Additional
People Development
Komposisi Grease
2
Komposisi Grease
Penyusunan Grease
3
Komposisi Grease
Penyusunan Grease
Base oil: Additives:
Mineral Oils (90% of application) Stabilizer
Synthetic (polyalphaolefin, Ester, Silicon) Anti Oxidants
Vegetable/Biodegradable Corrosion inhibitor
Anti-Wear & EP additives
Thickening Agent: Solid Lubricants : Molybdenum Disulphide &
Lithium & Lithium Complex graphite Powder.
Calcium & Calcium Complex Tackifiers : Meningkatkan surface adhesion properti
Sodium Poly-iso-butenes
Aluminium Complex
Inorganic : Bentonite, Silica, Hectorite (High Temp)
Organic: Polyurea
4
Komposisi Grease
5
Komposisi Grease
Properti Aliran
Grease Property
Konsistensis, Pengukuran terhadap kehalusan dan kekakuan
menggunakan piramida metal, di pengaruhi oleh Temp,
Thickener, Base oil, dan working condition
6
Komposisi Grease
7
Komposisi Grease
Pemilihan Grease
Rekomendasi OEM : Sebagai panduan yang utama untuk menentukan grease yang tepat untuk specific
applikasi.
Kecepatan : Grease ditujukan untuk melumasi bearing dengan kecepatan relative rendah. Grease harus mampu
masuk kedalam celah ball/roller bearing untuk membentuk oil film. NLGI 2 biasa di pilih untuk applikasi ini.
Ukuran Bearing
Beban : Beberapa grease di design untuk applikasi dengan Shock load maupun Extreme Pressure (EP).
Temperature Operasi
Lingkungan : Coal mine & Quarry umumnya menggunakan grease juga sebagai sealing dari dirt. Lingkungan
yang tinggi intensitas water wash menggunakan grease dengan ability water wash yang tinggi
8
Komposisi Grease
Plain Bearing/Journal Bearing :
Pemilihan Grease
Grease umumnya digunakan karena design yang umumnya membuat
Grease for Plain Bearing & Gear
kecendrungan pelumas untuk Bocor/keluar system. Aplikasi dengan heavy load
dan low speed cocok dengan grease.
Design yang umumnya Ter-expose ke lingkungan rentan tehadap kontaminasi
dan ini bisa di minimalkan dengan menggunakan grease.
. Grease untuk Gear :
9
Komposisi Grease
10
BASIC LINCOLN
11
Basic Lincoln
Spesification
Lincoln Automatic Lubrication System adalah system
pelumas/ greasing bertekanan yang menyuplai
sejumlah grease bertekanan pada titik pelumasan
yang dituju. Sistem ini dikontrol dengan sebuah timer
electric yang mana sinyal menuju solenoid valve
menyebabkan bekerjanya grease pump secara
hydraulic (electric over hydraulic system).
Komponen-komponennya terdiri dari; valve, pump
dan reservoir/canister.
Basic Lincoln
Pengertian dasar
Sistem hydraulic pump ini dirancang untuk dipergunakan dengan system tekanan sehingga
grease akan terpusat pada tank dan di distribusikan ke semua bushing dengan system SINGLE
LINE atau system jalur tunggal.
Pada pompa ini menggunakan type Double Acting Pump yang artinya saat piston naik ataupun
turun maka proses pumping grease akan terjadi.
Basic Lincoln
15
Lincoln Automatic Lubrication System
b. Pressure Reducing Valve (10) menurunkan pressure grease pada range kerja dari hydraulic pump cylinder. Valve
ini di set oleh pabrik pada maksimum pressure 300 PSI (2069 kPa), namun demikian masih bisa di set lebih
rendah.
c. Cylinder Pressure Gauge (2) menunjukkan tekanan grease yang menuju ke pump cylinder setelah melalui
pressure reducing valve.
d. Orifice Fitting Assembly (4) mengukur tekanan hydraulic dari pressure reducing valve menuju bagian atas dari
vent valve assy (ini memungkinkan vent valve bekerja stabil, tanpa hentakan). Fitting ini dipasangkan pada bagian
samping dari Valve VBody (3) dan dihubungkan dengan hose ¼ in. bertekanan tinggi pada bagian atas dari Vent
Valve Assy (11).
Lincoln Automatic Lubrication System
Grease Reservoir
Canister atau Reservoir dipasang pada deck bagian kanan di sebelah cabinet hydraulic persis di
atas suspensi depan kanan. Reservoir ini berkapasitas 7,7 gal. atau 60 lbs. (27 kg) grease.
Vent Valve
Ketika solenoid SV1 mendapat arus, tekanan hydraulic menutup Vent Valve, dan juga
menyebabkan pump bekerja.
Pump bekerja hingga solenoid SV1 putus arus/off. Ketika hal ini terjadi tekanan hydraulic
terputus menyebabkan Vent Valve terbuka. Tekanan grease drop hingga 0 dan injector kembali
mengisi untuk langkah berikutnya.
Lincoln Automatic Lubrication System
Lube Injectors
Masing-masing injector mengalirkan sejumlah grease bertekanan yang diatur menuju ke titik
pelumasan.
Lincoln Automatic Lubrication System
WARNING: Tekanan melebihi 3500 PSI (24,1 MPa) akan merusak komponen dan/atau
menyebabkan komponen pecah, yang bisa menyebabkan kecelakaan serius pada personal
yang berdekatan.
Lincoln Basic Operation
23
Lincoln Basic Operation
System Operation
1. Selama unit beroperasi, dengan pump dan timer pada kondisi standby, setting waktu intervalnya (2,5 – 80
menit).
2. Solid state system timer mengirim sinyal 24 VDC untuk menyalakan SV1, dan juga flash timer pada SV2.
3. Dengan terbukanya SV1, grease bertekanan mengalir melalui pressure reducing valve dan menuju ke SV2.
4. Pressure reducing valve menurunkan tekanan grease hingga mencapai tekanan kerja pump hydraulic [tekanan
maximum 300 PSI (2069 kPa)]. Tekanan ini juga memberikan sinyal/sensor pada Vent Valve hingga valve ini
menutup.
5. Setelah tekanan direduce, pressure akan menuju ke SV2. Setiap SV2 bekerja, akan menggerakkan cylinder
hydraulic yang mana grease pump akan bekerja. Dengan bekerjanya SV2 ‘On’ dan ‘Off’ secara bergantian (lihat
pada cycle timer/flasher di bawah), hal ini akan merubah arah gerakan cylinder hydraulic bolak-balik yang
menyebabkan gerakan memompa.
6. Cycle timer/flasher mengirim sinyal pulsa 1 detik ‘On’ dan 1 detik ‘Off’ (dan bisa diadjust) menuju ke SV2.
Solenoid valve SV2 melangsungkan grease menuju ke pump 30 kali per menit (30 cycle/menit).
Lincoln Basic Operation
System Operation
7. Dengan tertutupnya vent valve, pump bekerja hingga tekanan grease mencapai tekanan maksimum output
pump* (pump stall). Saat saluran grease mencapai tekanan maksimum, injector akan menyemprotkan grease
pada titik pelumasannya.
WARNING: Tekanan maksimum Pump Tidak Boleh Lebih dari 3500 PSI (24,1 MPa). Tekanan yang melebihi batasan
ini akan merusak komponen dan/atau menyebabkan komponen pecah, yang bisa menyebabkan kecelakaan serius
pada personal yang berdekatan.
8. Setelah 75 detik, Solid State System Timer kembali stanby dengan memutus sinyal menuju solenoid valve SV1.
9. Dengan terputusnya sinyal menuju SV1, supply hydraulic menuju pressure reducing valve dan vent valve juga
terputus yang menebabkan vent valve terbuka.
10. Ketika vent valve terbuka, tekanan dalam saluran grease akan dibebaskan kembali ke reservoir sehingga
tekanannya turun hingga 0. Sehingga, injector dapat kembali mengisi untuk putaran berikutnya.
11. Saat ini system stand by dan siap untuk putaran pelumasan berikutnya, dan urutannya akan kembali diulang-
ulang.
Lincoln Basic Operation
System Priming
Agar bekerja dengan baik system/ saluran harus penuh dengan grease dan bebas dari udara terjebak. Setelah
melakukan perawatan, jika saluran primer atau sekunder diganti, perlu dilakukan pemancingan/ bleeding/ buang
angin.
Isi tabung dengan grease jika perlu.
Lepas plug dari semua saluran dan injector manifold paling ujung.
CATATAN: Untuk mengaktifkan grease pump saat priming, putar starting switch ‘ON’ dan hubungkan kabel jumper
antara terminal ‘LUBE SW’ dan ‘SOL’ pada solid state timer.
Aktifkan grease pump hingga grease mengalir ke semua plug pada system yang dibuka. Pasang kembali plug yang
dilepas.
Ulangi langkah 3 hingga semua jalur penuh dan pasang semua plug.
CATATAN: Isi semua jalur dengan grease sebelum menghubungkan saluran outlet injector menuju bearing. Hal ini
akan mencegah/mengurangi langkah pemompaan sepanjang 1,0 in (25 mm) tiap langkah antara injector dan fitting
pada bearing.
Lincoln Basic Operation
System Checkout
Untuk memeriksa system operasinya (tidak termasuk timer), lakukan seperti berikut:
1. Putar kunci kontak ‘Off’ dan matikan engine untuk mematikan system.
2. Putar kunci kontak ‘On’ dan hidupkan engine untuk menghidupkan system.
3. Angkat kursi penumpang, dan hubungkan terminal ‘SOL’ dan ‘LUBE SW’ pada 24 VDC timer solid state
lube. Pump harus bekerja.
CATATAN: Jika identifikasi terminal pada solid state timer tidak jelas, lihat pada Figur 4-11 untuk posisi
terminalnya.
4. Biarkan kabel jamper terhubung hingga pump kondisi stall.
5. Awasi pressure gauge 5000 PSI (35 MPa) pada jalur supply grease. Tekanan harus mencapai 2500 –
3000 PSI (17,2 – 20,7 MPa).
WARNING!: Tekanan maksimum Pump Tidak Boleh Lebih dari 3500 PSI (24,1 MPa). Tekanan yang
melebihi batasan
Lincoln Basic Operation
2. Setiap putaran kekanan/searah jarum jam dari adjustment screw sama dengan sekitar 0,3 detik.
3. Tambahkan jumlah putaran searah jarum jam untuk mendapatkan timing yang diinginkan. Sedikit tambahan
adjustment mungkin diperlukan untuk mendapatkan akurasi yang diperlukan.
CATATAN: Gunakan lampu yang menyala pada cycle timer untuk membantu dalam setting waktu. Lampu akan
menyala saat ada power menuju ke SV2.
Lincoln Basic Operation
36
Autolubrication Component
Grease Pump
1. Vent valve
2. Pump
3. Follower plate
4. Tube
5. Cover
6. Grease tank
7. Pressure gauge
Injectors
Injectors (SL-1)
TYPE SL-1 SERIES INJECTOR a. Masing-masing injector hanya melayani 1 titik
1. Visible Indicator Stem. pelumasan.
2. Adjusting Screw b. Injecor tersedia dalam bentuk bank yang terdiri dari
3. Outlet – 0.125 inN.P.T 2, 3, 4 dan 5 injector dalam satu unit suku cadang.
4. Manifold c. Quantity output injector bisa di adjust:
Maksimum ouput = 0,08 in³ (1,31 cc).
Minimum output = 0,008 in³ (0,13 cc).
d. Pada kasus pump tidak berfungsi, masing-masing
injector dilengkapi dengan fitting grease yang
tertutup sehingga memungkinkan greasing dengan
pump dari luar.