DISUSUN
OLEH :
MENGGUNNAKAN MESIN
MENGGUNAKAN TANGAN
1. Forming section
Forming section berfungsi untuk membentuk Lembaran kertas yang
keluar dari headbox. Serat-serat dalam stok diarahkan searah mesin
(MD) kemudian menyebar ke silang mesin (CD), dan selama
pembentukan formasi serat-serat itu juga mengalami proses
dewatering (pengurangan kadar air).
Biasanya ada dua atau lebih titik tekan pada press section, dengan
satu atau dua felt untuk setiap titik tekan.
Ilustrasi press section di board mesin
Press roll dapat digunakan dalam lebih dari satu nip pers.
lustrasi press section dimesin kertas
Press roll terkadang sangat besar. Gulungan yang lebih besar berarti
nip tekan yang lebih panjang dan konten padatan kering yang lebih
tinggi setelah nip.
Press section dengan press roll di nip 1 dan shoe press di nip 2
Salah satu roll yang berlawanan dengan nip biasanya berupa
silinder pengeringan panas (hot drying cylinder), seperti pada mesin
tisu. roll yang lebih besar dan panas membuat kertas yang lebih kering.
Ilustrasi mesin tissue
3. Dryer section
Dryer section berfungsi untuk mengurangi kadar air pada lembara
kertas yang masih basah dengan cara dipanaskan dan dipress (ditekan).
Salah satu jenis Dryer section yang sering digunakan pada mesin
kertas dan bord adalah multicylinder. Jenis seperti itu dapat memiliki
lebih dari 50 silinder pengeringan.
Kadang-kadang dryer adalah kombinasi dari big dryer silinder dan
hembusan udara panas dari tudung yang menutupi sebagian besar
dryer silinder.
Yanke silinder
C. Case study
ABSTRAK
Sistem kontrol adalah suatu alat untuk mengatur, mengendalikan, dan memerintah dari
suatu sistem. Pembuatan sistem kontrol kendali otomatis pada mesin pencacah dan
pengaduk bubur kertas bertujuan untuk merancang dan membuat sistem kontrol
penimbang untuk massa 1kg dan pengaturan ON/OFF motor AC untuk menggerakkan mata
pisau crusher dan pengaduk bubur kertas. Metode rancang sistem kontrol pada mesin
hydrapulper diawali dengan proses perancangan, gambar desain sistem kontrol, diagram
blok sistem kontrol, instalasi sistem kontrol, pembuatan dan pengujian. Proses
pembuatannya meliputi pembuatan desain sistem kontrol yang dikendalikan, pembuatan
hardware sistem kontrol, pemrograman dan perakitan hardware sistem kontrol pada mesin.
Hasil yang diharapkan pada sistem kontrol penimbang pada mesin pencacah dan pengaduk
bubur kertas yaitu sistem kontrol dapat melakukan proses pengaturan ON/OFF motor AC
penggerak mata pisau crusher dan pengaduk bubur kertas secara otomatis menggunakan
mikrokontroler arduino uno atmega328 sebagai switch ON/OFF motor AC pada saat massa
penimbangan cacahan kertas sudah mencapai 1kg.
Kata kunci : arduino uno, sistem kontrol, motor AC, cacahan dan bubur kertas.
BAB II
PEMBUATAN BAJA
Sebagai orang yang menggunakan baja, mungkin selama ini kita hanya
mengetahui hasil akhirnya saja. Agar pengetahuan kita lebih lengkap, yuk
ketahui bagaimana caranya pembuatan material satu ini
1. Proses konvertor
Konvertor yang digunakan dalam proses ini dibuat dari sambungan
paku keling ataupun las. Di dalamnya, tersemat batu khusus yang bisa
menahan panasnya api saat proses pembentukan baja berlangsung.
Tahapan pembuatan baja menggunakan teknik ini dimulai dengan
pemanasan bahan baku, kemudian konvertor dimiringkan agar bahan
baku yang dimasukkan tak lebih dari 1/8 volume konvertor. Setelah
itu, konvertor kembali ditegakkan.
Saat proses pengolahan berlangsung, tekanan udara berada pada
kisaran 1,5 sampai 2 atm dan dihembuskan ke area kompresor. Baru
setelah 20 menit hingga 25 menit, konvertor dijungkirbalikkan agar
baja olahan bisa keluar dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
2. Pengelolahan mengunakan dapur listrik
Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi
pemurnian, dasar dan lanjutan. Pada proses pemurnian lanjutan,
diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah untuk mengontrol
temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur campuran
yang ada pada baja.
Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja
berkualitas tinggi. Biasanya, dapur listrik yang digunakan berjenis
busur listrik. Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk mempercepat
proses pemanasan baja. Temperatur pada dapur listrik dapat dengan
mudah diatur. Dengan begitu, produsen dapat menghindari intervensi
dari kotoran yang bisa merusak kualitas bahan baja.
3. Proses seimens martin
Nama proses pembuatan baja ini merujuk pada perintisnya, yakni
Siemens dan Martin. Mereka mengolah baja dengan cara
memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja. Kapasitas
tungkunya sendiri mampu memuat bahan baku seberat 30 ton hingga
50 ton.
Proses peleburan baja baru terjadi ketika suhunya mencapai 3.000
derajat Celsius. Alhasil, besi tua dan besi bekas pun dapat dimasukkan
dan diolah menjadi baja berkualitas. Biasanya, jenis besi yang dilebur
menjadi baja itu berasal dari besi kelabu dan besi putih.
4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja
yang memanfaatkan oksigen murni dan panas. Oksigen ditiupkan ke
areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran yang tersisa.
Dapur pengolahan baja pada proses BOF biasanya berdiameter 5
meter dan berkapasitas 35 ton hingga 200 ton. Durasi pembuatan baja
dengan proses ini memakan waktu sekitar 50 menit. Selain itu, biaya
operasional untuk peralatan maupun pengerjaannya juga jauh lebih
murah ketimbang proses lain.
5. Peroses dapur kupola
Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja
berkualitas terjadi dalam dapur kupola. Bentuk dapur kupola
menyerupai kubah yang dioperasikan secara berpasangan. Proses
dalam dapur kupola dimulai dengan cara memanaskan area kubah agar
terhindar dari uap air, sedangkan proses pemanasan besi hingga
menjadi baja kurang lebih memakan waktu selama 15 jam lamanya.
Bagian kokas pada area dapur yang sudah menyala kemudian ditip
menggunakan blower. Setelah kokas terbakar, besi bekas dan
kepingan baja dimasukkan ke dalamnya. Setelah kurang lebih lima
belas menit, baja telah menjadi cair dan dapat dikeluarkan untuk
dibentuk sesuai kebutuhan.
6. Proses Bassemer
Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip
dengan BOF. Hanya saja, proses bassemer tidak memakai oksigen
murni melainkan uap air. Teknik bassemer merupakan teknik yang
paling umum diterapkan, baik dalam industri menengah
maupunindustri dengan skala besar.
B. Case study
SISTEM INFORMASI INVENTORI BARANG PADA
CV.PUTRA KARYA BAJA DENGAN METODE WATERFALL
Syaidina Nurfi
Sistem Informasi; STMIK Nusa Mandiri
Abstract
References