RIMA AMALIA
152401062
RIMA AMALIA
152401062
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
RIMA AMALIA
152401062
PENENTUAN DOBI (DETERIORATION OF BLEACHABILITY INDEX)DAN
BETAKAROTEN MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER
UV-VISIBLE DI PT. SMART TBK
ABSTRAK
ABSTRACT
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Penentuan DOBI (Deterioration of
Bleachability Index) dan Beta Karoten Minyak Kelapa Sawit Mentah Menggunakan
Spektrofotometer UV-Visible di PT. SMART Tbk.
Adapun Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meraih
gelar ahli madya pada program diploma Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.
1. Kepada orang tua saya, Ayah Nasrun Lubis dan Almh. Ibunda Sahraini serta
seluruh keluarga yang sangat saya sayangi, yang telah banyak memberikan
dukungan moril dan materil, serta doa kesuksesan yang telah menguatkan
saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Hamonangan Nainggolan. M.Sc selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktunya dan banyak memberikan arahan dan
bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera
Utara.
5. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas
Sumatera Utara.
6. Seluruh Staff Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membimbing kepada saya selama duduk dibangku kuliah.
7. Bapak Puji Sanjaya, selaku Department Head Quality Management PT.
SMART Tbk Belawan yang telah memberikan saya kesempatan untuk
praktik kerja lapangan selama sebulan lamanya.
8. Bapak Nazli DAP, selaku Section Head Quality Control PT. SMART Tbk
Belawan yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
kepada saya.
9. Kepada Adhitya Luthfi yang telah memberikan saya semangat yang tiada
henti-hentinya sampai tugas akhir saya dapat terselesaikan tepat waktu.
10. Sahabat-sahabat terbaik saya Ervina, Glory, Dita, Dicky, Adinda, Adinmus,
Fildzah, Angel, Lisari dan Anggia yang selalu berjuang bersama-sama untuk
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
11. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia Stambuk 2015 khususnya kelas B,
Abang Kakak Alumni D-3 Kimia, yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang sudah memberikan dukungan dan membantu saya dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini masih memiliki kekurangan dalam materi
dan cara penyajiannya, dengan kata lain masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Penulis
RIMA AMALIA
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Hipotesis 2
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 32
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Minyak sawit kasar dikenal dengan sebutan CPO (Crude Palm Oil) yang
mengandung sejumlah komponen-komponen seperti asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA), fosfatida, air, karotenoid, komponen-komponen yang memberikan rasa
dan bau dan komponen-komponen lain dalam jumlah yang sangat kecil (komponen
minor) seperti vitamin E atau tokoferol, dan fitosterol (Seto,S.2001).
Tuntutan pasar akan CPO (Crude Palm Oil) di masa sekarang dan yang akan
datang cenderung menginginkan kualitas yang lebih baik, tidak saja dari komponen
mayor kelapa sawit seperti lemak dan minyak alam yang terdiri atas trigliserida,
digliserida dan monogliserida, asam lemak bebas, moisture, pengotoran dan terdiri
dari komponen mLQRU VHSHUWL
-karoten, vitamin B, iodine, dan sebagainya. Pasca
GLWHWDSNDQVWDQGDULVDVL
-karoten terhadap CPO impor antara 500 hingga 2.500 ppm
oleh Direktorat Bea India sejak Agustus 2003 berimbas pada penurunan secara
drastis ekspor Sumatera Utara akan CPO. India telah menahan masuk CPO dari
,QGRQHVLD GHQJDQ DODVDQ NDQGXQJDQ
-karoten (provitamin A) komoditas tersebut
dibawah standar baru yang ditetapkan negara itu. Hal inilah yang mendorong
perusahaan maupun instansi yang berhubungan dengan kelapa sawit melakukan
usaha-usaha pengembangan bahan tanaman kelapa sawit yang dapat memenuhi
standar tersebut (Siahaan, 2006)
1.2 Permasalahan
1 Berapakah kadar DOBI dan Beta Karoten pada minyak kelapa sawit mentah
menggunakan metode spektrofotometri UV-visible di PT.SMART Tbk.
2 Apakah kadar DOBI dan Beta Karoten pada minyak sawit mentah telah
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
1.3 Hipotesis
Minyak kelapa sawit mentah olahan PT. SMART Tbk Belawan telah
memenuhi standar atau tidak memenuhi standar mutu PORAM berdasarkan
parameter nilai DOBI (Deterioration Of Bleachability Index) dan beta karoten.
1.4 Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui standar nasional Indonesia mutu minyak kelapa sawit
mentah
2 Untuk mengetahui nilai DOBI dan Beta Karoten pada minyak kelapa sawit
mentah
3 Untuk mengetahui hubungan antara DOBI dan Beta Karoten
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit, didasarkan atas bukti-bukti fosil, sejarah dan linguistik yang
ada diyakini berasal dari Afrika Barat. Di tempat asalnya ini, kelapa sawit (yang
pada saat lalu dibiarkan tumbuh liar di hutan-hutan) sejak awal telah dikenal
sebagai tanaman pangan yang penting. Oleh penduduk setempat kelapa sawit telah
diproses secara amat sederhana menjadi minyak dan tuak sawit.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan
curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22°C - 32°C. Daerah penanaman
kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat (Lebak dan Tangerang),
Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Negara penghasil
kelapa sawit selain Indonesia adalah Malaysia, Amerika Tengah dan Nigeria
(Ketaren,1986).
2.1.1 Varietas Kelapa Sawit
1. Dura
x Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm
x Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
x Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50%
x Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah
x Dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk betina
2. Pisifera
x Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada
x Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura
x Daging biji sangat tipis
x Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dipakai
sebagai pohon induk jantan
3. Tenera
x Hasil persilangan dura dan pisifera
x Tempurung tipis (0,5-4 mm)
x Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung
x Daging buah sangat tebal (60-96% dari buah)
x Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif lebih kecil
4. Marco carya
x Tempurung tebal sekitar (5 mm), sedang daging buahnya tipis sekali
5. Diwikka-wakka
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.
Dwikka-wakka dapat dibedakan menjadi Diwikka-wakkadura, Diwikka-
wakka psifera dan Diwikka-wakka tenera. Perbedaan ketebalan daging buah
kelapa sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang
dikandungnya. Rendemen minyak tertinggi terdapat pada varietas Tenera
yaitu sekitar 22 – 24% , sehingga tidak heran jika lebih banyak perkebunan
yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera (Mangoensoekarjo, 2003).
2.1.2 Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo :Spadiciflorae (Arecales)
Famili : Palmae
Sub-famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq
Sumber : (Soehardjo, 1996)
Minyak kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak yang rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan rangkap disebut
asam lemak tidak jenuh dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya disebut asam lemak jenuh. Asam palmitat dan asam
oleatmerupakan asam lemak yang dominan dalam minyak sawit, sedangkan asam
lemak linoleat dan asam stearatnya sedikit. Asam palmitat merupakan asam lemak
jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair (meelting point) yang tinggi yaitu
64°C. Asam palmitat yang tinggi membuat minyak sawit lebih tahan terhadap
oksidasi (ketengikan) dibanding jenis minyak lain. Titik cair asam palmitat yaitu
14°C (Zulkifli, 2014).
Minyak sawit memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia
diantaranya adalah karoten dan vitamin E. Karoten memiliki manfaat sebagai
pencegahan sel kanker, paru – paru dan sebagai antioksidan.Sedangkan vitamin E
berfungi sebagai pelindung sel dari membran oksidatif, mengurangi resiko
diabetes, dan meningkatkan sistem imun (Ayustaningwarno, 2012).
Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak
yang membentuk trigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit kedua
jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak
sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat, sedangkan pada suhu yang
sama minyak inti sawit berbentuk cair. Kandungan minor minyak sawit
berjumlah kurang lebih 1%, antara lain terdiri dari karoten, tokoferol, sterol,
alkohol, triterpen, dan fosfolipida. Dua unsur yang disebut pertama, yaitu karoten
dan tokoferol mempunyai nilai lebih dibandingkan unsur yang lain karena kedua
unsur itu diketahui meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi. Dengan
kata lain, keberadaan kedua unsure dalam suatu jenis minyak menyebabkan
minyak relative tidakmudah tengik. Dalam CPO, kadar sterol berkisar antara 360-
620 ppm, sedangkan kadar kolesterol yang terkandung hanya sekitar 10 ppm atau
sebesar 0,001% dari CPO (Tim Penulis PS, 1992).
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen
buah yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40
persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai
komposisi yang tetap. Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih,
tetapi dari minyak dari jenis tenera kurang lebih 500-700 ppm; kandungan
tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi (Ketaren,
1986).
2.2.2 Sifat Fisika Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polimorphisme, titik didih (boiling point), titik pelunakan,
slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan
(turbidity point), titik asap, titik nyala dan titik api.
Warna minyak ditentukan adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange
atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak.Bau dan
flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam
lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Bau khas minyak kelapa sawit
ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.Titik cair minyak sawit berada dalam
nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam
asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda (Ketaren, 1986).
Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang
bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu:
kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna
dan bilangan peroksida.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar airkurang dari 0,1
persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen. Kandungan asamlemak
bebas serendah mungkin (kurang lebih 2 persen atau kurang) bilangan peroksidadi
bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak
berwarnahijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas
dari ion logam (Ketaren, 1986)
Tabel 2.2.3.1 Standar Nasional Indonesia Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO)
Tabel 2.2.3.2 Spesifikasi Mutu SPB (Special Prime Bleach) dan Ordinary
Besi ppm 10 10
Minyak kelapa sawit mengandung zat warna, seperti karoten dan turunannya
yang memberikan warna merah-kuning pada minyak. Warna tersebut kurang
disukai konsumen. Terlebih lagi, hal ini dikarenakan reaksi pada temperatur tinggi
dapat mengubah karoten menjadi senyawa yang berwarna kecokelat-cokelatan
dan larut dalam minyak sehingga semakin sukar untuk dipucatkan (kemampuan
untuk dipucatkan semakin berkurang). Penurunan daya pemucatan ini disebut
DOBI (Deterioration Of Bleachability Index).
Analisa kadar air, pengotoran dan asam lemak bebas sendiri tidak cukup
untuk membuktikan mutu dari CPO. DOBI dalam analisanya dapat
memperlihatkan suatu indikasi yang baik dari status oxidative dari CPO setelah
CPO di produksi.
DOBI adalah perbandingan nilai absorbansi spectrophotometri pada
gelombang 446 nm dengan gelombang 269 nm. Metoda ini dikembangkan oleh
Dr. P. A. T. Swoboda dari Palm Oil Research Institute of Malaysia (sekarang
dikenal dengan nama Malaysia Palm Oil Board) (Gee Keck Seng (M) Berhad,
2005) .
Tabel 2.3 PORIM (Palm Oil Riset Institute of Malaysia) Hubungan DOBI
dengan Kualitas Minyak
DOBI Kualitas
>3,24 Terbaik
Masalah lain yang dianggap sebagai penyebab rendahnya angka DOBI CPO
adalah parameter kualitas CPO yang masih berpatokan pada asam lemak bebas
(ALB) yang terkandung pada CPO maksimum 5 %. Angka 5 % ini sesuai dengan
spesifikasi persyaratan mutu pada SNI Crude Palm Oil (CPO) No. SNI 01-0016-
1998 yang disahkan pada tahun 1998. Dasar pengukuran mutu CPO yang berbeda
dengan pasar internasional menyebabkan terjadinya potongan harga atau diskon pada
CPO asal Indonesia (Sekjen Deptan, 2004)
2.4 Karotenoid
Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange,
atau merah orange yang ditemukan pada tumbuhan, kulit, cangkang atau kerangka
luar (eksoskeleton) hewan air serta hasil laut lainnya seperti molusca (calm,
oyster, scallop),crustacea (lobster, kepiting, udang) dan ikan (salmon, trout, sea
beam, kakap merah dan tuna). Karotenoid juga banyak ditemukan pada kelompok
bakteri, jamur, ganggang dan tanaman hijau (Desiana, 2000).
Dari fungsinya, karotenoid dapat dibagi atas dua golongan yaitu yang bersifat
nutrisi aktif VHSHUWL
-karoten dan nutrisi yang non aktif seperti fucoxanthin.
Berdasarkan unsur penyusunnya, karotenoid terdiri dari dua golongan yaitu
karoten dan xantofil. Karoten tersusun atas unsur C dan H. Karotenoid yang
dikenal sebagai sumber vitamin A adalah .GDQNDURWHQ
Adapun sifat-sifat karoten tersebut adalah :
a. Mudah dioksidasi
b. Dapat mengadsorbsi cahaya
c. Tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol
d. Larut dalam minyak, kloroform, petroleum, benzene dan eter
e. Sensitif terhadap oksidasi cahaya (Seto, 2001).
Beta karoten sebagai salah satu zat gizi mikro di dalam minyak sawit
mempunyai beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain
untuk menanggulangi kebutaan karena xeroftalmia, mencegah timbulnya penyakit
kanker, mencegah proses penuaan dini, meningkatkan imunisasi tubuh dan
mengurangi terjadinya penyakit degeneratif. Selain itu ada korelasi negatif antara
konsumsi karoten dengan gejala penyakit kanker paru-paru. Beta karoten juga
berperan aktif sebagai pemusnahan radikal bebas (Seto, 2001).
2.4.3 Vitamin A
Karoten larut dalam air dan lemak. Retinol ditemukan dalam beberapa
makanan hewani berlemak. Karena hewan dan ikan dapat menyimpan retinol di
dalam hati,maka minyak ikan dan hati mempunyai kandungan retinol yang tinggi
(Seto,2001).
Ester retinol yang terlarut dalam lemak makanan akan terdipersi dalam
tetesan getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen usus, yang diikuti oleh
penyerapan langsung ke dalam epitel usus. Senyawa beta karoten yang
dikonsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim beta
karotendioksigenase (Murray, 2001).