Anda di halaman 1dari 32

PROSES INDUSTRI KIMIA

MINYAK NABATI
Kelompok 6
Disusun Oleh
2A Teknik Kimia

Sandrina Theresya Purba 201411026


Sarah 201411027
Taufik Fatur Rahman 201411028
Wahyudin R R 201411029 KELOMPOK 6
Yohana Tiosari BR S 201411030 2A TEKNIK KIMIA
Zidni Zakiyyah Ahmad 201411031

Jurusan Teknik Kimia


Program Studi D3 Teknik Kimia
Politeknik Negeri bandung
2021
SEJARAH
MINYAK NABATI

Penggunaan Soda kaustik untuk


Hidrogenasi
menghilangkan asam bebas
1850 1900

1826 1887
Mesin penggilingan biji kapas Metode Deodorisasi
Minyak Nabati
Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari
berbagai bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai
makanan, bahan penggorengan, pelumas, bahan bakar,
bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai
penggunaan industri .

Beberapa jenis minyak nabati yang umum digunakan ialah


minyak kelapa sawit, minyak jagung, minyak zaitun,
minyak lobak, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
Margarin adalah mentega buatan yang terbuat dari minyak
nabati.
Sifat Fisika
1. Tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan karena adanya asam
lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus polar
2. Meliputi warna, bau, flavor, kelarutan, titik cair dan
polymorphism, titik didih (boiling point), titik nyala dan titik api,
bilangan iod, dan bilangan penyabunan. Sifat ini dapat berubah
tergantung dari kemurnian dan mutu minyak kelapa sawit.

Sifat Kimia
1. Pada reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak dan
gliserol. Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelembaban tinggi.
2. Penambahan sejumlah basa akan terjadi reaksi penyabunan. Jumlah
asam lemak bebas dalam minyak tidak diinginkan karena akan
mempengaruhi kualitas minyak.
3. Bila terjadi kontak dengan sejumlah oksigen, akan terjadi reaksi
oksidasi yang akan menyebabkan minyak berbau tengik (Yoeswono,
1996).
Kandungan Gizi Minyak Nabati
Wijen Kelapa
Bahan
baku

Kelapa sawit Kemiri


Tumbuh-
tumbuhan

Zaitun Cano
Alpukat Almo
nd la
Kegunaan Minyak Nabati

Keperluan Keperluan Keperluan


Konsumsi Industri dan Industri
Minyak kelapa, kelapa Konsumsi Minyak jarak
sawit, kedelai, kacang Minyak jarak (castor oil)
Minyak kelapa dan
tanah, biji kapas, biji dipergunakan untuk
kelapa sawit
bunga matahari industri cat, tekstil, serat
sintetis, obat-obatan,
hingga bahan kosmetik
serta bahan bakar roket
Produk Turunan dari hasil pengolahan Kelapa
Sawit:

Minyak Kelapa Sawit

Sumber pemanfaatan :
biji dan sabutnya

Minyak Goreng Margarin & selai


Mie Instan
mentega
Sabun biodisel Detergen
Solvent Extraction
(Ekstraksi dengan Pelarut)

Prinsip dari proses ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam


pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil
dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar 1 persen atau
lebih rendah, dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung
menyerupai hasil dengan cara expeller pressing, karena
sebagaian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi.
PROSES MEMPEROLEH PROSES PENGOLAHAN

MINYAK MENTAH / CRUDE OIL MINYAK MENTAH / CRUDE OIL


MECHANINAL EXPRESSION

PENGEPRESAN
HIDRAULIK

PENGEPRESAN BERULIR
MECHANINAL
EXPRESSION
Pengepresan merupakan suatu cara memperoleh minyak
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini
dilakukan memisahkan minyak dari bahan yang berkadar
minyak tinggi (30-70 persen). Pada pengepresan ini
diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau
lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan
tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan
penggilingan serta tempering atau pemasakan (Ketaren,
1986).
PROSES PENGOLAHAN CRUDE OIL
PROSES
PENGOLAHAN BIJI
(KERNEL STATION)
PEMURNIAN CRUDE
PALM OIL (CPO)
Tujuan utama proses pemurnian adalah
penghilangan rasa, bau, dan warna yang tidak
dikehendaki yang terdapat dalam minyak sawit
mentah (CPO). Proses pemurnian ini juga
diharapkan dapat memperpanjang masa simpan
minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan
sebagai bahan mentah dalam industri
(Ketaren,2005).
Proses Degumming
(penggumpalan)

Proses Bleaching
Pemurnian ( Refining)
(pemucatan warna)

Proses Proses Deodorizing


Pemurnian (penghilangan bau)

Proses Kristalisasi

Apa yang karyawan


Proses Fraksinasi
baru harapkan Proses pemisahan antara
olein dan stearin
PROSES DEGUMMING PROSES BLEACHING
Proses ini merupakan tahap awal dalam Proses bleaching bertujuan untuk
proses pemurnian. Proses degumming ini memisahkan substansi penghasil warna
bertujuan untuk menghilangkan gum yang sehingga warna CPO hasil bleaching
berupa getah atau lendir-lendir yang terdiri menjadi lebih pucat. Proses bleaching
dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, dilakukan dengan menambahkan bleaching
air, dan resin pada CPO dan mereaksikan earth pada minyak. Pigmen yang biasa
CPO dengan asam fosfat sehingga gum akan terdapat di dalam suatu minyak mentah ialah
terikat menjadi gumpalan- gumpalan caratinoid yang berwarna merah atau
kuning, chlorophillida dan phaephytin yang
berwarna hijau
PROSES DEODORIZING PROSES FRAKSIONASI
Proses Deodorizing bertujuan untuk Proses fraksionasi digunakan untuk
menghilangkan bau yang disebabkan memisahkan fraksi minyak yang cair
karena adanya kandungan aldehid, dari fraksi lemak yang padat. Proses
keton, dan asam lemak bebas yang ada fraksionasi terdiri atas kristalisasi suatu
dalam minyak melalui kondensasi pada fraksi yang menjadi padat pada
suhu tinggi. Minyak yang keluar dari temperature tertentu dan disusul dengan
tangki deodorizer disebut RBDPO pemisahan kedua fraksi itu. Fraksi yang
(Refined Bleached Deodorized Palm menjadi kristal adalah stearin dan yang
Oil) tetap cair adalah olein.
Produk yang Dihasilkan
Produk Utama Produk Samping

Stearin PFAD
Olein

Sumber:
alibaba.com
ilmubudidaya.com Blotong
Perbedaan Produk Hasil Proses Pemurnian

Sumber :
bakrie.co.id
1) Sintesis gliserol
Reaksi

2) Sintesis asam lemak

3) Kondensasi asam lemak dengan gliserol


PENYEBAB KETENGIKKAN MINYAK
Oksidasi Hidrolisa
Ketengikan karena oksidasi ini terjadi karena Ketengikan lemak dapat disebabkan oleh hidrolisa
oksidasi oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh lemak yang mengandung asam lemak jenuh
di dalam lemak. Oksidasi lemak dalam bahan berantai pendek. Asam lemak tersebut mudah
makanan menyebabkan penurunan kualitas dan menguap dan berbau tidak enak misalnya asam
nilai gizi serta asam lemak esensial. butirat, asam valerat, asam kaproat, dan ester
alifatis yaitu metil nonil keton.

Enzim
Enzim yang dapat menyebabkan ketengikan
adalah enzim peroksida. Di mana enzim peroksida
dapat mengoksidasi asam lemak jenuh pada ikatan
karbon atom , sehingga membentuk asam keton
dan menjadi metil keton.
Pengolahan Limbah

LAND PONDING SISTEM KOLAM


DENGAN
APPLICATIONS SYSTEM
ELEKTROKOAGULASI
Dampak Pencemaran

Perairan Satwa Liar Racun Lingkungan


Pertamina olah Minyak Nabati
Jadi Green Diesel D-100

PT Pertamina (Persero) mengolah Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO)
100 persen yang menghasilkan produk Green Diesel (D-100) mencapai 1.000 barrel per hari
di fasilitas eksisting Kilang Dumai. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan,
hadirnya inovasi yang menghasilkan produk green energy alias energi hijau tersebut telah
menjawab tantangan energi yang lebih ramah lingkungan. Ini sekaligus menjawab tantangan
penyerapan minyak sawit yang saat ini produksinya mencapai angka 42 hingga 46 juta metrik
ton dengan serapannya sebagai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sekitar 11,5 persen.
“Hal ini membuktikan bahwa secara kompetensi dan kapabilitas Pertamina pada khususnya
dan anak negeri pada umumnya memliki kemampuan dan daya saing dalam menciptakan
inovasi, terbukti bahwa kita mampu memproduksi bahan bakar reneawable yang pertama di
Indonesia dan hasilnya tidak kalah dengan perusahaan kelas dunia,” katanya melalui keterangan
tertulis, Rabu (15/7/2020). RBDPO adalah minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses
lebih lanjut sehingga hilang getah, impurities dan baunya. Uji coba pengolahan produksi yang
dilakukan pada 2-9 Juli 2020 tersebut merupakan uji coba ketiga setelah sebelumnya melakukan
uji coba mengolah RBDPO melalui co-processing hingga 7,5 persen dan 12,5 persen.
Pengolahan RBDPO menjadi D-100 di kilang Dumai, lanjutnya, dapat direaksikan dengan
bantuan katalis dan gas hidrogen untuk menghasilkan product green diesel.
“Katalis yang digunakan adalah Katalis Merah Putih yang produksi putra putri terbaik
bangsa di Pertamina Research and Technology Centre bekerja sama dengan Institut Teknologi
Bandung,” ujarnya. Pada saat yang bersamaan, di Kilang Plaju, Pertamina juga akan membangun
unit green diesel dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 barrel per hari. Dalam kesempatan
tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi Unit DHDT Refinery
Unit (RU) II Dumai, sekaligus menerima contoh produk D-100 dari Nicke. “Keberanian yang
diambil Pertamina ini luar biasa, prosesnya sejak tahun 2019 sampai hari ini juga sangat cepat.
Kita sama-sama bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan anak negeri dan Pemerintah akan
selalu mengawal Pertamina,”ucapnya.

Anda mungkin juga menyukai