MINYAK NABATI
Kelompok 6
Disusun Oleh
2A Teknik Kimia
1826 1887
Mesin penggilingan biji kapas Metode Deodorisasi
Minyak Nabati
Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari
berbagai bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai
makanan, bahan penggorengan, pelumas, bahan bakar,
bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai
penggunaan industri .
Sifat Kimia
1. Pada reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak dan
gliserol. Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelembaban tinggi.
2. Penambahan sejumlah basa akan terjadi reaksi penyabunan. Jumlah
asam lemak bebas dalam minyak tidak diinginkan karena akan
mempengaruhi kualitas minyak.
3. Bila terjadi kontak dengan sejumlah oksigen, akan terjadi reaksi
oksidasi yang akan menyebabkan minyak berbau tengik (Yoeswono,
1996).
Kandungan Gizi Minyak Nabati
Wijen Kelapa
Bahan
baku
Zaitun Cano
Alpukat Almo
nd la
Kegunaan Minyak Nabati
Sumber pemanfaatan :
biji dan sabutnya
PENGEPRESAN
HIDRAULIK
PENGEPRESAN BERULIR
MECHANINAL
EXPRESSION
Pengepresan merupakan suatu cara memperoleh minyak
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini
dilakukan memisahkan minyak dari bahan yang berkadar
minyak tinggi (30-70 persen). Pada pengepresan ini
diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau
lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan
tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan
penggilingan serta tempering atau pemasakan (Ketaren,
1986).
PROSES PENGOLAHAN CRUDE OIL
PROSES
PENGOLAHAN BIJI
(KERNEL STATION)
PEMURNIAN CRUDE
PALM OIL (CPO)
Tujuan utama proses pemurnian adalah
penghilangan rasa, bau, dan warna yang tidak
dikehendaki yang terdapat dalam minyak sawit
mentah (CPO). Proses pemurnian ini juga
diharapkan dapat memperpanjang masa simpan
minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan
sebagai bahan mentah dalam industri
(Ketaren,2005).
Proses Degumming
(penggumpalan)
Proses Bleaching
Pemurnian ( Refining)
(pemucatan warna)
Proses Kristalisasi
Stearin PFAD
Olein
Sumber:
alibaba.com
ilmubudidaya.com Blotong
Perbedaan Produk Hasil Proses Pemurnian
Sumber :
bakrie.co.id
1) Sintesis gliserol
Reaksi
Enzim
Enzim yang dapat menyebabkan ketengikan
adalah enzim peroksida. Di mana enzim peroksida
dapat mengoksidasi asam lemak jenuh pada ikatan
karbon atom , sehingga membentuk asam keton
dan menjadi metil keton.
Pengolahan Limbah
PT Pertamina (Persero) mengolah Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO)
100 persen yang menghasilkan produk Green Diesel (D-100) mencapai 1.000 barrel per hari
di fasilitas eksisting Kilang Dumai. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan,
hadirnya inovasi yang menghasilkan produk green energy alias energi hijau tersebut telah
menjawab tantangan energi yang lebih ramah lingkungan. Ini sekaligus menjawab tantangan
penyerapan minyak sawit yang saat ini produksinya mencapai angka 42 hingga 46 juta metrik
ton dengan serapannya sebagai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sekitar 11,5 persen.
“Hal ini membuktikan bahwa secara kompetensi dan kapabilitas Pertamina pada khususnya
dan anak negeri pada umumnya memliki kemampuan dan daya saing dalam menciptakan
inovasi, terbukti bahwa kita mampu memproduksi bahan bakar reneawable yang pertama di
Indonesia dan hasilnya tidak kalah dengan perusahaan kelas dunia,” katanya melalui keterangan
tertulis, Rabu (15/7/2020). RBDPO adalah minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses
lebih lanjut sehingga hilang getah, impurities dan baunya. Uji coba pengolahan produksi yang
dilakukan pada 2-9 Juli 2020 tersebut merupakan uji coba ketiga setelah sebelumnya melakukan
uji coba mengolah RBDPO melalui co-processing hingga 7,5 persen dan 12,5 persen.
Pengolahan RBDPO menjadi D-100 di kilang Dumai, lanjutnya, dapat direaksikan dengan
bantuan katalis dan gas hidrogen untuk menghasilkan product green diesel.
“Katalis yang digunakan adalah Katalis Merah Putih yang produksi putra putri terbaik
bangsa di Pertamina Research and Technology Centre bekerja sama dengan Institut Teknologi
Bandung,” ujarnya. Pada saat yang bersamaan, di Kilang Plaju, Pertamina juga akan membangun
unit green diesel dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 barrel per hari. Dalam kesempatan
tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi Unit DHDT Refinery
Unit (RU) II Dumai, sekaligus menerima contoh produk D-100 dari Nicke. “Keberanian yang
diambil Pertamina ini luar biasa, prosesnya sejak tahun 2019 sampai hari ini juga sangat cepat.
Kita sama-sama bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan anak negeri dan Pemerintah akan
selalu mengawal Pertamina,”ucapnya.