Anda di halaman 1dari 77

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, tuntutan akan kebutuhan juga
semakin tinggi. Persaingan antar industri untuk tetap ada dan menjadi yang terbaik tentu
tidak menjadi hal yang asing lagi. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan harus
berusaha keras untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Hal tersebut tentu juga
berdampak pada industri kertas. Kertas adalah produk yang tak bisa dipisahkan dari
kehidupan kita. Kertas digunakan media utama untuk menulis, mencetak serta melukis
dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas
pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
PT. Pura Barutama unit Coating merupakan unit perusahaan PT. Pura Barutama
yang bergerak di bidang industri kertas. PT. Pura Barutama ini merupakan bagian dari
perusahaan PURA GROUP. Perusahaan ini pertama kali berdiri tahun 1908 di kota
Kudus. Perusahaan saat ini, telah berkembang menjadi salah satu perusahaan yang
cukup disegani di industri kertas, percetakan dan pengepakan di Asia Tenggara.
Untuk dapat memenangkan persaingan di dunia industri, dibutuhkan suatu
stategi yang tepat. Strategi yang tepat untuk mengantisipasinya adalah perusahaan harus
mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan cara menyediakan produk
yang dapat menarik perhatian sekaligus memuaskan hati konsumen. Perusahaan dituntut
untuk selalu dapat memberikan produk secara tepat waktu, tepat jumlah, kualitas tinggi,
dengan biaya yang relatif terjangkau. Hal itu bergantung pada proses produksi, dan
mesin produksi merupakan hal utama yang menentukan lancarnya proses produksi.
Apabila mesin tidak lancar dalam operasinya bahkan berhenti, ini dapat menghambat
proses yang sedang berlangsung. Komponen mesin yang rusak (atau yang dikenal
breakdown) juga menimbulkan cacatnya suatu produk. Apalagi di industri kertas,
pemotongan kertas atau tebal pewarnaan yang kurang/lebih sedikit saja dapat
menimbulkan kerugian yang besar. Oleh sebab itu, sangat penting bagi perusahaan
2

untuk mengetahui dan memahami secara detail mengenai permasalahan yang dihadapi
dalam meningkatkan produktivitas yang didukung oleh performansi peralatan yang
tinggi.
Total Productive Maintenance (TPM) adalah sebuah program maintenance
(perawatan), yang mana termasuk sebuah konsep baru untuk merawat pabrik dan
efektivitas peralatan. Tujuan dari program TPM adalah meningkatkan produksi, dan
diwaktu yang sama meningkatkan moral pekerja dan kepuasan kerja. Selain itu TPM
juga bertujuan untuk mewujudkan ideal factory, yaitu dengan peralatan beroperasi 100
%, dengan kapasitas 100% dan good quality 100%. Salah satu langkah awal TPM
adalah dengan perhitungan performansi mesin dan peralatan.. Perhitungan performansi
mesin tersebut didasarkan pada pengukuran (1) Maintainability, (2) Reliability, dan (3)
Avaibility. Dengan demikian, diharapkan adanya pengukuran performansi dari suatu
peralatan yang menunjukkan maintenance yang dilakukan perusahaan telah mencapai
optimal atau belum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang akan
dibahas pada laporan ini adalah ingin mengetahui pengaruh maintenance terhadap
breakdown dan performansi mesin serta ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara ukuran – ukuran performansi yang terjadi pada empat mesin utama yaitu mesin
Pagendarm, Adler 2A, Adler 2B, dan Green Bank di PT. Pura Barutama unit Coating.

1.3 Tujuan
Pemecahan permasalahan tersebut bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan dapat menganalisa mesin berdasarkan frekuensi dan
waktu downtime yang terjadi pada mesin mesin Pagendarm, Adler 2A, Adler
2B, dan Green Bank.
2. Mengetahui dan menganalisa pengaruh pelaksanaan aktivitas
pemeliharaan pada mesin Pagendarm, Adler 2A, Adler 2B, dan Green Bank
terhadap performansi mesin dan frekuensi breakdown yang terjadi berdasarkan
hal – hal sebagai berikut :
3

 Mean Time To Repair (MTTR)


 Mean Time Between Failure (MTBF)
3. Mengetahui hubungan diantara ukuran performansi mesin, yaitu :
 Maintainability
 Availability
 Reliability

1.4 Pembatasan Masalah


Berdasarkan luang lingkup kajian yang telah diterapkan maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Permasalahan yang dibahas hanya pada mesin Pagendarm, Adler 2A,


Adler 2B, dan Green Bank pada PT. Pura Barutama unit Coating yang
memproduksi produk NCR.
2. Data yang digunakan adalah data rekapitulasi penyebab terjadinya
breakdown, data waktu operasi mesin, dan data produksi mesin.
3. Data yang digunakan adalah data bulan Januari – Agustus 2009.

1.5 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Kegiatan kerja Praktek dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang bergerak
di Industri Kertas.
Nama perusahaan : PT. Pura Barutama unit Coating
Alamat : Jl. Kresna Jati Wetan PO. BOX 29,
Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus
Waktu Pelaksanaan : 1 Agustus 2009 – 31 Agustus 2009

1.6 Metode Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis menggunakan beberapa cara dalam
pengumpulan data antara lain :
1. Wawancara langsung
4

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung terhadap


pihak yang berkaitan langsung dengan bagian perawatan.

2. Studi Literatur
Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka sesuai dengan permasalahan
yang menjadi bidang kajian penulis dalam laporan ini

1.7 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah,
tujuan pemecahan masalah, pembatasan masalah, metode pengumpulan
data, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi dasar – dasar teori dan metode yang dipergunakan sebagai dasar
dan alat pemecahan masalah.
BAB III TINJAUAN SISTEM
Berisi tentang profil PT. Pura Barutama yang terdiri dari sejarah
berdirinya, falsafah, visi misi perusahaan, alur informasi dalam proses
produksi, serta job discription tiap kepala bagian.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang metodologi penelitian, pengumpulan dan pengolahan data
serta analisa dan interpretasi.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran
– saran yang diberikan untuk penelitian dan penyusunan laporan
selanjutnya.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 3 Sistem Perawatan

Perawatan adalah konsepsi dari semua aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
atau mempertahankan kualitas fasilitas atau mesin agar dapat berfungsi dengan baik
seperti pada kondisi semula. Sedangkan Anderson dan Neri (1990) telah mendefinisikan
kegiatan perawatan (maintenance task) sebagai suatu tindakan atau serangkaian
tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu hasil yang dapat mengembalikan item
atau mempertahankan item pada kondisi yang selalu dapat berfungsi (serviceable).
Dengan kata lain perawatan dapat didefinisikan segala aktivitas untuk mempertahankan
unit-unit pada kondisi operasional dan aman, dan apabila terjadi kerusakan maka dapat
mengembalikan pada kondisi operasional yang optimal dan aman.

Perawatan pada umumnya dilihat sebagai kegiatan fisik seperti membersihkan


peralatan, memberi oli, memperbaiki kerusakan, mengganti komponen dan semacamnya
jika diperluka, Kegiatan perawatan memerlukan adanya sumber daya yang meliputi
man, machine, material, dan money (4M). Namun tersedianya 4 M belum menjamin
efisiensi dan efektifitas perawatan, untuk itu diperlukan adanya manajemen perawatan,
sehingga sumber daya yang diperlukan dan kegiatan-kegiatan perawatan berlangsung
dengan tingkat efektifitas yang tinggi dalam mencapai sasaran yang dikehendaki.

Secara garis besar maintenance dapat diklasifikasikan dalam planned


maintenance (terencana) dan unplanned maintenance (tidak terencana). Dalam planned
maintenance terbagi lagi menjadi preventive dan corrective maintenance. Preventive
maintenance meliputi cleaning, inspection, Running maintenance dan shutdown,
sedangkan corrective maintenance meliputi shutdown dan breakdown maintenance
yang didalamnya sudah termasuk minor overhaul dan mayor overhaul. Yang termasuk
unplanned maintenance adalah emergency maintenance yang bersifat darurat.
Maintenace

Planned Unplanned
Maintenance Maintenance

Emergency
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Preventive pada bagan klasifikasi
Corrective maintenance pada
Maintenance
Maintenance Maintenance
gambar dibawah ini.

Shut Down
Maintenance

Cleaning Breakdown
Maintenance

Inspection

Minor Major
Small Repair Overhoul Overhoul

Running
Maintenance

Gambar 2. 1 Klasifikasi Maintenance

(Sumber : Antony Corder, 1996 :5)

Planned maintenance merupakan suatu pekerjaan dalam bidang maintenance


yang terorganisasi dan dilakukan dengan melihat jauh ke depan yang menyangkut
masalah pengendalian dan pendapatan. Preventive maintenance merupakan suatu
pekerjaan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu alat/fasilitas.
Corrective maintenance merupakan suatu pekerjaan yang ditujukan untuk memperbaiki
suatu fasilitas agar dapat mencapai standar yang dipersyaratkan. Untuk penjelasan
selengkapnya mengenai preventive dan corrective maintenance akan dibahas pada sub
bab berikutnya. Emergency maintenance merupakan suatu pekerjaan yang perlu
dilakukan untuk mengatasi kerusakan suatu alat/fasilitas yang tidak diduga sebelumnya.
Shut down maintenance merupakan suatu pekerjaan yang hanya dilakukan bila
alat/fasilitas yang bersangkutan sedang tidak dioperasikan. Breakdown maintenance
merupakan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu
alat/fasilitas yang diduga telah mengalami kerusakan. Overhoul merupakan
pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau sebagian
fasilitas sehingga mencapai standart yang dapat diterima. Sedangkan running
maintenance merupakan suatu pekerjaan preventive maintenance yang dilakukan pada
saat alat/fasilitas yang bersangkutan masih dalam keadaan beroperasi.
7

Dalam pelaksanaan maintenance, berkaitan erat dengan bagian produksi . Baik


bagian produksi maupun bagian maintenance mempunyai tujuan yang sama yaitu
menghasilkan produk dengan kualitas baik dengan efisiensi dan biaya rendah, karena
maintenance merupakan kunci untuk menjamin kelangsungan produksi dimana
maintenance menjadi sarana, baik untuk bagian produksi maupun bagian maintenance
untuk mencapai produksi maksimum pada tingkat biaya perbaikan yang minimum.

(Antony Corder, 1996 :4)

2. 3 Tujuan Sistem Perawatan

Pada umumnya tujuan dari kebijakan maintenance ini adalah untuk :

1. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan melalui


penyesuaian dan pengoperasian peralatan secara tepat.
2. Mengurangi frekuensi terjadinya breakdown (yaitu ketika suatu peralatan
berhenti melakukan fungsinya menurut parameter yang ditetapkan), dan
mengurangi tingkat keparahan dari yang breakdown dilakukan.
3. Memaksimalkan umur kegunaan dari peralatan.
4. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan
dengan service dan perbaikan.
5. Mewujudkan tingkat kesiapan peralatan secara maksimal dalam menjamin
tercapainya sasaran kemampuan operasi dan produksi yang ditetapkan.
6. Menyiapkan personel, fasilitas dan metode agar mampu mengerjakan tugas-
tugas perawatan.
(Kostas N. D, 1981 : 707)

2. 3 Komponen Dasar Perawatan

Deskripsi tentang suatu sistem perawatan dan pengoperasiannya akan mengikuti


suatu format yang umum yakni :
8

1. Variabel keputusan
2. Output
3. Input
4. Constrains
5. Pengukuran performance

Gambar 2. 2 Komponen Dasar dan Sistem Perawatan


(Sumber : Kostas N. D, 1981 : 696)

2.3. 0 Varibel Keputusan Sistem Perawatan

Ada empat variabel keputusan dalam kebijakan sistem perawataan yaitu;

1. Komponen-komponen yang harus dirawat


Suatu sistem produksi biasanya terdiri banyak komponen pembentuk fasilitas
kerja, proses produksi dan sistem manusia-mesin. Untuk tujuan dilakukannya
maintenance, maka komponen sistem produksi dapat dikelompokkan dengan
menggunakan analisis ABC, yang berdasarkan pada reliability (keandalan) mesin
maupun komponen secara keseluruhan dan berpengaruh pada biaya operasi total.
9

Analisis ABC:

a. Kelas A atau Critical Components, yaitu komponen penting dari sistem operasi
yang bila rusak dapat menyebabkan produksi terhenti dan biaya yang tinggi
karena perbaikan breakdown dan loss production akibat downtime (waktu ketika
sistem tidak menghasilkan produk, meliputi scheduled dan unscheduled
downtime). Komponen ini memerlukan kontrol yang ketat dan maintenance
yang lebih intensif.
b. Kelas B atau Major Components, yaitu komponen penting dari sistem yang
memberikan kinerja terbaik, tetapi bila komponen ini rusak tidak akan
menghentikan sistem. Komponen ini memerlukan kontrol dan maintenance yang
cukup.
c. Kelas C atau Minor Components, yaitu komponen pendukung yang apabila
rusak tidak akan terlalu berpengaruh pada operasi sistem. Komponen ini
memerlukan kontrol dan maintenance yang sedikit.
(Kostas N. D, 1981 : 696)

2. Jenis-jenis pelaksanaan maintenance


Setelah menentukan komponen yang akan dimaintenance, maka selanjutnya adalah
menentukan bagaimana standart engineering dan prosedur yang diberlakukan dalam
pelaksanaan sistem perawatan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tindakan
perawatan komponen yang dipilih agar kondisi operasi mesin memuaskan dengan
biaya perawatan yang minimum.

Jenis atau macam perawatan dapat dibagi sebagai berikut :

Berdasarkan Tingkat Perawatan


a. Perawatan tingkat ringan. Bersifat preventif yang dilaksanakan
untuk mempertahankan sistem dalam keadaan siap operasi dengan
melakukan inspeksi, deteksi dan pencegahan awal secara sistematis dan
periodik. Tidak memerlukan personel dengan tingkat spesialisasi tinggi
karena kegiatannya hanya berupa perbaikan ringan.
10

b. Perawatan tingkat sedang. Bersifat korektif, dilaksanakan untuk


mengembalikan dan memulihkan sisitem dalam keadaan siap dengan
memberikan perbaikan atas kerusakan yang telah menyebabkan merosotnya
tingkat keandalan. Kegiatannya antara lain terbatas pada parts,
subassemblies, modifikasi, perbaikan dan pengetesan motor, kalibrasi, dan
pencegahan korosi. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut didukung
dengan peralatan serta fasilitas bengkel yang cukup lengkap.
c. Perawatan tingkat berat. Bersifat restoratif dilaksanakan pada
peralatan yang memerlukan major overhoul yang meliputi assembling,
membuat suku cadang, modifikasi, testing serta reklamasi sesuai
keperluannya. Kegiatannya mencakup Pulih Baik, perbaikan yang rumit
sehingga memerlukan pembongkaran total, perbaikan, pemasangan kembali,
pengujian, pencegahan korosi dan pengecatan.
Berdasarkan periode pelaksanaannya.
Meliputi perawatan terjadwal (scheduled maintenance) dan perawatan tak
terjadwal (unscheduled maintenance).

Berdasarkan dukungan dananya.


Meliputi perawatan terprogram dan perawatan tidak terprogram.

Berdasarkan Kebijakannya
a. Perawatan melalui pemeriksaan. Pemeriksaan cermat dilakukan
pada saat-saat yang ditentukan untuk menilai kondisi peralatan. Hasil
pemeriksaan ini akan menghasilkan keputusan perlu tidaknya dilakukan
tindakan perawatan, atau dapat ditunda sampai keadaan memang
membutuhkan. sehingga kebijakan ini disebut sebagai perawatan
berdasarkan keadaan (Condition Based Maintenance)
b. Peremajaan peralatan, yaitu menyisihkan suatu faslitas yang
sudah tidak ekonomis lagi dan menggantinya dengan yang baru.
c. Mengubah rancangan untuk perawatan. bertujuan untuk
meningkatkan maintainability peralatan, memperbaiki mutu komponen /
11

menambah menambahkan komponen cadangan pada komponen kritis yang


sudah ada.
d. Menyediakan persediaan penyangga. Untuk menjaga kelancaran
aliran produksi dalam rangkaian proses yang dilaluinya, ketika suatu alat
sedang mengalami aktivitas perawatan.
3. Pelaksana kegiatan maintenance

Tergantung dari teknologi proses produksi yang digunakan dan permintaan dari
pelayanan maintenance, program maintenance ini dapat dilakukan baik oleh pihak
internal maupun eksternal dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk sistem
produksi dengan teknologi yang sederhana, sebaiknya proses maintenance ini
dilakukan oleh pihak internal perusahaan saja. Pertimbangan yang paling utama
dalam menentukan pihak mana yang akan melakukan maintenance adalah faktor
biaya, dimana biaya ini akan diminimalkan sebisa mungkin oleh perusahaan.

4. Lokasi pelaksanaan perawatan


Kegiatan perawatan yang akan dilakukan sebaiknya telah ditentukan lokasinya,
apakah akan dilakukan secara sentralisasi atau desentralisasi. Keputusan tersebut
akan sangat dari banyaknya permintaan maintenance, skill operator maintenance
yang dibutuhkan, tingkat keparahan breakdown, jarak dari supply sparepart (item–
item pengganti yang utama, dimana item tersebut dapat diperbaiki) dan repair part
(komponen-komponen yang lebih kecil dan biasanya tidak bisa diperbaiki jika
mengalami kerusakan), dan sebagainya. (Kostas N. D, 1981 :700)

2.3. 0 Constraint Sistem Perawatan

Semua alternatif yang ada memiliki beberapa constraints (pembatas), yaitu;

1. Desain dari sistem produksi yang ada, hal ini merupakan constraint bagi
pertanyaan apa, siapa, dimana, bagaimana.
2. Aggregate planning dan capital budgeting, memberikan batasan bagi
pertanyaan bagaimana. Hal ini berhubungan dengan persediaan spare parts
dan jumlah kru.

2.3. 0 Input Sistem Perawatan


12

Dalam menentukan jadwal yang optimal dalam pelaksanaan maintenance,


dibutuhkan informasi mengenai:

1. Data tentang peralatan mengenai operating time dan repair yang dilakukan.
2. Biaya untuk spare parts dan kru yang dibutuhkan.
3. Akibat dari downtime terhadap loss production.

2.3. 0 Output Sistem Perawatan

Output dari sistem perawatan adalah:

1. Jadwal dari kebijakan yang telah dipilih


a. Inspeksi untuk mengetahui status mesin, peralatan, komponen
b. Repair bila terjadi breakdown
c. Preventive Maintenance, bila diperlukan
2. Laporan
a. Status peralatan setelah inspeksi, repair / preventive maintenance
b. Perencanaaan permintaan spare untuk pekerjaan maintenance yang telah
direncanakan
c. Perencanaan permintaan skill kru maintenance dan waktu yang
diperlukan
(Kostas N. D, 1981 :701)

2.3. 0 Kriteria Performansi Sistem Perawatan

Kriteria performance atau kinerja dari sistem perawatan mengacu pada biaya
total maintenance ( biaya breakdown + biaya preventive maintenance ) yang terendah.
Bila jumlah / frekuensi dilakukannya kegiatan preventive maintenance dinaikkan, maka
jkkkk biaya breakdown akan turun seiring dengan naiknya biaya preventive
maintenance, hal ini akan menurunkan biaya total maintenance. Ini disebabkan karena
dengan adanya kegiatan preventive maintenance yang sering dilakukan maka
kemungkinan atau probabilitas terjadinya breakdown akan semakin kecil.
13

Gambar 2. 3 Grafik Biaya Pada Prefentive Maintenance


(Sumber : Kostas N. D, 1981 :703)

2. 3 Komponen Pendukung Perawatan

Komponen pendukung perawatan / maintenance meliputi :

a. Pelaksanaan perawatan, meliputi personil & tempat pelaksanaan perawatan.


b. Material, yang perlu diperhatikan adalah pengendalian persediaan dan
komponen perbaikan.
c. fasilitas dan peralatan perawatan
d. Jasa, meliputi jasa analisa untuk menentukan konsep perawatan yang akan
dilaksanakan dan menyusun standart engineering.
e. Dukungan anggaran dalam jumlah & waktu pengalokasian yang tepat.

2. 5 Preventif Maintenance
Merupakan perawatan pencegahan yang tujuan utamanya adalah untuk
menemukan suatu gejala yang dapat menyebabkan gangguan pada mesin sebelum
terjadi kerusakan. Hal ini dapat dimungkinkan dengan merencanakan dan
menjadwalkan pekerjaan perawatan, sehingga rencana peningkatan produksi dapat
dicapai tepat pada waktunya. Pada saat ini orang-orang bagian maintenance lebih
menyukai melakukan pekerjaan yang terencana dan terjadwal dan menghindari
pekerjaan-pekerjaan yang mendadak yang pastinya lebih sulit dan memakan waktu yang
lama. Dengan demikian, tenaga kerja yang ada dapat disiapkan untuk pekerjaan lain
yang lebih bermanfaat.
14

Kegiatan dalam Preventive maintenance meliputi penyelesaian inspeksi berkala,


monitoring kondisi, penggantian item-item kritis, dan kalibrasi. disamping itu juga
termasuk kebutuhan servicing yaitu lubrication, refeuling, dan lain-lain. Tindakan
perawatan pencegahan dilakukan untuk menghindari kerusakan pada suatu peralatan
atau sistem, tetapi pada kenyataannya mungkin tidak diketahui bagaimana cara untuk
menghindari adanya kerusakan. Berikut ini adalah tiga alasan dilakukannya tindakan
Preventive maintenance:

1. Menghindari terjadinya kerusakan.


2. Mendeteksi awal terjadinya kerusakan.
3. Menemukan kerusakan tersembunyi.

2. 6 Corrective / repair maintenance

Corrective maintenance tidak hanya berarti memperbaiki tetapi juga


mempelajari sebab-sebab terjadinya kerusakan serta cara-cara mengatasinya dengan
cepat, tepat dan benar sehingga tercegah terulangnya kerusakan yang serupa. Prosedur
ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat mengalami
kerusakan. Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :

1. Merubah proses produksi.


2. Merancang kembali komponen yang mengalami kegagalan.
3. Mengganti komponen yang rusak dengan komponen sejenis dengan
desain/konstruksi/material yang lebih baik.
4. Memperbaiki dan meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh,
melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi
kegiatan inspeksi.
5. Memperbaiki prosedur operasi misalnya dilakukan training terhadap operator
untuk mengoperasikan suatu unit khusus dengan benar.
6. Merubah/mengurangi beban unit.
15

Corrective maintenance meliputi semua tindakan perawatan tak terjadwal yang


dikerjakan sebagai akibat adanya kerusakan peralatan/sistem untuk mengembalikannya
ke kondisi yang telah ditentukan. Siklus perawatan koreksi termasuk lokalisasi dan
isolasi kerusakan, disassemblies, pelepasan dan penggantian, repair, reassembly, dan
verifikasi kondisi serta pemeriksaan.

Oleh karena itu laporan terperinci tentang suatu kerusakan peralatan sangat
penting dianalisis sehingga dapat diambil tindakan-tindakan yang tepat untuk
mengatasinya atau mencari alternatif penyelesaian. Perlu disadari bahwa corrective
maintenance tidak dapat menghilangkan atau mengeliminasi semua kerusakan, tetapi
harus mampu mencegah terulangnya kerusakan yang serupa.

Dengan Corrective maintenance ini, maka jumlah kerusakan berkurang dan


waktu terhentinya mesin (down time) juga berkurang sehingga kapasitas produksi dapat
ditingkatkan disamping itu juga masih memungkinkan terhadap berubahnya proses
produksi, penggantian peralatan dan perencanaan kembali peralatan demi
penyempurnaan. Hal ini tentunya tidak lepas dari adanya koordinasi yang baik antara
bagian produksi, bagian engineering dan bagian maintenance.

2.7 Predictive Maintenance

Kegiatan perawatan dilakukan dengan memprediksi peralatan-peralatan yang


diperkirakan akan mengalami kerusakan, sehingga kerusakan tersebut dapat dicegah.

Tujuan dari predictive maintenance antara lain adalah :

1. Meningkatkan kesiap-pakaian sistem.


2. Meningkatkan keamanan pabrik dan keselamatan personil.
3. Mengotimalkan biaya perawatan.
Bagaimanapun baiknya suatu mesin yang telah direncanakan, keausan dan
kerusakan selama pemakaian pada umumnya masih dapat terjadi. Meskipun demikian
laju keausan ini masih dapat diperkirakan besarnya bila mesin/alat dipakai dalam
kondisi normal.
16

Predictive maintenance merupakan suatu teknik/cara yang banyak dipakai dalam


produksi berantai dimana bila ada gangguan darurat sedikit saja pada sistem produksi
tersebut dapat menyebabkan terhentinya aliran produksi sehingga dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar pada perusahaan yang bersangkutan. Predictive maintenance
merupakan bentuk baru planned maintenance dimana penggantian komponen/suku
cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan.

2.8 Productive Maintenance

Sasaran Produktive maintenance adalah “Profitable Preventive Maintenance”.


Ini mensyaratkan kita untuk tidak hanya mencegah breakdown dan defect, tapi juga
bekerja dengan efisien dan ekonomis. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka perlu
dilakukan empat jenis perawatan dengan baik dan tuntas, yaitu :

a. Preventive maintenance
b. Breakdown maintenance
c. Corrective maintenance
d. Predictive maintenance
(Antony Corder, 1996 :119)

2.9 Total Productive Maintenance

Total Productive Maintenace (TPM) pertama kali dicetuskan pada tahun 1971
oleh Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM). TPM adalah strategi perusahaan
untuk meningkatkan efektifitas lingkungan produksi, khususnya melalui metode untuk
meningkatkan efektifitas peralatan / mesin. Tujuan TPM adalah untuk mewujudkan
idela factory, yaitu peralatan / mesin beroperasi 100%, pada kapasitas 100%, dan
dengan 100% good quality.

Total Produktive Maintenance sering didefinisikan sebagai productive


maintenance yang dilaksanakan oleh seluruh pegawai, didasarkan pada prinsip bahwa
17

peningkatan kemampuan peralatan harus melibatkan setiap orang di dalam organisasi,


dari lapisan bawah sampai manajemen puncak.

Definisi lengkap TPM memuat 5 hal (JIPM, 1971):

1. Memaksimalkan efektifitas menyeluruh alat/mesin


2. Menerapkan sistem Preventive Maintenance yang komprehensif sepanjang umur
alat.
3. Melibatkan seluruh departemen: perencana, pemakai dan pemelihara alat.
4. Melibatkan semua karyawan dari top management sampai front-line worker
5. Mengembangkan Preventive Maintenance melalui manajemen motivasi:
aktivitas kelompok kecil mandiri.

Gambar 2.4 Total Productive Maintenance

Kata total dalam total produktive maintenance mempunyai pengertian :

 Total effectiveness: mengejar efisiensi ekonomis atau keuntungan


 Total PM: maintenance prevention (MP) dan aktivitas untuk meningkatkan
mampu pelihara (MI) dan preventive maintenance (PM)
 Total participation: pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance) oleh
operator dan aktivitas kelompok kecil di setiap departemen dan tingkat
organisasi.
TPM juga memiliki dua tujuan utama yang sering dikenal dengan “double goal
of TPM”, yaitu:
18

1. Zero Breakdown
2. Zero Defect
Dengan terwujudnya tujuan ini atau paling tidak apabila breakdown dan defect
perusahaan dapat dikurangi, equipment operation rates meningkat, cost berkurang,
inventory minimal, dan sebagai akibatnya produktifitas pekerja naik.

TPM termasuk peningkatan yang berlanjut terus dalam perawatan, dan TPM
berupaya untuk meghilangkan 6 kerugian besar industri manufaktur (six big losses)
sebagai berikut :

a. Breakdown losses ( kerugian breakdown ) kerugian waktu


(produktifitas menurun ), kerugian jumlah karena produk cacat.
b. Setup and adjustment losses ( kerugian penyetelan dan
penyesuaian )
c. Idling and minor stoppage losses ( kerugian karena idle dan
penghentian mesin )
d. Reduced speed losses ( kerugian karena kecepatan operasi
rendah )
e. Quality defect and rework losses ( kerigian karena cacat mutu
dan pengerjaan ulang )
f. Startup losses ( kerugian yang terjadi saat startup )

Gambar 2.5 Pemeliharaan Terencana TPM

2. 30 Ukuran Performansi Mesin/Peralatan


19

 Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan perawatan


(pemeliharaan). Contoh : mengurangi kemungkinan peralatan untuk dilakukan
perawatan, tingkat keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan,
tersedianya dan tercukupinya waktu untuk mendapatkan spare parts dan service.
Suatu pengukuran dari maintainability adalah Mean Time To Repair (MTTR),
tingginya MTTR mengindikasikan rendahnya maintainability.

MTTR   Number of Re pair


( Downtime for Re pair )
...................... (Persamaan 2.1)

Dimana downtime for repair adalah termasuk waktu menunggu untuk repair,
waktu yang terbuang untuk melakukan repair, waktu yang terbuang untuk
melakukan pengetesan dan mendapatkan peralatan yang siap untuk mulai
beroperasi.

(Charles E. Ebeling. 1997 :191)

 Reliability adalah kemungkinan (probabilitas) dimana peralatan dapat


beroperasi dibawah keadaan normal dengan baik. Satu pengukuran untuk
reliability ® adalah kemungkinan (probabilitas) dari suksesnya performansi.
R Number of Successes
Number of repetition ............................. (Persamaan 2.2)

Dimana number of repetition adalah banyaknya waktu atau output hasil dari
peralatan tersebut beroperasi. Contoh : jika sebuah mesin menghasilkan 1000
part dimana hanya 960 part yang baik maka keandalan mesin adalah 96 %.

Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata – rata waktu suatu mesin
dapat dioperasikan sebelum terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai
hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah kegagalan
pengoperasian mesin karena breakdown. Hasil perhitungannya dapat dilihat
pada table dibawah ini :

MTBF  Total Running Time


Number of Failure ............................. (Persamaan 2.3)

Satu pengukuran untuk mengestimasi reliability (R) suatu mesin adalah


MTBF dengan rumus sebagai berikut :
20

R (T) = e – λ T ………………… (Persamaan 2.4)

Dimana, λ adalah failure rate = 1 / MTBF, dan T adalah waktu yang ditentukan.
R(T) menunjukkan probabilitas suatu mesin tidak akan gagal atau rusak sebelum
waktu T.

(Charles E. Ebeling. 1997 :42)

 Availability adalah proporsi dari waktu peralatan yang sebenarnya tersedia


untuk melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan seharusnya
tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan. Satu pengukuran dari availability (A)
adalah :
A MTBF
MTBF  MTTR ............................... (Persamaan 2.5)

Dimana, availability (A) akan meningkat melalui kombinasi dari meningkatnya


MTBF, dan menurunnya downtime for repair (MTTR). Pengukuran lain yang
lebih akurat dari availability adalah sebagai berikut :

A Actual Running Time


Planned Running Time ................................ (Persamaan 2.6)

Dimana, planned running time = total plan time – planned downtime, sedangkan
actual running time = planned running time – all others downtime. Contoh :
sebuah pabrik beroperasi dalam 2 shift (16 jam) hari kerja dan setiap shift
terdapat 2 jam planned downtime. Maka, planned running time adalah : 16 –
2(2) = 12 jam. Jika mesin berhenti rata – rata per harinya adalah 110 menit untuk
setup dan 75 menit untuk breakdown dan repair, maka actual running time
adalah : 12 (60) – (110 + 75) = 535 menit. Sehingga, availability (A) adalah
sebagai berikut :

A Actual Running Time


Planned Running Time  535
12 ( 60 )  0.7431

(Charles E. Ebeling. 1997 :254)


21

BAB III

DESKRIPSI PERUSAHAAN

3.1 Profil Umum Perusahaan

Nama perusahaan adalah PT. Pura Barutama unit Coating. Unit Coating ini merupakan
gabungan dari unit Converta dengan unit Metalizing. Perusahaan berlokasi di Jalan Kresna Jati
Wetan PO. BOX 29, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, terletak 4 Km dari pusat Kota Kudus dan
50 Km di sebelah timur Semarang, ibukota provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Perusahan ini
merupakan bagian dari Pura Group.

PT Pura Barutama (PURA GROUP) merupakan integrasi perusahaan yang bergerak di


bidang Printing pada tahun 1908 & berkembang di berbagai bidang seperti Papermaking,
Converting, Printing, Packaging, Engineering dan Total Security System dengan 24 divisi yang
22

didukung sekitar 8.600 karyawan. Engineering dan Total Security System dengan 24 divisi yang
didukung sekitar 8.600 karyawan.

Secara umum profil perusahaan dapat dilihat dari keterangan di bawah ini:

Nama Perusahaan : PT. Pura Barutama (Unit Coating)

Tanggal Pendirian : Tahun 1983

Pemilik Perusahaan : Pura Group

Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Alamat : Unit Coating

Jl. Kresna Jati Wetan PO. BOX 29,

Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus

Produk Utama : Kertas gambar, Carbonless paper, Non carbon required


paper, dan Coated paper.

3.2 Pemilihan Lokasi Perusahaan

Adapun pemilihan lokasi pabrik PT. Pura Barutama Unit Coating yang bertempat di Jl.
Kresna Jati Wetan PO. BOX 29, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan:

1. Berada di pinggir kota, sehingga harga tanah relatif murah.


2. Biaya tenaga kerja lebih murah.
3. Dekat dengan jalan raya, sehingga memudahkan transportasi, baik dalam
mendapatkan bahan baku maupun dalam mendistribusikan barang hasil produksi.
4. Letak jauh dari kota, sehingga suara mesin tidak mengganggu penduduk.
5. Dekat dengan tenaga listrik pembangkit, sehingga kebutuhan listrik dapat terpenuhi
dengan mudah.
23

3.3 Sejarah Singkat Perusahaan

Pura group merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kemasan, converting
dan pembautan kertas berkualitas tinggi.

Pertama berdiri tahun 1908, Pura Group (perseroan) hanyalah usaha percetakan kecil
dengan karyawan yang berjumlah tidak lebih dari 8 orang. Perusahaan itu berdiri di kota Kudus
dengan nama Pusaka Raya (generasi pertama). Namun saat ini, telah berkembang menjadi
salah satu perusahaan yang cukup disegani di industri percetakan dan pengepakan di Asia
Tenggara.

Pada generasi kedua, 1930, PT. Pusaka Raya mulai berkembang dan merupakan
perusahaan pertama yang memekai mesin printing offset untuk melayani kebutuhan yang
makin besar. Tahun 1963, perusahaan dikelola oleh generasi ketiga dan hanya melayani
pabrik-pabrik di kota Kudus dan sekitarnya.

Untuk memenuhi permintaan pasar dan tuntutan pengembangan perusahaan, tahun


1969, perusahaan membuka kantor perwakilan di Jakarta untuk melayani konsumen di Jawa
Barat. Pada tahun 1970, Pura Group mencatat tonggak sejarah penting dengan peralihan
kepemimpinan baru di bawah generasi ketiga – Jacobus Busono. Kemudian diikuti dengan
pembukaan kantor perwakilan di Surabaya pada tahun 1971. Di bawah kepemimpinan dan
profesionalisme tim manajemen dan sinergi lebih dari 8500 karyawan, perseroan terus
bertumbuh pesat untuk memasukki pasar-pasar baru, baik domestik maupun luar negeri.
Berikut ini merupakan beberapa tahapan PT. Pura Group dalam mengembangkan usahanya
demi memenuhi kebutuhan customer, antara lain:

1. Berdirinya PT. Pura Box tahun 1972 yang memproduksi dos kertas bergelombang.
2. Berdirinya PT. Pura Roto tahun 1973, yang bergerak dalam bidang pelayanan cetak
Rotogravure dan Converting yang menghasilkan kertas lemah lepuh (modern, fleksibel,
dan peacking).
3. Berdirinya unit kertas pada tahun 1974 sebagai penunjang PT. Pura Box dalam
pengadaan linier dan kralinier.
24

Pada tahun 1983, seluruh divisi tersebut bergabung menjadi PT. Pura Barutama Kudus
dan merupakan perusahaan pertama di negara tropis yang memproduksi kertas Non Carbon
Required dan Self Containing Paper tahun 1984. Kemudian tahun 1986, PT. Pura Barutama
mengembangkan usahanya dengan mendirikan converta yang memproduksi Siliconized
Release Paper dan Cork Tripping Paper.

Tahun 1987, PT. Pura Barutama menerima 8 International Thropy for Technology dari
Jerman dan penghargaan American Recognation of Efficiency. Kemudian pada tahun 1988, PT.
Pura Barutama baru memasarkan produknya ke Amerika, Asia, dan Eropa.

Divisi holografi yang menghasilkan kertas berhologram didirikan tahun 1989 sebagai
perkembangan selanjutnya. Kemudian tahun 1991 didirikan divisi Indostamping yang
memproduksi Hot Stamping Foil. Tahun 1992, didirikan pula Pura Micro Capsule dan divisi
Human Research Development System (HRD) yang bertugas merekrut tenaga kerja muda
berpendidikan.

Sekarang PT. Pura Barutama membawahi divisi Paper Mill, Coating, Repro, Printing
Offset, Rotogravure dan Corrugation, Corrugated Box, Workshop, human Research
Development, Transportasi dan Tinta.

a. Divisi Paper Mill (PM), terbagi menjadi PM I, PM II, PM III, PM IV, PM V, PM VI, PM VII,
PM IX. Contoh produk yang dihasilkan oleh divisi paper mill adalah casing paper,
samson craft paper, kertas linier, poster paper, kertas dupleks, zack kraft paper, telex
paper, dan computer paper.
b. Divisi Coating, produk yang dihasilkan adalah kertas berlapis seperti kertas gambar,
carbonless paper, non carbon required paper, dan coated paper.
c. Divisi Repro, merupakan unit pembantu untuk cetak offset. Menangani pembuatan
colour slide, offset printing plated and holograpict film.
d. Divisi Printing Offset, mencetak kertas dengan sistem cetak offset dan menangani
segala jenis untuk kosmetika, farmasi, jamu dan rokok.
e. Divisi Rotogravure & Corrugation, merupakan divisi percetakan sheet dengan
menggunakan silinder roll dan solven base. Produk yang dihasilkan adalah
strappacking dengan menggunakan bahan policelonium, polonium, policello, dan
kertas lilin.
25

f. Divisi Corrugated Box. Merupakan divisi yang memproduksi box dengan karton
bergelombang untuk packaging.
g. Divisi Workshop, merupakan divisi untuk membuat mesin produksi dan komponen-
komponennya serta memperbaiki mesin yang rusak.
h. Divisi Human Research Development (HRD), bertugas mengadakan seleksi calon
karyawan, serta memberikan pelatihan kerja sesuai dengan bidang yang diminati dan
kedudukan yang diperoleh.
i. Divisi transportasi, merupakan divisi yang bertugas memelihara dan mereparasi semua
kendaraan.
j. Divisi Tinta, memproduksi tinta untuk keperluan divisi lain dan juga yang dipasarkan
keluar. Divisi yang memanfaatka produk tinta yaitu: Divisi Printing Offset, Divisi
Rotogravure & Corrugation.

Sekitar tahun 1986, divisi konverta dapat memproduksi silicon paper atau Silisinzed
Released Paper de cork Tipping Paper. Kemudian sekitar tahun 1989 divisi holograf telah
berhasil dalam produksi hologram gambar dan dimensi.

Dengan adanya berbagai kesulitan yang dihadapi kaitannya dalam memperoleh bahan
baku import dan sejalan pula dengan usaha mencakupi bahan baku yang akan digunakan
untuk memproduksi, PT. Pura Barutama mengadakan modifikasi pada unit ketas dengan
pengadaan berbagai macam peralatan modern dari perusahaan Prancis, tetapi untuk
perlengkapannya ditangani sendiri oleh bagian perbengkelan PT. Pura Group sehingga dapat
menunjang kelancaran kerja unit-unit produksi serta merintis self supporting dalam bidang
spare part serta modifikasi dari unit-unit kertas, juga penambahan mesin-mesin converting
dari Jerman sehingga perusahaan tersebut mampu memproduksi sendiri kertas-kertas khusus
berkualitas tinggi untuk keperluan lokal maupun ekspor sehingga tidak perlu mendatangkan
kertas-kertas berkualitas dari luar negeri. Kunci sukses Pura Group bertumpu pada lini produk
yang komplit dan basis produksi berkapasitas tinggi, terdiri dari lebih dari 25 divisi produksi di
atas lahan seluas lebih dari 65 Hektar.

3.4 Falsafah Perusahaan


26

PT. Pura Barutama mempunyai budaya yang telah dikembangkan sejak awal, yaitu “
Kemajuan inovasi untuk menciptakan produk baru melalui jalur teknologi dalam setiap level
organisasi”. Dengan budaya tersebut memungkinkan PT. Pura Barutama untuk menyamakan
falsafah atau pandangan hidupnya. Adapun falsafa dari PT. Pura Barutama adalah
“Perkembangan inovasi dengan teknologi tinggi dari produk-produk yang dihasilkan itu
sebagian besar berasal dari kemamouan diri sendiri yang akan ditunjukkan untuk pasar lokal
maupun internasional”. Dengan falsafah tersebut, PT. Pura Barutama menghasilkan lebih dari
14 produk terpatenkan dan diekspor lebih dari 40 negara di dunia.

Falsafah yang dianut PT. Pura Barutama menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan
pelopor dalam hal penerapan kertas hologram anti gores, penerapan kertas hologram pada
kertas timah aluminium untuk pengepakan dan modifikasi mesin printer satu warna menjadi
mesin printer dua warna di dunia. PT Pura Barutama juga merupakan perusahaan pertama di
negara tropis dalam hal pembuatan kertas NCR. Selain itu juga merupakan perusahaan
pertama yang keluar di Erpa dan USA dalam hal pelayanan sistem keamanan secara
keseluruhan. Di Asia Tenggara, PT. Pura Barutama adalah perusahaan yang menghasilkan
kertas cetak yang aman dari pemalsuan, melindungi kertas yang telah dilindungi oleh
pemerintah, proyek dalam pembuatan kertas uang, mesin yang siap pakai dalam percetakan,
menghasilkan mesin pelubang CTP dan CO2, menghasilkan mikrocapsule yang merupakan
bahan dasar pembuatan kertas tanpa karbon dan menghasilkan kertas dekorasi.

3.5 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Adapun visi, misi, dan budaya perusahaan secara garis besar adalah:

- Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan


a. Memenuhi permintaan dan kebutuhan akan produk-produk pengepakan dan
percetakan di pasar domestik dan di luar negeri dengan menawarkan solusi yang
inovatif, berkualitas dan berbasis teknologi canggih dan bahan baku lokal.
b. Menjadi pemain utama di industri percetakan dan pengepakan global, dengan
memanfaatkan inovasi produk, sinergi, dan solusi yang komprehensif.
27

- Visi Perusahaan Unit Coating


Visi PT. Pura Barutama dibagi menjadi 2 bagian:

Kebijakan Mutu
PT. Pura Barutama unit Coating sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
paper coating dan converting serta metallizing board/ paper sepakat untuk
memberikan kepuasan pelanggan melalui:

a. Ketepatan delivery time


b. Harga yang kompetitif
c. Menjaga kualitas secara konsisten
d. Meningkatkan pelayanan purnajual
e. Sumber daya yang kompeten
f. Menetapkan, memelihara dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem
manajemen mutu berdasarkan persyaratan ISO 9001:2000
g. Di dalam penjabarannya, kebijakan mutu dalam bentuk sasaran mutu yang
konsisten, dengan kebijakan mutu dan selalu di evaluasi kesesuaiannya secara
berkala.
 Sasaran Mutu
a. Melakukan penyerahan produk yang tepat waktu.
b. Menjaga kualitas produk secara konsisten.
c. Menyajikan inovasi produk untuk diusulkan ke pelanggan.
d. Meningkatkan efisiensi dengan menekan waste dan waktu persiapan lebih kecil
dari yang diisyaratkan.
e. Meningkatkan produktivitas mesin dengan menekan jam berhenti mesin (di luar
waktu persiapan)
f. Menciptakan sumber daya manusia yang kompeten.
g. Menerapkan, memelihara, dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem
manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2000
- Misi Perusahaan Unit Coating
a. Menyerahkan produk tepat waktu, sebesar 80% dari total kiriman tahun 2009
b. Menjaga safety stock WIP dan barang jadi sebesar 20% dari total produksi 2009
28

c. Menekan waste maksimal 8,5% untuk produk NCR dan 20% untuk produk non
NCR
d. Menghasilkan produk sesuai standar spesifikasi yang diisyaratkan minimal 90%
e. Meningkatkan kualitas produk dengan cara melakukan pengetahuan kontrol
disetiap proses sehingga dapat menekan reject, maksimal 2% dari kiriman tahun
2009
f. Meningkatkan volume penjualan sebesar 10% tahun 2009
g. Melakukan perawatan dan perbaikan alat produksi sesuai jadwal yang telah
ditetapkan 1 jam per hari mesin tahun 2009
h. Menyediakan safety stock bahan baku 20% dari total budget produksi tahun 2009
- Budaya Perusahaan
a. Inovasi dan pembelajaran yang berkesinambungan adalah kunci mencapai
pertumbuhan yang berkelanjutan.
b. Sumber daya manusia adalah kunci inovasi
c. Membangun karakter adalah langkah awal melahirkan sumber daya yang kompeten.
- Tujuan Perusahaan
Pada dasarnya perusahaan yang didirikan selalu mempunyai tujuan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang harus dicapai dengan
waktu yang relatif pendek. Tujuan jangka pendek merupakan tahapan untuk mencapai
tujuan jangka penjang. Adapun tujuan jangka pendek perusahaan adalah:

 Meningkatkan volume penjualan


 Mencapai target penjualan
Tujuan jangka panjang adalah tujuan yang hendak dicapai dalam waktu lebih dari 1
tahun. Adapun tujuan jangka panjang perusahaan adalah:

 Pendirian perusahaan senantiasa diilhami oleh cita-cita agar perusahaan


menjadi contoh yang patut ditampilkan oleh pemerintah daerah setempat
seperti pemberian kompensasi pada karyawan, cara kerja maupun hubungan
ketenagakerjaan serta kegiatan-kegiatan lain di bidang sosial.
 Ikut berperan serta dalam menyukseskan program pemerintah.
29

 Penyetoran tenaga kerja untuk mempertinggi kapasitas produksi maka


perusahaan menerapkan pemakaian teknologi modern, namun demikian
perusahaan tetap memperhatikan penyerapan tenaga kerja.

3.6 Tugas dan Wewenang tiap Kepala bagian


3.6.1 Kabag Marketing
a. Tugas
 Menentukan jenis produk yang dipasarkan
 Mengevaluasi kebijakan perusahaan
 Mengupayakan performance yang baik di pasar dan menjalin kerjasama
yang baik dengan unit lain.
b. Wewenang
 Mengambil keputusan yang berhubungan dengan pemasaran, customer
service

3.6.2 Kabag Akuntansi dan keuangan


a. Tugas
 Bekerja sama dengan bagian lainnya dalam pencapaian budget yang
disepakati bersama
 Merencanakan rencana kerja dan anggaran bulanan
 Mengkoordinasi perhitungan kalkulasi harga pokok penjualan.
b. Wewenang
 Menolak/melaksanakan rencana pembelian atas pertimbangan budget
3.6.3 Kabag PPC
a. Tugas
 Mengkoordinasi kegiatan pengndalian produksi.
 Menjamin tetap terpeliharanya prosedur PPC sesuai ketetapan
perusahaan.
b. Wewenang
 Menentukan jumlah, jenis dan macam produk yang akan diproduksi ke
dalam perintah produksi.
30

3.6.4 Kabag Pengadaan


a. Tugas
 Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembelian dan
evaluasi atau realisasi budget berkala
 Koordinasi dengan PPC untuk memastikan kedatangan bahan
 Koordinasi dengan QC apakah bahan sesuai dengan standar atau tidak.
b. Wewenang
 Melaksanakan atau menolak permintaan pembelian dari bagian dengan
mempertimbangkan stok, budget, penjualan yang ada.
3.6.5 Kabag Produksi dan Finishing
a. Tugas
 Mengawasi jalannya proses produksi.
 Bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi
 Memeriksa laporan-laporan produksi/finishing harian
b. Wewenang
 Meminta pertanggungjawaban staf yang ada di bawahnya.
 Melaksanakan atau menolak rencana produksi dengan pertimbangan
kondisi mesin, pekerja dan faktor-faktor lainnya.
3.6.6 Kabag Teknik
a. Tugas
 Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan rutin atas
mesin-mesin atau alat-alat produksi lainnya.
 Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan secara berkala.
b. Wewenang
 Mengusulkan perbaikan atas kerusakan mesin.
 Mengusulkan pergantian alat/mesin apabila sudah tidak layak untuk
digunakan.
3.6.7 Kabag QC dan Formula
a. Tugas
31

 Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pekerjaan


dibagianQC secara berkala.
 Menyusun rekomendasi pada bagian perencanaan produk mengenai
stadarisasi produk.
 Meneliti sampel-sampel hasil produksi apakan sesuai dengan standar.
b. Wewenang
 Melakukan pergantian formula jika produk yang dihasilkan salah.
 Menghentikan proses produksi untuk mengecek apakan produk yang
dihasilkan telah sesuai standar.
3.6.8 Kabag Umum dan Personalia
a. Tugas
 Mengatur bagian umum dan sistem perawatan gedung, transportasi,
keamanan, kebeersihan, ketertiban, taman, dan fasilitas kantor.
 Mewakili unit dalam kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan umum,
personaliaan, dengan seijin pimpinan unit.
 Menjamin kelancaran administrasi umum.
b. Wewenang
 Melakukan penilaian, mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
pegawai/staff yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai
peraturan yang berlaku.
 Meminta pertanggungjawaban staf-staf yang ada di bawahnya.
 Mengambil keputusan yang berkaitan dengan umum, kepersonaliaan
unit.
3.6.9 Kabag R&D
a. Tugas
 Mengatur distribusi pekerjaan pada staf yang berada di bawah
tanggung jawabnya
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
bawahannya.\
 Wajib meneliti dan mengembangkan formula sedemikian rupa
sehingga kualitas terjamin dengan biaya yang ekonomis dan wajib
meneliti kemungkinan diproduksinya produk baru.
32

 Wajib memberikan masukan/informasi kepada pimpinan tentang


perkembangan kualitas produk dan memberikan gambaran
perkembangan kualitas produk pesaing.
 Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan perbaikan mutu produk dan
kemampuan pabrik untuk memproduksi barang.
b. Wewenang
 Melakukan penilaian, mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
pegawai/staff yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai
peraturan yang berlaku.
 Mengadakan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada
peningkatan kualitas, menambah produk atau menekan biaya dengan
pertimabngan riset pasar.
 Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas staf-staf yang ada di
bawahnya.

3.7 Alur Proses Produksi Perusahaan


33

CUSTOMER

MARKETING

PURCHASE ORDER
PRICE LIST
LAP. OUTSTANDING
LAP. COLLECTION

PPC

RPH RENCANA PROD. HARIAN


LAP. OUTSTANDING K I & K II
LAP. PERSEDIAAN K I & K II
LAP. EVALUASI ORDER L & E
LAP.REALISASI PROD

PENGADAAN

SUPPLIER

SP SP SURAT JALAN
SURAT JALAN SURAT JALAN
DO

GDG. BASE BAHAN


GDG. CHEMICAL
PAPER PEMBANTU

NO SPARE PART
QC NO QC
BPK BPK
BBM

SP QC
YES
LPB
YES IPB TEKNISI
ANTAR UNIT

FORMULA
LPB
LAP. PENGIRIMAN
BUBUR

PRODUKSI
BPPB SURAT BON
BPB(RETUR)
LAP. HSL. PRO. ES PRODUKSI
LAPORAN PRODUKSI
LAP.STOCK WIP PRODUKSI
STB WIB PRODUKSI

FINISHING

MESIN SLITTER FINISHING

LAP. HSL. SHEET CUTTER


LAP.STOCK WIP SC
STB WIP SC

SORTIR

LAP. HSL. SLITTER


LAP. STOCK WIP SLITTER LAP. HSL. SORTIR/TREK
STB WIP SLITTER LAP. STOCK WIP SORTIR
STB WIP SORTIR

CROUSE/POLAR

LAP. HSL. CROUBE/POLAR


LAP.STOCK WIP POLAR
STB WIP POLAR

PACKING PACKING

LAP.HASIL DOS ROLL LAP. HSL.PACKING


LAP.STOCK WIP PACKING LAP.STOCK WIP PACKING
STB WIP PACKING STB WIP PACKING

GDG. BARANG JADI

LAP.STIOCK KIRIMAN
IJIN PENERIMAAN BRG
SURAT PENGANTAR

KIRIM

DATA OUTSTANDING
LAPORAN KIRIMAN
SURAT PENGANTAR

SELESAI

Gambar 3.1 Flow Proses Produksi Unit Coating

Penjelasan gambar:

 Customer melakukan pemesanan produk pada perusahaan melalui bagian


Marketing. Menghasilkan suatu laporan purchase order, laporan outstanding.
34

 Selanjutnya bagian Marketing memberikan purchase oder konsumen ke bagian


PPC. PPC melihat bagian pengadaan. Apabila pengadaan untuk produksi kurang
maka bagian Pengadaan melakukan pemesanan ke Supplier, apabila pengadaan
sudah cukup maka perencanaan lanjut sehingga menghasilkan Rencana Produksi
Harian (RPH).
 Rencana Produksi harian PPC diberikan pada bagian Formula, Produksi, dan
Gudang Base Paper. Sehingga tiap bagian tersebut dapat segera melakukan
produksi.
 Bagian Produksi melakukan produksi sesuai RPH dari PPC.
 Selanjutnya hasil produksi lanjut ke bagian finishing. Dimana bagian finishing
dibagi menjadi 2 bagian yaitu,
o Mesin slitter, produk kertas dalam bentuk Roll ukuran yang lebih kecil
(disesuaikan pesanan). Dan lanjut ke bagian pengepakan.
o Mesin Sheet Cutter, produk kertas dalam bentuk potongan kertas HVS.
Yang selanjutnya menuju bagian sortir untuk diseleksi, apakah kertas
termasuk KW I atau KW II. Kertas KW I ini nantinya yang digunakan
untuk diproses lagi ke bagian polar (pemotongan kertas sesuai dengan
pesanan), dan terakhir menuju bagian pengepakan.

3.8 Peralatan Produksi


1. Mesin Produksi
Mesin produksi PT. Pura Barutama unit Converta terdiri dari dua jenis
yaitu: Mesin Coating dan mesin Shitter (pemotongan).
Mesin Coating antara lain:
o Mesin Green Bank: khusus untuk NCR yang berwarna yellow.
o Mesin Adler 2A: untuk NCR yang berwarna pink.
o Mesin Adler 2B: untuk NCR yang berwarna blue.
o Mesin Pagendarm: untuk CB yang berwarna white.
o Mesin Conter Kemi khusu untuk NCR dan stiker.
o Mesin Adler 5
35

o Mesin Herma khusus untuk silicon.


o Mesin Pagendarm 1 untuk membuat stiker
o Mesin Pagendarm 2 untuk membuat NCR.
Mesin Shitter atau mesin pemotong antara lain:
o 2 Mesin Shitter
o 5 Mesin Cross
o 3 Mesin Cutter
2. Pembuburan (Chemical)
3. Kertas (Base Paper)
4. Bahan pembantu
Chemical
Alat-alat mesin(suku cadang mesin)
Forklift (angkutan)
Doos
Plastik (untuk membungkus kertas luar)
Isolasi
Kertas Kraft (untuk membungkus kertas dalam)

3.9 Produk yang Dihasilkan


3.9.1 Produk Komoditi Pura Converta
a. NCR (Non Carbon Required) / Carbon less paper
Umumnya disebut dengan kertas tembus image tanpa karbon. Aplikasi:
industry perbankan sebagai slip setoran, penarikan, blanko, inkaso, tiket,
airway bill, seaway bill, nota-nota dan lain-lain.
Adapun jenis-jenis kertas NCR yang diproduksi oleh Pura coating dapat
digolongkan menjadi:
1. Conted Bottom-CB
White, pink, yellow, green, blue…………………….54 gsm
2. Coated Front Bottom-CFB
White, pink, yellow, green, blue…………………….53 gsm
36

3. Conted Front-CF
White, pink, yellow, green, blue…………………….52 gsm
b. SRP (Silicon Release Paper)
Aplikasi sebagai pelindung lem (adhesive). Pada industri napkin
(healthcare) sebagai release seal adhesive seperti: Softex, Intex, Sofie, Softness.
Pada industry stiker / label sebagai back side stiker.

c. Stiker (self adhesive paper/film)


Aplikasi label merk dagang, label price list, warranty label, sealing
label, decorative label, label notice suatu produk, outdoor dan indoor label dan
lain-lain.

3.9.2 Produk Pengembangan Pura Converta


a. Produk siap dipasarkan
1. Destructible Paper Sticker
Merupakan one time used sticker, dimaksudkan sebagai label anti
pemalsuan/ label pengaman, karena jika label sudah ditempelkan akan
rusak menjadi serpihan-serpihan kecil apabila ada yang mencoba
melepasnya.
Aplikasi sebagai label pengaman pada industri farmasi, jamu, produksi
kemasan (Packaging), segel dokumen/surat-surat berharga. Dapat
dikombinasikan dengan security features yang lain seperti visible/
invisible ink , security design/printing, hologram.
Pura Converta merupakan satu-satunya yang memproduksi brittle
paper di Indonesia.
2. Destructible Plastic Sticker
Sama seperti Destructible Paper Sticker akan tetapi dapat juga
digunakan sebagai label security pada produk-produk cold storage.
Aplikasi sebagai label pengamanan pada industri CD, VCD, Farmasi,
produk kemasan, label warranty, label industry elektornik, Inspection
label(surveyor).
37

3. Transfer Slip Paper (signature verification system)


Di industri perbankan terkenal sebagai signature verification untuk
buku tabungan atau pembuatan kartu kredit.
4. Overlay Sticker
Stiker transparant printing, berfungsi sebagai penutup hasil
verifikasi tanda tangan dari transfer slip paper.
5. Airline Ticket paper (Mechanical Coated Paper)
Kertas khusus yang digunakan untuk airline ticket/ Air Waybill, Sea
Waybill, Spesifikasi khusus UV Dull ( tidak memantulkan cahaya).
6. Water Resistant Paper (WRP)
Kertas tahan air, digunakan label produk cold storage, seperti label
pada softdrink/ label coca cola, sprite, label energi/ supplement drink, beer
label dll.
7. NCR Security
NCR yang umumnya digunakan dalam skala proyek/ tender dengan
kombinasi security feature seperti invisible ink ataupun reactive reagent
tertentu.
b. Produk Dalam Penelitian

1. Decalcomania
Transfer Printing Paper, digunakan sebagai media transfer untuk cetak/
printing design/ motif pada suatu media( gelas, keramik, enamel, helmet,
racket). Aplikasi: untuk industri keramik, enamel, porcelent, gelas sebagi media
transfer design tersebut.

2. Ink Jet Paper


Speciality Paper untuk computer printing.
3. Thermochromic Ink
Speciality Ink untuk tinta yang dapat berubah warna dengan adanya
perubahan suhu.
Digunakan sebagai security ink bank note atau security document.
4. Thermal Paper
38

Digunakan sebagai: fax paper, laser printer paper dan banyak


digunakan sebagai barcode label.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Metodologi Penelitian


39

Metodologi penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus dilakukan


sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas. Tahapan ini bertujuan
agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah dan memudahkan menganalisis
permasalahan yang ada. Metode penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Mulai

Penelitian Pendahuluan

Identifikasi dan perumusan masalah yang


ada

Penentuan Tujuan Penelitian

Observasi Studi Pustaka Wawancara

Pengumpulan Data
A. Frekuensi Breakdown Mesin
B. Data Breakdown bulan Januari-Agustus 2009
C. Lama downtime, lama perbaikan
D. Waktu operasi Mesin

Pengolahan Data:
A. Perhitungan MTTR dan MTBF
B. Perhitungan avaibility dan Reliability
berdasarkan MTTR dan MTBF

Analisa

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4.1 Metodologi Penelitian

4.1.1 Penelitian Pendahuluan


Penelitian pendahuluan dilakukan guna mengidentifikasi permasalahan
yang mungkin sedang terjadi di perusahaan, yaitu dengan melakukan wawancara
langsung pada karyawan atau bagian staf yang bersangkutan. Dalam kerja
40

praktek ini dilakukan pada bagian produksi dan teknisi (maintenance) PT. Pura
Barutama unit Coating.

4.1.2 Identifikasi Masalah


Setelah melakukan penelitian pendahuluan di jalur produksi yang disertai
juga dengan wawancara dengan karyawan bagian produksi dan teknisi, ternyata
salah satu permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan adalah seringnya
terjadi downtime mesin dikarenakan mesin yang breakdown.

4.1.3 Studi Pustaka


Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan studi pustaka
yang menunjang dan memberikan pengetahuan pada penulis mengenai
permasalahan yang diteliti di perusahaan, dengan begitu masalah yang diteliti
dapat diselesaikan sebaik mungkin. Didalam studi pustaka, penulis
mengumpulkan informasi dari buku-buku referensi juga dari media internet
mengenai masalah yang sedang diteliti. Disamping itu, studi pustaka digunakan
penulis sebagai landasan teori.

4.1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek tersebut adalah :
 Mengidentifikasikan faktor- faktor penyebab terjadinya breakdown
(kerusakan) yang terjadi pada Mesin Pagendarm, Mesin Green Bank,
Mesin Adler 2A dan 2B di lini produksi.
 Melakukan analisis terhadap terjadinya jenis- jenis breakdown yang ada
serta menentukan perbaikan atau penanggulangan yang perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama.

4.1.5 Pengumpulan Data


Data- data yang diperlukan untuk penyelesaian laporan kerja praktek ini
dibedakan menjadi 2 yaitu :
41

a. Data primer
Pengambilan data primer yang dilakukan dengan dua cara, yaitu :

- Pengamatan langsung
Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada bagian
produksi dan teknisi (maintenance) PT. Pura Barutama unit
Coating.

- Wawancara
Wawancara yang dilakukan langsung dengan pihak- pihak yang
terkait untuk data- data yang dibutuhkan

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data- data yang diperoleh dari perusahaan yang
menunjang dalam pembuatan laporan kerja praktek, yaitu berupa data jumlah
kerusakan mesin (breakdown), data maintenance.

4.1.6 Pengolahan Data


Pengolahan data untuk identifikasi dan analisis penyebab kerusakan pada
lini produksi (bagian produk NCR). Dengan memperoleh nilai yang didapatkan
melalui pengolahan data tersebut kemudian hasilnya di analisa untuk
membentuk langkah terbaik sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

4.1.7 Pembahasan
Analisis dilakukan untuk memberikan keterangan dan pembahasan
tentang pengolahan data yang telah dilakukan. Dengan dilakukannya analisa,
maka akan diketahui faktor- faktor sebenarnya penyebab terjadinya breakdown.

4.1.8 Penutup
Penutup berisi kesimpulan saran. Kesimpulan tentang analisa dan
pengolahan data yang akan dilakukan dan diperoleh dalam kerja praktek serta
42

saran- saran yang dibutuhkan untuk laporan KP ini dan permasalahan yang
terjadi.

4.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data


4.2.1 Pengumpulan Data
Jenis-jenis data yang dikumpulkan penulis merupakan data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung ke lantai produksi khususnya ke jalur produksi produk NCR, dan
menggunakan data history mengenai data : data downtime mesin, data waktu
operasi mesin mulai januari – agustus tahun 2009.

4.2.1.1 Data Downtime Mesin


a. Mesin Pangendarm
Tabel 4.1 Data Downtime Mesin Pagendarm Bulan Januari - Agustus 2009

Jan-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
31 1440 45 Sambung rantai transfer 1
  Total Waktu 45 Total frekuensi 1

Feb-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
27 1440 15 Ganti Baut as rewind putus didalam 1
    60 Ganti bearimg backing roll  
    90 Ganti bearing roll coat  
  Total Waktu 165 Total frekuensi 1

Mar-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
5 1440 75 Ganti counter meter  
7 1440 20 Ganti Vbelt pompa bubur putus 1
18 1440 20 Perbaikan Gear rewind geser, tidak center 1
30 1440 20 Ganti Vbelt pompa bubur  
31 1440 260 Blower 1 mati, ganti bearing 1
  Total Waktu 395 Total frekuensi 3

Apr-09
43

Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi


4 1440 15 Ganti selang flek R.Steam  
7 1440 45 Ganti Bearing center unwind 1
Perbaikan Baut cocor lips air knife putus,
13 1440 135 rantai transfer anjlok 1
17 1440 10 Ganti Pompa bocor 1
30 1440 15 Pembenahan Pompa bubur Vbelt lepas 1
    20 Ganti Vbelt pompa bubur  
    120 Pelumasan gear motor coater roll 1
  Total Waktu 360 Total frekuensi 5

May-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 20 Ganti Vbelt pompa bubur  
2 1440 35 Ganti Baut chuck putus 1
    40 Ganti pompa bubur 1 set  
4 1440 150 Pompa bocor, ganti Vbelt fotocell 1
15 1440 40 Ganti pompa bubur 1 set  
    190 Ganti bearing roll steam  
19 1440 10 Perbaikan Stuf pompa bubur bocor 1
20 1440 20 Perbaikan EPC macet 1
    60 Ganti bearing silinder center unwind  
28 1440 380 Perbaikan Blower 2 macet 1
29 1440 55 Ganti bearing couple  
  Total Waktu 1000 Total frekuensi 5

June-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 40 Pembenahan Sambungan rantai transfer lepas 1
15 1440 60 Perbaikan Vbelt fotocell bersuara keras 1
16 1440 105 Ganti bearing roll coat  
29 1440 90 Pembenahan Bearing roll hantar macet 1
30 1440 30 Counter tak normal, ganti ambil di AD II 1
  Total Waktu 325 Total frekuensi 4

July-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
2 1440 40 Ganti Rantai putus 1
    30 Pembenahan Rantai anjlok terus 1
5 1440 20 Ganti Vbelt pompa bubur  
15 1440 30 Pembenahan Rantai transfer lepas 1
44

10 1440 30 Ganti Baut couple as putus 1


18 1440 90 Ganti bearing backing roll  
28 1440 45 Pembenahan Rantai transfer lepas 1
  Total Waktu 285 Total frekuensi 5

Agust-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 45 Pembenahan Rantai transfer lepas 2
    20 Ganti As ulir live center patah 1
2 1440 40 Ganti Rantai putus 1
    30 Pembenahan Rantai anjlok terus 1
    20 Ganti Baut chuck as putus 1
6 1440 95 Ganti Center rewind Bearing pecah 1
    95 Ganti bearing live center  
7 1440 70 Ganti bearing couple  
10 1440 30 Ganti Baut couple as putus 1
15 1440 30 Pembenahan Rantai transfer lepas 1
18 1440 90 Ganti bearing backing roll  
    135 Ganti knee pembuangan bk bubur  
23 1440 430 Bongkar blower pemanas II, bearing motor rusak 1
    10 Ganti Baut brop as unwind putus 1
24 1440 15 Perbaikan counter meter geser  
25 1440 230 Ganti Baut turret unwind putus 1
  Total Waktu 1385 Total frekuensi 12
*NB: Waktu durasi dengan blok kuning adalah waktu perbaikan yang telah terjadwal

b. Mesin Green Bank


Tabel 4.2 Data Downtime Mesin Green Bank Bulan Januari – Agustus 2009

Jan-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
5 1440 55 Perbaikan Fotocell mati 1
7 1440 30 Ganti Vbelt motor rewind  
9 1440 20 Ganti Rantai transfer putus 1
13 1440 45 Ganti pompa 2  
14 1440 80 Ganti Vbelt + Revisi pulley motor  
15 1440 15 Ganti Vbelt fotocell putus 1
20 1440 20 Setting EPC 1
    20 Ganti tombol air knife  
21 1440 15 Ganti roll coat 2 lepas 1
23 1440 130 Ganti bearing as stang roll hold down  
45

29 1440 175 Ganti Roll hold down II aus 1


  Total Waktu 605 Total frekuensi 6

Feb-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
6 1440 55 Pembenahan Rantai backing roll lepas 1
10 1440 25 Pasang Bearing roll hantar dalam box dryer lepas 1
16 1440 30 Ganti bearing stelan bak bubur  
18 1440 25 Ganti pompa supply 1 set  
    60 Ganti pompa 1 set  
20 1440 20 Ganti Pompa bubur bocor 1
21 1440 215 Revisi pipa air knife 2 bocor 1
23 1440 70 Cek cocor air knife 1
27 1440 15 Perbaikan Potensio kendor 1
  Total Waktu 515 Total frekuensi 6

Mar-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
4 1440 70 Ganti Vbelt blower air knife  
7 1440 135 Ganti roll coat 2  
11 1440 10 Perbaikan roll coat 2 1
    20 Stel air knife 2 + ganti Vbelt 1
13 1440 20 Pembenahan Pully motor kendor 1
18 1440 35 Ganti roll hold down  
27 1440 45 EPC: Ganti Vbelt, kipas  
31 1440 25 Ganti potensio  
  Total Waktu 360 Total frekuensi 3

Apr-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
16 1440 15 Ganti Pompa bubur 1 macet 1
20 1440 120 Revisi roll hantar exentric bearing 1
22 1440 45 Pembenahan bearing roll hantar exentric coat 1
  Total Waktu 180 Total frekuensi 3

May-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
4 1440 35 Service potensio maindrive 1
5 1440 315 Ganti bearing roll steam  
46

19 1440 15 Perbaikan Pompa bubur konslet 1


20 1440 40 Pembenahan Steam roll miring 1
    15 Pembenahan Stel Vbelt pompa bubur 2 kendor 1
    10 Ganti Vbelt pompa bubur 2 1
25 1440 450 Service plv ganti rantai + pelumasan 1
27 1440 90 ganti bearing roll coat  
29 1440 30 Worm gear mekanis, hold down roll aus 1
  Total Waktu 1000 Total frekuensi 7

June-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
Service gear spaneng rantai transfer dalam
1 1440 155 box dryer bengkok 1
2 1440 20 Perbaikan Rewind mati 1
5 1440 30 Isi oli EPC 1
13 1440 15 Perbaikan Panel mati 1
15 1440 240 Ganti spoclet gear transfer backing roll 1 set  
17 1440 55 Pasang counter 1
    60 Pembenahan Rantai roll steam anjlok 1
    70 Stel rantai + las keteng 1
    20 Sesuaikan posisi pulse generator 1
18 1440 30 Perbaikan Pompa bubur supply 1 macet 1
20 1440 40 Ganti Rantai transfer putus 1
    15 Ganti Pompa macet 1
    15 Pompa ganti 1 set baru 1
    55 Pompa ganti 1 set baru 1
    85 Pompa ganti 1 set baru dikombinasi 1
21 1440 20 Pompa macet, ambil dari KK 1 set 1
    40 Revisi dudukan counter selip 1
    35 Pembenahan spaneng rantai roll steam 1
22 1440 75 Pembenahan spaneng rantai roll steam 1
    100 Ganti rantai penggerak backing roll  
26 1440 25 Ganti pompa bubur coat 1
27 1440 145 Ganti pompa macet  
28 1440 5 Ganti Vbelt blower pemanas  
    20 Ganti Pompa bubur 1 macet 1
29 1440 40 Ganti Pompa bubur 1 macet 1
    20 Ganti Pompa bubur 1 macet 1
    10 Ganti Pompa bubur 1 macet 1
    25 Ganti Pompa bubur 1 macet, ganti 1 set 1
47

    25 Ganti Pompa bubur 1 macet 1


30 1440 20 Ganti Pompa bubur 1 macet 1
    20 Ganti Pompa bubur 1 macet, ambil pompa supply 1
  Total Waktu 1530 Total frekuensi 27

July-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 65 Pembenahan pompa coat I macet 1
    45 Pembenahan pompa coat I macet 1
    35 Ganti pompa bubur macet 1
6 1440 25 Ganti pompa bubur supply  
14 1440 25 Pembenahan pompa macet 1
15 1440 20 Ganti Vbelt motor rewind 1
16 1440 30 Ganti center unwind kanan kiri 1
21 1440 30 Ganti pompa macet 1
    15 Ganti 1 set pompa bubur 1
22 1440 40 Ganti Pompa macet 1
    25 Ganti 1 set pompa bubur  
23 1440 60 Ganti baut stelan unwind kanan kiri putus 1
29 1440 70 Ganti RG transmisi 1
  Total Waktu 485 Total frekuensi 11

Agust-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 80 Ganti Bearing  
4 1440 15 Rantai transfer rusak 1
    210 Buat + pasang keteng  
5 1440 15 Tombol Panel pompa supply I macet 1
6 1440 45 Pasang stop kontak baru  
14 1440 15 Tambah packing pompa  
15 1440 90 Ganti support/center unwind 1 set  
19 1440 10 ganti Vbelt pompa  
21 1440 50 Pully plv penggerak gardan lepas 1
22 1440 30 Pully plv penggerak gardan lepas 1
23 1440 25 Stel Pully T. Belt lepas 1
24 1440 10 Center unwind putus 1
  Total Waktu 595 Total frekuensi 6
*NB: Waktu durasi dengan blok kuning adalah waktu perbaikan yang telah terjadwal
48

c. Mesin Adler 2A
Tabel 4.3 Data Downtime Mesin Adler 2A Bulan Januari – Agustus 2009

Jan-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
15 1440 75 Ganti bearing roll coat  
    160 ganti R.gigi Roll coat  
23 1440 20 Stel fotocel + pelumasan 1
28 1440 185 Boangkar roll coat 2, ganti bearing 1
    50 Gerinda roll coat 1
30 1440 60 Ganti bearing roll coat  
31 1440 35 Potensio rewind tidak normal 1
  Total Waktu 585 Total frekuensi 4

Feb-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
2 1440 20 Ganti rantai transfer putus 1
    25 Ganti gear trans coat rusak 1
5 1440 680 Geser steam roll atas 1
11 1440 15 Stel trans main drive coat head 1
12 1440 45 Ganti bearing roll  
    20 Buat lengan ayun stelan roll coat 1
    40 Stel steam roll lepas 1
    40 ganti bearing roll coat  
    5 Perbaikan roll coat mati 1
19 1440 75 Ganti as rewind patah 1
    5 Pembenahan stelan pisau sisir 1
    10 Ganti pompa bubur bocor 1
20 1440 100 Revisi as rewind geser 1
    35 Pasang penyekat pangkon bearing 1
25 1440 40 Pembenahan rantai transfer roll steam lepas 1
26 1440 10 Ganti Baut as unwind putus 1
  Total Waktu 1165 Total frekuensi 7

Mar-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
2 1440 85 Pembenahan rantai anjlok 1
7 1440 75 Ganti kabel mixer  
11 1440 10 Ganti bearing support  
12 1440 20 Ganti Vbelt roll coat  
    25 Perbaikan panel mati 1
49

13 1440 10 Pembenahan Pully gera box reducer lepas 1


14 1440 55 Ganti sock pully motor roll coat aus 1
    25 Pembenahan baut + spie gear trans rem lepas 1
17 1440 25 Ganti pompa bubur 1
18 1440 100 Stell roll + ganti bearing 1
21 1440 70 Service rantai transfer 1
    60 Perbaikan tombol rantai transfer macet 1
25 1440 30 Perbenahan panel rewind anjlok  
27 1440 15 Ganti bearing roll coat 1
31 1440 30 Pasang T.slang roll press dijalankan 1
  Total Waktu 635 Total frekuensi 11

Apr-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
4 1440 30 Pasang S gear transmisi transfer 1
7 1440 50 Ganti bearing roll coat 1
14 1440 15 Pembenahan belt compressor 1
    55 Comp mati ganti dengan bison 1
15 1440 15 Perbaikan rewind mati 1
16 1440 25 Ganti Vbelt motor 1
20 1440 35 Ganti pompa bubur, v belt kendor 1
21 1440 90 Ganti cross souple gardan  
25 1440 10 Pembenahan baut as hyd kendor 1
30 1440 10 Ganti kampas rem 1
  Total Waktu 335 Total frekuensi 9

May-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
8 1440 15 Ganti Selang compressor pecah 1
    15 Ganti Selang compressor pecah 1
11 1440 10 pembenahan Gear rew, baut kendor 1
12 1440 25 Pembenahan rantai transfer anjlok, lepas dari rell 1
13 1440 65 Perbaikan motor mati 1
    20 Stel pompa bubur, dan Vbelt kendor 1
14 1440 70 Ganti bearing roll coat  
18 1440 10 Perbaikan Panel transfer mati 1
19 1440 10 Perbaikan Motor transfer mati 1
    15 Ganti bearing support rew  
20 1440 50 Ganti gear rewind bawah  
50

    25 Pembenahan pangkon as rewind 1


21 1440 20 Ganti pisau slitter untuk sisir 1
26 1440 25 Pembenahan rantai transfer anjlok 1
    35 Ganti bearing roll coat 1
    15 Ganti kampas rem  
27 1440 130 Panel pmpa bubur konsleting 1
  Total Waktu 555 Total frekuensi 9

June-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
2 1440 15 Ganti rantai rew lepasrantai rewind 1
3 1440 15 Stel rantai rewind 1
    90 Stel dan support as rew 1
4 1440 10 Ganti pompa bubur bocor 1
    120 Ganti as. Unwind putus 1
    135 Stel pangkon as rew 1
5 1440 45 Ganti EPC macet 1
9 1440 25 Ganti pompa 1 set  
10 1440 65 Ganti bearing roll coat  
11 1440 35 Ganti bearing roll coat  
13 1440 10 Ganti Pompa bubur bocor 1
15 1440 150 Ganti roll box dryer  
    15 Ganti S. gear transmisi  
    75 Balut pipa pemanas 1
17 1440 30 Stel rt rew 1
    25 Pembenahan palangan transfer lepas 1
    40 Pembenahan rantai transfer lepas 1
    40 Ganti pompa 1 macet 1
18 1440 40 Ganti pompa bubur 1 set  
21 1440 60 Las cerobong blower 1 1
23 1440 25 las keteng gardan 1
    105 Bongkar blower pemanas 1
24 1440 10 Pembenahan bearing kunci pangkon 1
25 1440 15 Ganti baut kunci kendor 1
26 1440 105 Pasang blower pemanas 1
    45 Ganti bearing roll coat  
    50 Ganti rantai transfer  
    20 Ganti pompa macet 1
29 1440 20 Ganti pompa bubur macet 1
    15 Pembenahan rantai transfer lepas 1
    25 Ganti pompa macet 1
  Total Waktu 1475 Total frekuensi 23
51

July-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
2 1440 40 Ganti pilley pompa 1
4 1440 30 Pasang pisau sisir 1
    15 Pembenahan rantai transfer anjlok 1
11 1440 15 Pembenahan rantai transfer lepas 1
12 1440 25 Stel cocor miring, ganti baut 1
    10 Perbaikan blower air knife 1
    30 Ganti sambungan rantai transfer anjlok 1
16 1440 10 Set coocr air knife 1
17 1440 20 Ganti pompa macet 1
25 1440 15 Ganti pompa macet 1
    90 Ganti pompa bubur bocor 1
    55 Ganti bearing coat  
27 1440 20 Ganti pompa bubur bocor  
    40 Ganti pompa bubur bocor 1
30 1440 20 Ganti pompa bubur macet  
  Total Waktu 435 Total frekuensi 12

Agust-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
3 1440 10 Las sock as rewind  
    80 Ganti stop kontak  
6 1440 15 Ganti Vbelt roll coat  
8 1440 30 Ganti Kabel supply speed motor putus 1
    40 Perbaikan Rewind mati, las spaneng rantai 1
9 1440 30 Pembenahan Bearing roll hantar lepas 1
11 1440 15 Lepas bak mixer 1
    50 Ganti baut spam gear  
14 1440 135 Pompa macet, ganti 1 set 3
    30 Ganti pompa  
    10 Pembenahan Katub lorong blower tertutup 1
    45 Pembenahan Roll hantar miring 1
    30 Ganti Pipa palangan transfer putus 1
16 960 30 Ganti Air Knife 2, Selang filter pecah 1
    10 Ganti Vbelt pompa  
    120 Ganti blower air knife  
18 1440 360 Pembenahan spangear transfer 1
    30 Penambahan rantai transfer  
19   20 Ganti pompa bubur  
52

    20 Stel piringan transfer roll  


20 1440 15 Palangan transfer miring, tambah rantai 1
    10 Stel air knife  
22 1440 20 Pembenahan Roll hantar dryer lepas 1
    20 Ganti pompa bubur  
    10 Perbaikan Pompa bubur II motor lemah 1
23 1440 25 Pembenahan Rantai terus anjlok 1
    45 Rantai terus anjlok, stel piringan roll miring 1
24 1440 10 Ganti Pompa coat 2 macet 1
    30 Ganti Kabel supply bubur 2 putus 1
    60 Ganti Baut as roll exentric bor+las, mur 1
  Total Waktu 1355 Total frekuensi 20
*NB: Waktu durasi dengan blok kuning adalah waktu perbaikan yang telah terjadwal

d. Mesin Adler 2B
Tabel 4.4 Data Downtime Mesin Adler 2B Bulan Januari – Agustus 2009

Jan-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
12 960 35 Ganti rantai transfer putus 2
15 960 45 Pembenahan lift unwind anjlok 1
20 960 60 Stel dan ganti pompa bocor 1
21 1440 60 Pembenahan bearing roll coat 1
    15 Pembenahan roll coat 1
22 1440 90 Pembenahan slide unwind 1
23 1440 180 Pembenahan slide unwind 1
29 1440 15 Pembenahan roll coat lepas 1
    80 Ganti bearing roll coat  
    55 Ganti rantai transfer lepas 1
  Total Waktu 635 Total frekuensi 10

Feb-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
3 1440 15 Ganti pompa bubur I macet 1
4 1440 45 Pembenahan rantai transfer 1
7 1440 15 Pembenahan Roll coat I lepas 1
9 1440 40 Ganti rantai transfer putus 1
11 1440 65 Ganti rantai join  
13 1440 50 Pembenahan Spie gear roll coat I lepas 1
14 1440 30 Pembenahan Spie gear roll coat I lepas 1
19 1440 5 Pasang keteng unwind 1
53

20 1440 60 Pembenahan rantai lepas 1


21 1440 15 Pembenahan potensio kendor 1
26 1440 50 Ganti rantai transfer putus 1
27 1440 20 Pembenahan Vbelt MD tengah lepas 1
    15 Pembenahan Vbelt gardan lepas 1
  Total Waktu 425 Total frekuensi 12

Mar-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
4 1440 30 Ganti Rantai transfer putus 1
6 1440 45 Setting bak mixer 1
7 1440 50 Perbaikan pompa bubur II 1
    40 Ganti pen gear pompa bubur macet 1
10 1440 60 Ganti vbelt motor roll  
11 1440 15 Ganti rantai transfer putus 1
14 1440 50 Pembenahan rantai transfer lepas 1
    300 Pembenahan rantai transfer putus 1
16 1440 10 Pembenahan stelan roll coating 1
    20 Pembenahan piringan transfer roll steam 1
21 1440 60 Pembenahan turret unwind anjlok 1
    35 Pembenahan rantai transfer anjlok 1
    10 Ganti baut palangan patah 1
23 1440 25 Pembenahan vbelt blower air knife kendor 1
26 1440 15 Pembenahan pully roll coat II lepas 1
27 1440 120 Ganti shock as rewind 1
    20 Pembenahan pully roll coat II lepas 1
30 1440 15 Stel vbelt pompa bubur 1
    25 Ganti span gear transfer  
31 1440 45 Ganti pompa bubur macet 1
    20 Ganti rantai motor transfer putus 1
  Total Waktu 1010 Total frekuensi 19

Apr-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 95 Ganti gear box  
8 1440 165 Ganti rantai transfer putus 2
    40 Perbaikan spie transmisi main drive lepas 1
13 1440 55 Ganti rantai putus 1
    90 Ganti mata rantai aus 1
14 1440 50 Ganti belt motor  
15 1440 25 Perbaikan fotocell tidak normal 1
54

    480 Pasang tiupan angin fortex 1


16 1440 10 Pembenahan baut support unwind as lepas 1
    30 Ganti pompa bocor 1
    20 Pembenahan gear transfer lepas 1
17 1440 35 Ganti bearing transfer roll steam 1
18 1440 15 Ganti rantai transfer putus 1
    25 Pembenahan rantai transfer miring 1
    40 Stel rantai transfer 1
    20 Perbaikan rantai motor penggerak rantai transfer 1
19 1440 20 Pembenahan Tbelt gardan lepas 1
    40 Ganti rantai transfer putus 1
20 1440 90 Ganti belt gardan atas coat I  
21 1440 130 Perbaikan bearing 1
22 1440 25 Ganti pompa bubur bocor 1
    15 Ganti rantai transfer putus 1
    50 Ganti sambungan rantai motor transfer 1
24 1440 130 Ganti rantai transfer putus 1
28 1440 105 Ganti bearing roll coat  
29 1440 90 Ganti chain couple  
    95 Ganti rantai transfer putus 2
  Total Waktu 1985 Total frekuensi 24

May-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 80 Ganti bearing roll coat I  
    15 Perbaikan fotocell 1
2 1440 60 Ganti selang blower air knife bocor 1
4 1440 35 Ganti baut span gear putus 1
    120 Ganti selang blower air knife bocor 1
    15 Pembenahan poor pralon kurang rapat 1
5 1440 95 Ganti roll dalam box dryer 1
6 1440 35 Ganti rantai putus 1
11 1440 115 Perbaikan gardan macet 1
12 1440 25 Ganti rantai transfer putus 1
15 1440 65 Ganti couple, baut pillow kendor 1
16 1440 20 Ganti rantai transfer putus 1
18 1440 15 Pembaikan EPC macet 1
19 1440 30 Perbaikan as roda gigi lepas 1
21 1440 45 Ganti bearing holddown 1
26 1440 215 Ganti Blower air knife  
27 1440 30 Ganti baut span gear putus 1
55

    60 Ganti Blower air knife  


    110 Pembenahan gear spaneng rantai transfer lepas 1
28 1440 45 Ganti steam house roll steam 1
29 1440 35 Pembenahan rantai transfer 1
  Total Waktu 1265 Total frekuensi 18

June-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 555 Ganti gear transfer pack II yang kaku 1
2 1440 15 Stel foto cell 1
4 1440 10 Pembenahan stelan roll coating 1
8 1440 480 Perbaikan motor blower 1
    15 Ganti bearing pangkon as rewind pecah 1
    10 Perbaikan pompa supply mati 1
10 1440 30 Ganti rantai transfer putus 1
11 1440 30 Pembenahan span gear transfer lepas 1
    20 Ganti pompa 1 set 1
    15 Ganti sambungan rantai putus 1
    30 Ganti bearing s.gear transfer 1
12 1440 65 Pembenahan gear box transfer 1
13 1440 30 Pembenahan rantai penggerak rewind kendor 1
    115 Pembenahan span gear transfer lepas 1
16 1440 20 Ganti baut roll hantar putus 1
Pembenahan rantai transfer roll lepas + baut
    15 lepas 1
20 1440 10 Ganti pompa bubr macet 1
    20 Ganti Vbelt pompa I 1
21 1440 80 Ganti rantai transfer putus 1
    20 Ganti tombol I lift unwind  
23 1440 45 Ganti Vbelt fotocell  
    20 Pembenahan Vbelt main drive coat lepas 1
25 1440 35 Ganti roll coat I macet 1
26 1440 95 Ganti rantai transfer putus 1
27 1440 70 Ganti bearing roll coat I 1
    30 Ganti Pompa feedr I macet 1
28 1440 60 Ganti pompa bubur supply macet 3
29 1440 30 Ganti rantai transfer putus 1
    30 Ganti pompa I macet 1
    20 Ganti pompa 1 set 1
    60 Pembenahan bearing roll coat 1
    50 Ganti Vbelt pompa I 1
30 1440 30 Pembenahan rantai transfer anjlok 1
56

    20 Ganti Pompa I macet 2


    30 Ganti Vbelt pompa I 1
    20 Ganti pompa I macet 1
  Total Waktu 2230 Total frekuensi 37

July-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 60 Ganti pompa I macet 1
2 1440 25 Ganti pompa bubur macet 1
    25 Ganti pompa bubur macet, vbelt lepas 1
    15 Pembenahan rantai transfer anjlok 1
    25 Ganti pompa macet 1
    15 Ganti pompa  
7 1440 75 Pembenahan pompa bubur 1
    20 Pembenahan baut Roll hantar 1
    25 Ganti pompa I macet, Vbelt putus 1
10 1440 15 Pembenahan Roll hantar miring 1
    65 Ganti Vbelt putus 1
Ganti baut roll hantar putus + rantai transfer
13 1440 30 anjlok 1
15 1440 75 Ganti rantai transfer putus 1
16 1440 25 Ganti Vbelt pompa I 1
    80 Ganti pompa macet 1
    15 Ganti sambungan rantai lepas 1
18 1440 40 Pembenahan rantai transfer lepas 1
21 1440 190 Ganti rantai putus 1
    20 Pembenahan rantai transfer anjlok 1
23 1440 30 Ganti supit pisau 1
24 1440 30 Pembenahan pompa bubur I 1
    30 Pembenahan pompa bubur II 1
25 1440 30 Pembenahan Tbelt gardan lepas 1
29 1440 10 Ganti Vbelt 1
30 1440 30 Ganti transmisi s.gear transfer, roll hantar macet 1
31 1440 540 Buat bak tambahan bak bubur 1
  15 Pembenahan baut bearing roll coat kendor 1
  Total Waktu 1555 Total frekuensi 26

Agust-09
Tgl Jam Kerja Durasi Keterangan Frekuensi
1 1440 50 Pembenahan gear dan rantai transfer 1
3 1440 120 Ganti cruple gardan transmisi  
57

4 1440 10 Pmebenahan Spie gear roll coat I lepas 1


6 1440 50 Ganti Rantai transfer macet 1
    80 Ganti bearing roll coat  
7 1440 30 Ganti Rantai tranfer putus 1
    15 Pembenahan Vbelt gardan lepas 1
11 1440 190 Ganti Rantai transfer macet + lepas 1
    15 Ganti Rantai penggerak roll steam lepas 1
12 1440 60 Ganti Rantai transfer putus 2
    85 Pembenahan lift unwind 1
    15 Ganti Blower pemanas I mati 1
    45 Ganti Rantai transfer putus 1
    30 Ganti pompa bubur 1 set  
13 1440 90 Ganti Rantai transfer putus 1
14 1440 120 Perbaikan Rantai transfer anjlok 1
15 1440 85 Ganti Rantai transfer putus, supit hilang 1
16 960 5 Ganti Pompa 2 bocor 1
    25 Ganti gear rewind  
20 1440 60 Blowe dryer I mati, ganti contactor 1
    10 Pembenahan Spie roll coat I lepas 1
Pembenahan Baut pangkon rumah bearing + stelan
21 1440 40 roll coat I lepas 1
pembenahan Gear transfer roll steam geser +
    30 stel rantai motor penggerak transfer slip 1
    150 Ganti reducer gear  
22 1440 50 Ganti Fotocell macet, selang bocor, tambah oli 1
    65 Stel Sgear transfer geser 1
    20 Speed ND naik turun, ganti pully MD 1
23 1440 20 Perbaikan Speed naik turun 1
    30 Pasang Vbelt gardan penghubung coat 2 putus 1
24 1440 15 Pembenahan Vbelt gardan lepas 1
25 1440 275 Revisi as gardan penghubung coat 2 aus 1
      Ganti Vbelt 1
  Total Waktu 1885 Total frekuensi 28
*NB: Waktu durasi dengan blok kuning adalah waktu perbaikan yang telah terjadwal

4.2.1.2 Data Waktu Operasi Mesin


Tabel 4.5 Data Rekapitulasi Waktu Operasi Mesin

Bulan
Mesin Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Augst
Pagendarm 31680 33120 34560 36000 34560 38880 41670 28260
Green Bank 31680 33120 34160 36000 34560 38880 40176 29660
58

Adler 2A 31680 33120 34560 36000 34560 38880 40176 29700


Adler 2B 31680 33120 34560 36000 34560 38880 40176 29700

4.2.2 Pengolahan Data


Analisa pengaruh aktivitas pemeliharaan terhadap performansi mesin,
dilakukan berdasarkan ukuran performansi mesin di bawah ini, yaitu :
a. Maintainability
b. Reliability
c. Availability
Ukuran performansi diatas dapat dihitung dengan menggunakan data –
data sebagai berikut :
1. Data Downtime Akibat Terjadinya Breakdown
2. Data Jumlah Perbaikan yang Dilakukan terhadap
Terjadinya Breakdown
3. Data Jam Operasi Mesin Aktual (JOMA) dan Jam
Operasi Mesin Target (JOMT)
Hasil penentuan ukuran performansi diatas nantinya akan dipakai sebagai
dasar analisa pengaruh aktivitas pemeliharaan terhadap performansi mesin
Pagendarm, Green Bank, Adler 2A, dan 2B dan hubungan diantara ukuran
performansi mesin tersebut.

4.2.2.1 Maintainability
Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan
perawatan (pemeliharaan). Suatu pengukuran dari Maintainability adalah Mean
Time To Repair (MTTR). Mean Time To Repair (MTTR) adalah rata – rata
waktu perbaikan suatu mesin / peralatan ketika terjadi kerusakan atau
breakdown. MTTR dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

MTTR   Number of Re pair …………………. (Persamaan 4.1)


( Downtime for Re pair )
59

Dimana downtime for repair adalah termasuk waktu menunggu untuk


repair, dan Number of Repair menunjukkan jumlah perbaikan yang dilakukan
terhadap mesin ketika terjadi breakdown sehingga sama dengan jumlah
terjadinya breakdown.

 Contoh perhitungan MTTR untuk Bulan Januari 2009

MTTR  45
1  45 menit

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan MTTR Mesin Pagendarm Bulan Januari – Agustus 2009
Number of MTTR
Bulan Downtime for Repair (Mnt) Repair MTTR (Mnt) (Jam)
Jan-09 45 1 45 0,75
Feb-09 165 3 55 0,92
Mar-09 395 5 79 1,32
Apr-09 360 7 51,43 0,86
Mei-09 1000 11 90,91 1,52
Jun-09 325 5 65 1,08
Jul-09 285 7 40,71 0,68
Agust-09 1385 17 81,47 1,36
Jumlah 3960 56 70,71 1,18

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan MTTR Mesin Green Bank Bulan Januari – Agustus

2009
Number of MTTR
Bulan Downtime for Repair (Mnt) Repair MTTR (Mnt) (Jam)
Jan-09 605 11 55 0,92
Feb-09 515 9 57,22 0,95
Mar-09 360 8 45 0,75
Apr-09 180 8 22,50 0,38
Mei-09 1000 9 111,11 1,85
Jun-09 1530 31 49,35 0,82
Jul-09 485 13 37,31 0,62
Agust-09 595 12 49,58 0,83
Jumlah 5270 101 52,18 0,87

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan MTTR Mesin Adler 2A Bulan Januari – Agustus 2009
60

Number of MTTR
Bulan Downtime for Repair (Mnt) Repair MTTR (Mnt) (Jam)
Jan-09 585 7 83,57 1,39
Feb-09 1165 9 129,44 2,16
Mar-09 635 15 42,33 0,71
Apr-09 335 10 33,50 0,56
Mei-09 555 13 42,69 0,71
Jun-09 1475 31 47,58 0,79
Jul-09 435 15 29 0,48
Agust-09 1355 32 42,34 0,71
Jumlah 6540 132 49,55 0,83

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan MTTR Mesin Adler 2B Bulan Januari – Agustus 2009

Number of MTTR
Bulan Downtime for Repair (Mnt) Repair MTTR (Mnt) (Jam)
Jan-09 635 11 57,73 0,96
Feb-09 425 13 32,69 0,54
Mar-09 1010 21 48,10 0,80
Apr-09 1985 29 68,45 1,14
Mei-09 1265 21 60,24 1,00
Jun-09 2230 39 57,18 0,95
Jul-09 1555 27 57,59 0,96
Agust-09 1885 33 57,12 0,95
Jumlah 10990 194 56,65 0,94

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data perhitungan MTTR mesin bulan
Januari- Agustus 2009:
Tabel 4.10 Rekapitulasi MTTR Mesin Bulan Januari – Agustus 2009

Jan - Agust 09
Jenis Number of MTTR
Mesin Downtime for Repair (Mnt) Repair MTTR (Mnt) (Jam)
Pagendarm 3960 56 70,71 1,18
Green Bank 5270 101 52,18 0,87
Adler 2A 6540 132 49,55 0,83
Adler 2B 10990 194 56,65 0,94

4.2.2.2 Reliability
61

Reliability adalah kemungkinan (probabilitas) dimana peralatan dapat


beroperasi dibawah keadaan normal dengan baik. Satu pengukuran untuk
mengestimasi Reliability (R) suatu mesin adalah MTBF .

Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata – rata waktu suatu
mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan
sebagai hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah
kegagalan pengoperasian mesin karena breakdown. Hasil perhitungannya dapat
dilihat pada table dibawah ini :
MTBF  Total Running Time
Number of Failure ............................. (Persamaan 4.2)

 Contoh perhitungan MTBF untuk Bulan Januari 2009

MTBF  45
1  45 menit

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan MTBF Mesin Pagendarm Bulan Januari – Agustus 2009
Jumlah MTBF MTBF
Bulan Jam Operasi Mesin (Mnt) Breakdown (Mnt) (Jam)
Jan-09 31680 1 31680 528,00
Feb-09 33120 1 33120 552,00
Mar-09 34560 3 11520 192,00
Apr-09 36000 5 7200 120,00
Mei-09 34560 5 6912 115,20
Jun-09 38880 4 9720 162,00
Jul-09 41670 5 8334 138,90
Agust-09 28260 12 2355 39,25
Jumlah 278730 36 7742,50 129,04

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan MTBF Mesin Green Bank Bulan Januari – Agustus 2009

Jumlah MTBF MTBF


Bulan Jam Operasi Mesin (Mnt) Breakdown (Mnt) (Jam)
Jan-09 31680 6 5280 88,00
Feb-09 33120 6 5520 92,00
Mar-09 34160 3 11386,67 189,78
Apr-09 36000 3 12000 200,00
62

Mei-09 34560 7 4937,14 82,29


Jun-09 38880 27 1440 24,00
Jul-09 40176 11 3652,36 60,87
Agust-09 29660 6 4943,33 82,39
Jumlah 278236 69 4032,41 67,21

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan MTBF Mesin Adler 2A Bulan Januari – Agustus 2009

Jumlah MTBF MTBF


Bulan Jam Operasi Mesin (Mnt) Breakdown (Mnt) (Jam)
Jan-09 31680 4 7920 132,00
Feb-09 33120 7 4731,43 78,86
Mar-09 34560 11 3141,82 52,36
Apr-09 36000 9 4000 66,67
Mei-09 34560 9 3840 64,00
Jun-09 38880 23 1690,43 28,17
Jul-09 40176 11 3652,36 60,87
Agust-09 29700 20 1485 24,75
Jumlah 278676 94 2964,64 49,41
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan MTBF Mesin Adler 2B Bulan Januari – Agustus 2009

Jumlah MTBF MTBF


Bulan Jam Operasi Mesin (Mnt) Breakdown (Mnt) (Jam)
Jan-09 31680 10 3168 52,80
Feb-09 33120 12 2760 46,00
Mar-09 34560 19 1818,95 30,32
Apr-09 36000 24 1500 25,00
Mei-09 34560 18 1920 32,00
Jun-09 38880 37 1050,81 17,51
Jul-09 40176 26 1545,23 25,75
Agust-09 29700 28 1060,71 17,68
Jumlah 278676 174 1601,59 26,69

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data perhitungan MTTR mesin bulan
Januari- Agustus 2009:
Tabel 4.15 Rekapitulasi MTBF Mesin Bulan Januari – Agustus 2009

Jan - Agust 09
Jenis Jumlah MTBF MTBF
Mesin Jam Operasi Mesin (Mnt) Breakdown (Mnt) (Jam)
Pagendar 278730 36 7742,50 129,04
63

m
Green
Bank 278236 69 4032,41 67,21

Adler 2A 278676 94 2964,64 49,41


Adler 2B 278676 174 1601,59 26,69

Serelah melakukan perhitungan MTBF, maka kita dapat menhitung


Reliability suatu mesin. Rumus Reliability sebagai berikut:
R (T) = e – λ T ........................................ (Persamaan 4.3)

Dimana, λ adalah failure rate = 1 / MTBF, dan T adalah waktu yang


ditentukan.

 Contoh perhitungan Reliability bulan Januari – Agustus 2009


R(100)  e  0, 00189 x 100
 e 0,189 = 0,827

Hasil perhitungan dibawah ini menunjukkan probabilitas suatu mesin


akan beroperasi secara baik dalam waktu 100 jam.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Reliability Berdasarkan MTBF Mesin Pagendarm

λ = 1 /
Bulan MTBF (Mnt) MTBF (Jam) MTBF R
Jan-09 31680 528 0,00189 0,827
Feb-09 33120 552 0,00181 0,834
Mar-09 11520 192 0,00521 0,594
Apr-09 7200 120 0,00833 0,435
Mei-09 6912 115,20 0,00868 0,420
Jun-09 9720 162 0,00617 0,539
Jul-09 8334 138,90 0,00720 0,487
Agust-09 2355 39,25 0,02548 0,078

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Reliability Berdasarkan MTBF Mesin Green Bank

λ = 1 /
Bulan MTBF (Mnt) MTBF (Jam) MTBF R
Jan-09 5280 88 0,01136 0,321
Feb-09 5520 92 0,01087 0,337
64

Mar-09 11386,67 190 0,00527 0,590


Apr-09 12000 200 0,00500 0,607
Mei-09 4937,14 82,29 0,01215 0,297
Jun-09 1440 24 0,04167 0,016
Jul-09 3652,36 60,87 0,01643 0,193
Agust-09 4943,33 82,39 0,01214 0,297

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Reliability Berdasarkan MTBF Mesin Adler 2A

λ = 1 /
Bulan MTBF (Mnt) MTBF (Jam) MTBF R
Jan-09 7920 132 0,00758 0,469
Feb-09 4731,43 78,86 0,01268 0,281
Mar-09 3141,82 52,36 0,01910 0,148
Apr-09 4000 66,67 0,01500 0,223
Mei-09 3840 64 0,01563 0,210
Jun-09 1690,43 28,17 0,03549 0,029
Jul-09 3652,36 60,87 0,01643 0,193
Agust-09 1485 24,75 0,04040 0,018

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Reliability Berdasarkan MTBF Mesin Adler 2B

λ = 1 /
Bulan MTBF (Mnt) MTBF (Jam) MTBF R
Jan-09 3168 52,80 0,01894 0,150
Feb-09 2760 46 0,02174 0,114
Mar-09 1818,95 30,32 0,03299 0,037
Apr-09 1500 25 0,04000 0,018
Mei-09 1920 32 0,03125 0,044
Jun-09 1050,81 17,51 0,05710 0,003
Jul-09 1545,23 25,75 0,03883 0,021
Agust-09 1060,71 17,68 0,05657 0,003

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data perhitungan Reliability mesin


bulan Januari- Agustus 2009:
Tabel 4.20 Rekapitulasi Reliability Mesin Bulan Januari – Agustus 2009

Jenis Mesin Periode Jan - Agust 2009


65

MTBF (Jam) λ = 1 / MTBF R


Pagendarm 129,04 0,0077 0,461
Green Bank 67,21 0,0149 0,226
Adler 2A 49,41 0,0202 0,132
Adler 2B 26,69 0,0375 0,024

4.2.2.3 Avaibility
Availability adalah proporsi dari waktu peralatan yang sebenarnya tersedia
untuk melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan seharusnya
tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan. Satu pengukuran dari availability (A)
adalah :

A MTBF
MTBF  MTTR ..................................... (Persamaan 4.3)

 Contoh perhitungan Availability bulan Januari 2009


A 528
528 0 , 75 = 0,999

Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Availability Berdasarkan MTBF dan MTTR


Mesin Pagendarm
Bulan MTTR (Jam) MTBF (Jam) A
Jan-09 0,75 528,00 0,999
Feb-09 0,92 552,00 0,998
Mar-09 1,32 192,00 0,993
Apr-09 0,86 120,00 0,993
Mei-09 1,52 115,20 0,987
Jun-09 1,08 162,00 0,993
Jul-09 0,68 138,90 0,995
Agust-09 1,36 39,25 0,967
Jumlah 1,18 129,04 0,991

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Availability Berdasarkan MTBF dan MTTR Mesin GreenBank

MTTR
Bulan (Jam) MTBF (Jam) A
66

Jan-09 0,92 88,00 0,990


Feb-09 0,95 92,00 0,990
Mar-09 0,75 189,78 0,996
Apr-09 0,38 200,00 0,998
Mei-09 1,85 82,29 0,978
Jun-09 0,82 24,00 0,967
Jul-09 0,62 60,87 0,990
Agust-09 0,83 82,39 0,990
Jumlah 0,87 67,21 0,987

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Availability Berdasarkan MTBF dan MTTR Mesin Adler 2A
MTTR
Bulan (Jam) MTBF (Jam) A
Jan-09 1,39 132,00 0,990
Feb-09 2,16 78,86 0,973
Mar-09 0,71 52,36 0,987
Apr-09 0,56 66,67 0,992
Mei-09 0,71 64,00 0,989
Jun-09 0,79 28,17 0,973
Jul-09 0,48 60,87 0,992
Agust-09 0,71 24,75 0,972
Jumlah 0,83 49,41 0,984

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Availability Berdasarkan MTBF dan MTTR


Mesin Adler 2B
MTTR
Bulan (Jam) MTBF (Jam) A
Jan-09 0,96 52,80 0,982
Feb-09 0,54 46,00 0,988
Mar-09 0,80 30,32 0,974
Apr-09 1,14 25,00 0,956
Mei-09 1,00 32,00 0,970
Jun-09 0,95 17,51 0,948
Jul-09 0,96 25,75 0,964
Agust-09 0,95 17,68 0,949
Jumlah 0,94 26,69 0,966
67

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data perhitungan Avaibility mesin bulan
Januari- Agustus 2009:
Tabel 4.25 Rekapitulasi Perhitungan Availability Berdasarkan MTBF dan
MTTR Mesin
Periode Jan - Agust 2009
MTTR
Jenis Mesin (Jam) MTBF (Jam) A
Pagendarm 1,18 129,04 0,991
Green Bank 0,87 67,21 0,987
Adler 2A 0,83 49,41 0,984
Adler 2B 0,94 26,69 0,966

4.3 Analisa dan Interpretasi


Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, untuk mengetahui
pengaruh aktivitas pemeliharaan yang dilakukan terhadap breakdown dan performansi
mesin maka dilakukan analisa dan interpretasi terhadap hasil dari pengolahan data
tersebut.

4.3.1 Analisa Pengaruh Frekuensi Breakdown terhadap Maintainability,


Availability dan Reliability
Dari hasil pengolahan data mengenai ukuran performansi mesin seperti
Maintainability, Availability,dan Reliability, mesin yang diketahui nilainya sebagai
berikut :
4.3.1.1 Mesin Pagendarm
68

Tabel 4.26 Performansi Mesin Pagendarm dari MTTR, MTBF, Reliability dan
Avaibility
Jumlah MTTR MTBF
Bulan Breakdown (Jam) (Jam) R A
Jan-09 1 0,75 528,00 0,827 0,999
Feb-09 1 0,92 552,00 0,834 0,998
Mar-09 3 1,32 192,00 0,594 0,993
Apr-09 5 0,86 120,00 0,435 0,993
Mei-09 5 1,52 115,20 0,420 0,987
Jun-09 4 1,08 162,00 0,539 0,993
Jul-09 5 0,68 138,90 0,487 0,995
Agust-09 12 1,36 39,25 0,078 0,967

Maintainability menunjukkan kemampuan suatu peralatan / mesin untuk


dilakukan perawatan atau suatu perbaikan apabila terjadi kerusakan. Dan MTTR
adalah suatu pengukuran Maintainability suatu peralatan / mesin. Satuan MTTR
dalam jam menunjukkan rata – rata waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu
perawatan atau perbaikan sehingga semakin tinggi nilai MTTR menunjukkan
tingkat kesulitan suatu mesin untuk dilakukan perbaikan sehingga semakin tinggi
nilai MTTR mengindikasikan suatu Maintainability yang rendah sehingga dapat
mengurangi jam operasi mesin actual. Nilai MTTR terendah pada pada bulan Juli
2009 dan tertinggi pada bulan Mei 2009.
MTBF menunjukkan rata – rata suatu mesin dapat dioperasikan sebelum
terjadinya kegagalan akibat kerusakan. Semakin tinggi MTBF maka menunjukkan
mesin beroperasi dengan baik/ sesuai target dengan jumlah breakdown yang
minimum. MTBF tertinggi terjadi pada bulan Februari 2009 dengan jumlah
breakdown mesin hanya 1 kali , dan terendah pada bulan Agustus 2009 dengan
jumlah breakdown 12 kali.
Semakin lama suatu mesin dapat beroperasi dengan baik tanpa adanya kerusakan
maka keandalan atau Reliability mesin tersebut semakin baik. Sehingga dapat
dilihat dari nilai terbesar Reliability pada bulan Februari 2009, 0.834, dan
Reliability terkecil di bulan Agustus 2009 sebesar 0,0078. Reliability atau
probabilitas peralatan dapat beroperasi secara baik selama t = 100 jam dengan R(T)
69

= 0,834 karena memilki waktu operasi terpanjang sebelum terjadi kerusakan dengan
nilai MTBF 552 jam pada tanggal bulan Februari 2009.
Semakin tinggi nilai MTTR mengindikasikan availability suatu mesin yang
rendah, hal ini terjadi pada bulan Agustus 2009. Kombinasi suatu nilai MTTR yang
terendah dan MTBF yang tinggi menunjukkan availability yang paling bagus dari
suatu mesin hal ini terjadi pada bulan Januari dan Februari 2009.

4.3.1.2 Mesin Green Bank


Tabel 4.27 Performansi Mesin Green Bank dari MTTR, MTBF, Reliability dan
Avaibility
Jumlah MTTR MTBF
Bulan Breakdown (Jam) (Jam) R A
Jan-09 6 0,92 88,00 0,321 0,990
Feb-09 6 0,95 92,00 0,337 0,990
Mar-09 3 0,75 189,78 0,590 0,996
Apr-09 3 0,38 200,00 0,607 0,998
Mei-09 7 1,85 82,29 0,297 0,978
Jun-09 27 0,82 24,00 0,016 0,967
Jul-09 11 0,62 60,87 0,193 0,990
Agust-09 6 0,83 82,39 0,297 0,990

Pada mesin Green Bank, Nilai MTTR terendah pada pada bulan April 2009 dan
tertinggi pada bulan Mei 2009. Hal ini menunjukan rata-rata waktu untuk
melakukan suatu perawatan atau perbaikan pada bulan April 2009 cenderung
rendah, sehingga Maintainability tinggi, dan sebaliknya dengan bulan Mei 2009.
MTBF menunjukkan rata – rata suatu mesin dapat dioperasikan sebelum
terjadinya kegagalan akibat kerusakan. MTBF tertinggi terjadi pada bulan April
2009 dengan jumlah breakdown mesin hanya 3 kali , dan terendah pada bulan Juni
2009 dengan jumlah breakdown 27 kali. Nilai MTBF yang tinggi pada bulan April
2009 menunjukkan mesin beroperasi dengan baik/ sesuai target dengan jumlah
breakdown yang minimum pada bulan tersebut, dan sebaliknya pada bulan Agustus
2009, mesin beroperasi dengan buruk/ tidak sesuai target dengan jumlah breakdown
yang jauh lebih banyak .
70

Nilai Reliability atau keandalan mesin juga dapat kita lihat dari nilai MTBF.
Karena semakin lama suatu mesin dapat beroperasi dengan baik tanpa adanya
kerusakan maka keandalan atau Reliability mesin tersebut semakin baik. Sehingga
dapat dilihat dari nilai terbesar Reliability pada bulan April 2009, 0,607, dan
Reliability terkecil di bulan Juni 2009 sebesar 0,0016. Reliability atau probabilitas
peralatan dapat beroperasi secara baik selama t = 100 jam dengan R(T) = 0,607
karena memilki waktu operasi terpanjang sebelum terjadi kerusakan dengan nilai
MTBF 200 jam pada tanggal bulan April 2009.
Nilai MTTR yang semakin tinggi mengindikasikan availability suatu mesin
yang rendah, hal ini terjadi pada bulan Mei 2009. Suatu nilai MTTR yang Rendah
dan MTBF yang tinggi menunjukkan availability yang paling bagus dari suatu
mesin hal ini terjadi pada bulan April 2009.

4.3.1.3 Mesin Adler 2A


Tabel 4.28 Performansi Mesin Adler 2A dari MTTR, MTBF, Reliability dan
Avaibility
Jumlah MTTR MTBF
Bulan Breakdown (Jam) (Jam) R A
Jan-09 4 1,39 132,00 0,469 0,990
Feb-09 7 2,16 78,86 0,281 0,973
Mar-09 11 0,71 52,36 0,148 0,987
Apr-09 9 0,56 66,67 0,223 0,992
Mei-09 9 0,71 64,00 0,210 0,989
Jun-09 23 0,79 28,17 0,029 0,973
Jul-09 11 0,48 60,87 0,193 0,992
Agust-09 20 0,71 24,75 0,018 0,972

Pada mesin Adler 2A, Nilai MTTR terendah pada pada bulan Juli 2009 dan
tertinggi pada bulan Februari 2009. Hal ini menunjukan rata-rata waktu untuk
melakukan suatu perawatan atau perbaikan pada bulan Juli 2009 cenderung rendah,
sehingga Maintainability tinggi, dan juga sebaliknya dengan bulan Februari 2009.
71

Pada mesin Adler 2A , nilai MTBF tertinggi terjadi pada bulan Januari 2009
dengan jumlah breakdown mesin 4 kali , dan terendah pada bulan Agustus 2009
dengan jumlah breakdown 20 kali. Nilai ini menunjukkan pada bulan Januari 2009,
mesin beroperasi dengan baik/ sesuai target dengan jumlah breakdown yang
minimum, tetapi sebaliknya dengan nilai MTBF terendah di bulan Agustus 2009.
Reliability atau keandalan mesin dapat kita lihat dari nilai MTBF. Karena
semakin lama suatu mesin dapat beroperasi dengan baik tanpa adanya kerusakan
maka keandalan atau Reliability mesin tersebut semakin baik. Hal tersebut dapat
kita lihat dari nilai MTBF dan Reliability pada bulan Januari 2009. Dimana, nilai
Reliability 0,469 dengan MTBF 132 jam.
Availability merupakan proporsi dari waktu mesin yang sebenarnya tersedia
untuk melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan. Nilai
availability dipengaruhi oleh nilai MTTR dan MTBF mesin. MTTR yang semakin
tinggi mengindikasikan availability suatu mesin yang rendah, hal ini terjadi pada
bulan Februari 2009. Nilai availability yang paling bagus dari suatu mesin hal ini
terjadi pada bulan Januari 2009, yaitu ketika nilai MTBF nya tinggi, tetapi nilai
MTTR nya rendah

4.3.1.4 Mesin Adler 2B


Tabel 4.29 Performansi Mesin Adler 2B dari MTTR, MTBF, Reliability dan
Avaibility
Jumlah MTTR MTBF
Bulan Breakdown (Jam) (Jam) R A
Jan-09 10 0,96 52,80 0,150 0,982
Feb-09 12 0,54 46,00 0,114 0,988
Mar-09 19 0,80 30,32 0,037 0,974
Apr-09 24 1,14 25,00 0,018 0,956
72

Mei-09 18 1,00 32,00 0,044 0,970


Jun-09 37 0,95 17,51 0,003 0,948
Jul-09 26 0,96 25,75 0,021 0,964
Agust-09 28 0,95 17,68 0,003 0,949

Pada mesin Green Bank, Nilai MTTR terendah pada pada bulan Februari 2009
dan tertinggi pada bulan April 2009. Hal ini menunjukan rata-rata waktu untuk
melakukan suatu perawatan atau perbaikan pada bulan Februari 2009 cenderung
rendah, sehingga Maintainability tinggi, dan sebaliknya dengan bulan April 2009.
MTBF menunjukkan rata – rata suatu mesin dapat dioperasikan sebelum
terjadinya kegagalan akibat kerusakan. MTBF tertinggi terjadi pada bulan Januari
2009 dengan jumlah breakdown mesin 10 kali , dan terendah pada bulan Juni
2009 dengan jumlah breakdown 37 kali. Nilai ini menunjukkan pada bulan Januari
2009 menunjukkan mesin beroperasi dengan baik/ sesuai target dengan jumlah
breakdown yang minimum pada bulan tersebut, tetapi sebaliknya pada bulan Juni
2009, mesin beroperasi dengan buruk/ tidak sesuai target dengan jumlah breakdown
yang jauh lebih banyak .
Nilai Reliability atau keandalan mesin juga dapat kita lihat dari nilai MTBF.
Semakin lama suatu mesin dapat beroperasi dengan baik tanpa adanya kerusakan
maka keandalan atau Reliability mesin tersebut semakin baik. Nilai Reliability
terbesar terjadi di bulan Januari 2009, sebesar 0,150 dan terkecil di bulan Agustus
2009 sebesar 0,003. Reliability atau probabilitas peralatan dapat beroperasi secara
baik selama t = 100 jam dengan R(T) = 0,150 karena memilki waktu operasi
terpanjang sebelum terjadi kerusakan dengan nilai MTBF 52,8 jam pada tanggal
bulan Januari 2009.
Namun nilai MTBF yang tinggi pada suatu waktu mengindikasikan menurunnya
nilai MTBF untuk waktu berikutnya yang terjadi pada bulan Januari – April 2009
karena semakin lama pengoperasian suatu mesin akan menurunkan performansi
tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan suatu perawatan yang baik untuk mengganti
setiap komponen yang rusak sehingga kembali ke kondisi semula dan menaikkan
nilai MTBF, hal ini ditunjukkan mulai bulan Mei 2009.
73

Nilai MTTR yang semakin tinggi mengindikasikan availability suatu mesin


yang rendah, hal ini terjadi pada bulan April 2009. Suatu nilai MTTR yang Rendah
dan MTBF yang tinggi menunjukkan availability yang paling bagus dari suatu
mesin hal ini terjadi pada bulan April 2009.

4.3.2 Analisa Perbandingan pengukuran performansi mesin pada Mesin


Pagendarm, Green Bank, Adler 2A, dan Adler 2B

Tabel 4.30 Performansi perbsndingan Mesin dari Maintainability, Reliability dan


Avaibility
Jan - Agust 09
Jumlah MTTR MTBF
Jenis Mesin Breakdown (Jam) (Jam) R A
74

Pagendarm 36 1,18 129,04 0,461 0,991

Green Bank 69 0,87 67,21 0,226 0,987

Adler 2A 94 0,83 49,41 0,132 0,984


Adler 2B 174 0,94 26,69 0,024 0,966

Berdasarkan table diatas, dapat kita lihat, jumlah breakdown paling banyak
terjadi di mesin Adler 2B, diikuti dengan Adler 2A, Green Bank dan yang terkecil
ialah Pagendarm. Selanjutnya nilai MTTR, MTBF , Reliability, dan Availability
tertinggi terletak pada mesin Pagendarm.
Pada saat suatu mesin beroperasi dalam waktu yang lama menunjukkan
Maintainability yang semakin rendah dengan nilai MTTR yang tinggi. Nilai MTTR
yang tinggi akan mengurangi jam operasi mesin yang nantinya akan menurunkan
availability suatu mesin. Sebaliknya, MTBF akan tinggi apabila MTTR tinggi
karena semakin lama suatu peralatan dilakukan perbaikan / maintenance maka akan
meningkatkan keandalan mesin tersebut untuk beroperasi seperti semula. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai Reliability tertinggi pada Pagendarm.
Kombinasi MTTR yang rendah dan MTBF yang tinggi akan menghasilkan suatu
tingkat availability yang tinggi karena berkurangnya waktu untuk perbaikan mesin
dan lamanya operasi mesin sebelum terjadi kerusakan. Hal ini dapat dilihat pada
Pagendarm.
Frekuensi breakdown secara tidak langsung mempengaruhi keandalan atau
Reliability juga availability mesin. Semakin besar breakdown yang terjadi
mengindikasikan rendahnya keandalan suatu mesin untuk beroperasi seperti
semula yang sekaligus mempengaruhi proporsi waktu mesin dalam melakukan
suatu pekerjaan sesuai waktu yang ditargetkan. Hal ini dilihat pada Adler 2B yang
mempunyai frekuensi breakdown terbanyak sebesar 174 dengan keandalan dan
ketersediaan terendah yaitu 0,024 dan 0,966.
75

Gambar 4.2 Perbandingan Maintainability, Reliability dan Availability Mesin pada bulan Januari –
Agustus 2009

Berdasarkan nilai MTTR cukup tinggi , diikuti Reliability dan Availability


yang terendah pada Adler 2B makanya sebaiknya tindakan perawatan pada
mesin Adler 2B lebih diperhatikan karena mengingat Maintainability yang
rendah dari mesin ini.

BAB V
PENUTUP
76

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data serta analisa dan
interpretasi maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
permasalahan yang ingin dicapai,
1. Diantara mesin yang dibahas, mesin yang sering mengalami downtime
adalah mesin Adler 2B. Dengan frekuensi sebesar 174 kali dan waktu
downtime 9470 menit periode Januari-Agustus 2009.
Adapun penyebab downtime mesin, banyak terjadi pada item Rantai transfer.
Hal ini, disebabkan oleh sering macet, putus, anjloknya rantai transfer ketika
produksi sedang berlangsung.
2. Dari hasil pengolahan, Performansi maintenance PT. Pura Barutama unit
Coating Periode Januari-Agustus 2009 dapat dilihat bahwa :
- Maintainability, yang diukur dari nilai MTTR. Nilai MTTR pada
mesin Adler 2B 0,94. Nilai MTTR pada mesin Adler 2B ini
mengindikasikan maintainability atau kemampuan (waktu) yang
dibutuhkan dalam melakukan perbaikan rendah.
- Nilai MTBF terkecil pada mesin Adler 2B. MTBF merupakan rata –
rata waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya
kerusakan, MTBF ini diperlukan untuk mencari nilai Reliability
mesin. Reliability yang paling kecil terdapat pada mesin Adler 2B.
Hal ini mengindikasikan mesin Adler 2B, memiliki probabilitas
beroperasi dalam keadaan normal yang rendah.
- Availability, menunjukkan proporsi waktu peralatan yang tersedia
untuk melakukan pekerjaan yang ditargetkan. Nilai Availability yang
terendah ada pada mesin Adler 2B 96,6%. Tetapi secara keseluruhan,
kondisi tiap mesin telah memiliki nilai availability yang baik, karena
masih berada dalam rentang 90- 100%. Hal ini, menunjukkan
maintenance pada mesin berjalan baik.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada perusahaan, adalah sebagai berikut;
77

1. Sebaiknya dalam memproduksi produk, perusahaan lebih memperhatikan


kondisi mesin, supaya performansi mesin tetap terjaga. Terutama yang terjadi
pada mesin Adler 2B.
2. Perusahaan perlu merawat mesin dengan baik dan sebaiknya sebisa mungkin
melakukan pencegahan perawatan sebelum mesin mengalami kerusakan.
3. Perusahaan perlu melakukan pengawasan pada kerja operator mesin dan juga
operator maintenance agar selalu dalam keadaan baik dan terkendali.

Anda mungkin juga menyukai