDTA sampai warna merah larutan menjadi biru.

14
 Catat volume titrasi yang diperoleh

Perhitungan :
Total Hardness  Vol titrasi EDTA x 10

d. Kandungan sulfat (Sulfit)


Prosedur :
 Masukkan 50 ml sampel air ke dalam erlenmeyer, lalu tambahkan reagen
S 5034 sebanyak 4 ml dengan menggunakan pipet ukur.
 Berikan indikator Sulfit hingga larutan menjadi keruh.
 Titrasi dengan larutan sulfit titran S 5034 sampai larutan berwarna biru.
 Catat volume titrasi yang diperoleh

Perhitungan :
Total Sulfit  Vol titrasi x 25

15
BAB III
WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan di unit process quality control dilaksanakan selama 5 hari dari Senin
s/d Jum’at, yang dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, setiap
harinya. Diberikan waktu istirahat selama 1 jam, yaitu pukul 12.00-13.00 WIB,
kecuali untuk hari Jum’at waktu istirahat dari pukul 11.30-13.30 WIB.
Adapun jadwal kegiatan analisa yang telah dilakukan, yaitu :

Hari Waktu Jenis Analisa Pembimbing

08.00-12.00 Moisture Contents Mr. Rustam

Senin Impurities Contents Mr. Joe, Mr. Dodi


13.00-16.00 Free Fatty Acid (FFA) Mr. Robin, Mr. Doni

08.00-12.00 Lovibond Colour Mr. Anthony


Selasa 13.00-16.00 Iodine Value Mr. Ma’ruf

08.00-12.00 DOBI (Deterioration Of Miss. Wulan


Bleacheability Indeks)
Rabu
13.00-16.00 Cloud Point Mr. Lakoni
Melting Point Mr. Ma’ruf

08.00-11.30 Conductivity & pH Miss. Wulan


Kamis
13.30-16.00 Hardness & Sulfit Miss. Wulan
08.00-12.00 Alkalinity Miss. Wulan
Jum’at
13.00-16.00 Phosfit Miss. Wulan

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

1. Quality Assurance Departement adalah unit quality control yang bertugas


menganalisa sampel dari tiap tahapan proses berdasarkan jadwal pengambilan
tertentu yang telah ditetapkan, dari tahap bahan baku sampai dihasilkan
produk jadi. Didalamnya juga terdapat analisa kualitas air yang khusus
disiapkan untuk unit utilitas sebagai umpan boiler pada pabrik.

2. Jenis minyak yang dianalisa di Quality Assurance Departement meliputi :


 BPO (Bleached Palm Oil)
 RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)
 PFAD (Palm Fatty Acid Distillation)
 RBD Olein (Refined Bleached Deodorized Olein)
 RBD Stearin (Refined Bleached Deodorized Stearin)

3. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui kualitas dari minyak yang


dihasilkan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) antara lain :
 Analisa Kandungan Free Fatty Acid (FFA)
 Analisa Moisture Content
 Analisa Kadar Kotoran
 Analisa Iodine Value (IV)
 Analisa Peroxide Value
 Analisa Lovi Colour
 Analisa Cloud Point
 Analisa Melting Point
 Analisa DOBI (Deterioration Of Bleacheability Indeks)

17
4.2 SARAN

1. Dibutuhkan aliran listrik di luar PLN yang selalu siap sedia (stand-by) untuk
men-suplai daya pada saat proses analisa dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik dari PLN.

2. Sistem pembuangan di laboratorium yang harus lebih baik lagi untuk


mencegah penumpukan limbah di sudut-sudut ruangan.



18

Anda mungkin juga menyukai