Anda di halaman 1dari 29

KIMIA INDUSTRI

Oleh :
Siti Aisyah (151810301011)
Retno Anggraini (151810301015)
Supriati Khodijatul Q (151810301022)
Ratna Kusuma Dewi (151810301051)
Yulia Kevin (161810301004)
“PROSES PEMBUATAN
PELUMAS MOTOR”
PELUMAS
• Pelumas adalah zat kimia yang umumnya
berwujud cairan dan diberikan di antara dua
benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek.
Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak
bumi yang memiliki suhu 105-135 °C.
• Pelumas umumnya terdiri dari 90% minyak dasar
dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan
pelumas paling utama adalah oli mesin yang
dipakai pada mesin pembakaran dalam
Fungsi Pelumas :
• Mengurangi gesekan serta mencegah keausan dan
panas sebab oli dapat membentuk suatu lapisan tipis
(oil film) untuk mencegah kontak langsung permukaan
logam dengan logam.
• Sebagai media pendingin, yaitu dengan menyerap
panas dari bagian-bagian yang mendapat pelumasan
dan kemudian membawa serta memindahkannya pada
sistem pendingin.
• Sebagai bahan pembersih, yaitu dengan mengeluarkan
kotoran pada bagian bagian mesin.
• Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.
• Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran.
Klasifikasi Pelumas

Pelumas Cair (liquid)

Semi liquid (grease)

Pelumas padat
Pelumas Liquid
Pelumas liquid sangat kita pahami sebagai
pelumas oli dan cukup lazim kita temui
sebagai pelumas mesin kendaraan bermotor,
gearbox, ataupun sistem lainnya.
Oli Paraffinic
Aromatic oil
(parafin)

Oli Naphtenic
Oli Paraffinic (parafin)
 Diproduksi melalui proses
pemecahan molekul
hidrokarbon minyak bumi atau
biasa dikenal dengan
hydrocracking.
 Sebagian besar molekul oli
parafin memiliki struktur
molekul rantai hidrokarbon
panjang dan tidak bercincin.
 Oli ini memiliki titik temperatur
bakar tinggi serta titik
temperatur alir (pour point)
tinggi.
 Oli parafin sangat baik
Oli Naphtenic
 diproduksi dari minyak bumi melalui
proses distilasi atau penyulingan.
 Sebagian besar molekul oli naphtenic
memiliki struktur cincin hidrokarbon
jenuh.
 oli tipe ini memiliki tingkat viskositas
rendah, titik bakar rendah (mudah
terbakar), titik alir rendah, serta
ketahanan terhadap oksidasi yang relatif
rendah.
 Digunkan untuk pendingin trafo industri,
serta pendingin pada proses permesinan.
Aromatic oil
 Hasil dari proses pemurnian lebih
lanjut dari oli parafin. Melalui proses
pemurnian tersebut didapatkan oli
dengan struktur hidrokarbon cincin-
tak-jenuh.
 Cincin hidrokarbon tersebut bersifat
jauh lebih stabil dan tidak mudah
putus, sehingga oli aromatik memiliki
titik bakar lebih tinggi.
 Pelumas oli aromatik berwarna hitam
dan sangat lazim digunakan sebagai
bahan seal manufaktur, serta sebagai
perekat dan pengencer produksi aspal.
Perubahan Struktur Molekul Oli
Konvensional
Menjadi Sintetik
Jenis Oli Sintetis
 Polyalphaolefins (PAO)
 Polyglycols (PAG)
 Oli Ester
 Silikon
 oli semi-sintetis
Pelumas Semi-Cair (Grease)
• Pelumas grease dibuat dengan jalan mengemulsi oli
mineral atau oli nabati dengan pengemulsi metalik
atau air pada suhu 400-600°F (204-316°C).
• Proses ini didapatkan sebuah jenis pelumas yang
memiliki tingkat kekentalan tinggi melebihi viskositas
oli dan cenderung padat.
Macam-macam Grease
1. Campuran Oli Mineral dengan Padatan

2. Campuran Oli Aspal dengan Oli Ringan

3. Extreme-Pressure Grease (EP Grease)

4. Roll-Neck (RN) Grease

5. Soap Thicked Mineral Oils (STMO)

6. Grease Multi-Fungsi
Pelumas Padat
Pelumas padat atau juga dikenal dengan pelumas
kering memiliki bentuk fase padat. Karakter
gesekan kecil pada permukaan bahan pelumas padat
tersebut terjadi karena struktur molekul berlapis
dengan ikatan lemah antar lapisan molekulnya.
Masing-masing lapisan molekul dapat bergeser
relatif terhadap lapisan yang lain hanya dengan
sedikit gaya saja, inilah yang membuat pelumas
padat memiliki gaya gesekan rendah.
Bahan yang banyak digunakan sebagai
pelumas

 Grafit
 Molibdenum disulfida (MoS2)
 Pelumas padat Heksagonal Boron Nitrida
(h-BN)
 Polytetrafluoroethylene (PTFE)
Bahan Pelumas
• Base Oil
Merupakan bahan dasar pelumas.

• Additive 
Merupakan Bahan tambahan. berasal dari campuran
base oil dengan beberapa tambahan bahan kimia, bisa
juga berupa 100% bahan kimia.
Base Additive 

Oil
Additive pelumas
Mineral Oil
itu sendiri

Synthetic Pewarna
Oil pelumas

Pengharum
pelumas
Karakteristik Oli (Minyak Pelumas)

Viscosity

Viscosity
Density
Index

Carbon
Flash Point
Residue

Total Base
Pour Point
Number (TBN)
Proses Produksi

Quality
Formula Control

Produksi
Metode Pembuatan

Proses ekstraksi sendiri


memiliki beberapa tahapan
1. diantaranya Destilasi, De-
Ekstra asphalting, Ekstraksi,
Dewaxing dan Finishing
ksi
Proses konversi sendiri
2. memiliki beberapa
Konver tahapan diantaranya
si Destilasi, Hidrocracking,
Hydrodewaxing, dan
Hydrotreating,
1. Ekstraksi
Proses destilasi: memisahkan campuran residu atmosfer menjadi fraksi-
fraksi berdasarkan berat molekul dan viskositasnya.

Deasphalting: pemisahan hasil fraksinasi menjadi dua produk yakni


minyak aspal dan aspal

Proses Ekstraksi: SPO, LMO, dan MMO hasil akan dipisah kandungan
aromatiknya melalui ekstraksi dengan pelarut fulfural menghasilkan
rafinat

Dewaxing : Rafinat hasil akan dipisahkan dari kandungan parafin wax


yang masih tinggi denngan proses kristalisasi dengan pelarut metil-
etil-keton (MEK)

Finishing : pencampuran base oil dengan aditif hingga diperoleh mutu


baik sesuai kebutuhan mesin
2. KONVERSI
Proses destilasi: memisahkan campuran residu atmosfer
menjadi fraksi-fraksi berdasarkan berat molekul dan
viskositasnya.

Hidrocracking: Cincin karbon naphthenic dan aromatik rusak,


dan bergabung kembali menggunakan hidrogen membentuk
iso-parafin

Hydrodewaxing: penggunaan reaksi hidrogenasi dan katalis


khusus untuk merubah parafin normal menjadi iso-parafin
yang diinginkan

Hydrotreating :Pembuatan senyawa jenuh menjadi tak jenuh


sehingga lebih stabil dan lebih mampu menahan reaksi
oksidasi
Perbedaan Proses Ekstraksi dan
Konversi
Ekstraksi Konversi
Berwarna Jernih dan tidak berwarna
Indeks Viskositas minyak Indeks Viskositas minyak
dasar lebih rendah dasar lebih tinggi
Residu karbon lebih banyak Residu karbon lebih sedikit
TAN pada minyak dasar lebih Total Acid Number (TAN)
tinggi pada minyak dasar lebih
rendah
Demulsibility kurang baik Demulsibility lebih baik
Kurang resisten terhadap Lebih resisten terhadap
oksidasi oksidasi
Kurang stabil pada suhu tinggi Stabil pada suhu tinggi
Perbandingan Sifat
Fisik Hasil
Kualitas dari Suatu Minyak Pelumas

1. Indeks Viskositas
• Pelumas yang memiliki indeks viskositas semakin tinggi maka
semakin bagus pula kualitasnya.
2. Viskositas Kinematik
• Perubahan temperatur mengakibatkan viskositas minyak
pelumas juga berubah. Viskositas diukur pada suhu 1000C dan
400C. Nilai viskositas ini dibatasi minimum dan
maksimummnya untuk tipa kelasnya sehingga memudahkan
konsumen untuk memilih yang cocok dengan mesin
Kode-Kode Penting di Kemasan Pelumas Mesin
Motor dan Mobil
• SAE merupakan akronim dari Society Automotive Engineering.
SAE mengeluarkan skala viskositas atau tingkat kekentalan oli.
dua angka yang dicantumkan dalam parameter kekentalan dari
SAE,
• JASO atau Japanese Automotive Society Organization, pada
pelumas mesin menandakan klasifikasi oli sepeda motor
berdasarkan spesifikasinya
• API—kependekan dari American Petroleum Institute. API
menetapkan standar kualitas untuk pelumas mesin berdasarkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai