Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL KERJA TUGAS

TEKNIK PEMELIHARAN & PERBAIKAN

MESIN PLUP KERTAS & INDUSTRI BAJA

DISUSUN

OLEH :

NAMA : RAHMAT MAHKUARA

KELAS/JURUSAN : ME-3H ( MAINTENANCE)

DOSEN : MUHAMMAD NUH HUDAWI PASARIBU, ST.,MT.


BAB I
MESIN PLUP KERTAS

Mesin kertas merupakan sebuah mesin industri yang digunakan


dalam insitri mesin plup kertas untuk membuat kertas dalam jumlah banyak
dengan kecepatan tinggi. Mesin pembuat kertas modern didasarkan pada
prinsip-prinsip Mesin Fourdrinier, yang menggunakan jaring anyaman yang
bergerak untuk membuat jaring kertas kontinu dengan menyaring serat yang
tertahan dalam stok kertas dan menghasilkan alas serat basah yang terus
bergerak. Ini dikeringkan di mesin untuk menghasilkan jaring kertas yang
kuat.

A. Proses pembuatan kertas


MENGGUNNAKAN MESIN

Meskipun beberapa kertas mahal masih dibuat dengan tangan, sebagian


besar dibuat dengan cepat, efisien, dan secara otomatis oleh mesin raksasa.
Proses pembuatan kertas dimulai dengan menebang pohon di area hutan yang
dipilih disebut coupe. Berikutnya bagian atas dan ranting-ranting pohon
dipotong dan kemudian kayu-kayu tersebut dibawa ke pabrik.

Di pabrik, kulit kayu dihilangkan dan kayu dibawa ke chipper yang


memotongnya menjadi potongan-potongan kecil yang disebut serpihan kayu.
Potongan kayu kemudian disaring untuk menghilangkan kotoran. Setelah
proses ini, saatnya membuat pulp atau bubur kertas. Pulp disiapkan untuk
mesin pembuatan kertas baik secara mekanis maupun kimia. Metode mekanis
(umumnya digunakan untuk membuat kertas dengan kualitas lebih rendah)
disebut proses groundwood, karena pulp pada awalnya dibuat dengan
menggunakan batu besar untuk menggiling kayu. 

Saat ini, bubur kertas disiapkan oleh mesin-mesin raksasa yang


memotong, mencuci,  memukul, dan mencampur kayu, kain, atau bahan
mentah lainnya menjadi massa serat yang basah. Dalam metode kimia, dikenal
sebagai proses Kraft(dari kata Jerman untuk "kekuatan," karena menghasilkan
kertas yang kuat), bahan tanaman direbus dalam alkali yang kuat seperti
natrium sulfida atau natrium hidroksida untuk menghasilkan serat. Pada titik
ini, penambahan bahan (pelapis permukaan seperti lempung), pewarna (untuk
membuat kertas berwarna), dan ukuran (untuk memperkuat dan tahan air dan
mencegah tinta menyebar) dapat ditambahkan ke campuran untuk mengubah
sifat kertas jadi (terkadang mereka ditambahkan kemudian).
Setelah bubur dipersiapkan, mereka diubah menjadi kertas oleh mesin rol
besar. Jenis mesin pembuatan kertas yang paling dikenal disebut mesin
Fourdrinier (dinamai untuk dua saudara Inggris yang menciptakannya pada
awal abad ke-19), meskipun ada alternatif (termasuk mesin silinder yang
dikembangkan beberapa tahun kemudian oleh John Dickinson). Bubur basah
memasuki mesin dari palung yang disebut headbox di salah satu ujungnya dan
tersebar di sabuk konveyor yang bergerak dengan kawat. Sabuk dikocok,
dihisap, dan ditiup untuk menghilangkan air dari lapisan serat, sebelum tanda
air, tekstur, atau hasil akhir lainnya ditekan ke dalamnya oleh rol berpola yang
disebut rol pesolek.

Kertas kemudian ditekan lebih lanjut dan sepenuhnya kering, berulang-


ulang di sekitar serangkaian rol, sebelum mendapatkan yang terakhir,
penekanan sangat halus oleh rol baja besar, berat, yang disebut kalender.
Kertas jadi muncul sebagai jaring (lembaran sangat besar) atau gulungan
(untuk mencetak hal-hal seperti koran dan majalah). Mesin Fourdrinier
terbesar menghasilkan kertas dengan kecepatan lebih dari 60 km / jam (40
mph).

 MENGGUNAKAN TANGAN

Bahan tanaman mentah ditempatkan dalam bejana besar yang diisi


dengan air dan secara harfiah dipukuli hingga menjadi bubur untuk membuat
suspensi serat yang tebal yang disebut barang setengah jadi.

Barang setengah jadi ini kemudian dibentuk menjadi lembaran kertas


menggunakan bingkai yang sangat dasar yang terbuat dari dua bagian: jaring
logam yang disebut cetakan yang berada di dalam bingkai kayu yang dikenal
sebagai geladak kayu (sedikit seperti bingkai foto).

Cetakan dan gelendong dicelupkan ke dalam setengah bagian dan diaduk


dengan lembut sehingga lapisan rata terbentuk di atasnya, dengan sebagian
besar air (dan beberapa bubur kertas) mengalir keluar. 
Lembaran ini kemudian ditempatkan di atas kain kempa atau kain dan
ditumpuk dengan yang lain untuk ditekan. Setelah ditekan, lembaran
digantung hingga kering.

B. Mesin-mesin yang digunakan

1. Forming section
Forming section berfungsi untuk membentuk Lembaran kertas yang
keluar dari headbox. Serat-serat dalam stok diarahkan searah mesin
(MD) kemudian menyebar ke silang mesin (CD), dan selama
pembentukan formasi serat-serat itu juga mengalami proses
dewatering (pengurangan kadar air).

Paper board terdiri dari beberapa lapisan, sehingga mesin board


memiliki beberapa wire Fourdrinier dengan headbox mereka sendiri di
atas wire panjang. Setiap unit pembentuk (Forming section) membawa
1 lapisan. Lapisan-lapisan tersebut "disatukan" bersama-sama dengan
tetap mempertahankan struktur yang berlapis-lapis.
Ilustrasi mesin multiple wire
2. Press section
Press section digunakan untuk menekan kertas yang masih basah
dengan cara ditekan menggunakan 2 roll yang menghimpit. Jenis
tekanan dapat diatur dengan banyak cara. Yang menentukan jenis
tekanan adalah jenis kertas apa yang akan diproduksi.

Biasanya ada dua atau lebih titik tekan pada press section, dengan
satu atau dua felt untuk setiap titik tekan.
Ilustrasi press section di board mesin
Press roll dapat digunakan dalam lebih dari satu nip pers.
lustrasi press section dimesin kertas
Press roll terkadang sangat besar. Gulungan yang lebih besar berarti
nip tekan yang lebih panjang dan konten padatan kering yang lebih
tinggi setelah nip.

Press section dengan press roll di nip 1 dan shoe press di nip 2
Salah satu roll yang berlawanan dengan nip biasanya berupa
silinder pengeringan panas (hot drying cylinder), seperti pada mesin
tisu. roll yang lebih besar dan panas membuat kertas yang lebih kering.
Ilustrasi mesin tissue

3. Dryer section
Dryer section berfungsi untuk mengurangi kadar air pada lembara
kertas yang masih basah dengan cara dipanaskan dan dipress (ditekan).
Salah satu jenis Dryer section yang sering digunakan pada mesin
kertas dan bord adalah multicylinder. Jenis seperti itu dapat memiliki
lebih dari 50 silinder pengeringan.
Kadang-kadang dryer adalah kombinasi dari big dryer silinder dan
hembusan udara panas dari tudung yang menutupi sebagian besar
dryer silinder.

Yanke silinder
C. Case study

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL


PENIMBANGAN PADA MESIN PENCACAH DAN
PENGADUK BUBUR KERTAS
ahmad sirwani
Masruki Kabib
Qomaruddin Qomaruddin

ABSTRAK
Sistem kontrol adalah suatu alat untuk mengatur, mengendalikan, dan memerintah dari
suatu sistem. Pembuatan sistem kontrol kendali otomatis pada mesin pencacah dan
pengaduk bubur kertas bertujuan untuk merancang dan membuat sistem kontrol
penimbang untuk massa 1kg dan pengaturan ON/OFF motor AC untuk menggerakkan mata
pisau crusher dan pengaduk bubur kertas. Metode rancang sistem kontrol pada mesin
hydrapulper diawali dengan proses perancangan, gambar desain sistem kontrol, diagram
blok sistem kontrol, instalasi sistem kontrol, pembuatan dan pengujian. Proses
pembuatannya meliputi pembuatan desain sistem kontrol yang dikendalikan, pembuatan
hardware sistem kontrol, pemrograman dan perakitan hardware sistem kontrol pada mesin.
Hasil yang diharapkan pada sistem kontrol penimbang pada mesin pencacah dan pengaduk
bubur kertas yaitu sistem kontrol dapat melakukan proses pengaturan ON/OFF motor AC
penggerak mata pisau crusher dan pengaduk bubur kertas secara otomatis menggunakan
mikrokontroler arduino uno atmega328 sebagai switch ON/OFF motor AC pada saat massa
penimbangan cacahan kertas sudah mencapai 1kg.
Kata kunci : arduino uno, sistem kontrol, motor AC, cacahan dan bubur kertas.
BAB II
PEMBUATAN BAJA

A. Proses pembuatan baja

Sebagai orang yang menggunakan baja, mungkin selama ini kita hanya
mengetahui hasil akhirnya saja. Agar pengetahuan kita lebih lengkap, yuk
ketahui bagaimana caranya pembuatan material satu ini
1. Proses konvertor
Konvertor yang digunakan dalam proses ini dibuat dari sambungan
paku keling ataupun las. Di dalamnya, tersemat batu khusus yang bisa
menahan panasnya api saat proses pembentukan baja berlangsung.
Tahapan pembuatan baja menggunakan teknik ini dimulai dengan
pemanasan bahan baku, kemudian konvertor dimiringkan agar bahan
baku yang dimasukkan tak lebih dari 1/8 volume konvertor. Setelah
itu, konvertor kembali ditegakkan.
Saat proses pengolahan berlangsung, tekanan udara berada pada
kisaran 1,5 sampai 2 atm dan dihembuskan ke area kompresor. Baru
setelah 20 menit hingga 25 menit, konvertor dijungkirbalikkan agar
baja olahan bisa keluar dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
2. Pengelolahan mengunakan dapur listrik
Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi
pemurnian, dasar dan lanjutan. Pada proses pemurnian lanjutan,
diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah untuk mengontrol
temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur campuran
yang ada pada baja.
Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja
berkualitas tinggi. Biasanya, dapur listrik yang digunakan berjenis
busur listrik. Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk mempercepat
proses pemanasan baja. Temperatur pada dapur listrik dapat dengan
mudah diatur. Dengan begitu, produsen dapat menghindari intervensi
dari kotoran yang bisa merusak kualitas bahan baja.
3. Proses seimens martin
Nama proses pembuatan baja ini merujuk pada perintisnya, yakni
Siemens dan Martin. Mereka mengolah baja dengan cara
memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja. Kapasitas
tungkunya sendiri mampu memuat bahan baku seberat 30 ton hingga
50 ton.
Proses peleburan baja baru terjadi ketika suhunya mencapai 3.000
derajat Celsius. Alhasil, besi tua dan besi bekas pun dapat dimasukkan
dan diolah menjadi baja berkualitas. Biasanya, jenis besi yang dilebur
menjadi baja itu berasal dari besi kelabu dan besi putih.
4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja
yang memanfaatkan oksigen murni dan panas. Oksigen ditiupkan ke
areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran yang tersisa.
Dapur pengolahan baja pada proses BOF biasanya berdiameter 5
meter dan berkapasitas 35 ton hingga 200 ton. Durasi pembuatan baja
dengan proses ini memakan waktu sekitar 50 menit. Selain itu, biaya
operasional untuk peralatan maupun pengerjaannya juga jauh lebih
murah ketimbang proses lain.
5. Peroses dapur kupola
Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja
berkualitas terjadi dalam dapur kupola. Bentuk dapur kupola
menyerupai kubah yang dioperasikan secara berpasangan. Proses
dalam dapur kupola dimulai dengan cara memanaskan area kubah agar
terhindar dari uap air, sedangkan proses pemanasan besi hingga
menjadi baja kurang lebih memakan waktu selama 15 jam lamanya.
Bagian kokas pada area dapur yang sudah menyala kemudian ditip
menggunakan blower. Setelah kokas terbakar, besi bekas dan
kepingan baja dimasukkan ke dalamnya. Setelah kurang lebih lima
belas menit, baja telah menjadi cair dan dapat dikeluarkan untuk
dibentuk sesuai kebutuhan.

6. Proses Bassemer
Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip
dengan BOF. Hanya saja, proses bassemer tidak memakai oksigen
murni melainkan uap air. Teknik bassemer  merupakan teknik yang
paling umum diterapkan, baik dalam industri menengah
maupunindustri dengan skala besar.
B. Case study
SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG PADA
CV.PUTRA KARYA BAJA DENGAN METODE WATERFALL

 Syaidina Nurfi
Sistem Informasi; STMIK Nusa Mandiri

Abstract

Abstrak: Kini perkembangan teknologi menjadi semakin pesat begitupun sistem


informasi yang berfungsi untuk menjalankan berbagai kegiatan dalam sebuah
perusahaan. Penggunaan teknologi yang semakin maju dapat membantu sebuah
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat, tepat, dan efisien. CV.
Putra Karya Baja adalah sebuah industri untuk konstruksi menggunakan besi baja
dan bahan bangunan. Sistem informasi dan manajemen data untuk inventori
produk di CV. Putra Karya Baja masih dilakukan secara manual, mulai dari
pencatatan produk yang masuk dan produk yang keluar serta pembuatan laporan,
sehingga terjadi penumpukan berkas, memungkinkan terjadi kesalahan dalam
pengolahan data, sulit untuk memantau stok barang dan menghambat pemberian
informasi stok barang. Dengan begitu solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut yaitu perlu dibuat sebuah sistem informasi mengenai inventori barang
berbasis website dengan metode waterfall sebagai langkah dalam
mengembangkan sistem di mana terdiri dari identifikasi untuk kebutuhan, desain
pada sistem, penerapan dan pengujian, dengan pemrograman menggunakan PHP
dan MySQL sebagai databasenya. Sistem inventori untuk barang bisa dilakukan
pengaksesan oleh admin. Admin dapat menambah data, menghapus data, mencari
data, dan merubah data. Sedangkan user hanya dapat melihat pelaporan barang,
customer, transaksi barang, dan mengubah password. Hasil yang diperoleh yaitu
Sistem Informasi Inventori Barang pada CV. Putra Karya Baja Berbasis Web.
Dengan tersedianya sistem ini diharapkan dapat mempermudah manajemen data
dan pembuatan laporan menjadi lebih akurat.
 
Kata kunci: inventori barang, metode waterfall, sistem informasi.
 
Abstract: Now the development of technology is becoming increasingly rapid as
well as information systems that function to carry out various activities within a
company. The use of increasingly advanced technology can help a company get
information more quickly, precisely, and efficiently. CV. Putra Karya Baja is an
industry for construction using steel and building materials. Information systems
and data management for product inventory at CV. Putra Karya Baja is still done
manually, starting from recording incoming and outgoing products and making
reports, resulting in accumulation of files, allowing errors in data processing,
difficulties in monitoring stock items, and hindering the provision of stock
information. That way the solution to overcome these problems is that it is
necessary to create an information system regarding website-based inventory
with the waterfall method as a step in developing a system which consists of
identification for needs, design on the system, application and testing, by
programming using PHP and MySQL as the database. The admin can access the
inventory system for goods. Admin can add data, delete data, search data, and
change data. Meanwhile, users can only view the reporting of goods, customers,
goods transactions, and change passwords. The results obtained are the Goods
Inventory Information System at CV. Putra Karya Baja Web-Based. With the
availability of this system, it is hoped that it can simplify data management and
make reports more accurate.
 
Keywords: the inventory of product, waterfall method, information system.

References

[1] R. E. Indrajit, Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta:


Elexmedia Komputindo, 2016.
[2] S. Assauri, Manajemen Operasi Produksi Pencapaian Sasaran Organisasi
Berkesinambungan Edisi 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.
[3] Rahmawati, “Sistem Informasi Inventory Stok Barang Pada CV. Artha
Palembang,” UIN Raden Fatah Palembang, 2017.
[4] N. fadillah Utami, “Sistem Informasi Inventori Barang PT. Tissan Nugraha
Globalindo Berbasis Web,” Univ. Muhammadiyah Surakarta, 2018.
[5] M. R. Tsani, “Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Java PT. Andhika
Sarana Mitra Jakarta Pusat,” Jurnal Ilmiah Sisfotenika, vol. 6, no. 1, 2016.
[6] N. H. Cahyana, B. Yuwono and A. Y. Asmoro, “Pengembangan Sistem
Informasi Persediaan Barang Berbasis Web Di PT. Putera Agung Setia,” Seminar
Nasional Informatika UPN Veteran Yogyakarta, pp. D.252-D.258, 2012.
[7] A. Saxena and P. Upadhyay, “Waterfall vs. Prototype: Comparative Study of
SDLC,” Imp. J. Interdiscip. Res., vol. 2, no. 6, pp. 2454–1362, 2016.
[8] D. Puspitasari, “Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web,” J. Pilar
Nusa Mandiri, vol. 12, no. 2, pp. 227–240, 2016.
[9] O. Pahlevi, A. Mulyani and M. Khoir, “Sistem Informasi Inventori Barang
Menggunakan Metode Object Oriented Di PT. Livaza Teknologi Indonesia
Jakarta,” J. Prosisko, vol. 5, no. 1, pp.27-35, 2018.
[10] S. Mariyam, I. Thalia, Miftah A. Firdausy and A. Chusyairi, “Perancangan
Sistem Informasi Point Non Akademik (E-Point) Pada STIKOM PGRI Banyuwangi,
“Conference on Information Technology, Information System and Electrical
Engineering, pp. 217-220, 2017.
DAFTAR PUSAKA
 https://www.merdeka.com/sumut/proses-pembuatan-kertas-dari-
bahan-mentah-hingga-siap-pakai-kln.html
 https://azpulpandpaper.blogspot.com/2019/02/macam-macam-mesin-
kertas.html
 https://jurnal.umk.ac.id/index.php/cra/article/view/4674
 https://kpssteel.com/besi-baja/proses-pembuatan-baja-kenali-lebih-
dalam/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Pembuatan_baja -
Proses_pembuatan_besi
 http://ejournal-binainsani.ac.id/index.php/BIICT/article/view/1403

Anda mungkin juga menyukai