Anda di halaman 1dari 15

[Type the company

name]

SRI M.S

[TYPE THE DOCUMENT


TITLE]
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short
summary of the contents of the document. Type the abstract of the document
here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa saja proses-proses penyulingan menggunakan pelarut?
2. Bagaimana proses-proses penyulingan menggunakan pelarut?

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN


Adapun manfaat dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat memahami proses pengolahan minyak dengan pelarut.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Proses Penarikan Aspal

Minyak-minyak pelumas, gas-oil atau distilat menengah yang direduksi melalui proses ekstraksi
ataupun pengendapan pelarut dalam aspal dan material resin yang terdapat baik dalam larutan
maupun dalam bentuk koloid cendering dapat membentuk residu karbon dan kokas.
Pelarut yang dipakai untuk proses penarikan aspal dapat dibagi menjadi dua kelompok
utama, yaitu :
1. Hidrokarbon-hidrokarbon yang mempunyai berat molekul rendah, terutama propan.
2. Senyawa-senyawa yang dapat dioksidasi seperti alcohol dan ester.
Macam-macam proses penarikan aspal dan lube treating dengan pelarut :
1. Ekstraksi furfural (pengolahan gas-oil dan lube-oil)
2. Propane Deasphalting
3. Propane Decarbonizing
4. Fraksionasi Propana
5. Ekstraksi HF
6. Ekstraksi SO2

2.1.1. Ekstraksi Fulfural (pengolahan gas-oil dan lube-oil)


Ekstraksi dengan fulfural untuk memisahkan aromatik, nitrogen, sulfur

2.2. Proses Penarikan Lilin


Proses penarikan lilin diranndung lilin, cang untuk memisahkan lilin dari minyak-minyak
pelumas agar supaya produk memperlihatkan karakteristik fluiditas yang baik pada suhu rendah
(titik tuang rendah).
Syarat pelarut yang digunakan untuk proses dewaxing :
Mempunyai aksi pelarutan sempurna yang kokoh terhadap ikatan hubungan lilin-minyak
antara suhu 1000F dan suhu pendinginan minimum (chilling) daripada campuran minyak-
pelarut.
Mempunyai aksi pelarutan sempurna terhadap komponen cairan normal yang ada pada
minyak tetapi tidak mempunyai daya pelarutan yang kuat untuk pengendapan lilin pada suhu
pendinginan minimum
Kemudahan memperolehnya dengan harga murah
Mempunyai ikatan kimia yang stabil, tidak korosif dan tidak beracun
Mempunyai titik didih yang memenuhi kriteria pemulihannya dari minyak dan lilin secara
distilasi
Tidak dipengaruhi dan mudah dipisahkan dari air
Mempunyai panas laten dan panas jenis karakteristik yang menyebabkan refrigerasi secara
ekonomis

Macam-macam proses penarikan lilin (dewaxing) adalah :

1. Solvent dewaxing
2. Propane dewaxing
3. Liquid SO2 Benzene dewaxing
4. Separator-nobel dewaxing
5. Proses bari-sol
6. Urea dewaxing
7. Benzene acetone dewaxing

2.2.1. Solvent Dewaxing

Proses ini sering keliru dengan proses benzol- aseton, yang menggunakan pelarut tunggal atau
campuran kecuali pelarut hidrokarbon yang mempunyai atom karbon kurang dari 5, yang paling
sering dipakai sekarang adalah pelarut MEK (metil etil keton) dan toluol. Senyawa-senyawa
keton yang lain juga dapat dipakai baik secara sendirian maupun bercampur dengan pealrut
aromatic. Contoh pelarut yang banyak digunakan adalah metal isobutyl keton dan metil butyl
normal keton. Komposisi campuran pelarut tergantung pada tipe unpan yang akan ditarik
lilinnya.

Teknologi proses dewaxing adalah proses dewaxing dengan menggunakan solvent dan proses
dengan chilling-pressing. Proses dewaxing menggunakan solvent banyak diaplikasikan pada
proses produksi lube base dengan cara melarutkan wax dari paraffin distillate pada temperature
yang ditentukan sehingga wax dapat dipisahkan dari minyak. Proses dewaxing dengan chilling-
pressing adalah tipe proses yang sederhana menggunakan proses pendinginan umpan dan proses
filtrasi bertekanan untuk memisahkan kristal paraffin. Pemisahan berbagai grade kristal paraffin
secara umum didasarkan pada perbedaan properties melting point dengan pengaturan temperatur
pendinginan proses dewaxing.

Pada pabrik lilin di PT. Pertamina (Persero) UP V Balikpapan, bahan baku Paraffinic Oil
Distillate (POD) dihasilkan dari Unit Distilasi Vacuum (HVU-III) dan berasal dari pengolahan
Minyak Mentah Parafinis, mode operasi secara batch pada setiap tahapan proses dan POD
diumpankan secara batch ke masing-masing Filter Press setelah mengalami proses pendinginan
pada unit chiller. Proses penyaringan (Filter Press) Dewaxing berlangsung secara bertingkat (3-
seri) pada kondisi operasi (temperature) yang berbeda untuk mendapatkan grade slack wax yang
berbeda.

2.2.2. Propane Dewaxing

2.3. Produksi Lilin


Proses-proses yang dilakukan untuk memproduksi lilin ditujukan pada penarikan dari
petroleum wax yyang pekat (slack wax) yang merupakan suatu produk dari proses dewaxing
Prosedur produksi lilin dan penarikan minyak dari dalam lilin terdiri dari :
1. wax fractionating
2. wax manufacturing
3. continous wax moulding
2.3.1. Wax Fractionating
Wax Fractionation adalah proses bersinambung untuk menghasilkan beberapa jenis lilin
berkadar minyak rendah dari konsentrat lilin dengan menggunakan pelarut dalam volume besar
pada suhu yang berkisar dari 5 derajat Fahrenheit sampai 60 derajat Fahrenheit.
Proses ini adalah proses fisik yang beroperasi untuk memproduksi lilin dengan kandungan
minyak rendah. Produk lilin dapat dikristalkan dengna berbagai titik eleh, tergantung pada
umpan yang diolah. Lilin Kristal dapat diproduksi dengan kandungan minyak kurang dari 0,5 %.
Proses ini sering digabung dengan oil dewaxing dengan dosis pelarut keseluruhan bervariasi 3,5-
9,0 berbanding 1. Diagram alir proses dapat dilihat pada gambar

2.4 Proses ekstraksi minyak pelumas


Pengolahan dengan pelarut adalah metode yang banyak dipakai untuk distilasi minyak
pelumas. Proses ini menghasilkan produk yang diperlukan pada pelumasan modern dengan cara
pemissahan komponen yang tidak diinginkan ada dalam material umpan seperti senyawa
aromatik, naftena dan senyawa tak jenuh. Minyak pelumas yang diolah dengan pelarut
mempunyai indeks viskositas yang tinggi, ketahanan yang tinggi terhadap pembentukan getah
minyak ( gum) dan lumpur (sludge) karena oksidasi dan menaikkan kerentanan terhadap
perbaikan lanjutan karena penambahan aditif yang selektif. Kebanyakan proses komersil dari
operasi penarikan minyak pelumas ini adalah proses yang menggunakan pelarut tunggal seperti
pada gambar 11.7. Beberapa proses campuran atau pelarut ganda dapat juga dipakai.

Langkah-langkah umum pada proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut :


1. Pengeringan atau daerasi umpan
Air menghalangi aksi penyerapan oleh fenol dan udara menyebabkan kesulita menggunakan
pelarut gas, seperti SO2
2. ekstraksi dengan menggunakan pelarut
Metoda kontak berlawanan arah dipakai secara umum kecuali untuk kasus khusus, digunakan
kontak tunggal.
3. Pemisahan pelarut dari minyak.
Proses ini disempurnakan dengan panas dari fraksionasi atau penguapan. Proses ini adalah
operasi sederhana karena minyak dan pelarut mempunyai titik didih yang jauh berbeda,
kecuali pemisahan gasolin dengan SO2.
4. pemurnian minyak
Minyak dibebaskan dari pelarut dengan steam stripping atau jika ada air yang menyebabkan
kesulitan, maka pemisahan dilakukan dengan vacum flashing.
5. pemurnian pelarut
Proses ini meliputi pemisahan air seperti dijumpai dalam pelarut fulfural, ataupun pemisahan
ter (blankin) dan sebagainya dalam proses duo-sol.

Macam macam proses distilasi minyak pelumas adalah :


1. Distilasi fulfural
2. Ekstraksi fenol
3. Proses SO2 Edeeanu
4. Ekstraksi Chlorex
5. Ekstraksi Nitrobenzene
6. Ekstraksi Duo-Sol
7. Proses SO2 Cair-Benzene

2.4.1 Penyulingan fulfural


Penyulingan fulfural adalah proses pelarut tunggal untuk memisahakan senyawa aromatik,
senyawa naftenik, dan senyawa hidrokarbon tak stabil dari minyak dasar pelumas. Dengan
demikian berarti memperbaiki indeks viskositas dan karakterisitik kestabilannya. Pelarut yang
dipakai adalah fulfural yang merupakan senyawa aldehid yang dibuat dari sampah tumbuh-
tumbuhan. Pengolahan berlangsung pada menaradengan aliran yang berlawanan arah pada suhu
100 250 oF. Beda suhu yang tinggi pada seksi treating dimungkinkan untuk memperoleh yield
yang tinggi dengan kualitas minyak rafinat pada dosis pelarut tertentu. Pelarut fulfural
mempunyai stabilitas yang tinggi dan dapat dipulihkan kembali menggunakan distilasi pada suhu
400 500 oF. Kehilangan pelarut hanya 0,03 0,06 % vol dari pelarut yang bersirkulasi. Proses
ini dilisensi dan dikembangkan oleh Texaco Development Corp. Unit Komersialut utama dipakai
pada tahun 1933.

2.4.2 Ekstraksi fenol


Proses ini adalah ekstraksi cair-cair untuk memisahkan senyawa aromatik dari minyak
pelumas sehingga memperbaiki indeks viskositas, kestabilan karena oksidasi dan ketahanan
terhadap pembentukan lumpur, karbon dan pengendapan pernis. Semua jenis minyak termasuk
gas-oil dan produk lain yang sama dengan proses ini. Pelarut fenol yang dipakai dapat berupa
anhidrat ataupun berbentuk larutan. Unit modern menggunakan ekstraktor sentrifugal atau
kontraktor berpengaduk, unit lain yang biasanya menggunakan menara dengan piring. Suhu
pengolahan bervariasi dengan jenis umpan yang masuk.
Untuk minyak pelumas maka suhu menara treating dijaga pada 130 200 oF. Salah satu
keistimewaan proses ini adalah penggunaan air untuk menurunkan kelarutan minyak dalam fenol
pada bagian bawah menara( dalam sistem ekstraktor sentrifugal , air yang mengandung fenol
dari drum diinjeksikan terlebih dahulu kedalam umpan sebelum masuk ekstraktor). Air
merangsang kelarutan minyak dalam larutan ekstrak, dengan demikian meningkatkan refluks
dengan cara membuang komponen-komponen yang dapat larut dari fase ekstrak sebelum
dipisahkan dari sistem. Pengolahan minyak pelumas dengan SAE 40 (28,3 oAPI). Viskositas
77,4 SSU pada 210 oF dan 0,16 kandungan karbon conradson, dengan nisbah pelarut minyak 2,1
berbanding 1,0 akan menghasilkan 88% vol rafinat ( 30,2 oAPI, viskositas 72,3 SSU pada 210
oF; 0,04 karbon conradson, dan indeks viskositas lilin 93.
2.4.3 Proses SO2 Edeleanu
Proses ini adalah untuk mengekstraksi aromatik pada umpan minyak kerosene dan gas oil. Proses
ini meskipun masih banyak dipakai, tetapi dapat juga dipakai untuk pengolahan minyak pelumas.
Proses ini digunakan untuk memperbaiki kestabilan karena oksidasi daripada inyak-minyak
pelumas seperti oil turbin dan oil yang sangat encer. Disebabkan karena daya pelarutan SO2
sangat rendah tanpa adanya pelarut pembantu, maka proses ini sedikit berguna dalam pengolahan
pendahuluan oil motor yang mempunyai indeks viskositas tinggi. Suhu operasi berjarak dari -20
oF untuk nafta dan kerosene sampai +60oF untuk minyak yang mempunyai titik tuang tinggi.
Misbah pelarut terhadap minyak adalah 0,5 3,0 berbanding 1,0 sedangkan untuk minyak berat
memerlukan nisbah pelarut minyak yang lebih besar.

2.4.4 Ekstraksi chlorex


Proses ini adalah proses pelarut tunggal yang memperlihatkan selektivitas yang baik dan
daya pelarutan solven yang tinggi pada suhu ekstraksi yang rendah. Tipe umpan yang diolah
adalah minyak dasar parafinik yang tinggi ( minyak yang berasal dari kontinental timur dan
pensylvania), untuk meperbaiki indkes viskositas dan menaikkan yield-nya. Stailitas chlorex
diperoleh dari produk komersil yang diperbaiki dengan pemisahan sejumlah kecil asam khlorida
(HCl) yang ada.
Minyak minyak dasar parafinik yang mengadung resin tetap dan hampir bebas dari aspal
dapat dilakukan pengolahannya memakai pelarut tunggal tanpa menarik aspal. Suhu ekstraksi
berkisar antara 100 120 oF. Distilat distilat minyak dasar parafin atau residu tanpa aspal dapat
diekstraksi pada suhu 30 80oF tanpa memisahkan lilin. Chlorex yang mempunyai berat jenis
besar dapat memungkinkan pemisahan dua fasa. Meskipun efisiensi ekstraksi naik berbanding
lurus dengan kenaikan nisbah pelarut-minyak dan berbanding terbalik dengan suhu, namun
umpan minyak yang mengandung lilin tinggi harus memerlukan proses penarikan lilin terlebih
dahulu apabila diinginkan recovery tinggi dan kecepatan korosi yang rendah pada kondisi
pengolahannya. Ekstrakstor banyak tingkat (4-7 tingkat) dengan aliran berlawanan arah dipakai
pada proses ini. Fasa rafinat mengandung 15 25% pelarut. Chlorex diperoleh kembali pada
suhu 300 325 oF pada tekanan hampa 26 28 inHg menggunakan steam.
Proses ini dikembangkan oleh standard oil Co. Pada tahun 1930 dan dipakai secara luas
sampai tahun 1940 1950 untuk memproduksi minyak pelumas berkualitas tinggi. Sekarang
proses ini telah dimodifikasi dengan proses yang lebih modern lagi.

2.4.5 Ekstraksi nitrobenzene


Proses ini adalah proses ekstraksi solven tunggal dengan daya pelarutan tinggi dipakai untuk
minyak-minyak pelumas atau residu dari minyak mentah tertentu. Umpan masuk bervariasi
antara distilat ringan ( 150 SSU pada 100 oF) dari residu berat (950 SSU pada 210 oF). Lilin di
dalam umpan tidak akan mengganggu proses pengolahan tatupun tidak memerlukan penarikan
aspal sebagai prasyarat operasi. Pengolahan dengan lempung biasanya dilakukan untuk
memperbaiki warna dan kandungan karbon residu. Pelarutan yang tinggi oleh nitrobenzene
memungkinkan penggunaan suhu ekstraksi rendah yaitu 30 -100 oF dan nisbah pelarut minyak
0,5 2,5 berbanding 1,0. Diperlukan pula peralatan refrigerasi. Recovery nitrobenzene dari
minyak yang terjadi pada suhu 350 oF dengan steam pada tekanan hampa. Sistem pengolahan
menggunakan kontraktor 5 tingkat dipasang secara cascade dengan aliran yang berlawanan arah
antara minyak dan solven. Untuk umpan minyak distilat pelumas SAE 30 berasal dari
kontinental timur yang mengandung lilin (25,5 oAPI ; viskositas 75 SSU pada 210 oF) diolah
dengan nisbah pelarut-minyak 1 : 1 pada 50 oF akan menghasilkan produk rafinat dengan yield
75% (30,2 oAPI ; viskositas 63 SSU pada 210 of). Proses ini dikembangkan dan diopersikan
oleh Atlantic Refining Co.

2.4.6 Ekstraksi duo-sol


Proses ini adalah proses pengolahan menggunakan pelarut ganda untuk menarik aspal secara
simultan dari minyak minyak pelumas atau suatu residu atau minyak minyak destilat. Propana
digunakan sebagai pelarut parafinik untuk operasi penarikan aspal (yaitu melarutkan minyak
sebagai rafinat dan mengendapkan aspal).
Asam kresilat (biasanya mengandung 20-40% fenol) adalah pelarut naftenik, melarutkan
endapan aspal dan senyawa yang tidak diinginkan seperti aromatik, naftena, pembentuk warna
dan senyawa yang indeks viskositasnya rendah. Dapat juga dipakai fenol murni sebagai pelarut.
Campuran asam kresilat- fenol dirujuk sebagai pelarut terbaik disebut sebagai selecto, karena
pengenceran minyak oleh propan maka viskositas fasa rafinat menjadi rendah, sehingga relatif
lebih mudah dipisahkan dari fasa ekstrak. Pada suhu pengolahan yang normal, kelarutan lilin
dalam propan cukup tinggi sehingga memungkinkan ekstraksi menggunakan pelarut terhadap
minyak minyak dapat dilakukan tanpa menarik lilin. Unit komersil proses ini menggunakan 7 9
buah kontraktor yang berlawanan arah seperti gambar 11.8
Umpan minyak segar dimasukkan kedalam sistem ekstraksi pada ekstraktor kedua atau ketiga
dari ujung pengeluaran ekstrak. Pelarut propana dan selecto dimasukkan masing masing ke
dalam outlet rafinat dan outlet ekstrak.
Kondisi operasi pada suhu ekstraksi 120 150 oF meskipun ada beberapa umpan yang dapat
diolah pada suhu 90 oF. Nisbah pelarut minyak adalah 4 : 1 atau lebih besar (% berat untuk
propana dan % vol untuk selecto). Kandungan fenol dalam selecto adalah 35 40% vol atau
lebih besar. Kandungan air dalam selecto dijaga lebih kecil dari 0,15 %. Variabel-variabel
didalam ekstraksi duo-sol yang umum dipakai adalah sebagai berikut : a) pada nisbah propana-
selecto yang konstan, kenaikan rasio total solven-minyak akan memperbaiki indeks viskositas
dan karbon residu rafinat, b) pada nisbah selecto-minyak yang konstan, kenaikan propana akan
menurunkan indeks viskositas dan juga dapat menurunkan atau menaikkan karbon residu, c)
pada nisbah propana-minyak yang konstan, kenaikan selecto akan memperbaiki indeks viskositas
dan karbon residu.

2.4.7 Proses SO2 Cair benzene


Proses ini menggunakan plarut campuran untuk mengolah minyak minyak pelumas yang
akan diperbaiki indeks viskositasnya. SO2 cair adalah pelarut yang sangat selektif terhadap
senyawa senyawa hidrokarbon aromatik dan non-parafinik lainnya, tetapi mempunyai kapasitas
pelarut yang rendah. Campuran SO2 cair dan benzene akan menaikkan kapasitas pelarutan
dengan tetap memelihara selektivitas. Variasi persen benzene didalam campuran pelarut
memungkinkan untuk memilih kondisi operasi yang menguntungkan bagi suatu umpan supaya
spesifikasi produk yang diingini dapat diperoleh.
Pada suatu suhu ekstraksi tertentu, kenaikan dalam persen benzene akan menaikkan daya
pelarutan solven (pelarut) dalam campurannya. Perancangan pabrik sama dengan proses
menggunakan pelarut tunggal, tetapi sistem recovery pelarut lebih rumit untuk pemisahan pelarut
yang diambil kembali. Suhu ekstraksi sekitar 25 oF, nisbah campuran pelarut-minyak adalah 2 :
1. Produk akhir minyak pelumas mempunyai indeks viskositas 90-100, dengan perbaikan karbon
residu dan stabilitas oksidasi. Pengolahan minyak-minyak pelumas dari pantai teluk (20oAPI ;
viskositas 66 SSU pada 210 oF ; indeks viskositas 23 ; 0,24 % berat karbon residu) dengan
pelarut 25% vol benzene dan 75% vol SO2 menghasilkan produk rafinat 74% (25,3 oAPI ;
viskositas 60,5 SSU pda 210 oF ; indeks viskositas 63 ; dan 0,66% berat karbon residu).

2.5 Proses Ekstraksi Aromatik


Proses ekstraksi aromatik adalah proses sinambungan yang menggunakan satuan-satuan
operasi, yaitu distilasi, ekstraksi dan absorpsi, masing-masing ataupun secara bersama untuk
memisahkan aromatik dari campuran hidrokarbon. Produk yang diinginkan dari semua proses
tersebut secara normal adalah aromatik, untuk penggunaan petrokimia atau komponen blending
yang mempunyai angka oktan tinggi, akan tetapi produk utama dari rafinat yang telah ditarik
aromatiknya ini adalah kerosin atau parafin ringan tak berbau yang digunakan untuk minyak
bakar jet (avtur) atau pelarut khusus non- aromatik.
Umpan yang diolah dapat berupa hampir semua hasil-hasil kilang seperti naphta
straight- run, naphta- cracking dan, naphta reforming yang mempunyai jarak didih antara 150
700 oF. Selama dilakukan mekanisme proses- proses ekstraksi cair-cair, adsorpsi selektif dan
distilasi ekstraksi yang sederhana untuk memisahkan aromatik, maka distilasi azeotrop kadang-
kadang yang digunakan secara komersil dalam pemulihan pelarut dari proses- proses tersebut.
Macam- macam proses ekstraksi aromatik adalah :
1 Distilasi Ekstaktif.
2 Ekstraksi Udex.
3 Ekstraksi Modifikasi SO2.
4 Proses Arosorb.
5 Adsorpsi Siklik.
6 Ekstraksi Sulfolan.

2.5.1 Distilasi Ekstraktif


Proses ini adalah sinambungan fasa uap- cair untuk mengambil aromatik basis nitrogen
(benzena, toluena atau silena) masing- masing dari fraksi minyak (biasanya reformat katalis).
Pelarut yang digunakan untuk menaikkan beda tekanan uap diantara komponen- komponennya.
Apabila terdapat olefin didalam umpan, maka dilakukan pengolahan pendahuluan secara kimia
dengan asam sulfat, asam fosfat atau tanah liat. Pelarut- pelarut yang digunakan adalah fenol
untuk benzena dan toluena, campuran asam kresilat untuk silena. Proses ini dilisensi oleh Shell
Development Co. Unit komersil pertama beroperasi pada tahun 1940.

2.5.2 Ekstraksi Udex


Proses ini adalah proses pemulihan fasa cair-cair untuk ekstraksi selektif dan aromatik
dengan kemurnian tinggi dari campuran hidrokarbon menggunakan campuran pelarut dietil
glikol dan air (8 10%). Keunggulan proses ini adalah dapat mengolah umpan dengan jarak
didih yang luas untuk menghasilkan campuran aromatik dengan kemurnian tinggi yang dapat
dimurnikan dengan tanah liat dan difraksionasi menjadi benzena dan toluena, dan konsentrat
silena dan etil benzena yang murni. Apabila umpan dengan jarak didih yang cukup maka
dihasilkan juga produk bawah fraksionator berupa campuran aromatik seperti silena, yaitu C8,
C10 dan C11.
Proses ini menggunakan kolom ekstraktor banyak tingkat dengan aliran sinambungan yang
berlawanan arah. Umpan yang akan diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan senyawa
aromatik alkenil, naik keatas berlawanan arah dengan pelarut yang turun ke bawah sehingga
menarik semua aromatik yang ada. Tekanan cukup tinggi untuk menjaga fasa cairan dengan suhu
relatif rendah. Proses ini dilisensi oleh UOP. Unit komersial pertama beroperasi pada kilang
Eastern States Petroleum Co di Houston Texaz pada tahun 1952.

2.5.3 Ekstraksi Modifikasi SO2


Proses ini adalah proses fasa cair- cair untuk ekstraksi selektif aromatik dari campuran
hidrokarbon dalam nafta murni, reformat katalis atau distilat distilat berat. Campuran ekstrak
pelarut dengan SO2 cair dan aromatik dipekatkan dalam fasa ekstrak yang turun kontak dengan
minyak pencuci ( suatu fraksi kerosin yang ada dalam reformat katalis) untuk pemisahan non-
aromatik yang mempunyai titik didih rendah dari ekstrak menjadi fasa refinat.
Sejarahnya, proses ini merupakan modifikasi yang diusulkan oleh Edeleanu pada tahun 1907
untuk memisahkan aromatik dari kerosin dengan ekstraksi SO 2. Instalasi komersil pertama dari
proses ini dibuat oleh Baytown Ordinance and Works (sekarang milik Humble Oil and Refeining
Co) selama perang Dunia II di Baytown Texas.

2.5.4 Proses Arosorb


Proses ini pertama kali digunakan untuk memisahkan aromatik dari berbagai fraksi kilang
(jarak didih 150 700 oF) melalui fasa cair- padat. Proses ini meliputi adsorspsi desorpsi siklik
yang selektif dalam unggun diam berisi silika- gel. Senyawa- senyawa olefin dan cairan non-
hidrokarbon dapat juga dipisahkan.
Untuk umpan yang mempunyai titik didih rendah dipakai desorben yang titik didihnya
lebih tinggi dari umpan, sedangkan untuk umpan yang mempunyai titik didih tinggi digunakan
desorben yang titik didihnya rendah. Desorben yang banyak dipakai adalah silena (65%).
Kondisi operasi kira- kira 130 oF dan 150 psi.
Untuk tipe umpan reforamat katalis dengan jarak didih 250 400 oF (63 % aromatik),
yield konstrat aromatik adalah 59% (93% aromatik). Konsentrat jenuh mengandung 19% (v)
aromatik. Untuk operasi yang istimewa ini, digunakan desorben benzena (60% vol) dan fraksi
jenuh (160 190 oF ) yang akan keluar dari puncak menara fraksionasi. Proses ini mula-mula
dikembangkan oleh Sun Oil Co, tetapi sekarang hak patennya dipegang oleh UOP. Unit
komersial pertama telah beroperasi pada kilang Petrocarbon Chemicals Inc di Irving Texas
pada tahun 1951.

2.5.5 Adsorpsi Siklik


Adsorpsi siklik dipakai untuk pemisahan aromatik dari hidrokarbon minyak dengan
operasi siklik adsorpsi desorpsi yang selektif dalam unggun diam berisi silika gel. Seperti
halnya proses arosorb , proses fasa cair- padat ini muncul dengan kebutuhan akan utilitas yang
besar pada aromatik kelompok nitrogen yang dipulihkan dengan yield 99% dan kemurnian 99%.
Proses ini juga dapat dilakukan untuk dearomatisasi umpan untuk memproduksi rafinat murni
seperti tiner cat yang tak berbau atau kerosin berkualitas tinggi.
Langkah- langkah proses siklik meliputi :
1 Ektraksi material yang dapat diserap dari umpan (proses refining ).
2 Pemekatan fasa yang telah diserap ( proses enriching).
3 Stripping (pelucutan) untuk pengambilan ekstrak dan regenarasi silika- gel.
Apabila digunakan umpan reformat katalis maka waktu untuk proses refining adalah 30 menit.
Jika umpan kerosin akan memerlukan waktu 2 jam. Senyawa yang digunakan untuk pelucutan
adalah kerosin atau fraksi pentana jika umpannya reformat katalis, sedangkan untuk pengolahan
umpan kerosin maka dapat digunakan gasolin ringan (straight run) sebagai senyawa pelucut.

2.5.6 Ekstraksi Sulfolan


Proses ini meupakan gabungan antara ekstraksi fasa cair-cair dengan distilasi ekstraktif.
Pelarut yang digunakan adalah sulfolan [(CH 2)4SO2] yang dibuat dengan mereaksikan SO 2
dengan butadiena dan reaksi hidrogenasi sulfolena menjadi sulfolan. Unit-unit yang sekarang
menggunakan dietil glikol sebagai pelarut ekstraktif yang dapat diubah dengan sedikit modifikasi
terhadap pemakaian sulfolan.
Keuntungan unit- unit tersebut adalah:
1 Selektif yang lebih besar untuk aromatik.
2 Menurunkan kebutuhan panas sekitar 50 % per- barel umpan.
3 Menaikkan kapasitas unit sekitar 50 %.
Proses sulfolan dikembangkan oleh Shell Development Co pertama kali untuk membuat benzena
murni, toluena dan silena dari reformat katalis. Proses ini dilisensi UOP, sedangkan katalis
sulfolan dibuat secara komersil oleh Shell.

Anda mungkin juga menyukai