Oleh:
Yuni Mulia Sari
061530400317
Kelas 5KA
Dosen Pengajar:
Zurohaina, S.T, M.T
Umpan Solven
steam solven
Yield dari produk rafinat tergantung pada tipe dan karakteristik minyak yang
diolah dan kualitas yang diingini perbaikannya. Missal yield 82% diperoleh dari
suatu gas oil yang sulfurnya turun dari 1,12 % menjadi 0.49% dan bilangan setana
diperbaiki dari 53,2 menjadi 62,9. Proses ini dilisensi oleh Texaco Development
Corp dimana unit komersil pertama di bangun pada tahun 1964.
2.2.1 Propane Deasphalting
Metode paling lama dan biasa digunakan untuk memisahkan oil dari asphalt
adalah dengan proses distilasi. Tetapi keterbatasan proses ini adalah tidak dapat
diaplikasikan pada fraksi minyak yang lebih berat dan tidak dapat
diuapkan/didistilasi pada vacuum distilasi tanpa terjadi cracking. Untuk mengatasi
keterbatasan itu maka proses pemisahan menggunakan proses ekstraksi yaitu
propane deasphalting. Pada proses ini liquid propane digunakan sebagai solvent
untuk mengekstrak heavy residual oil yang dikenal dengan nama Deasphalted Oil
(DAO) dari short residu dan meninggalkan material asphaltic yang dikenal
sebagai propane asphalt.
Proses ini adalah suatu proses ekstraksi dimana minyak yang diinginkan
dilarutkan dalam pelarut propan dan material yang mengandung aspal dapat
dipisahkan.
Umumnya yang dipakai sebagai umpan adalah minyak mentah yang telah
direduksi dari distilasi hampa (Vacuum Reduced Crude) dengan berbagai jarak
didih untuk di-finishing menjadi aspal dan minyak-minyak pelumas. Kelarutan
minyak dalam propan menurun dengan naiknya suhu dan sangat dipengaruhi oleh
tekanan. Diagram alir proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Tanki propan
Minyak
Evaporator
Kontaktor
Asphalt stripper
Dapur
Proses ini adalah proses ekstraksi kontinyu untuk pemisahan residu hasil
dari distilasi hampa menjadi 2 macam atau lebih minyak pelumas. Proses ini
menggunakan propan sebagai pelarut dan merupakan pengembangan dari proses
propane deasphalting. Produk dari proses ini adalah minyak-minyak yang
bersesuaian dengan distilat netral yang berat, dan pelumas jernih (bright stock)
yang mempunyai warna lebih baik, residu karbon dan indeks viskositas lebih baik
dari fraksi-fraksi distilasi hampa. Pada proses ini dihasilkan juga aspal. Diagram
alir proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2.2.5 Ekstraksi HF
Ekstraksi ini adalah proses ekstrasi cair-cair untuk memisahkan sulfur dan
kokas yang terbentuk dari nafta rengkahan, nafta murni (virgin naphtha), distilat
menengah, dan gas oil. Umpan minyak setelah melalui suatu absorber seperti
terlihat pada Gambar 11.4 dikontakkan secara berlawanan arah dengan cairan HF
di dalam menara ekstraksi. Produk atas berupa rafinat dikirm ke menara stripper
untuk pemisahan HF. Pelarut HF diambil kembali (recovery) dari ekstrak dengan
penguapan dan stripping.
Proses ini relatif tidak sensitif terhadap suhu dan tekanan. Biasanya suhu
yang dipakai adalah 100 – 125 oF dan tekanan di bawah 100 psi. Nisbah pelarut
terhadap minyak adalah rendah berkisar antara 0,15 - 0,3 berbanding 1.
Pengolahan kerosin, gas-oil dan recycle-oil dengan HF akan menghasilkan
produk rafinat dengan yield 85 – 95 % pada pengambilan sulfur 60 – 90 %.
Vent
HF ke
Recovery
Umpan
Absorber Ekstraktor
raffinate Ekstrak
HF dari Stripper Stripper
Recovery
HF ke recovery
Rafinat Ekstrak
HF Recovery &
HF segar
Evaporator HF
Tangki HF
Proses ini adalah proses ekstraksi cair-cair secara kontinyu, dipakai untuk
pemisahan aromatik dan senyawa-senyawa yang menahan sulfur dari minyak-
minyak dasar naftenik dan parafinik. Umpan yang dipakai meliputi nafta ringan,
kerosen, gas-oil, cycle-oil dari proses katalis, dan minyak pelumas berat dan
menengah. Aplikasi-aplikasi lain dari proses ini dapat dilihat pada seksi
penyulingan minyak pelumas seperti proses Edeleanu SO2..
Apabila proses digunakan untuk mengolah kerosin maka suhu operasi
dipakai pada 60oF. Yield 65 – 90 % diperoleh pada reduksi sulfur 10 – 70 % dan
perbaikan diesel index pada rasio berat solven-minyak antara 0,25 - 1,0
berbanding 1,0. Pengolahan cycle-oil dari proses menggunakan katalis dapat
menurunkan kokas hasil perengkahan sebesar 50 % atau lebih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Proses penarikan aspal merupakan proses yang dapat memisahkan sulfur
dan logam berat dan juga perbaikan warna minyak.
3.2 Saran
Proses penarikan aspal merupakan salah satu contoh proses menggunakan
larutan. Dalam proses penarikan aspal ini terdiri dari beberapa macam proses,,
sehingga perlunya pembelajaran mengenai uraian proses yang terjadi pada proses
penarikan aspal agar dapat lebih memahami setiap proses yang ada.
DAFTAR PUSTAKA